Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ASAS DAN KEWARGANEGARAAN

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu

Delfani Febryana Lubis, S.H, M.Hum

Disusun Oleh:

Daniel Royhan Suhega Harahap

Dwi Kurnia Putra

Fredy Noor

Tri Haryo Agung

Yolanda Kitty Sastria

Zatria Muhammad

Zulnandi Zidan Lubis

Fakultas Teknik Universitas Medan Area

2020/2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asas dan Kewarganegaraan”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
“Asas dan Kewarganegaraan”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi perbaikan dari kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Medan, 19 Oktober 2020

Kelompok 5

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan.....................................................................2
B. Asas-Asas Kewarganegaraan.....................................................................................................2
C. Tata Cara Permohonan Pewarganegaraan................................................................................3
D. Masalah Kewarganegaraan........................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
Kesimpulan......................................................................................................................................11
Saran................................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai Warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah
terjamin haknya dan mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari
kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang
bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua status
kewarganegaraan sekaligus. Itulah sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara
negara-negara modern untuk menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut oleh karena
itu disamping pengaturan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses
pewarganegaraan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih
sederhana, yaitu melalui regristrasi biasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian warga Negara dan kewarganegaraan?
2. Apa sajakah asas-asas kewarganegaraan?
3. Bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan?
4. Apa saja masalah kewarganegaraan?

C. Tujuan Makalah
1. Agar dapat mengetahui pengertian warga Negara dan kewarganegaraan.
2. Agar dapat mengetahui asas-asas kewarganegaraan.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan.
4. Agar dapat mengetahui masalah kewarganegaraan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


Warga negara adalah semua orang yang secara hukum merupakan anggota resmi dari
suatu negara tertentu. Warga negara bisa berupa warga negara lokal atau warga negara asing
di sebuah negara. Definisi warga negara pun memiliki banyak perbedaan karena tiap negara
juga memiliki konsep dan asas kewarganegaraan yang berbeda-beda.1

Kewarganegaraan secara umum adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan warga
negara dengan negara. Dalam bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata
citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara
dengan warga negara.

B. Asas-Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang
dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada umumnya asas dalam
menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu:2

1. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan


berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya, seseorang dilahirkan
dinegara A, sedangkan orangtuanya berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah
warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan dimana anak itu lahir.
2. Asas ius soli (asas kedaerahan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
Berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang dilahirkan di negara
sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah warga negara
B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh
kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi patokan adalah tempat
kelahirannya.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan dibeberapa negara, baik yang


menerapkan azas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan status
kewarganegaraan seseorang penduduk, yaitu:

1
Buku pendidikan kewarganegaraan “pusat studi pemberdayaan rakyat dan transformasi sosial”.
2
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan “kedudukan warga negara dan penduduk indonesia”.

2
a. Apatride.
Yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan,
Misalnya, seorang keturunan bangsa B yang menganut azas ius soli lahir di negara B yang
menganut azas ius sanguinis. Maka orang tersebut tidak menjadi warga negara A dan juga
tidak dapat menjadi warga negara B. Dengan demikian orang tersebut tidak mempunyai
kewarganegaraan.

b. Bipatride.

Yaitu adanya seseorang pendudukan yang memiliki dua macam kewarganegaraan sekaligus
(kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang keturunan bangsa B yang menganut azas
ius sanguinis lahir di negara A yang menganut azas ius soli. Oleh karena ia keturunan bangsa
B, maka ia dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap dia
warga negaranya, karena berdasarkan tempat kelahirannya
Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara lazim
menggunakan dua stelsel, yaitu :
a. Stelsel aktif.
Yaitu seseorang melakukan tindakan hukum tertentu (hak opsi), misalnya dengan cara
“naturalisasi”.
c. Setelsel pasif.
Yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan
tindakan hukum tertentu (repudiasi), misalnya dengan cara “naturalisasi istimewa”.

C. Tata Cara Permohonan Pewarganegaraan


Dalam hubungannya dengan negara status warga negara sangatlah penting dalam kehidupan
setiap orang karena negara memberikan jaminan secara hukum terhadap warga negaranya,
hal ini dilakukan karena mengingat bahwa yang menjadi negara tidak hanya yang ada di
wilayah negara tetapi bisa juga berada di luar wilayah negara tersebut.

