Anda di halaman 1dari 12

KEBUDAYAAN SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

20.45 |

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Identitas Nasional bangsa adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bagsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang dimiliki ini maka setiap bangsa didunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut.
Berdasarkan hakikat pengertian Identitas Nasional bangsa sebagaimana
dijelaskan diatas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut
kepribadian suatu bangsa atau dapat diartikan sebagai sekolompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya.
Sehingga mempunyai persamaan watak dan karakter yang kuat untuk bersatu
dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
ketentuan Nasional. Jadi Identitas Nasional bangsa adalah sebuah kesatuan
yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah melimpah
darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistem hukum atau perundang
undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarakan profesi.
Contoh Identitas Nasional Bangsa meliputi segenap yang dimilki bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis,
sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia,
ideologi, agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Identitas Nasional pada hakikatnya juga merupakan manifestasi nilai nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan.
Suatu bangsa dengan ciri-cirinya khas. Dengan ciri ciri khas tersebut, suatu
bangsa berbeda dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam hiudup dan kehidupannya. Diletakkannya dalam konteks
Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang sudah tumbuh dan bekembang sebelum masuknya agama-agama
besar dibumi nusantara ini dlaam berbagai aspek kehidupan dari ratusan
suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhineka Tunggal
sebagai dasar dan arah pengembangan dalam kehidupan berbangsa dan
benegara.
1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Identitas Nasional ?
2.      Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?
3.      Apa yang dimaksud dengan kebudayaan sebagai pembentuk identitas
nasional ?
4.      Bagaimana kebudayaan bisa menjadi pembentuk identitas nasional ?

1.3         TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional.
2.      Untuk mengetahui maksud dari kebudayaan
3.      Untuk mengetahui maksud dari kebudayaan sebagai pembentuk
identitas nasional
4.      Untuk mengetahui  bagaimana kebudayaan bisa menjadi pembentuk
identitas nasional

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Identitas Nasional
Sebagai sebuah istilah, identitas nasional dibentuk oleh dua kata, yaitu
“identitas” dan “nasional”. Identitas (identity) yang dapat diartikan sebagai
ciri-ciri, tanda atau jati diri. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah
sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi
sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau Negara sendiri. Sedangkan
”nasional” dalam konteks pembahasan ini berarti kebangsaan (identitas
bangsa). Dengan demikian, identitas nasional dapat diartikan sebagai suatu
ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lainnya.
Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa
(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.Jadi, secara garis besar 
“Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang
memiliki ciri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan
nasional.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada
hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri
khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain
dalam kehidupannya”. Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktuall yang berkembang dalam masyarakat.
            Definisi Identitas nasional. Identitas nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian
yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tesebut. Demikian pula hal ini juga sangt ditentukan oleh proses
bagaimana bangnsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat
pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. 
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai Budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa
dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.  Diletakkan dalam
konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-
nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-
agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan bdari
ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka
Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2.2         Hakikat Identitas Nasional


Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan
kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD kita,
sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, bahasa,
mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normative diterapkan di
dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas
Nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus
menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinyaadalahidentitas
nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan
dalam bergagai kehidupan dan berbangsa. AKTUALISASI ini untuk
menegakkan pancasila dan uud 45 sebagaimana dirumuskan dalam
pembukaan uud 45 terutama alinea ke 4
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas
Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana
dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam pembukaan, khususnya
dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : “Pemerintah
memajukan Kebudayan Nasional Indonesia“ yang diberi penjelasan :
”Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung
sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia “.
Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah
disebutkan dalam Pasal 32
1.      Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memeliharra dan
mengembangkan nilai-nilai budaya.
2.      Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.

Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk


membina dan mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan
arahnya, terlepas dari apa dan bagaimana kebudayaan itu dipahami yang
dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari 166 definisi sebagaimana
dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952.

