Anda di halaman 1dari 20

NAMA : HIDAYATULLAH

NIM : 203106707003

RESUME BUKU AL_MUQODDIMAH

KATA PENGANTAR
IBNU KHALDUN menuturkan sekelumit kehidupannya dalam kitab Al
'Ibar wa Diwanul Mubtada' wa Al-Khabar. "Aku bermukim di benteng Ibnu
Salamah selama empat tahun dalam kondisi tak terlalu sibuk. Di sinilah aku
menulis buku ini. Selama di sana pula, aku terinspirasi menyempurnakan
mukaddimahnya. Dari situlah mengalir kata-kata indah dan makna-makna yang
terdapat dalam pikiran hingga terkumpullah hasil dan manfaatnya."
Kitab Muqaddimah lbnu Khaldun mengundang banyak diskursus, sebab
isinya di kemudian hari menjadi teori-teori baru dalam bidang ilmu sejarah dan
sosial. Padahal sebenarnya ia adalah pengantar kitab Al-Ibar yang justru kurang
mendapatkan perhatian dan penelitian sebagaimana dilakukan terhadap kitab
Muqaddimah.
Di dalam kitab Muqaddimah ini, lbnu Khaldun telah menyingkap berbagai
hukum tentang perjalanan dan perkembangan sejarah masyarakat. Di situ ia
menyajikan berbagai contoh tentang bangkitnya suatu bangsa berikut alasan-
alasannya, menjelaskan sebab-sebab runtuhnya bangsa dan peradabannya.
Selain itu, ia juga memberikan contoh-contoh kesewenangan dan kezaliman
politik, ekonomi, dan sosial, selain juga contoh-contoh kemewahan, kesombongan
dan kondisi-kondisi sosial yang mengantarkan pada kehancuran.
Ibnu Khaldun sangat lihai dalam membaca pergerakan fenomena alam dan
sosial, menafsirkannya, dan menyebutkan kesimpulan-kesimpulannya sesuai
dengan sistem dan hukum sosial yang ia dapatkan dari penelitian terhadap
karakter-karakter keraja n dan faktor-faktor penopangnya, selain prinsip-prinsip
dan kenyataan-kenyataan yang dialaminya. Ia mengembalikan kepada psikologi
individu untuk unsur kemanusiaan yang terjadi antara generasi terdahulu (salaf)
dan generasi mutakhir (khalaf). Ia memotret bangsa dari sudut kebudayaan dan
peradaban yang berbeda beda dengan meninjau jauh-dekatnya dengan hakikat
agama dan kondisi idealis yang sempurna yang sepatutnya tampak dalam
masyarakat yang terbentuk dengan agama ini.
Menurut Ibnu Khaldun, urusan politik, pembangunan, keahlian dan ilmu
pengetahuan mempunyai keterkaitan erat dengan agama.
Abdurrahman bin Khaldun (732-808 H./1332-1406 M.) hidup dalam
kondisi politik dan kesukuan yang rumit. Masa itu, ia berpindah-pindah antara
Maroko, Andalusia (kini bernama Spanyol}, dan Mesir tempat ia wafat. Ia adalah
sosok agung yang muncul ketika dunia Islam terpecah belah menjadi negeri-
negeri kecil.
Dalam sejarah; keluarga lbnu Khaldun terlibat dalam pusaran konflik.
Sosok Ibnu Khaldun siap memainkan peran dalam mengurai konflik konflik
tersebut.
lbnu Khaldun tumbuh dan berkembang sebagai orang yang mencintai
ilmu. Pertama-tama, ia menghapal Al-Qur'an lewat bimbingan ayahnya sendiri.
Lalu ia mempelajari ilmu hadits, ilmu fikih, ushul, bahasa, sastra, sejarah, selain
mempelajari filsafat dan ilmu manthiq (logika).
lbnu Khaldun sering berkunjung ke negeri Maroko dan Andalusia. Ia
menetap di Tilmisan dan mulai menyusun karya tentang sejarah di sana. Setelah
itu, ia kembali ke Tunisia. Dari sana, ia hijrah ke Mesir dan bertemu dengan
penguasanya, yakni Barquq. Dari perjumpaan itu, ia diamanahi jabatan hakim di
Mesir. Ia sering dipecat dari jabatannya lalu mengembannya kembali selama
enam kali. Selama bermukim di Mesir, ia sering menempuh perjalanan. Pada
tahun 789 H. ia bertandang ke Hijaz, lalu pada tahun 803 H. ia berkunjung ke
Damaskus dalam rangka menemani sang sultan yang pergi bersama pasukannya
untuk menemui penguasa Mongol, Timurlank.

