Anda di halaman 1dari 9

MINI RISET

AKULTURASI BUDAYA LOKAL DALAM TRADISI “NYUMPET’’


DI DESA JAMBU TIMUR KECAMATAN MLONGGO
KABUPATEN JEPARA

Nama Lengkap : Yogi Alma Akbar


Kelas : 9J
Pembimbing : Ema Yusnanita, S.Pd.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jepara


2023
Abstrak

Akulturasi merupakan konsep untuk menggambarkan proses panjang bertemunya dua


atau lebih tata nilai yang dimiliki individu, kelompok dan masyarakat. Munculnya penolakan
terhadap sesuatu yang baru, harus dipahami sebagai bagian kecintaan masyarakat terhadap
nilai-nilai lama (lokal). Hal ini merupakan proses belajar untuk memahami nilai-nilai baru yang
datang. Pada kondisi seperti ini, tidak tepat digunakan klaim benar atau salah antara Islam dan
budaya lokal. Tampilan Islam di suatu masyarakat, akan sangat diwarnai oleh budaya yang
dimilikinya. Sehingga Islam akan memiliki bentuk yang bermacam-macam sesuai dengan
budaya yang eksis di masyarakat. Kondisi ini secara terus-menerus akan mengalami pasang-
surut, apakah Islam akan lebih mewarnai budaya atau sebaliknya, budaya akan mewarnai
Islam. Tradisi “Nyumpet” di Desa Jambu Timur, menjadi salah satu contoh kecil untuk
menjelaskan proses akulturasi yang berjalan. Disinilah pendakwah harus lebih bijaksana dalam
menyikapi praktik keagamaan yang terbalut dalam budaya lokal yang masih mengakar di
masyarakat.

Kata Kunci : Islam, Lokal, Budaya ‘’nyumpet’’


A. LATAR BELAKANG Itulah sebabnya, Islam datang
Mendengar kata Jepara, tentu ke nusantara dengan suasana yang
ada beberapa hal yang lazim relatif damai nyaris tanpa ketegangan
terdengar seperti ukiran kayu jati atau dan konflik. Islam dengan mudah
sosok pahlawan R.A. Kartini. Namun, dapat diterima oleh masyarakat
belum banyak yang tahu bahwa kota sebagai sebuah agama yang
ini memiliki akulturasi yang hebat. membawa kedamaian, meskipun pada
“Nyumpet”, adalah bukti bahwa masa itu masyarakat telah beragama
Islam dan budaya lokal bisa berjabat dan memiliki kepercayaan tersendiri
erat. Berkaitan dengan budaya Islam baik animisme, dinamisme, hindu
sebagai sistem ajaran agama akan maupun budha. Penyebaran Islam
selalu berhubungan dengan budaya menyebabkan munculnya corak dan
lokal dimana Islam berada. Meski varian Islam yang memiliki kekhasan
akhirnya terdapat salah satu yang dan keunikan. Hal ini harus disadari
berpengaruh, baik agama atau justru bahwa eksistensi Islam di Indonesia
sebaliknya budaya lokal yang lebih tidak pernah tunggal.
dominan dalam kehidupan manusia. Dalam mempercepat
Namun besar kemungkinan keduanya perkembangan masyarakat, kita tidak
dapat memainkan peran penting pernah mengesampingkan kiprah
dalam membentuk budaya baru, Walisongo. Mereka selalu
karena terjadi hubungan baru antara menghargai tradisi dan budaya asli
tatanan nilai agama yang menjadi dalam menyebarkan agama Islam.
idealisme suatu agama dengan tata Metode mereka sesuai dengan ajaran
nilai budaya lokal. Antara Islam yang lebih toleran dengan
kebudayaan dan agama, ada yang budaya lokal. Walisongo juga
mengatakan bahwa agama sebagai menggunakan cara-cara persuasif
sistem kebudayaan. Dimana dalam mengislamkan Pulau Jawa atas
kebudayaan sebagai pola kelakuan kekuatan Hindu-Budha pada abad 15
yang terdiri dari serangkaian aturan- dan 16 M. Apa yang terjadi adalah
aturan, pedoman-pedoman, petunjuk- akulturasi dan hidup berdampingan
petunjuk yang digunakan manusia secara damai. Ini merupakan suatu
untuk mengatur tingkah lakunya. ekspresi dari “budaya Islam ” yaitu
Dengan demikian kebudayaan dapat ulama sebagai agen of change,
diartikan dari penyatuan pengertian- dipahami secara luas telah
pengertian yang menyatu dalam memelihara dan menghargai tradisi
simbol-simbol yang berkaitan dengan lokal dengan cara merangkul budaya
ekspresi manusia. tersebut terhadap nilai-nilai Islam.
Budaya adalah kebiasaan yang 1. Bagaimana Proses Akulturasi Islam dan
dibuat sejak dulu. Hal mendasar dari Budaya Jawa dalam Tradisi “Nyumpet”
kebudayaan adalah adanya pendahulu di Desa Jambu Timur?
atau informasi leluhur baik tertulis
maupun tidak tertulis. Budaya lokal C. TUJUAN PENELITIAN
jawa yang masih ada di kabupaten Berdasarkan rumusan masalah
jepara adalah tradisi nyumpet. penelitian yang telah di telusuri, maka
Penelitian ini bertujuan untuk tujuan dari mini riset ini adalah
mendeskripsikan bagaimana cara untuk:
melestarikan budaya lokal dalam 1. Mengetahui proses Akulturasi Islam dan
tradisi Indonesia khususnya tradisi Budaya Jawa dalam Tradisi “Nyumpet” di
nyumpet di kabupaten jepara agar Desa Jambu Timur.
masyarakat aman sehingga generasi
muda tidak melupakan budaya yang D. PEMBAHASAN MASALAH
telah dibangun sejak lama. penelitian 1. Mengenal Arti Nyumpet
ini diharapkan dapat membentuk Layaknya menjalani kehidupan,
generasi muda yang cerdas, akan tiba waktunya mereka mengadakan
bertanggung jawab, dan aktif dalam acara khitanan atau pernikahan. Nyumpet,
budaya lokal. Tradisi nyumpet adalah sebuah tradisi yang biasanya
merupakan ritual yang dilakukan oleh dilakukan sebelum masyarakat
sebagian masyarakat jepara kejawen. melangsungkan pernikahan, khitanan atau
Ritual nyumpet dilakukan saat ada hajatan keluarga lainnya. Untuk
acara pernikahan atau khitanan. menyambut datangnya sang tamu, pemilik
Oleh karena itu dalam mini riset hajat mempersiapkan berbagai upacara
ini, akhirnya penulis lebih spesifik seminggu menjelang pelaksanaan hajatan
mengkaji tentang Akulturasi Islam dengan harapan mendapat perlindungan
dan budaya lokal Jawa, khususnya dari Sang pencipta dan para nenek
pada tradisi Nyumpet di Desa Jambu moyang yang telah mendahului di alam
Timur yang menjadi lokasi tempat baka. Nyumpet dalam bahasa Jawa
tinggal Penulis. memiliki arti melindungi, menutupi ,
merapeti atau memagari . Secara istilah
B. RUMUSAN MASALAH nyumpet memiliki
Sesuai dengan latar belakang arti mbuntoni (membuat buntu, menutup
masalah rumusan masalah dari mini rapat-rapat) atau ngrapeti (merapatkan)
riset ini adalah: lubang atau jalan dari berbagai gangguan.
Permohonan keselamatan ini dilakukan
menjelang pelaksanaan prosesi pernikahan
– 7 hari sebelum pernikahan digelar – dengan satu telur ayam kampung
dengan harapan selamat dari malapetaka, diujung di tengah paso. wadah harus
dibebaskan dari gangguan fisik maupun kekep, diibaratkan sebuah bumi. Beras
metafisik. Selain untuk melindungi hajat merupakan simbol fitrah manusia,
dari serangan makhluk halus, nyumpet dalam kiprahnya ikut membantu
digunakan pula untuk mendapatkan hasil terlaksananya hajat. Telur simbul hajat
(materi) berlebih untuk mengumplkan yang disengkuyung atau diangkat
rejeki. Untuk melaksanakan prosesi ini, bersama-sama sehingga hajatnya dapat
dibutuhkan seseorang yang mampu mendatangkan banyak rizki.
melaksanakan “tugas” upacara ini. b. Jajan pasar terdiri dari berbagai jajanan
Masyarakat akan menyiapkan beberapa yang ada di pasar dan bahan bakunya
makanan tertentu sebagai simbol manusia berasal dari beras . Mensimbolkan sifat
dan alam semesta. Setelahnya, sahibbul yang bermacammacam dari beras
hajat akan mengundang beberapa orang (manusia) dengan wadah atau
untuk turut mendoakan, menilawatkan tempatnya tebok.
ayat suci Alquran c. Tebok, merupakan manifestasi dari
dan rasulan (menyampaikan salawat jagad atau alam semesta yang memiliki
kepada baginda Nabi Muhammad saw), sifat- sifat yang beragam.
berharap keselamatan dan kelancaran pada d. Bubur abang 3, putih 4, segelas kopi
acara yang akan dilaksanakan. hitam dan segelas susu putih, arang-
2. Syarat-sayrat yang disediakan untuk arang kambang, rujak degan atau
Kegiatan Nyumpet kelapa muda yang diberi gula jawa.
Untuk melaksanakan prosesi ini, Bubur simbol dari khormat
dibutuhkan seseorang yang mampu (menghormati) kakang kawah adi ariari
melaksanakan tugas upacara ini. Seorang (menghormati asal muasal kejadian
pemilik hajat, datang pada orang “pintar” manusia yang berasal dari darah merah
yang bisa menjalankan ritualnya yang ada dan putih), 4,5 (empat,lima) pancer. 4
di desa Jambu Timur, kemudian (empat) = (sama dengan) 4 (empat)
memintanya untuk melaksanakan penjuru wetan (timur), kulon (barat),
tugasnya yaitu nyumpet. Sang penyumpet kidul (selatan), elor (utara). Sedangkan
kemudian meminta untuk disediakan uga 5 (lima) = (sama dengan) orang yang
rampe (peralatan atau syarat-syarat yang memiliki hajat berbentuk badan yang
harus dipenuhi dan harus disediakan oleh punya hajat.
tuan rumah). Uga rampe yang harus e. Dinampan yang berbeda, terdapat
disediakan meliputi: sajian susu dan kopi perwujudan dari
a. Paso kekep berisi beras sepenuhnya alam, keselametan siang dan malam.
paso, sehingga membentuk gunung
f. Bunga telon warna merah hijau putih, Satu kamar khusus yang tdk boleh
lambang dari pertolongan dari Yang dimasuki selain yang punya hajat.
Kuasa. Telon artinya pertolongan. Jadi m. Lampu senthir atau teplok yaitu lampu
simbol bunga telon sebagai pengantar minyak berukuran kecil dan harus
untuk mendapatkan pertolongan Sang hidup selama seminggu dalam kamar
Kuasa. yang menjadi tempat nyumpet. Jika
g. Rujak degan yaitu agar permohonan tidak ada lampu senthir, bisa digantikan
menjadi mantap jangan ragu-ragu, lilin.
harus madep mantep pada sang n. Jangka waktu satu minggu sebelum
Hyangwidi. hajat permintaan dipanjatkan dengan
h. Arang-arang kambang dibuat dari beras ritual do’a
ketan digoreng dengan gula, sesudah 3. Runtutan Prosesi Nyumpet
menguning atau menghitam dikepel Sedangkan runtutan Nyumpet dapat
atau dikumpul-kan hingga melekat diuraikan sebagai berikut:
antara satu dengan lainnya, kemudian a. Prosesi nyumpet diawali dengan do’a
diberi air dimasukkan dalam gelas yang dikemas dalam acara slametan
simbol agar madep mantep atine pada
pengeran jangan was-was atau
kemambang pada pangeran yang
memberikan apa yang diinginkan
hambanya.
i. Kupat lepet simbol semua yang
dihajatkan memiliki kesalahan semoga
sang Hyangwidi memberikan maaf.
Slamatan nyumpet merupakan
j. Carang pring (ranting bambu yang
perwujudan minta ijin atau permisi
kering satu meter panjangnya) dengan
pada danyang, agar disengkuyung
lawe (tali dari benang) putih satu helai.
(dibantu) dalam melaksanakan
Fungsi permohonan cuaca terang
hajatnya, dan diijabah gusti apa yang
terbebas dari gangguan hujan (singkir
menjadi permohonannya. Danyang
air).
(roh pelindung) adalah roh tokoh-tokoh
k. Garam krosok (garam yang belum
sejarah yang sudah meninggal sebagai
dimasak oleh pabrik) yaitu untuk
pendiri desa tempat mereka tinggal.
membentengi rumah agar terhindar dari
Danyang ini sebagai orang pertama
makhluk metafisik.
yang membuka tanah sekuro. Setiap
l. Dupa atau menyan jawa yaitu alat
desa memiliki danyang utama.
untuk mengantarkan doa atau hajat 13.
Danyang desa ini adalah Mbah Kawak.
Ketika Mbah Kawak masih hidup
sebagai manusia, datang ke desa itu dengan disertai sajian seperti nyumpet
selagi masih hutan belantara, jadi dia ditambah ingkung ayam. Dalam waktu
yang membuka tanah sekuro pertama bersamaan dengan nyumpetnya dan
kali dengan cara membersihkannya, dihadiri para tetangga yang diundang
dan membagi-bagikan tanah pada untuk ikut mendoakan.
pengikutnya, keluarganya, teman-
temannya, dan ia sendiri sebagai
lurahnya. Sesudah meninggal
kemudian dia dimakamkan didekat
desa tempat mereka tinggal yaitu d
idesa Kawak sebelah selatan desa
Sekuro. Dalam kepercayaan
c. Nyumpet dilakukan oleh tokoh
masyarakat setempat, ia sendiri masih
spiritual yang ada di desa ini sebut saja
terus memperhatikan kesejahteraan
Pak Aris Pak Aris merupakan tokoh
desanya meski berbeda alamnya. Mbah
spiritual yang umurnya masih sangat
Kawak sendiri sudah masuk Islam
muda sekitar 30 tahun, namun karena
ketika membabad tanah sekuro. Hal ini
daya linuwihnya (memiliki kelebihan
ditandai dengan berdirinya masjid
dibidang spiritual dan magis) ia diberi
Kawak yang didirikan, dan dibuat
kepercayaan untuk melakukan ritual
bersama masyarakat setempat.
upacara itu dan memimpin doa doanya.
Peninggalan masjid tersebut hingga
Menurutnya , nyumpet dibutuhkan
sekarang masih terawat dengan baik
tempat khusus untuk membacakan
serta dilestarikan masyarakat Kawak.
do’a-do’a beserta ugorampe di kamar
Namu secara umum dan yang belum
yang disediakan dan tidak boleh ada
tentu beragama Islam, tetapi bisa saja
orang lain yang memasukinya hingga
memiliki kepercayaan pada agama
pesta selesai kecuali sang punya hajat.
tradisional, Hindhu maupun Budha,
d. Selanjutnya paso ditutup setelah diberi
tetapi dia memiliki peran utama dalam
do’a, kemudian dibuka lagi menjelang
pendirian sutu desa yaitu sebagai orang
sehari sebelum pesta dimulai yaitu
yang membuka wilayah yang pertama
pada malam melek pasian . Kekep
kali
dibuka dari pasonya dengan maksud
b. Doa untuk Danyang dibacakan ketika
membuka do’a-do’a yang sudah
“Nyumpet dan Ngrasulake”.
dipanjatkan. Seperti permintaan rezeki
Dilakukan seminggu sebelumnya
dilimpahkan, tidak ada gangguan
dibarengi ngrasulake. Ngrasulake yaitu
apapun serta cuaca pada saat
kirim do’a untuk para rasul, para nabi ,
berlangsungnya pesta menjadi cerah,
sahabat, tabiin sampai pada leluhurnya
meskipun ada hujan tetapi hujan
tersebut tidak berlangsung lama Dari hasil pembahasan tentang
sehingga tanah menjadi kering lagi Akulturasi Islam dan budaya lokal, Dari
tidak ada air yang akan mengganggu runtutan tradisi nyumpet yang telah di
aktifitas hajat. Bersamaan waktu uraikan dapat mengambil beberapa catatan
membuka paso, carang dan lawe yang sebagai berikut: Pertama, Islam sebagai
diikatkan pada carangnya diambil dari agama paripurna memiliki nilai-nilai ideal
kamar kemudian ditancapkan yang seharusnya menjadi pedoman perilaku
dibelakang rumah ditempat lapang bagi setiap orang yang memeluknya. Cepat-
tanpa ada halangan. Gunanya untuk lambatnya internalisasi tersebut sangat
menyingkirkan atau khusus menolak dipengaruhi oleh berbagai macam hal
datangnya hujan . diantarannya adalah konteks sosio-
e. Kirim nduwo atau kirim do’a pada ahli kulturalnya. Kedua, akulturasi merupakan
kubur shohibul hajat pada melek pasian konsep untuk menggambarkan proses
(melek semaleman di malam hari panjang bertemunya dua atau lebih tata nilai
sebelum pelaksanaan pesta esok antara Islam dengan nilai-nilai lokal dimana
harinya). Melek pasian ini dilakukan individu, kelompok dan masyarakat
oleh saudara, tetangga, dan teman bertempat tinggal dengan budaya yang telah
dekat untuk mengantarkan dan dimilikinya. Apa yang akan terjadi dalam
menghormati sang mempelai dalam proses ini seperti substitusi, sinkretisme,
mengarungi rumah tangga adisi, dekulturasi, orijinasi dan bahkan
penolakan, harus dipahami sebagai bagian
Setelah pesta selesai maka ritual
kecintaan mereka terhadap nilai-nilai lama
ditutup dengan selamatan sepasar dengan
(lokal) pada satu sisi dan proses belajar
ugorampe jajan pasar, bubur merah putih,
untuk memahami nilai-nilai baru (Islam)
ingkung, nasi golong. Undangan tetangga
pada sisi yang lain. Pada kondisi seperti ini
terdekat, tujuannya untuk bersyukur atas
ini, tidak tepat digunakan klaim menang
keberhasilan hajatnya, dan selamatan
atau kalah, antara Islam vis a vis budaya
penutup hajat. Setelah pesta selesai maka
lokal. Ketiga, pemahaman masyarakat
ritual ditutup dengan selamatan sepasar
tentang ajaran Islam sebagaimana telah
dengan ugorampe jajan pasar, bubur
dipaparkan sebelumnya, dengan kelebihan
merah putih, ingkung, nasi golong.
dan kekurangannya merupakan wujud
Undangan tetangga terdekat, tujuannya
dimulainya era keterbukaan msyarakat
untuk bersyukur atas keberhasilan
tersebut terhadap budaya-budaya dari luar
hajatnya, dan selamatan penutup hajat
termasuk di dalamnya nilai-nilai ajaran
Islam. Diperlukan bimbingan dan
E. SIMPULAN
pendampingan untuk mencapai tahapan
pemahaman dan tahapan implementasi
ajaran Islam yang lebih sempurna

F. DAFTAR PUSTAKA
Widiana, Nurhuda, AKULTURASI ISLAM
DAN BUDAYA LOKAL DALAM
TRADISI “NYUMPET” DI DESA
SEKURO KECAMATAN MLONGGO
KABUPATEN JEPARA, JURNAL ILMU
DAKWAH, Vol. 35, No.2, Juli – Desember
2015 ISSN 1693-8054

Loveforall, 2023, “Nyumpet, Akulturasi


Islam dan Budaya Lokal”,
https://loveforall.id/akulturasi-islam-
dan-budaya-lokal/, diakses pukul 12.24
WIB

Anda mungkin juga menyukai