2.3         Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional


Pada hakikatnya, Identitas Nasional memiliki empat unsur, yaitu :
1.      Suku Bangsa : golongan social yang khusus yang bersifat askriftif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa, kuran lebih 360 suku.
2.      Agama : bangsa indonessia dikenal sebagai bangsa yang agamis. Agama-
agama yang berkembang di Indonesia antara lain agama Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde
Baru tidak diakui sebagai agama resmi Negara Indonesia namun sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi telah
dihapuskan.
3.      Kebudayaan : merupakan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang berisikan perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan
dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai pedoman
untuk bertindak dalam bentuk kelakuan dan benda -benda kebudayaan.
4.      Bahasa: merupakan usur komunikasi yang dibentuk atas unsur-unsur
bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar
manusia.
Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul Membangun
Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, keempat
unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan kembali menjadi 3
bagian :
1.      Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan Falsafah
Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
2.      Indetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu Kebangsaan.
3.      Indetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya dan kepercaraan (agama).

2.4         Parameter Identitas Nasional


Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat
digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi cirri khas suatu bangsa.
Sesuatu yang  diukur  adalah unsure suatu identitas seperti kebudayaan yang
menyangkut norma, bahasa, adat istiadah dan teknologi, sesuatu yang alami
atau cirri yang sudah terbentuk seperti geografis. Unsur-unsur pembentuk
identitas nasional berdasarkan ukuran parameter sosiologis adalah suku
bangsa, kebudayaan, dan bahasa maupun fisik seperti kondisi geografis.
Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mencari ciri atau identitas
nasional biasanya mempunyai indicator sebagi berikut :
1.     Identitas nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui
aktivitas masyarakat sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adat istiadat,
tata kelakuan, dan kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan
gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang bersumber dari
adat-istiadat dan tata kelakuan.
2.     Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Lambang – lambang Negara ini
biasanya dinyatakan dalam undang-undang seperti Garuda Pancasila,
bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3.      Alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
seperti bangunan, teknologi, dan peralatan manusia. Identitas yang berasal
dari alat perlengkapan ini seperti bangunan yang merupakan tempat ibadah,
peralatan manusia, dan teknologi.
4.      Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari
tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi
dalam bidang tertentu, seperti di Indonesia dikenal dengan bulu tangkis.

