Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

HAKEKAT DAN TANTANGAN KWN UNTUK MASA DEPAN


BANGSA NEGARA SERTA NILAI DAN NORMA
KONSTITUSIONAL UUD RI 1945
MK: Pendidiakn Kewarganegaraan dan Anti Korupsi
Dosen Pembimbing: Rendi Dwipa, SE., M.Ak

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Wahyu Adi Saputra
2. Tedi Saputra
3. Novian Halim
4. Hanis Sulatari
5. Ade Erni Anggraini

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI


2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Hakekat dan Tantangan KWN untuk
Masa Depan Bangsa”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak
Rendi Dwipa, SE., M.Ak pada bidang mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dan Anti
Korupsi. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
mahasiswa lainnya tentang hakekat dan tantangan KWN untuk masa depan bangsa.

Penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Rendi Dwipa,


SE.,M.Ak selaku dosen MK pendidikan kewarganegaraan dan anti korupsi. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang
diberikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan masih melakukan banyak


kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Bulian, 20 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Hakekat dan Tantangan KWN Untuk Masa Depan Bangsa Negara.........................3
2.1.1 Pengertian Kewarganegaraan.....................................................................3
2.1.2 Tantangan Kewarganegaraan Untuk Masa Depan Bangsa Negara............4
2.2 Konstitusional Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 dan
Konstitusionalitas per UU di bawah UUD 1945...................................................4
2.2.1 Konsep dan urgensi konstitusi dalam berbangsa-negara indonesia...........4
2.2.2 Perlunya konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara indonesia...........5
2.2.3 Sumber historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi dalam
kehidupan berbangsa-negara indonesia.................................................................5
2.2.4 Dinamika dan tantangan konstitusi dalam kehidupan berbangsa-
negara indonesia....................................................................................................6
2.2.5 Esensi dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa-negara............7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewarganegaraan sangan wajib dimiliki oleh setiap warga negara
yang hidup, tinggi, dan melakukan semua aktifitasnya disutau negara.
Setiap warga negara akan memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama sebagai warga negara. Setiap orang haruslah terjamin haknya untuk
mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya “starless” atau tidak berkewarganegaraan.
Negara tidak membolehkan seseorang memiliki dua status
kewarganegaraan, termasuk negara Indonesia. Oleh karena itu diperlukan
perjanjian kewarganegaraan antaranegara modern untuk menghindari status
dwi kewarganegaraan.
Sebagai warga negara wajib membina hak dna kewajiban yang
telah diatur dalam UUD 1945 dengan baik. Tujuan agar generasi muda
menjadi warga negara yang baik. Indonesia telah mewajibkan untuk
mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan di lima status, pertama sebagai
mata pelajaran disekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan
sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai
program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran
Pedoman Penghayatan atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh
Pemerintah sebagai satuan crash program. Kelima, sebagai kerangka
konseptual dalam pemikiran individual dan kelompok pakar terkait.
Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan generasi muda bahwa
semangat perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental spiritual telah
melahirkan keluatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik,
sedangkan dalam menghadapi globalisasi merupakan perjuangan non fisik
sesuai dengan profesi masing-masing.
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketatanegaraan.1 Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya
konstitusi yang mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis
yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis.
Konstitusi merupakan dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di
dalamnya terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan
mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power) dalam
penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum
fundamental negara, sebab konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang
nantinya akan menjadi acuan bagi lahirnya aturan-aturan hukum lain yang
ada dibawahnya.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Agar dapat lebih memahami tentang hakikat kewarganegaraan.
2. Mengetahui tantang kewarganegaraan untuk masa depan bangsa
negara.
3. Lebih meningkatkan pengetahuan tentang konstitusi.
4. Lebih mengetahui tentang UUD 1945.
5. Menyadarkan setiap warga negara akan hukum yang berlaku.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakekat dan Tantangan Kewarganegaraan Untuk Masa Depan Bangsa


