Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KEBUDAYAAN LOKAL TRADISIONAL SUKU ABUN DI KABUPATEN


TAMBRAUW

Disusun Oleh :
Nama : ABRAHAM OCTOVIANUS YENJAU
NIM : 20165121005
Fakultas : Pertanian
Prodi : Kehutanan
Semester : III (Tiga)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG (UMS)


TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Kata Pengatar
Puji dan syukur saya panjarkan atas rahmat dan anugerah-Nya Tuhan. Saya dapat
menuliskan dan menyelesaikan makalah ini. Tulisan ini merupakan gambaran dari salah
satu aktifitas budaya dan kehidupan masyarakat. Masyarakat Abun, Kabupaten
Tambrauw Provinsi Papua Barat khususnya tradisi masyarakat Abun Kabupaten
Tambrauw yang di pesisir pantai wilayah Tambrauw terdiri atas 4 (empat) komunitas
suku, yaitu suku Mpur, suku Miyah, suku Ireres dan suku Abun.

B. Letak Geografis
Georgrafis Kabupaten Tambrauw, berdasarkan bentuk dan letak sesuai peta secara
alami di atas kepada burung Pulau Papua berada di tengah-tengah berapa
Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Tambrauw ini merupakan pusat
ilmu pengetahuan dan pendidikan adat-istiadat, simpul-simpul dan nilai seni-budaya
melanesia di Asia Pasifik. Kabupaten Tambrauw memiliki wilayah daratan seluas
11.529.182 km2 dan kewenangan laut seluas 1.858.565 km2.
Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Manokwari, sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Soorng, sebelah Utara berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maybrat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budaya
Keberadaan budaya setempat khususnya dalam bentuk kearifan lokal dalam
pengelolaan suatu sumberdaya ataupun dalam tatanan masyarakat Abun, yaitu
kebudayaan yang dimaksud adalah yang bermafaat bagi masyarakat Tambrauw atau
khususnya suku Abun yang dari dulu sampai sekarang ini.
Pada umumnya terdapat beberapa potensi atau kebudayaan masyarakat setempat
misalnya, tari-tarian khas, gotong royong dan tradisi kebudayaan lokal lainnya setempat
khususnya di Kabupaten Tambrauw yaitu suku Abun yang mendiami wilayah pesisir
pantai Kabupaten Tambrauw.

B. Budaya Tari-Tarian
Tari khas tradisional yang sangat terkenal dan masih sering dipentaskan oleh
masyarakat lokal Kabupaten Tambrauw suku Abun antara lain:
1. Tari Paserar (Tumbu Tanah)
Tari Paserar dikenal dnegan tari Tumba Tanah ini biasa rutin dimana oleh masyarakat
Abun atau oleh masyarakat Tambrauw berbentuk dansa dengan berbentuk lingkaran
berpegang satu dengan lain.
2. Tari yosim Pancar atau dikenal dengan tarian yospan merupakan tari yang
dipentaskan saat upacara penhemputan tamu.
3. Ciri khas pakaian adat pria dan wanita secara biasa digunakan untuk kegiatan budaya
atau penjemputan lainnya, yang spesifik hampir mirip dengan pakaian putar Papua
secara keseluruhan dan masyarakat mengunakan macam-macam hiasan seperti
hiasan kepala dengan burung kuning Cendrawasih, gelang, kalung manik-manik dan
taring binatang, ikat pinggang saat masyarakat berpakaian adat masyarakat juga
membawa peralatan berupa tradisional seperti busur panah, tombak, maupun parang
yang mengambarkan kesan kuat pada laki-laki.
4. Khas makanan tradisional
Keladi, pisang, kasbi dan sagu itulah makanan tradisional suku Abun di Kabupaten
Tambrauw
C. Gotong Royong
Setiap suku Abun saling membantu satu sama lain, misalnya pembayaran
maskawin ada yang duka saling membantu dan lain-lain.
1. Agama Islam dan Kristen hari raya Islam Idul Fitri dan Kristen Natal saling
membantu demi memperlancar hari raya yang dijalankan oleh kedua pihak agama ini
sudah dari dulu, lain menghormati, mengundnag untuk mengikuti kegiatan hari raya
tersebut, pembayaran maskawin merasa juga ikut membantu atau sebaliknya,
kedukaan juga saling membantu mengantar sembakau atau ikut untuk pemakaman.

D. Terjadi Kebudayaan Lokal Suku Abun setempat hidup berkaitan dengan dua
kepercayaan yaitu alam dnegan Tuhan yang di semba sebagai roh gaib dan kepercayaan
oleh pihak beragama
1. Mempercaya alam atau roh gaib, setiap orang yang meninggal dunia harus setiap
malam kasih terang rumahnya menyalakan lilin, atau pelita karena dipercayakan
bahwa kalau tidak menerangi rumah orang yang meninggal maka anak atau orang-
orang tersebut akan diganggu atau dibikin sakit.
2. Orang atau perempuan yang menolong persalinan tidak boleh pergi ke kebun karena
tanamannya tidak sehat, dimakan Hawa atau penanamannya tidak berhasil Orang
Abun beranggapan bahwa orang atau perempuan tersebut dianggap kotor karena
memegang air bayi serta pada waktu menolong ibu yang melahirkan tentunya tangan
atau anggota tubuhnya yang lain terkena darah sehingga orang yang menolong
persalinan harus tinggal di rumah selama tiga hari setelah itu barulah ia boleh pergi
ke kebun.
3. Perempuan yang sedang datang bulan Jangan pergi ke kebun atau ladang yang baru
disebutkan, hal ini dipercayakan bahwa kelak tanamannya terkena hama, sehingga
perempuan tersebut diharapkan tetap tinggal di rumah atau Kampung sampai ia
benar-benar bersih baru bisa pergi ke kebun atau ladang tersebut
4. Perempuan dewasa atau perempuan yang sudah datang bulan tidak boleh memegang
Parang yang digunakan oleh laki-laki untuk memasang jerat. Hal ini dipercaya bahwa
tidak akan kena binatang
5. Jatuh dari pohon dan lain-lain maka tempat terjadinya musibah tersebut tidak boleh
lagi dilewati orang sampai harus dibuat adat. Hal ini dipercaya, bahwa Apabila ada
orang yang melewati tempat tersebut akan mengalami musibah yang sama dengan
orang yang lebih dulu mengalami atau akan mengalami nasib yang sama dengan
orang yang telah meninggal tersebut.
6. Anak-anak kecil tidak boleh makan daging kuskus pohon, hal ini dipercaya bahwa
anak tersebut nantinya selalu sakit sakit, atau suka cengeng atau menangis.
7. Suami istri yang telah bercerai tidak boleh bertemu muka atau bertegur sapa, apabila
secara tidak sengaja mereka berpapasan ditengah jalan, maka salah satu dari mereka
harus menghindar dengan bersembunyi atau memalingkan muka dari orang
tersebut. Hal ini dilakukan untuk menutup rasa malu di antara keduanya.
8. Anak-anak kecil tidak boleh memegang kepala orang dewasa atau orang tua, hal ini
dipercaya Bahwa kelak setelah anak itu dewasa hidupnya akan kacau nakal suka
berbuat keonaran dalam masyarakat. Anak-anak kecil tidak boleh dilangkahi oleh
orang dewasa atau orang tuanya hal ini dipercaya bahwa orang dewasa itu telah
mengalami pertumbuhannya menjadi lambat sehingga diharapkan orang yang telah
melangkahi anak tersebut harus melangkah berlawanan lagi atau melangkah kembali
ke tempat di mana awalnya orang itu berdiri.
9. Orang-orang tidak boleh kerja kebun atau menanam sesuatu pada hari Minggu hal ini
dipercaya bahwa pada hari Minggu orang-orang harus ke gereja dan beribadah
sehingga semua pekerjaannya yang membutuhkan tenaga atau fisik tidak boleh
dilakukan pada hari itu.

Anda mungkin juga menyukai