2.5         Struktur Pembentuk Identitas Nasional


Ada beberapa unsur pembentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu
1.    Wilayah Geografis
Wilayah geografi Indonesia secara historis adalah wilayah yang semula
menjadi wilayah kekuasaan dua kerajaan yakni Sriwijaya dan Majapahit,
meliputi seluruh wilayah nusantara sebagian thailand, Malaysia, Singapura,
sampai ke Filipina. Ketika bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi bangsa
yang merdeka, bersatu berdaulat, secara politik para pendiri negara
menetapkan bahwa wilayah geografi yang menjadi identitas negara Indonesia
adalah seluruh wilayah nusantara yang meliputi seluruh bekas jajahan
Belanda.
2.    Suku Bangsa
Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang
majemuk (aneka ragam). Majemuk atau anekaragamnya suku bangsa
dimaksud adalah terlihat dari jumlah suku bangsa lebih kurang 300 suku
bangsa dengan bahasa dan dialek yang berbeda. Populasinya menurut data
BPS tahun 2003 adalah berjumlah 210 juta jiwa. Dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya atau 50% adalah suku etnis jawa. Sisanya adalah
suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia di luar Jawa, seperti; suku
makassa-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%), dan suku-
suku lainnya. Sedangkan suku bangsa atau etnis tionghoa hanya berjumlah
2,8% tetapi menyebar ke seluruh wilayah bangsa Indonesia dan mayoritas
mereka bermukim di perkotaan.
Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa
askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa askriptif adalah suku bangsa
yang sudah ada diwilayah geografi nusantara, sedangkan kelompok migran
adalah mereka yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan setia
terhadap pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi dan dasar
negara. Kelompok migran di Indonesia meliputi migran Asia (Tionghoa, Arab,
dan India), migran dari Eropa (Belanda, Jerman, Itali), migran dari Amerika
(kanada, Amerika serikat), migran dari Afrika (Mesir, Nigeria). Oleh karena
itu, bangsa Indonesia terbentuk dari ras dan suku bangsa yang majemuk,
sebagian besar termasuk suku bangsa askriptif. Secara keseluruhan, di
Indonesia terdapat lebih kurang 300 suku bangsa dengah bahasa dan dialek
yang berbeda
3.    Agama
Agama menjadi unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan realitas
bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar
bersama-sama membangun hubungan yang rukun antar umat seagama dan
antar umat beragama. Bagi bangsa Indonesia, kemajemukan dalam beragama
merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib disyukuri dan
dikelola secara wajar. Sebagai upaya mencegah resiko konflik antar umat
beragama diantaranya  adalah saling mengakui secara positif  keberadaan
agama dan para pemeluk serta saling menghormati prinsip satu sama lain
4.    Bahasa
Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa
Indonesia berawal dari bahsa melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang
mendiami kepulauan nusantara, bahasa melayu telah menjadi bahsa
penghubung (linguafranca) jauh sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya
sebagai bahasa penghubung itulah bahasa melayu kemudian ditetapkan oleh
para pemuda dari sabang sampai merauke sebagai bahasa persatuan dalam
ikrar Sumpah Pemuda.
5.    Sejarah
Sejarah paham kelahiran nasionalisme :
a.       1908 Budi Oetomo berbasis sub kultur Jawa
b.      1911 Sarikat Dagang Islam kaum entrepeneur islam bersifat ekstrovert  
dan politis 
c.       1912. Muhammadiya dari subkultur Islam modernis bersifat introvert
dan sosial
d.  1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, yang mencerminkan
elemin politis nasionalisme non rasial dengan selogan “ Tempat Yang
Memberi Nafkah Yang Menjadikan Indonesia Sebagai Tanah Airnya”
e.       1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan
nasionalisme politik radikal dan berorientasi marxist.
f.       1915. Trikoro Dharmo sebagai emberio yong java
g.      1918 Yong Java
h.      1925. Manifisto Politik
i.        1926. Nahdatoel Oelama (Nu) Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama serta
pergerakan lain seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes
yang melahirkan pergerakan nasionalisme yang berjati diri Indonesia
j.        1928 . Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
k.      1931. Indonesia Muda

2.6         Kebudayaan dan Identitas Nasional


Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi
daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung
sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia. Sebagai komitmen nasional, dan secara kon
stitusional  menjadi dasar dan arah pengembangan kebudayaan dan sekaligus
juga bagi pengembangan identitas nasional.

2.7         Kebudayaan sebagai pembentuk identitas nasional


Kebudayaan menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional karena
realitas bahwa kebudayaan yang dipelihara dan berkembang didalam
lingkungan setiap suku bangsa berisi nilai nilai dasar yang secara kolektif
digunakan oleh para pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan serta digunakan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan
bertindak sesuai dengan lingkungan yang diahapi.
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi
3 unsur, yaitu: akal budi, peradaban (civility) dan pengetahuan (knowledge)
1.      Akal Budi
Akal budi adalah sikap dan perilaku yang di    miliki oleh bangsa Indonesia
dalam interaksinya antara sesama (horizontal) atau secara sebaliknya
(vertikal).
2.      Peradaban
3.  Dapat dilihat dari beberapa aspek meliputi aspek ideologi (sila-sila dalam
pancasila), politik (demokrasi langsung dalam pemilu langsung presiden dan
wakil presiden serta kepala daerah tingkat I dan II kabupaten/kota, ekonomi
(usaha kecil dan koperasi), dan sosial (semangat gotong royong adalah sikap
ramah tamah, murah senyum, setia kawan).
4.      Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi:
a.       Prestasi anak bangsa dalam bidag olahraga bulutngkis sedunia,
b.      Karya anak bangsa dalam bidang teknologi pesawat terbang,
c.       Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut,
d.      Prestasi Anak Bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade Fisika dan
Kimia.
Kebudayaan yang berkembang di Indonesia mestinya selaras dengan nilai-
nilai Identitas Nasional antara lain:
1.  Berdasar atas nilai-nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan,
permusyawaratan, dan keadilan (Pancasila)
2.      Menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan.
3.    Tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa.
4.      Mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.

