Anda di halaman 1dari 13

Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.

Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai


Barat, Kecamatan Welak, Desa Golo Ronggot

Balu, Hilarian Baldus¹, Muhamad Naharudin Arsyad²


Program Studi Pendidkan Sejarah Dan Sosiologi
Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial Dan Humaniora
Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
Jl. Citandui 46 Malang, Telp (0341) 495111,495222
Email: baluari96@gmail.com¹, nahar.pssbu@gmail.com²

ABSTRAK

Wagal ialah puncak pengukuhan adat perkawinan yang terakhir


dalam adat pernikahan di desa Golo Ronggot Kecamatan Welak Kabupaten
Manggarai Barat. Bahasa yang digunakan pada pernikahan suku Manggarai
Barat, memiliki wujud dan makna serta fungsi tersendiri dalam sistem
kebudayaan. Dari perspektif semiotika, setiap prosesi selalu terkandung
berbagai istilah atau simbol tertentu yang menciptakan makna baru sesuai
dengan konteks situasinya. Berdasarkan latar belakang, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi, wujud semiotik Bahasa,
fungsi semiotik Bahasa dan makna semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal
Kabupaten Manggarai Kecamatan Welak Desa Golo Ronggot.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Sumber data penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan
informan. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan instrumen pendukung berupa lembar wawancara. Pengumpulan data
dilaksanakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilaksanakan dengan menggunakan tahap analisis pengumpulan data,
pemyajian data, reduksi dan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, (1) prosesi Wagal yang terdiri atas,
Podo (antar) dan Gerep ruha (gerep: injak; menginjak  ruha: telur). (2)
Wujud semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai
Kecamatan Welak Desa Golo Ronggot yang terkandung pada keseluruhan
penelitian ini, terletak pada dua hal pokok yaitu wujud lingual dan
nonlingual. (3) Fungsi semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten
Manggarai Kecamatan Welak Desa Golo Ronggot adalah fungsi ekspresif,
fungsi informatif, fungsi direktif, fungsi kontekstual dan fungsi puitik, dan (4)
Makna semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai
Kecamatan Welak Desa Golo Ronggot adalah, a) Makna budaya yaitu
memperkuat Pandangan Hidup sebagai Warga Masyarakat, b) Makna
komunikasi, c) Makna sosial yaitu Pemersatu tali persaudaraan, dan d)
Makna religius.

Kata kunci: kajian semiotik, bahasa pernikahan, adat Wagal

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 1


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Study of Semiotic Language of Indigenous Marriage of Wagal, Manggarai


Regency, Welak District, Golo Ronggot Village.

Balu, Hilarian Baldus¹, Muhamad Naharudin Arsyad


History and Sociology Education Study Program
Faculty of Social Sciences and Humanities Education
Budi Utomo Teacher Training and Education Institute Malang
Jl. Citandui, Malang, Tel. (0341) 495111, 495222
Email: baluari96@gmail.com¹, nahar.pssbu@gmail.com²

ABSTRACT
Wagal is the final inauguration of the last customary marriage in a
customary marriage in the village of Golo Ronggot, Welak District, West
Manggarai Regency. The language used in the marriage of West Manggarai
tribe, has its own form and meaning and function in the cultural system.
From the perspective of semiotics, each procession always contains certain
terms or symbols that create new meanings in accordance with the context of
the situation. Based on the background, the purpose of this study is to find
out the procession, the semiotic form of language, the semiotic function of
language and the semiotic meaning of Wagal Indigenous Marriage Language,
Manggarai Regency, Welak District, Golo Ronggot Village.
This research is a qualitative research with a descriptive approach. The data
source of this study came from interviews with informants. The main
instrument in this study is the researchers themselves with supporting
instruments in the form of interview sheets. Data collection is carried out by
observation, interview, and documentation. Data analysis was carried out
using the analysis stages of data collection, data presentation, reduction and
conclusions.
Based on the results of the study, (1) Wagal procession consisting of
Podo (inter) and Gerep ruha (gerep: stampede; step on ruha: egg). (2) The
form of semiotic language of Wagal Indigenous Marriage Language,
Manggarai Regency, Welak Subdistrict, Golo Ronggot Village, which is
contained throughout this research, lies in two main points, namely lingual
and nonlingual form. (3) The semiotic function of Wagal Indigenous Marriage
Language of Manggarai Regency, Welak Subdistrict, Golo Ronggot Village is
expressive function, informative function, directive function, contextual
function and poetic function, and (4) The semiotic meaning of Wagal
Indigenous Marriage Language of Manggarai District of Welak District, Golo
Ronggot Village is , a) The meaning of culture is to strengthen the view of life
as a citizen of the community, b) the meaning of communication, c) the social
meaning of unifying kinship, and d) religious meaning.