PENDAHULUAN
Seorang hamba yang sangat membutuhkan rahmat Allah Yang Maha kaya
Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun Al-Hadhrami, semoga Allah
memberikannya taufiq mengatakan, Segala puji bagi Allah. Segala kemulian dan
kebesaran hanyalah milik-Nya. Segala kekuasaan dan kerajaan di tangan-Nya. Dia
memiliki sifat-sifat dan nama-nama yang indah. Dia Maha Mengetahui, maka
tidak samar bagi-Nya apa yang ditampakkan oleh pembicaraan dan apa yang
tersimpan dalam diam. Dia Maha kuasa, maka tidak ada sesuatu apapun di langit
dan di bumi yang mampu melemahkan-Nya. Dia telah menciptakan kita dari
tanah, menjadikan kita sebagai pemakmur bumi dalam berbagai generasi dan
bangsa, dan memudahkan rezeki-rezeki kita darinya.
Tali persaudaraan dan rumah-rumah melindungi kita, rezeki dan bahan
makanan menjamin kita, hari-hari dan waktu-waktu memusnahkan kita, dan ajal
yang telah ditetapkan terus mengejar kita. Dialah yang kekal, yang hidup dan
yang tidak akan mati.
Semoga shalawat dan salam terlimpah kepada junjungan dan pemimpin
kita Muhammad _., sang Nabi yang ummi, berbangsa Arab, yang telah disebutkan
sifat-sifatnya dalam kitab Taurat dan lnjil. Alam dunia menanti-nanti kelahirannya
sebelum hari Sabtu dan Ahad saling berganti dan bintang Zuhal (saturnus)
berjauhan dengan ikan paus.
Shalawat dan salam semoga tercurah juga kepada keluarga dan para
sahabatnya yang dari kebersamaan mereka dengan beliau mereka memperoleh
pengaruh yang banyak dan kemenangan yang besar dalam membela beliau serta
mengakibatkan musuh-musuh mereka tercerai-berai.
Sernoga Allah rnencurahkan shalawat dan salarn yang rnelirnpah kepada
beliau dan kepada rnereka selarna tali Islam senantiasa tersarnbung dan tali kafir
senantiasa terputus

ILMU SEJARAH
Ilmu sejarah merupakan bagian dari berbagai cabang ilmu yang dipelajari
oleh bangsa-bangsa dan generasi-generasi umat manusia. Ilmu sejarah senantiasa
menarik minat banyak orang. Orang-orang biasa dan
orang-orang yang tidak pintar juga ingin mengetahuinya. Para raja dan
penguasa berlomba-lomba mempelajarinya. Dalam memahaminya secara
lahiriyah, sama antara orang-orang pintar dan orang-orang bodoh. Hal itu karena
dilihat dari segi lahiriyah, sejarah tidak lebih dari berita tentang peristiwa-
peristiwa masa lalu.
Dalam sejarah tentang abad-abad lalu terdapat beragam pendapat,
perumpamaan, dan pertemuan yang diadakan, khususnya di saat perjamuan.
Selain itu, sejarah membuat kita memahami bagaimana kondisi-kondisi manusia
mengalami perubahan, kerajaan-kerajaan mengalami perluasan kawasan,
bagaimana manusia-manusia memakmurkan dunia hingga membuat mereka
meninggalkan tempat tinggal dan tibalah sang waktu menjumpai masa mereka.
Secara hakikat, sejarah mengandung pemikiran, penelitian, dan alasan-
alasan detil tentang perwujudan masyarakat dan dasar-dasarnya, sekaligus ilmu
yang mendalam tentang karakter berbagai peristiwa. Karena itu, sejarah adalah
ilmu yang orisinil tentang hikmah dan layak untuk dihitung sebagai bagian dari
ilmu-ilmu yang mengandung kebijaksanaan atau filsafat.
Para sejarawan Muslim terkemuka telah mencatat sejarah-sejarah masa
lalu secara menyeluruh. Namun, kerja keras mereka itu oleh orang-orang yang
kerdil dicampuradukkan dengan kebatilan-kebatilan dan riwayat-riwayat yang
lemah hingga diikuti oleh orang-orang yang datang kemudian. Kita lantas
mendengar sejarah tersebut dalam versinya yang tak lagi orisinil. Mereka pun
tidak memerhatikan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa dan tidak membuang
kisah-kisah yang remeh atau lemah.