2.8         Keterkaitan Globalisasi terhadap Identitas Nasional


Era Globalisasi merupakan era yang penuh dengan kemajuan dan persaingan,
sedangkan Identitas Nasional sebuah bangsa merupakan hal yang sangat
diperlukan untuk memperkenalkan sebuah bangsa atau Negara dimata dunia.
Dengan adanya Globalisasi, identitas sebuah bangsa dan Negara dapat mudah
dikenalkan dimata internasional atau juga identitas tersebut mudah
tenggelam karena terpengaruh oleh bangsa dan Negara lain. Perlu kita sadari,
bangsa Indonesia yang kita cintai ini sedang mengalami krisis identitas
nasional yang sangat membahayakan bagi nilai – nilai dasar Identitas bangsa
Indonesia itu sendiri. Letak Negara Indonesia yang sangat setrategis
merupakan hal yang sangat mempengaruhi terjaga atau tidak kelangsungan
Identitas bangsa Indonesia. Globalisasi yang terus berkembang pesat
membuat nilai-nilai budaya bangsa Indonesia mulai terkikis oleh budaya-
budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia seperti
halnya budaya berpakaian. Kebaya dan batik yang merupakan salah satu
identitas bangsa Indonesia yang berupa pakaian, kini mulai hilang dari
kehidupan bangsa Indonesia karena tergantikan oleh pakaian yang bersifat
kebarat - baratan. Tidak hanya itu saja, masyarakat Indonesia yang dulunya
terkenal sebagai orang – orang yang ramah, kini mulai terpengaruh terhadap
era globalisai yang memiliki sifat “persaingan” yang sangat tinggi yang
menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakt semakin meningkat.

2.9         Pancasila Sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional


Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan
internasional. Tanpa national identity, maka bangsa tersebut akan terombang-
ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-
62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya menghidupkan kembali
identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiri dari
empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus
dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman
hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai, Pancasila tidak perlu direduksi
menjadi slogan sehingga seolah tampak nyata dan personalistik. Slogan
seperti “Membela Pancasila Sampai Mati” atau“ Dengan Pancasila Kita
Tegakkan Keadilan” menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis
atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrument tujuan. Akibatnya,
kekecewaan bisa mudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi
pantulan realitas kehidupan masyarakat.
Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka
secara otomatis akan tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat,
pencapaian cita- cita, seperti kehidupan rakyat yang adil dan makmur,
misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan demikian, kita lebih leluasa
untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.
Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain 
yang dilakukan untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide
adalah mencari maskot. Meski dalam hal ini ada pandangan berbeda karena
dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu sendiri,
namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti
alur pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong
Royong. Mungkin inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi
kebudayaan guna penerapan Pancasila. Pendeknya, ketika orang enggan
menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat dijadikan
maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.
Mencari maskot. Meski dalam hal ini ada pandangan berbeda karena dengan
memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu sendiri, namun dari
sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti alur pikir
Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong.
Mungkin inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna
penerapan Pancasila. Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan
membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat dijadikan maskot dalam
rangka revitalisasi Pancasila.

 BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam kesempatan kali ini penyusun ingin menegaskan bahwa diera
Globalisasi seperti sekarang ini Identitas Nasional merupakan hal yang harus
diperhatikan, karena Identitas Nasional merupaka hal yang membuat
bertahan atau tidaknya ciri khas dan karakteristik suatu bangsa yang
seharusnya menjadi kebanggan bangsa itu sendiri karena, Identita Nasional
merupakan salah satu senjata untuk bersaing kearah yang lebih positif diera
Globalisasi ini.

3.2. Saran
Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari sempurna, karena di dunia ini
tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan
teman-teman sangat kami harapkan, agar terciptanya makalah yang lebih baik
di kemudian hari.

 DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/61589348/16/Unsur-Pembentuk-Identitas-
Nasional

http://binsangadjitar.wordpress.com/2010/03/09/identitas-nasional
kewarganegaraan/

Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan


Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University
Press 2009; Yogyakarta.

http://kewarganegaraan.wordpress.com/2007/11/30/memerangi-
pengikisan-identitas-nasional/

Anda mungkin juga menyukai