Keywords: semiotic studies, marriage language, Wagal customs

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 2


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan


Latar Belakang negara kesatuan yang terdiri atas
Setiap daerah dan suku bangsa berbagai suku adat, budaya, dan
mempunyai adat kebiasaan sendiri- agama.
sendiri yang hingga kini tetap Keberagaman ini merupakan ciri
melekat dan tetap dijalankan oleh khas yang dimiliki oleh Indonesia
warganya. dibandingkan dengan negara-negara
Tingkatan peradapan maupun Asia lainnya. Setiap keanekaragaman
cara penghidupan yang modern tidak tersebut selalu memiliki identitasnya
mampu menghilangkan adat tersendiri dan tidak dapat
kebiasaan yang hidup dalam setiap dipersatukan oleh kondisi fisik
masyarakat, tetapi dengan adanya apapun.
proses kemajuan ini adat hanya Keanekaragaman ini juga
disesuaikan dengan kemajuan dan menyangkut bentuk-bentuk tradisi
perkembangan, sehingga adat yang yang dilakukan oleh berbagai suku di
hidup dalam masyarakat tersebut Indonesia antara lain perkawinan,
tetap kekal. pesta adat, kematian, dan lain
Adanya keragaman adat daerah sebagainya (Diung, 2018:2). Dalam
dan suku bangsa di Indonesia peneltian ini genre upacara yang
memperkaya budaya bangsa akan dianalisis adalah dari tae
Indonesia, oleh karena itu maka adat kawing (upacara pernikahan) dengan
harus selalu dipelihara memfokuskan secara khususpada
kelestariannya. bahasa pernikahan adat wagal.
Dalam konteks kehidupan Wagal ialah puncak
sosial, manusia memiliki struktur pengukuhan adat perkawinan yang
kebudayaannya masing-masing dan terakhir. Jika persiapan
hal ini terbangun dalam sebuah keluarga anak wina (mempelai laki-
konteks hidup berbangsa dan laki) tidak cukup sampai
bernegara. Setiap negara memiliki acara wagal, acara wagal dapat
keunikan dan keanekaragaman ditangguhkan sambil mencari waktu
subsistem kehidupannya, salah yang tepat untuk acara tersebut.
satunya adalah Indonesia. Biasanya sampai 1 atau 2 tahun

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 3


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

tergantung kesepakatan dan layak untuk ditelitiserta dipelajari


kemampuan anak wina (Patrick, dari perspektif semiotika bahasa.
2013). Dikatakan demikian,
Bahasa yang digunakan pada karenahampir setiap prosesi selalu
pernikahan suku Manggarai Barat, terkandung berbagai istilah atau
memiliki wujud dan makna serta simbol tertentuyang menciptakan
fungsi tersendiri dalam sistem makna baru sesuai dengan konteks
kebudayaan di Flores. Dikatakan situasinya. Semua hal tersebut
demikian, karena bahasa yang mengandung filosofi budaya,
digunakan dalam setiap prosesi khususnya bagi kedua mempelai
pernikahannya memiliki wujud, yangakan mengarungi bahtera rumah
fungsi serta makna yang unik. tangga.
Keunikan tersebut hadir dalam setiap Berdasarkan deskripsi yang
proses yang diucapkan melalui telah diuraikan di atas, maka penulis
dialog-dialog dalam pernikahan tertarik untuk mengadakan penelitian
adatnya. Dalam upacara Wagal tentang upacara wagal dalam tradisi
(peresmian pernikahan secara adat), pernikahan di Manggarai Barat
terungkap doa begini: “ ra’ok lobo dengan judul penelitian: “ Kajian
sapo-renek lobo kecep, borek cala Semiotik Bahasa Pernikahan Adat
bocel-ta’i cala wa’i” (duduk Wagal Kabupaten Manggarai
berhimpun di atas tungku api, uduk Kecamatan Welak Desa Golo
berderet-deret bagai tutupan periuk, Ronggot”.
membuang air besar mengenai betis- Rumusan Masalah
buang air besar mengenai kaki). Berdasarkan latar belakang
Bahasa adat tersebut tentu tidak akan yang telah diuraikan diatas, maka
mudah dipahami dalam bahasa rumusan masalah dalam penelitian
Indonesia. Bahasa tersebut artinya, ini adalah, 1). Bagaimana prosesi
doa meminta keturunan. Pernikahan Adat Wagal Kabupaten
Terlepas dari cara dan makna Manggarai Kecamatan Welak Desa
khusus yang dimiliki, bahasa pada Golo Ronggot?, 2). Bagaimana
prosesipernikahan dalam budaya Wujud semiotik Bahasa Pernikahan
Manggarai Barat ini, menarik dan Adat Wagal Kabupaten Manggarai

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 4


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Kecamatan Welak Desa Golo Kegunaan Penelitian


Ronggot?, 3). Bagaimanakah fungsi Bagi Penulis, Penulisan ini
semiotik Bahasa Pernikahan Adat juga merupakan salah satu tugas atau
Wagal Kabupaten Manggarai syarat yang harus dipenuhi untuk
Kecamatan Welak Desa Golo mencapai Gelar Sarjana di IKIP
Ronggot?, 4). Bagaimanakah makna Budi Utomo Malang. Bagi
semiotik Bahasa Pernikahan Adat masyarakat; a). Dengan diadakannya
Wagal Kabupaten Manggarai penelitian ini diharapkan agar
Kecamatan Welak Desa Golo masyarakat tetap mempertahankan
Ronggot? nilai-nilai budaya yang ada terutama
Tujuan Penelitian untuk mengkaji norma-norma yang
Berdasarkan rumusan berlaku dalam masyarakat sebagai
masalah dalam penelitian, maka pedoman hidup bermasyarakat, b).
tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk memperkaya pengetahuan
Mengetahui prosesi Pernikahan Adat dalam melengkapi hasil kajian
Wagal Kabupaten Manggarai semiotika bahasa yang terkait dengan
Kecamatan Welak Desa Golo pernikahan adat budaya Flores di
Ronggot. 2). Mengetahui Wujud Manggarai Barat.
semiotik Bahasa Pernikahan Adat Definisi Istilah
Wagal Kabupaten Manggarai Kajian Semiotik; Kajian
Kecamatan Welak Desa Golo semiotika adalah kajian bahasa yang
Ronggot. 3). Mengetahui fungsi melibatkan berbagai fenomena
semiotik Bahasa Pernikahan Adat sebagai representasi dari makna
Wagal Kabupaten Manggarai tertentu dalam situasi tertentu yang
Kecamatan Welak Desa Golo dapat divisualisasikan lewat teks atau
Ronggot. 4). Bagaimanakah makna bentuk lain, sesuai dengan konteks
semiotik Bahasa Pernikahan Adat situasi.
Wagal Kabupaten Manggarai Halliday melalui Darma
Kecamatan Welak Desa Golo (2009: 189-190) menyatakan bahwa,
Ronggot. teks adalah suatu pilihan semantik
(semantic choice) data konteks
sosial, yaitu suatu cara

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 5


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

pengungkapan makna melalui bahasa acara wagal, acara wagal dapat


lisan atau tulis, Pernikahan Adat; ditangguhkan sambil mencari waktu
Menurut Undang-Undang yang tepat untuk acara tersebut.
No.1 tahun 1974 pasal 1 Biasanya sampai 1 atau 2 tahun
menyebutkan bahwa pernikahan tergantung kesepakatan dan
adalah ikatan lahir bathin antara kemampuan anak wina (Patrick,
seorang pria dengan seorang wanita 2013).
sebagai suami-istri dengan tujuan METODE PENELITIAN
untuk membentuk keluarga (rumah Pendekatan Penelitian
tangga) yang bahagia dan kekal Penelitian ini menggunakan
berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. pendekatan kualitatif. Pendekatan
Jadi, pernikahan adat adalah kualitatif adalah pendekatan yang
satu peristiwa yang sangat penting bermaksud untuk memahami
dalam kehidupan masyarakat adat, fenomena tentang apa yang dialami
sebab perkawinan bukan hanya oleh subyek peneliti. Menurut
menyangkut kedua mempelai, tetapi Moleong (2016:11) ciri-ciri
juga orang tua kedua belah pihak, penelitian yang deskriptif adalah
saudara-saudaranya, bahkan keluarga berusaha mengumpulkan data berupa
mereka masing-masing. Dalam kata-kata, gambar, dan bukan angka-
hukum adat perkawinan itu bukan angka. Jadi, pendekatan yang
hanya merupakan peristiwa penteng digunakan dalam penelitian ini
bagi mereka yang masih hidup saja. adalah pendekatan deskriptif yang
Tetapi perkawinan juga merupakan bertujuan untuk mendeskripsikan
peristiwa yang sangat berarti serta secara sistematis dari rumusan
yang sepenuhnya mendapat perhatina masalah yang diteliti, tentang Kajian
dan diikuti oleh arwah-arwah para Semiotik Bahasa Pernikahan Adat
leluhur kedua belah pihak, dan Wagal Kabupaten Manggarai
Wagal; Wagal ialah puncak Kecamatan Welak Desa Golo
pengukuhan adat perkawinan yang Ronggot.
terakhir. Jika persiapan
keluarga anak wina (mempelai laki-
laki) tidak cukup sampai

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 6


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Penentuan Subyek dan Obyek lain, melaluinyalah dtarik inferensi


Penelitian ( Ratna, 2010: 141).
Subjek penelitian ini adalah Berdasarkan penjelasan di
semiotik dalam Bahasa Pernikahan atas, sumber data penelitian ini
Adat Wagal Kabupaten Manggarai adalah: a). Obserasi, b). Wawancara
Kecamatan Welak Desa Golo (Informan kunci, Informan non
Ronggot. Yang dimaksud semiotik kunci), dan c). Dokumentasi
bahasa di sini adalah bagaimana Teknik Pengumpulan Data
bahasa yang digunakan dalam adat Wawancara, Dokumentasi
Wagal sesuai dengan alur atau dan Instrumen Penelitan
susunan peristiwa budaya pernikahan Teknik Analisa Data
adat secara keseluruhan, sesuai Analisis data merupakan
dengan realitas konteks situasi yang proses berkelanjutan yang
terjadi. Subjek penelitian ditentukan membutuhkan refleksi terus menerus
setelah peneliti mengamati setting terhadap data, mengajukan
dari penelitian ini, termasuk pertanyaan analitis dan menulis
memastikan keberadaan tempat catatan singkat sepanjang penelitian
prosesi pernikahan berlangsung. (Creswell, 2014: 274). a).
Sementara objek dari penelitian ini Pengumpulan data, b). Penyajian
adalah “kajian semiotik”. Kajian Data, c). Peneliti melaksanakan
semiotik yang dimaksud di sini reduksi data dan d). Kesimpulan.
terarah kepada tiga hal yang Pengecekan Keabsahan Data
mendasar yaitubagaimanakah wujud, Perpanjangan Kehadiran,
makna, serta fungsi yang terkandung Triangulasi dan Pendapat Ahli
di balik prosesi pernikahan tersebut. HASIL PENELITIAN DAN
Sumber Data PEMBAHASAN
Data adalah unit tertentu Gambaran Umum Lokasi
yang dperoleh melalui suatu hasil Penelitian
pengamatan. Dengan singkat, data Desa Golo Ronggot
adalah hasil penelitian, baik yang merupakan salah satu desa di
diperoleh melali pengamatan, Kecamatan Welak Kabupaten
wawancara, dan proses pemahaman Manggarai Barat. Desa Golo