Negara
2.1.1 Pengertian Kewarganegaraan
Menurut bahasa, memiliki arti anggota, perserta atau warga dari suatu
perkumpulan organisasi. Jadi, warga negara adalah warga atau anggota dari
suatu negara. Sering dijumpai kata warga negara, warga desa, warga
masyarakat, warga kota, sebagai arti anggota atau peserta. Secara sederhana
dapat disimpulakn arti warga negara adalah anggota dari suatu negara.
Istilah warga negara merupakan terjemahan kata “citizien” yang memiliki
makna, sebagai:
a. Warga negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Orang setanah air, sesama penduduk atau sesama warga negara
d. Bawahan atau kawula
Pada masa lalu, dipakai istilah kawula negara (misalnya zaman Hindia
Belanda) yang menunjukkana hubungan yang tidak sederajat dengan negara.
Istilah kawula memberi arti Bahwa warga negara hanya sebagai obyek atau
milik negara. Sekarang istilah warga negara sering digunakan untuk
menunjukkan hubungan yang sederajat antara warga dan negaranya.
Pengertian kewarganegaraan menurut UUD 1945 No. 62 Tahun 1985
tentang kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan dengan suatu negara
yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang
yang bersangkutan.
Pengertian kewarganegaraan dalam arti sosiologi adalah seseorang dapat
dipandang negara sebagai warga negaranya sebab penghayatan hidup, ikatan
emosional dan juga tingkah laku yang dilakukan menunjukkan bahwa orang
tersebut sudah seharusnya menjadi anggota negara itu. Namun dari sudut
pandang hukum orang tersebut tidak memiliki bukti ikatan hukum dengan
negara.
Pengertian kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan tempat
kewarganegaraannya, dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan
berada pada hukum politik.
Pengertian kewarganegaraan dalam arti materil menunjuk pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu hak dan kewajiban sebagai bagian
dari warga negara.

3
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seorang dalam kontrol satuan
politik tertentu (secara khusus: negara), yang membedakannya adalah hak-hak
untuk aktif dalam perpolitikkan. Adanya kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara. Juga dimungkinkan untuk
memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

2.1.2 Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Masa Depan Bangsa Negara


Saat ini, negara sedang berkoar-koar tentang pembentukan karakter dan
penerapan rasa nasionalisme yang lebih nyata disetiap lini kehidupan
masyarakat, Khususnya dibidang pendidikan. Lebih utama lagi dibidang
pendidikan kewarganegaraan. Tantangan mengajar pendidikan
kewarganegaraan di era mileniak saat ini butuh usaha keras. Justru tantangan
tersebut bukan datang dari materi atau kurikulum pendidikan kewarganegaraan
itu sendiri. Melainkan dari kualitas sumber daya manusia yang kompeten, yaitu
guru atau dosen.
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Selanjutnya, pendidikan kewarganegaraan dilingkup sekolah juga
mengembangkan msisi sebagai pendidikan bela negara, pendidkan
multikultural, pendidikan leingkupan hidup, pendidikan hukum, dan
pendidikan anti korupsi.
Di jaman yang serba digital ini, akan lebih mudah mengajarkan ilmu dan
materi pendidikan kewarganegaraan dengan sarana internet. Segala sumber,
contoh-contoh kasus, infografis, link, kejadian  nyata, atau bahkan sekedar
tayangan mendidik dan menarik akan membuat  anak didik lebih menghayati.

2.1 Konstitusional Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 dan


Konstitusionalitas per UU di bawah UUD 1945
2.2.1 KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM BERBANGSA
NEGARA INDONESIA
Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa
Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan
istilah constitutio, dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution, dalam
bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam bahasa Jerman dikenal
dengan istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah
masyrutiyah (Riyanto, 2009). Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk,
pembentukan. Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk
suatu negara. Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan-

4
mengenai suatu negara atau dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung
permulaan dari segala peraturan mengenai negara (Prodjodikoro, 1970),
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara
(Lubis, 1976),88 dan sebagai peraturan dasar mengenai pembentukan negara
(Machfud MD, 2001). Dan untuk mengetahui urgensi itu kita harus terlebih
dahulu mengetahui fungsi dari konstitusional.
2.2.2 PERLUNYA KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
NEGARA INDONESIA
Setiap negara harus memiliki konstitusi karena konstitusi merupakan
tonggak awal terbentuknya suatu negara. Konstitusi menjadi peyelenggaraan
bernegara. Oleh karena itu konstitusi menempati posisi penting dan straegis
dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Negara konstitusional tidak
cukup hanya memiliki konstitusi, tetapi juga negara tersebut harus menganut
gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme merupakan gagasan
bahwa konstitusi suatu negara harus mampu memberi pembatasan kekuasaan
pemerintahan, serta memberi perlindungan dan jaminan pada hak-hak dasar
warga negara. Suatu negara yang memiliki konstitusi, tetapi isinya
mengabaikan dua hal diatas maka ia bukan negara konstitusional.
Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang efektif bahwa kekuasaan
pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak
dilanggar. Oleh karena itu, satu negara demokrasi harus memiliki dan berdasar
pada konstitusi, apakah itu tertulis maupun tidak tertulis, namun tak semua
negara yang memiliki konstitusi itu bersifat konstitusionalisme.
2.2.3 SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIK TENTANG
KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA-NEGARA
INDONESIA
Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan
sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi
membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan.