Dalam asas kewaganegaraan dijelaskan bahwa “status hak-hak dan kewenangannya tetap
melekat dimana pun ia berada, jadi jika ia merantau ke luar negeri maka hukum yang berlaku
atau yang digunakan ialah hukum nasionalnya dan umumnya hukum yang merupakan bagian
dari hukum kekeluargaan, misalnya 3

3
Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan” kajian yuridis undang-undang nomor 12 tahun 2006
87-92”

3
 88 LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN:
1410-8771. Volume. 16, Nomor 2, hal 83-97 Kajian Yuridis Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia peraturan mengenai hubungan
anak dan orang tuanya, mengenai kedudukan anak di bawah umur mengenai
perwalian, mengenai kemampuan dan ijin menikah dll (Sudargo, 1992,22). Untuk
mendapat jaminan terhadap hukum supaya hak-haknya serta kewenangannya terjamin
maka orang tersebut harus manjadi warga negara dari suatu negara yang memiliki
peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dan ditaati. Hal ini dimaksudkan karena
adanya perbedaan antara warga negara dengan bukan warga negara megenai hak dan
kewajibannya. Supaya lebih mudah maka dijelaskan bagaimana syarat-syarat mejadi
warga negara serta cara meperoleh suatu kewarganegaraan, dalam hal ini adalah
Indonesia yang disesuaikan dengan UndangUndang No. 12 tahun 2006 dan sebagai
perbandingan maka di lihat juga UndangUndang No. 62 tahun 1958 supaya terlihat
perbedaanya. Menurut Suprapto, (Dkk; 2007)
Ada beberapa cara untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia antara lain :

1. Karena Kelahiran Dasar ini digunakan karena undang-undang menganggap


selalu ada hubungan huku kekeluargaan antara anak dan ibu, dasar kelahiran di dalam
wilayah wilayah Republik Indonesia menurut undang-undang ditepuh sebagai dasar
memperoleh kewarganegaraan RI dan dipakai untuk menghindarkan adannya orang
tanpa kewarganegaraan yang lahir diwilayah Republik Indonesia.

2. Karena Pengangkatan Pengangkatan yang dimaksud adalah pengagkatam anak


(adopsi), dalam hal ini adalah anak orang asing yang diangkat oleh orang tua
berkewarganegaraan Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal 5 ayat (2) bahwa anak
warga negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah
sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai warga negara Indonesia.

3. Karena Pewarganegaraan atau Naturalisasi Permohonan pewarganegaraan dapat


diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang
No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan yaitu pada pasal 9 dan mengenai tata
cara dalam proses pewarganegaraan diatur dalam pasal 10 ayat (1,2), pasal 11, pasal
12 ayat (1,2), pasal 13 ayat (1,2,3,4), pasal 14 ayat (1,2,3,4) , pasal 15 (1,2,3), pasal
4
16, pasal 17, pasal 18 ayat (1,2) Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia No. 12
tahun 2006. Menurut UU No.12 tahun 2006 .
syarat untuk permohonan pewarganegaraan sebagai berikut :
a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling sngkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut.
c. Sehat jasmani dan rohani. 89 LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan ISSN: 1410-8771. Volume. 16, Nomor 2, hal 83-97 Kajian
Yuridis Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana penjara 1 (satu)
tahun atau lebih.
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
kewarganegaraan ganda.
g. Mempunyai pekerjaan atau berpenghasilan tetap.
h. Membayar uang pewarganegaraan pada kas Negara Jika dibandingkan dengan UU
No. 62 tahun 1958 .
ada beberapa perbedaan dan untuk dapat lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut
syarat-syarat pewarganegaraan yang meliputi (Kansil,1979:103):
a. Sudah berumur 21 tahun;
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling sngkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
c. Apabila ia seorang laki-laki yang sudah kawin, ia perlu madapat pesetujuan dari
istrinya;
d. Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan tentang sejarah
Indonsia, serta tidak pernah dihukum karena melakukan suatu kejahatan yang
merugikan RI;
e. Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;
f. Bersedia membayar kepada Kas Negeri uang sejumlah antara Rp.500,- sampai Rp.
10.000,-, bergantung kepada penghasilan tiap bulan;
g. Mempunyai mata pencaharian yang tetap;

5
h. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain, atau pernah kehilangan kewarganegaraan
Republik Indonesia.
Menurut undang-undang ini permohonan pewarganegaraan dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Permohonan diajukan secara tertulis dan bermeterai kepada Menteri Kehakiman
melalaui Pengadilan Negeri atau perwakilan RI di tempat tinggal pemohon tinggal;
b. Permohonan harus harus ditulis dalam bahasa Indonesia, serta bersama dengan
permohonan itu harus disampaikan bukti-bukti tentang umur, pesetujuan dari isteri,
kecakapan berbahasa Indonesia dan lain-lain. Selanjutnya Menteri Kehakiman dapat
mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan itu. Jika permohonan itu
diterima, maka pemohon harus mengucapkan sumpah atau janji setia di muka
Pengadilan Negeri. Dan Menteri Kehakiman mengumumkan pewarganegaraan itu
dengan menempatkan keputusannya dalam Berita Negara. Jika permohonan itu
ditolak, maka pemohon dapat mengajukan kembali permohona itu.

4. Karena Persyaratan Memilih 90 LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN: 1410-8771. Volume. 16, Nomor 2, hal 83-97
Kajian Yuridis Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Indonesia Dalam undang-undang ini, status kewarganegaraan RI terhadap anak
berakibat ganda setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin anak
tesebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya pernyataan
tersebut dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan
dokumen sebagaimana ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan. Dengan
waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin.

5. Lain-lain Mengingat dengan berkembangnya kemajuan dan teknologi sehingga


membuat membuat orang mejadi lebih kreatif dan lebih berkompeten dalam segala
bidang dan teknologi sehingga hasil dari semua itu membuat bangsa lain semakin
maju dan membawa harum bagi negara bersangkutan sehingga orang tersebut
mendapat prestasi yang diraihnya serta jasanya kepada negara tersebut sehingga
mendapat kewarganegaraan kehormatan dari negara tersebut (sesuai dengan pasal 20),
seperti yang dialami oleh Paul Hidings yang berkewarganegaraan Belanda sebagai

6
pelatih sepak bola dari negara Korea Selatan yang sampai masuk babak semi final
kejuaraan dunia.
Selanjutnya dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 menjelaskan bahwa pria atau
wanita WNA yang menikah dengan WNI diberi kesempatan untuk menjadi warga
negara Indonesia dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain :
a. Pada saat yang bersangkutan megajukan permohonan, dia telah menikah secara sah
dengan perempuan WNI;
b. Pada waktu mengajukan permohonan dia sudah bertempat tinggal di Indonesia
paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun (tidak
berturut-turut); c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dia tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda; (dia harus melepaskan kewarganegaraan dari negara
asalnya)
g. Mempunyai pekerjaan dan/ atau berpenghasilan tetap;
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas dan penduduknya yang tersebar
diseluruh plosok bahkan berada di daerah yang sangat terpecil (pedalaman) dan ada
kemugkinan juga ada WNA yang menikah dengan WNI yang pada akhirnya menetap
di wilayah atau daerah tersebut yang jauh dari pusat kota atau pemerintahan, melihat
kenyataan tersebut apakah harus mengantarkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan
kepada menteri yang ada di Jakarta jika ingin mejadi warga negara 91
LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN:
1410-8771. Volume. 16, Nomor 2, hal 83-97 Kajian Yuridis Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia Indnesia? tentunya tidak seperti
itu, menurut UU ini pemohon tidak harus ke Jakarta karena wewenang untuk
menerima permohonan diberikan kepada petugas daerah dalam hal ini adalah petugas
di kantor keimigrasian.
Prosedurnya untuk melakukan permohonan meliputi (Libertus, 2006:22) :
a. Permohonan pewarganegaraan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di
atas kertas bermeterai cukup.

7
b. Surat permohonan ditujukan kepada Presiden melalui Meteri.
c. Berkas permohonan disampaikan kepada pejabat.
d. Menteri meneruskan permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden
dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak permohonan itu diterima.
e. Kepada pemohon ditetapkan biaya pewarganegaraan yang besarnya akan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. (peraturan pemerintah tersebut belum
ditetapkan. Menurut UU ini peraturan pelaksanaannya harus ditetapkan paling lambat
enam bulan setelah UU ini berlaku.
f. Presiden punya hak untuk mengabulkan atau menolak permohonan
pewarganegaraan tersebut.
g. Apa bila permohonan dikabulkan maka presiden menetapkan Keputusan Presiden
yang ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak permohonan diterima
oleh menteri dan diberitahukan kepada pemohon paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak Keputusan Presiden ditetapkan. Keputusan Presiden mengenai
pengabulan tehadap permohonan pewarganegaraan baru berlaku efektif terhitung
sejak tanggal permohonan mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia yang
dilangsungkan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak Keputusan Presiden
dikirim kepada pemohon. Adalah kewajiban pejabat memanggil pemohon untuk
mengucapkan sumpah atau janji setia.
h. Apabila setelah dipanggil secara tertulis oleh pejabat untuk mengucapkan sumpah
atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan ternyata pemohon tidak
hadir tanpa alasan yang sah, Keputusan Presiden tersebut batal demi hukum.
Sebaliknya, dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau janji setia
pada waktu yang telah ditentukan sebagai akibat kelalaian pejabat, pemohon dapat
mengucapkan sumpah atau janji setia dihadapan pejabat lain yang ditunjuk Menteri. i.
Apabila pemohon ditolak maka penolakannya harus disertai alasan dan
pemberitahuan oleh Menteri kepada yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri. Jika terjadi penolakan
untuk menjadi WNI oleh Presiden pasangan tersebut tidak harus hidup terpisah karena
sang suami tidak menjadi WNI dan sang suami tidak serta merta dideportasi ke negara
asalnya dan istri juga tidak akan kehilangan kewarganegaraannya. Dalam UU ini ada
opsi lain bahwa sang suami dapat mengurus izin tinggal tetap di Indonesia seumur
hidup (permanen presiden) ( Libertus, 92 LIKHITAPRAJNA. Jurnal Ilmiah.Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN: 1410-8771. Volume. 16, Nomor 2, hal 83-97

8
Kajian Yuridis Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Indonesia 2006:24). Hal ini untuk mengatasi pasangan suami istri yang berbeda
kewarganegaraan karena sebelum UU ini disahkan banyak perempuan yang
melepaskan kewarganegaraan Indonesia demi tetap bersatu dengan sang suami.

D. Masalah Kewarganegaraan
Masalah kewarganegaraan (citizenship) merupakan masalah yang nyata bagi seseorang dalam
suatu negara, karena hak dan kewajiban bayi baru lahir itu terkait dengan status
kewarganegaraan. Namun, perlu diingat bahwa negaralah yang pada akhirnya memberi
batasan dan persyaratan kewarganegaraan tersebut. Status kewarganegaraan seseorang juga
menetukan penundukan dirinya terhadap jurisdiksi hukum pada suatu negara. Meski telah
memiliki sejarah yang cukup panjang, hingga saat ini masalah kewarganegaraan masih perlu
terus dibenahi meski telah banyak regulasi yang mengaturnya dan telah banyak pula
mengalami kemajuan. Hal ini diperlukan untuk menjawab berbagai perkembangan HAM dan
ketidakpuasan masyarakat ketika bersentuhan dengan persoalan kewarganegaraan. Kasus-
kasus kewarganegaraan di Indonesia juga banyak yang tidak sepenuhnya dapat diselesaikan
melalui cara pertama dan kedua saja. Sebagai contoh, banyak warganegara Indonesia yang
karena sesuatu, bermukim di Belanda, di Republik Rakyat Cina, ataupun di Australia dan
negara-negara lainnya dalam waktu yang lama sampai melahirkan keturunan, tetapi tetap
mempertahankan status kewarganegaraan Republik Indonesia. Keturunan mereka ini dapat
memperoleh status kewarganegaraan Indonesia dengan cara registrasi biasa yang prosesnya
tentu jauh lebih sederhana daripada proses naturalisasi. Dapat pula terjadi, apabila yang
bersangkutan, karena sesuatu sebab, kehilangan kewarganegaraan Indonesia, baik karena
kelalaian ataupun sebab-sebab lain, lalu kemudian R.M. Mac lver, 1950, The Modern State,
reprinted, London: Oxford University Press, hlm.465. Ibid., hlm. 482. Edward S. Corwin dan
J.W. Peltason, 1967, Understanding the Constitution, fourt edition New York, Holt, Rinehart
and Winston, hlm.l 141. Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia berkeinginan untuk
kembali mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya seyogyanya tidak
disamakan dengan seorang warganegara asing yang ingin memperoleh status
kewarganegaraan Indonesia. Lagi pula sebab-sebab hilangnya status kewarganegaraan itu
bisa saja terjadi karena kelalaian, karena alasan politik, karena alasan teknis yang tidak
prinsipil, ataupun karena alasan bahwa yang bersangkutan memang secara sadar ingin
melepaskan status kewarganegaraannya sebagai warganegara Indonesia. Sebab atau alasan

9
hilangnya kewarganegaraan itu hendaknya dijadikan pertimbangan yang penting, apabila
yang bersangkutan ingin kembali mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia. Proses
yang harus dilakukan untuk masing- masing alasan tersebut sudah semestinya berbeda-beda
satu sama lain. Yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin haknya untuk
mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinanm menjadi
“stateless” atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap negara
tidak boleh membiarkan seseorang memilki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah
sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negaranegara modern untuk
menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut. Oleh karena itu, di samping pengaturan
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses pewarganegaraan (naturalisasi)
tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih sederhana, yaitu melalui registrasi biasa.

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
            Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam penghasilan tulisan yang indah dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis
dapat dipahami dengan baik.

            Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus
sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata-kata itu pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan maka konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.

            Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai


persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu dihasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

Saran
Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam
menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan
baik.

11
Daftar Pustaka

https://www.zonareferensi.com/pengertian-warga-negara/
https://www.padamu.net/pengertian-kewarganegaraan-dan-asas-kewarganegaraan

[CITATION Nas14 \l 1057 ]

[ CITATION Kri \l 1057 ]

[ CITATION Ish16 \l 1057 ]

12

Anda mungkin juga menyukai