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 7


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Ronggot memiliki wilayah seluas 18 Kabupaten Manggarai Kecamatan


Km2 atau seluas 11% dari wilayah Welak Desa Golo Ronggot; 1).
kecamatan Welak. Secara geografis, Makna budaya, 2). Makna
Welak memiliki batas wilayah pada komunikasi, 3). Makna sosial dan 4).
sebelah selatan kecamatan Welak Makna religius
Berbatasan langsung dengan PEMBAHASAN
Kecamatan Lembor dan kecamatan Berdasarkan hasil temuan
kuwus di sebalah utara, kecamatan penelitian maka dapat diketahui
Sanonggoang disebelah barat dan bahwa perkawinan dalam
kecamatan Ruteng disebalah timur. perwujudannya yang konkrit sangat
Gambaran Umum Pernikahan beragam bentuknya sesuai dengan
Adat Wagal adat istiadat orang yang melakukan
Prosesi Pernikahan Adat perkawinan tersebut. Walaupun adat
Wagal Kabupaten Manggarai perkawinan yang dilakukan setiap
Kecamatan Welak Desa Golo budaya beraneka ragam, namun
Ronggot. a). Tahap I Pra mencoba mencari unsur-unsur yang
Peminangan, b). Peminangan fundamental dari keanekaragaman
perkawinan dan c). Tahap III Wagal. tersebut, perlu dilestarikan melalui
Temuan Penelitian bahasa yang digunakan pada
a). Wujud semiotik Bahasa keseluruhan adat sistem
Pernikahan Adat Wagal Kabupaten perkawinannya.
Manggarai Kecamatan Welak Desa Prosesi Pernikahan Adat Wagal
Golo Ronggot; 1). Wujud Bahasa Kabupaten Manggarai Kecamatan
Pada Tahap Wagal, 2). Wujud Welak Desa Golo Ronggot
Bahasa Pada Tahap Podo (antar), 3). Prosesi pernikahan Wagal
Wujud Bahasa Pada Tahap Gerep merupakan puncak pengukuhan adat
ruha (gerep: injak; menginjak  ruha: perkawinan dalam budaya
telur). b). Fungsi semiotik Bahasa Manggarai. Pada saat ini pihak laki-
Pernikahan Adat Wagal Kabupaten laki (anak wina) membawa sejumlah
Manggarai Kecamatan Welak Desa belis (berupa uang dan binatang),
Golo Ronggot. c). Makna semiotik yang telah disepakati pada saat
Bahasa Pernikahan Adat Wagal masuk minta kepada pihak

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 8


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

perempuan (anak rona). Acara ini tersebut terkait dengan tahapan-


dimaksudkan agar seluruh warga tahapan yang terjadi pada prosesi
kampung (pa’ang agu ngaung) wagal pada pernikahan adat di desa
mengetahui bahwa keduanya sudah Golo Ronggo Kabupaten Manggarai
resmi menjadi suami isteri. Adat Barat. Di dalam proses nika hadat
wagal terdiri atas a) tahap pra ini, ada dialog-dialog khusus yang
peminangan yang dijembatani oleh digunakan oleh tongka. Dialog-
watang, b) tahap peminangan, yang dialog ini merupakan wujud semiotik
terdiri dari Tuke mbaru (tuke: naik, bahasa yang digunakan saat proses
masuk,  mbaru: rumah), tukar cincin nika hadat berlangsung.
(paluk kila), Pongo (ikatan, Fungsi semiotik Bahasa
mengikat), dan reke kawing(reke: Pernikahan Adat Wagal
janji, kawing: nikah, kawin). c) Kabupaten Manggarai
Wagal yang terdiri atas, Kecamatan Welak Desa Golo
Podo (antar) danGerep ruha (gerep: Ronggot.
injak; menginjak  ruha: telur).  Pada hakikatnya, bahasa
Wujud semiotik Bahasa memiliki fungsi, baik sebagai alat
Pernikahan Adat Wagal komunikasi, maupun sebagai media
Kabupaten Manggarai Kecamatan menyampaikan pesan atau maksud.
Welak Desa Golo Ronggot Di dalam penelitian ini, ditemukan
Berdasarkan hasil penelitian, fungsi bahasa yang merupakan
wujud semiotik yang terkandung representasi dari realitas makna
pada keseluruhan penelitian ini, bahasa yang digunakan dalam adat
terletak pada dua hal pokok yaitu pernikahan Wagal di Desa Golo
wujud lingual dan nonlingual yang Ronggot Kecamatan Welak.
terucap pada saat prosesi wagal oleh Berdasarkan penelitian maka dapat
tongka tei (juru bicaralaki-laki) diketahui bahwa fungsi semiotik
ataupun tongka tiba (juru bicara bahasa adat perkawinan wagal
perempuan). Kedua hal pokok adalah fungsi ekspresif, fungsi
tersebut merupakan realitas data informatif, fungsi direktif, fungsi
yang terdapat pada keseluruhan kontekstual dan fungsi puitik.
prosesi pernikahan. Hal pokok Fungsi-fungsi tersebut muncul

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 9


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

berdasarkan konteks bahasa yang Keseluruhan proses yang diuraikan


digunakan pada pernikahan adat dalam pembahasan dan analisis,
budaya wagal di desa Golo Ronggot berdasarkan wujud, ditunjukkan
Kecamatan Welak Kabupaten bahwa realitas bahasa dan
Manggarai Barat. kebudayaan memiliki korelasi yang
Makna semiotik Bahasa menonjol dalam mengungkapkan
Pernikahan Adat Wagal fakta kehidupan budaya pernikahan
Kabupaten Manggarai Kecamatan adat pada masyarakat Manggarai
Welak Desa Golo Ronggot Barat.
Makna semiotik bahasa Dengan demikian,
pernikahan adat wagal di Desa Golo berdasarkan hasil penelitian dan
Ronggot adalah, a) Makna budaya pembahasan, pernikahan adat budaya
yaitu memperkuat Pandangan Hidup Flores di Kabupaten Manggarai
sebagai Warga Masyarakat, b) Barat ini, memiliki batas fungsi dan
Makna komunikasi, c) Makna sosial makna secara umum seperti: (1)
yaitu Pemersatu tali persaudaraan, memperkuat pandangan hidup
dan d) Makna religius. sebagai warga masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian Manggarai Barat; (2). sebagai media
dapat diketahui bahwa wujud Prosesi komunikasi baik antara manusia
Pernikahan Adat Manggarai Barat maupun antara makhluk lain (para
dari persepsi semiotik memiliki leluhur); (3). sebagai pemersatu tali
unsur keunikan tersendiri. Unsur persaudaraan antara keluarga dari
keunikan itu hadirdalam seluruh kedua mempelai dan lingkungan
pencapaian tertinggi pada setiap masyarakat sekitar. Ketiga fungsi
tahap dalam prosesipernikahan adat tersebut sudah menjadi bagian dari
Manggarai Barat khususnya didesa keyakinan masyarakat di Manggarai
Golo Ronggot. Bagi masyarakat di Barat dalam mengukuh kehidupan
sekitar Desa tersebut, kekuatan adat berumah tangga.
dalam sebuah kehidupan berbudaya
khususnya budaya pernikahan, yang
disebut berkeluarga merupakan salah
satu wujud ideal kebudayaan.

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 10


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Kesimpulan ekspresif, fungsi informatif, fungsi


Berdasarkan hasil penelitian direktif, fungsi kontekstual dan
dan pembahasan maka dapat ditarik fungsi puitik dan 4). Makna semiotik
kesimpulan sebagai berikut; 1). Bahasa Pernikahan Adat Wagal
Prosesi Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Kecamatan
Kabupaten Manggarai Kecamatan Welak Desa Golo Ronggotadalah, a)
Welak Desa Golo Ronggotterdiri Makna budaya yaitu memperkuat
atas a) tahap pra peminangan yang Pandangan Hidup sebagai Warga
dijembatani oleh watang, b) tahap Masyarakat, b) Makna komunikasi,
peminangan, yang terdiri dari Tuke c) Makna sosial yaitu Pemersatu tali
mbaru (tuke: naik, masuk,  mbaru: persaudaraan, dan d) Makna religius.
rumah), tukar cincin (paluk kila), Saran
Pongo (ikatan, mengikat), dan reke Bagi masyarakat
kawing(reke: janji, kawing: nikah, a). Berdasarkan hasil
kawin). c) Wagal yang terdiri atas, penelitian ini disarankan pada
Podo (antar) danGerep ruha (gerep: masyarakat tetap mempertahankan
injak; menginjak  ruha: telur), 2). nilai-nilai budaya yang ada terutama
Wujud semiotik Bahasa Pernikahan untuk mengkaji norma-norma yang
Adat Wagal Kabupaten Manggarai berlaku dalam masyarakat sebagai
Kecamatan Welak Desa Golo pedoman hidup bermasyarakat. b).
Ronggot yang terkandung pada Untuk memperkaya pengetahuan
keseluruhan penelitian ini, terletak dalam melengkapi hasil kajian
pada dua hal pokok yaitu wujud semiotika bahasa yang terkait dengan
lingual dan nonlingual. Pada prosesi pernikahan adat budaya Flores di
wagal pada pernikahan adat di desa Manggarai Barat.
Golo Ronggo semiotika bahasa Bagi lembaga
terdapat pada dialog-dialog khusus a). Sebagai bahan referensi
yang digunakan oleh tongka, bagi peneliti selanjutnya terutama
3).Fungsi semiotik Bahasa yang terkait dengan kajian semiotik
Pernikahan Adat Wagal Kabupaten bahasa pada penikahan adat budaya
Manggarai Kecamatan Welak Desa Flores di Kabupaten Manggarai
Golo Ronggot adalah fungsi Barat NTT, b). Memberikan

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 11


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

pemahaman praktis atas kajian Diung, Bernadetha. 2018. Pilihan


semiotik bahasa pada pernikahan Bahasa Pada Upacara
dalam budaya Flores di Kabupaten Perkawinan Adat di Desa
Manggarai Barat Nusa Tenggara Nenu, Kecamatan Cibal,
Timur, sebagai salah satu wujud Kabupaten Manggarai.
fenomena bahasa, yang dapat Jurnal online Undiksha
dijadikan sebagai bahan informasi volume 7 No. 2. Diakses
guna menyusun kamus bahasa online pada 29 Maret 2019 di
daerah, khususnya makna semiotik https://ejournal.undiksha.ac.i
bahasa pernikahan adat d/index.php/JJPBS/search/au
budaya Flores Kabupaten Manggarai  thors/view?
Barat. firstName=Bernadeta
Daftar Pustaka %20Diung&middleName=&
Creswell, John. 2014. Research lastName=.&affiliation=&co
Design Pendekatan untry=
Kualitatif, Kuantitatif Dan Hallyday, Regie. 1992. Aesthetic
Mixed. Yogyakarta. Pustaka Theory. London: Continuum
Pelajar International Publishing
Group
Moelong, Lexy. 2016. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Patrick. 2013. Perkawinan Adar
Manggarai. Diakses online
pada 29 Maaret 2019 di
http://chyntia-
abbo.blogspot.com/2013/01/
12.html
Ratna, Nyoman Kutha. 2010.
Metodologi Penelitian
Kajian Budaya Dan Ilmu

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 12


Balu, Hilarian Baldus, Muhamad Naharudin Arsyad.
Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Wagal Kabupaten Manggarai Barat, Kecamatan Welak, Desa
Golo Ronggot

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Perpustakaan Pusat IKIP BUDI UTOMO 13

Anda mungkin juga menyukai