Dari pandangan ini, dapat dipahami, mengapa manusia dalam bernegara


membutuhkan konstitusi. Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis”
bagaikan serigala. Hingga timbul adagium homo homini lupus (man is a wolf
to [his fellow] man), artinya yang kuat mengalahkan yang lemah. Lalu timbul
pandangan bellum omnium contra omnes: perang semua lawan semua. Hidup
dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusiauntuk membuat
perjanjian antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unionis.
Selanjutnya timbul perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada
penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum
subjectionis.

5
Oleh karena itu konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan
dalam negara. Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu
di antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim,
1988). Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggap sebagai organisasi kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menentapkan bagaimana kekuasaan
dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsitusi menentukan cara-cara bagaimana
pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan menyesuaiakan diri satu sama lain
serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.
Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
Jika kita mengartikan konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen
atau seperangkat dokumen, maka Kerajaan Inggris tidak memiliki konstitusi
yang termuat dalam satu dokumen tunggal. Inggris tidak memiliki dokumen
single core konstitusional. Konstitusi Inggris adalah himpunan hukum dan
prinsip- prinsip Inggris yang diwujudkan dalam bentuk tertulis, dalam undang-
undang, keputusan pengadilan, dan perjanjian. Konstitusi Inggris juga
memiliki sumber tidak tertulis lainnya, termasuk parlemen, konvensi
konstitusional, dan hak-hak istimewa kerajaan. Oleh karena itu, kita harus
mengambil pengertian konstitusi secara luas sebagai suatu peraturan, tertulis
maupun tidak tertulis, yang menentukan bagaimana negara dibentuk dan
dijalankan. Jika demikian Kerajaan Inggris memiliki konstitusi. Negara
tersebut bukan satu-satunya yang tidak memiliki konstitusi tertulis. Negara
lainnya di antaranya adalah Israel dan Selandia Baru.

2.2.4 DINAMIKA DAN TANTANGAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA-NEGARA INDONESIA

Konstitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah Undang-


Undang Dasar 1945 yang berlaku mulai 5 Juli 1959, dimana kontitusi ini
termasuk dalam konstitusi tertulis.

Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4 tahun mulai 18
Agustus 1945 - 27 Desember 1949 namun ditahun terakhir konstitusi berubah
dan ditetapkan menjadi UUD RIS yang berjalan sampai 17 Agustus 1950.
Perubahan yang terbilang cukup singkat ini dilatarbelakangi oleh agresi militer
Belanda yang mengharuskan mengubah bentuk negara dari Presidensil menjadi
pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah konstitusi
negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer yang
menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala
Pemerintahan.

6
2.2.5 ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA-NEGARA
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh
karena itu Setiap konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :
a. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan
politik
b. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan
menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka,
sehingga tidak terdapat kekuasaan yang semena – mena.
c. Untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk
menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.
d. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan
pemerintahan. Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara, maka akan diperlukan konstitusi.
e. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran)
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, juga merupakan ide-ide dasar
yang digariskan penguasa negara untuk mengemudikan suatu negara.
f. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada
diantara lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan
kewajiban pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan pemerintah agar
tidak sewenang-wenang dalam bertindak.

Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan


bahwa tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan
dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya
kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan
arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi, pada
hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan
negara dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

7
BAB III
PENTUPAN

3.1 Kesimpulan
Setelah menelaah pemahaman dari pendidikan kewarganegaraan, maka dapat kami
simpulakn bahwa pendidikan kewarganegaraan berorienrtasi pada penanaman konsep
kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari-hari. Adapun harapan
yang ingin dicapai setelah pengajarin pendidikan kewaganegaraan ini, maka akan
didapatkan generasi cerdas yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan dalam sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara
pendidikan kewarganegaraan Indonesia untuk masa depan sangat di tentukan oleh
pandangan bangsa Indonesia, eksitensi konstitusi negara, dan tuntutan dinamika
perkembangan bangsa.
Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan mempunyai hakikat yaitu upaya sadar
dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Yang dimaksud dengan konstitusi adalah suatu kerangka yang diorganisasikan
melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan
mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya. Konstitusi menurut pandangannya merupakan
kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan
lembaga-lembaga yang tetap, dan yang menetapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari
lembaga permanen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai