PEMBAHASAN
TRADISI ADAT MASYARAKAT KERINCI
TERKAIT DENGAN ACARA PERNIKAHAN
(PRA NIKAH, PERNIKAHAN DAN PASCA NIKAH)
Awalnya Kerinci adalah nama sebuah gunung dan danau (tasik), tetapi
kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama.
Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (Kurinchai atau Kunchai
atau Kinchai dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai
orang Kerinci. Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi, berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Barat (Minangkabau) di sebagian barat dan utara. Di selatan
mereka berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Daerah Kerinci ditetapkan sebagai sebuah Kabupaten sejak awal
berdirinya Provinsi Jambi. Daerah Kerinci memiliki luas 4.200 km2 terdiri atas
11 kecamatan (yang merupakan rangkaian kampung atau pemukimam). Statistik
tahun 1996 menunjukkan populasi suku Kerinci sekitar 300.000 jiwa. Daerah
Kerinci dengan mayoritas penduduknya muslim memiliki upacara adat
pernikahan yang sangat beragam antara satu luhak adat dengan luhak adat
lainnya. Namun adanya kesepakatan antara satu luhak adat dengan luhak adat
lainnya untuk saling menerima tatacara pernikahan yang mereka anggap baik dan
menarik untuk dilaksanakan. Salah satunya di desa Koto Panjang Kubang Kec.
Depati Tujuh Kab. Kerinci.
I. PRA NIKAH
A.Penjajakan atau Batuaik
Awal dari sebuah perkawinan jika menjadi urusan keluarga, bermula dari
penjajakan. Di Kerinci sendiri kegiatan ini di sebut dengan berbagai istilah. Ada
yang menyebut batuaik, ada yang mengatakan batuik, ada juga yang menyebut
batanyo sesuai dengan dialek daerah masing-masing. Tapi tujuan dan artinya
sama yaitu melakukan penjajakan pertama. Tata cara pelaksanaannya berbeda-
beda di Kerinci. Ada desa di mana perempuan yang datang dahulu melamar. Tapi
ada juga desa di mana pihak laki-laki yang melakukan pelamaran. Namun sesuai
dengan system kekerabatan matrilineal yang berlaku di Kerinci, maka yang
umum melakukan lamaran ini adalah pihak keluarga perempuan.
Pelaksanaan penjajakan tidak perlu ayah-ibu atau mamak-mamak
langsung dari si anak gadis yang akan di carikan jodoh itu yang datang. Biasanya
perempuan-perempuan yang sudah berpengalaman untuk urusan-urusan
semacam itu yang di utus terlebih dahulu. Tujuannya adalah mengajuk-ajuk apa
pemuda yang dituju telah ada niat untuk dikawinkan dan kalau sudah berniat
apakah ada kemungkinan kalau dijodohkan dengan anak gadis si A yang juga
sudah berniat untuk berumah tangga. Jika mamak atau ayah bundanya nampak
memberikan respon yang baik, maka angin baik ini segera di sampaikan kembali
oleh si telangkai tadi kepada mamak dan ayah bunda pihak si gadis.
Urusan batuaik ini tidak hanya berlaku dalam tradisi lama, tetapi juga
berlaku sampai sekarang baik bagi keluarga yang masih berada di Kerinci,
maupun bagi mereka yang sudah bermukim di rantau-rantau. Tentu saja bagi
keluarga-keluarga yang keputusan-keputusan penting masih tergantung kepada
orang-orang tua mereka. Untuk kasus-kasus yang semacam ini, tentang siapa
yang harus terlebih dahulu melakukan penjajakan, tidaklah merupakan masalah.
Seringkali tuaik-batuaik ini tidak selesai satu kali, tapi bisa berlanjut
dalam beberapa kali perundingan. Setelah antara dua belah pihak sepakat, maka
masing-masing pihak duduk berunding, pihak keluarga calon pengantin memberi
tau kepada para teganai (keluarga), bahwa akan anak kemenakannya akan
menikah.
Jika semuanya telah bersepakat untuk saling menjodohkan anak
kemenakan masing-masing dan segala persyaratan untuk itupun telah di setujui
oleh pihak keluarga laki-laki dan perempuan. Maka barulah selanjutnya di
tentukan untuk mengadakan pertemuan secara lebih resmi oleh keluarga kedua
belah pihak. Acara inilah yang di sebut acara maminang.
C.Resepsi
Seiring dengan berjalannya waktu, maka keesokan harinya diadakan
resepsi atau pesta, untuk mengundang para tamu undangan, kerabat jauh dan
dekat. Resepsi ini di adakan di rumah pengantin wanita, atau di gedung pertemuan
namun ada juga diadakan di rumah pengantin laki-laki. Tergantung dengan
kesepakatan keluarga.
Gambar 1
(Acara resepsi pernikahan adat Kerinci)
Pada acara resepsi ini pengantin memakai pakaian adat Kerinci lengkap,
dengan dihiasi pelaminan. Biasanya dihiburkan dengan musik, Orgen tunggal
untuk menghibur pengantin dan para tamu undangan.
III.PASCA NIKAH
A.Masa Kehamilan
Pada masa kehamilan banyak ritual yang sering dilakukan oleh masyarakat
Kerinci khususnya di Desa Koto Panjang Kubang. Masyarakat pada zaman
dahulu, melaksanakan syukuran pada kehamilan berusia satu bulan, syukuran ini
diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, karena didalam rahim si
ibu telah dikaruniai seorang bayi. Syukuran ini dilakukan oleh orang tua yang
susah mendapatkan anak. Karena sebelum calon ibu ini hamil, dia minta obat pada
dukun, untuk meminta agar calon ibu ini diberi keturunan. Oleh dukun maka
diberikanlah, calon ibu ini berbagai ramuan obat-obatan, seperti: jahe, bawang
putih, gula aren, kelapa, dan papaya.Semua bahan tersebut di iris dan di rebus
serta diminum air rebusannya. Masyarakat pada zaman dahulu percaya dengan
tradisi seperti ini.
FAKTA :
Menurut ilmu kesehatan hal tersebut baik untuk dilakukan karena
kandungan yang terdapat di dalam buah dan sayur organic tentu saja lebih banyak
karena tidak mengandung bahan kimia. Selain itu juga akan lebih sehat untuk
dikonsumsi dan juga akan meminimalisir zat yang nantinya bisa mengganggu
proses kehamilan. Sehingga dengan menkonsumsi buah dan sayur organic tentu
saja nantinya potensi kehamilan akan lebih besar. Pada dasarnya yang terpenting
adalah agar segera hamil tentu saja dengan menjaga kesehatan tubuh terlebih
dahulu selain kondisi fisik juga kondisi pikiran. Jangan terlalu stress karena stress
nantinya bisa mengganggu proses kehamilan. Menjalankan pola hidup sehat
dengan menjaga pola makan, rutin olahraga, banyak menkonsumsi air putih dan
yang lainnya tersebut juga akan memberikan manfaat yang sangat baik untuk
tubuh manusia. Selain itu juga dengan mencari informasi dan juga konsultasi
kepada dokter bagaimana cara cepat hamil.
Setelah kandungan berusia satu bulan, calon ibu, diminta untuk mandi
dengan air perasan jeruk di sungai. Lalu bekas jeruk yang telah diperas di buang
di sungai.
Pada kandungan berusia lima bulan, calon ibu mengurut/ memijit perutnya
pada dukun, hal ini dilakukan satu kali dalam sebulan. Setelah usia kandungan
berusia tujuh bulan, mengurut/ memijit ke dukun dilakukan dua kali dalam
sebulan, sampai usia kandungan Sembilan bulan. Ini dilakukan agar kandungan
dalam posisi baik, dan mempermulah proses kelahiran nanti.
FAKTA :
Sebagian masyarakat beranggapan pijat perut saat hamil perlu dilakukan.
Salah satu tujuannya agar posisi janin tetap pada tempatnya. Hanya saja perlakuan
itu tidak sepenuhnya aman. Salah dalam pengurutan bisa membahayakan kondisi
ibu dan sang janin.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Firmansyah, mengatakan, pijat
daerah perut saat hamil tidak dianjurkan. Perut tidak boleh diurut karena
berisiko, Menurutnya, banyak risiko yang bisa timbul jika melakukan pemijatan
pada perut ibu hamil. Pertama, posisi janin yang semula sudah bagus malah bisa
berbalik menjadi tidak normal, plasenta bisa melilit hingga mengganggu janin,
serta keadaan lain yang bisa membahayakan ibu janin.
Belum lagi, dalam perut, selain rahim, ada organ-organ lain seperti usus,
lambung, dan organ penting lainnya. Kesalahan urut juga bisa memengaruhi organ
itu. Malah pada kasus kista dan hamil di luar kandungan, pengurutan bisa
membuatnya pecah. Itu sangat gawat. Kebanyakan kasus pecahnya hamil di luar
kandungan karena diurut, lanjutnya.
Namun untuk menghilangkan rasa pegal terutama karena sedang hamil,
pijat bisa dilakukan di bagian tubuh selain perut, pinggang, dan pinggul.
misalnya pegal diurut kakinya untuk melncarkan aliran darah akibat penumpukan
asam laktat. Itu bisa dilakukan. Tapi jangan di daerah perut.
2. Ibu hamil tidak boleh keluar rumah pada saat Magrib, dikhawatirkan
kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat.
Fakta:
udara malam banyak mengandung CO2 yang tidak baik untuk
kesehatan.Selain itu menjelang waktu maghrib, alam berubah ke warna
merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua
agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu
ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin
dan iblis pada waktu ini amat bertenaga karena mereka beresonansi
dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya
berhenti dahulu pada waktu ini (shalat maghrib dulu). Warna merah
yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang
sama dengan jin dan syaitan. Sehingga kita lebih baik untuk berada di
dalam rumah pada waktu maghrib.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
Rasulullah:
Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian
malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan
berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka
tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah
nama Allah, padamkan lampu-lampumu serta sebutlah nama Allah,
ikatlah minumanmu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa
makananmu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya)
Jadi, dalam hal ini ilmu pengetahuan dan agama sejalan, yaitu waktu
maghrib dan malam hari merupakan waktu yang tidak baik untuk
keluar rumah. Akan tetapi hal ini tidak hanya berlaku terhadap ibu
hamil semata, melainkan untuk semua umat manusia.
3. Ibu hamil tidak boleh makan sambil berdiri, atau keluar masuk rumah
saat makan, karna diyakini dapat mempersulit kelahiran jika dilakukan.
Fakta :
Tidak ada hubungannya dengan perbuatan makan sambil berdiri, atau
keluar masuk rumah saat makan. Larangan tersebut sesungguhnya
mempunyai makna tuntunan akhlak dan sopan santun yang tinggi.
Sebab makan sambil berdiri, atau keluar masuk rumah saat makan
tentu saja kurang elok dipandang.
6. Ibu hamil, dilarang mencela orang lain, karena diyakini anak yang
akan dilahirkan akan menyerupai orang yang dicelanya.
Fakta :
cantik dan ganteng adalah faktor genetik tidak ada hubungannya
dengan orang yang kita cela , namun
mencela orang lain dilarang agama selama hamil agar sehat lahir
dan batin karena anak belajar pengendalian diri sejak dari
kandungan
7. Ibu hamil, jika menyapu rumah harus sampai selesai atau sampai
keluar rumah, diyakini agar proses persalinannya lancar sampai keluar.
Fakta :
Menyapu termasuk kegiatan olahraga, kenapa harus sampai selesai ?
karena agar si ibu tidak malas untuk olahraga agar waktu olahraganya
lebih memadai. Banyak manfaatnya yang bisa di dapatkan, dan salah
satunya tentunya adalah agar kehamilan yang sedang dijalani berjalan
dengan sehat dan persalinan yang akan di hadapi juga akan berjalan
dengan lancar. Proses kelahiran itu mirip dengan olahraga yang
membutuhkan stamina, determinasi, dan juga fokus. Hal ini sudah
menjadi bahan penelitian, berlatih untuk proses kelahiran melalui
olahraga teratur akan mempermudah usaha bumil dan bisa juga
memperpendek rentang waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan bayi.
10. Ibu hamil dianjuran minum air kelapa muda sebelum melahirkan agar
bayi yang dilahirkan dalam keadaan bersih.
Fakta :
Air kelapa memang sangat bagus untuk ibu hamil karena mengandung
elektrolit dan tinggi kalium. Namun bukan berarti minum air kelapa
bisa membuat bayi lahir dengan kulit bersih. Bayi akan bersih bila
lahir cukup bulan. Janin makin tua akan makin bersih karena lemak
fernik (lemak yang menutupi tubuh janin) semakin berkurang. Kalau
dia lahir cukup umur diatas 36 minggu maka akan lahir bersih. Kalau
kurang bulan maka masih ada lemak fernik di kulitnya, itu bukan kotor
tapi lemak yang melindungi janin di perut ibu
11. Waktu tidur ibu hamil disarankan meletakkan Alquran di bagian atas
tempat tidur, agar tidak diganggu makhluk halus.
Pantangan-pantangan di atas tidak terbatas pada masa kehamilan, tetapi
juga berlanjut pada masa persalinan dan perawatan bayi. Pada saat ini
pantangan ini ada sebagian orang yang masih melaksanakannya, dan ada juga
yang tidak.
B.Persalinan
1. Dukun
Pada zaman dahulu di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih
mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya
dilakukan di rumah. Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan
pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara
dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang
berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.
Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada, pada saat itu belum ada bidan yang dapat menangani
proses persalinan.
Sebelum persalinan dilakukan, calon ibu diminta untuk meminum telur
ayam dan gula aren yang di aduk, diyakina dapat menambah tenaga calon
ibu. Biasanya waktu akan dilakukan persalinan oleh dukun. Dukun meminta
bantuan kepada roh leluhur agar dapat membantu memperlancar persalinan
dengan meletakkan sesajian berupa sirih lengap dengan kemeyan. Persalinan
dilakukan di kamar karena dianggap sebagai ruangan yang nyaman untuk
persalinan. Biasanya, calon ibu diminta untuk berbaring dan dilapisi dengan
kain yang berlapis-lapis sebagai alas. Menurut adat Kerinci, bali yang telah
dikeluarkan oleh perut ibu, dilarungkan kedalam air sungai yang mengalir.
2. Pecah ketuban
mitos: bayi akan segera lahir
fakta: proses persalinan harus segera dilaksanakan agar bakteri vagina
tidak menginfeksi bayi
C.Nifas
MITOS DAN FAKTA SEPUTAR NIFAS
1. Ibu Berjalan dan berbaring kaki lurus dan dipakaikan kain jarik
mitos: agar jahitan tidak robek dan agar kaki tidak pethakilan
fakta: agar aliran darah ke kaki lebih lancar
Pada saat ini, pada saat nifas. Semua aturan yang dianjurkan oleh bidan, dan
dokter, semua menjadi tradisi masyarakat Kerinci pada umumnya. Seperti, wanita
yang pada masa nifas dan menyusui, disarankan untuk makan-makanan yang
bergizi dan seimbang.
Gambar 2
(Bayi yang Belum Putus Tali Pusarnya)
Tali pusar yang telah dipotong, dibalut dengan kain, dan disimpan di
atas genteng dapur. Tali pusar ini diyakini dapat dijadikan obat ketika anak
sakit (demam). Adapun caranya, tali pusar di celupkan di dalam air, lalu
diminum anak diminta untuk meminum airnya.
Pada zaman dahulu, di Kerinci, Jambi, sebelum susu ibu keluar, bayi
diberi teh bergula. Keluarga yang mampu kadang-kadang memberinya manis
lebah madu. Namun, pada saat sekarang ini, kebiasaan tersebut lama-
kelamaan hilang. Jika air susu ibu belum keluar maka, sang ibu memberinya
susu formula, yang banyak dijual dipasaran. Pada umumnya bayi diberi ASI
hingga berusia 1-.2 tahun. Penyapihan dapat menjadi lebih cepat apabila ibu
berada dalam kondisi tidak sehat. Sebagai pengganti ASI dapat diberikan teh
manis serta makanan tambahan. Masyarakat Kerinci juga menggunakan susu
formula sebagai makanan tambahan bayi maupun sebagai pengganti ASI.
Jika Selain ASI, makanan tambahan bagi bayi yang banyak tersedia dalam
lingkungan setempat adalah pisang dan bubur nasi. Tim sayuran juga
diberikan setelah bayi berusia lebih dari tiga bulan.
Tempat untuk menyusui tidak diatur khusus. Ibu bisa saja menyusui di
depan rumah, di warung, sambil berbelanja, atau melakukan kegiatan lain
tanpa merasa malu terhadap orang di sekitarnya. Seiring perkembangan
zaman, dan bertambahnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat Kerinci,
maka pada saat sekarang ini, ibu-ibu yang menyusui tidak menyusui di
tempat yang terlihat umum dengan mempertimbangkan alasan kesopanan.
3. Akekah
Mengakekahkan anak adalah salah satu kewajiban umat Islam. Kekah
ini dengan menyembelih kambing, bayi laki-laki dua ekor, dan bayi
perempuan satu ekor. Pada acara ini diundang seluruh keluarga, dan tetangga.
Dalam upacara ini dilakukan pemotongan rambut.
Pemotongan rambut ini dilakukan oleh alim ulama. Bayi mengenakan
pakaian yang bagus/ didandani. Setelah pemotongan rambut, kepala bayi
dicuci dengan air sitawa dingin yang telah disediakan. Adapun hikmah dari
ritual ini agar bayi nantinya tetap berkepala dingin menghadapi masalah dan
mempunyai otak yang cerdas. Kemudian diberilah namanya yang diusulkan
orang bayak dan bayi tersebut digendong oleh tamu secara bergantian, sambil
dibacakan berzanji dan marhaban atau syair-syair yang memuji dan memuja
kebesaran Tuhan dan rasulnya.
3. Sunat rasul
Sunat rasul merupakan perintah atau ajaran nabi Muhammad, dan
orang tua berkewajiban untuk menyunatkan anaknya, apabila telah cukup
umur. Biasanya anak dikhitan pada umur lima sampai sepuluh tahun untuk
anak laki-laki. Orang yang menyunat biasanya dari tim medis, yaitu manri
atau dokter dari rumah sakit atau puskesmas setempat.
PENUTUP
I. KESIMPULAN
II. SARAN
Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu
hamil dan jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya
tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.
Sumber :
https://docs.google.com/document/d/1WbV7IV2YUY2uMVDtMIMkxKTcF7ajwj
8y7NjNeq6J57Q/edit?hl=en_US&pli=1
http://blog.adikcilak.com/2013/01/05/adat-pantang-pada-masa-kehamilan-
ditinjau-dari-segi-medis-dan-agama/
https://babyorchestra.wordpress.com/tag/penyebab-sulit-melahirkan/
http://mitaerdila.wordpress.com/2013/01/06/budaya-kehamilan-dan-persalinan/
http://diahfitriqodriyah.blogspot.com/2013/04/mitos-dan-fakta-seputar-
kehamilan_12.html
http://blogsuradi.blogspot.com/2013/07/aspek-sosial-budaya-yang-
berkaitan_8.html