MADZHAB-MADZHAB ATAU ALIRAN PENULISAN SEJARAH


Banyak orang yang telah melakukan penulisan sejarah. Mereka mencatat
sejarah umat manusia dan bangsa-bangsa dunia. Namun orang-orang terkenal
yang memiliki kecakapan yang diakui, dan menulis sejarah masa lalu secara
komprehensif sangat sedikit, bahkan bisa dihitung dengan jari. Di antara adalah
Ibnu Ishaq, Ath-Thabari, lbnu Al-Kalbi, Muhammad bin Umar Al-Waqidi, Saif
bin Umar Al-Asadi, dan lainnya yang sudah terkenal dan memiliki keistimewaan
tersendiri.
Sayangnya, dalam buku-buku Al-Mas'udi dan Al-Waqidi terdapat cacat
sebagaimana telah diketahui para pakar sejarah yang terpercaya dan terkenal di
kalangan para-Al-Hafizh (penghafal ilmu-peny) yang tsiqah (terpercaya). Walau
demikian, seluruh ahli sejarah menerima catatan sejarah mereka secara khusus
dan mengikuti jejak-jejak mereka dalam menyusun karya tulis.
Seorang kritikus (sejarah) yang benar-benar ahli memiliki kemampuan
untuk menyingkap kepalsuan berita-berita mereka atau memberikan penilaian
bahwa mereka adalah orang yang layak diterima. Peradaban itu memiliki
karakter-karakter tersendiri yang dapat dijadikan tolok ukur sejarah sekaligus
menjadi rujukan riwayat dan atsar.
Aku menulisnya secara teliti dan bersih dari cacat serta membuatnya
mudah dipahami oleh kaum intelektual dan para ahli. Penulisan bab babnya aku
buat secara menarik dan mengagumkan sehingga menjadi sebuah model baru
dalam penulisan sejarah. Dari situ aku menjelaskan kondisi-kondisi peradaban dan
perilaku perkotaan serta hal-hal baru yang timbul akibat sosial manusia. Anda
akan merasa puas dengan hukum-hukum yang melatarbelakangi peristiwa-
peristiwa dan dapat memahami bagaimana sebuah bangsa memulai kerajaannya.
Dengan begitu Anda akan terlepas dari taklid dan dapat mengetahui pola-pola
sejarah sebelum dan sesudah Anda.
Kitab ini aku susun dalam bentuk mukaddimah (pengantar) dan tiga kitab.
1. Muqaddimah
Bagian ini menjelaskan tentang keutamaan ilmu sejarah, madzhabmadzhab
sejarah dan berbagai kekeliruan para sejarawan.
2. Kitab Pertama
Bagian ini menjelaskan tentang peradaban dan unsur-unsur penting yang
menjadi prasyarat peradaban seperti raja, penguasa, pekerjaan, profesi,
ilmu pengetahuan dan faktor-faktor yang mendasari semua itu.
3. Kitab Kedua
Kitab ini berisi tentang sejarah orang-orang Arab, generasi-generasi
mereka, dan kerajaan-kerajaan mereka sejak masa kekhalifahan hingga
saat ini. Selain itu, buku ini juga memuat sejarah tentang sebagian bangsa-
bangsa terkenal seperti Nabath, Saryaniah, Persia, Bani Israel, Qibthi
(bangsa Mesir), Yunani, Romawi, dan Eropa.
4. Kitab Ketiga
Buku ini menjelaskan tentang sejarah orang-orang Barbar dan sebagian
kabilah mereka yang terkenal bernama Zinatah. Kitab ketiga ini
menyebutkan permulaan mereka, generasi-generasi mereka, kekuasaan
dan kerajaan yang ada di Maghrib secara khusus.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke timur untuk meraih cahaya
cahayanya, melaksanakan fardhu dan sunnah di tempat thawaf dan tempat
ziarahnya, meneliti jejak-jejaknya dalam catatan-catatan dan buku bukunya. Maka
aku memperoleh tambahan informasi berupa sejarah raja-raja bangsa Ajam (non-
Arab) di negeri-negeri timur tersebut dan bangsa Turki serta kawasan yang
mereka kuasai.
Informasi-informasi tambahan tersebut aku masukkan ke dalam apa yang
telah aku tulis sebelumnya dengan mempertimbangkan kesamaan masa dengan
bangsa-bangsa yang telah aku tulis itu. Namun, masalah ini aku susun secara
ringkas tanpa menghilangkan maksud-maksud yang dituju para pembaca dan
masuk melalui faktor-faktor sejarah secara umum lalu menukik pada informasi
khusus.
Dengan demikian apa yang aku tulis mencakup sejarah manusia secara
keseluruhan, memudahkan hikmah-hikmah yang sulit dipahami, memberikan
alasan-alasan atau sebab-sebab yang melatarbelakangi sejarah suatu bangsa.
Dengan begitu, kitab yang telah aku tulis ini menjadi penjaga hikmah sekaligus
wadah sejarah.

MUQADDIMAH
ETAHUILAH, ilmu sejarah merupakan ilmu yang mulia madzhabnya,
besar manfaatnya, dan bertujuan agung. Ilmu sejarah menyebabkan
kita dapat mengetahui perilaku dan akhlak umat-umat terdahulu, jejak-
jejak para-Nabi, para raja dengan kerajaan dan politik mereka sehingga dapat
dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang mengambil pelajaran, baik dalam
urusan dunia maupun urusan agama.
Ilmu sejarah membutuhkan banyak rujukan, bermacam-macam
pengetahuan, dan penalaran sekaligus ketelitian yang mengantarkan kepada
kebenaran serta menyelamatkan dari kesalahan-kesalahan. Hal itu karena sejarah,
jika hanya didasarkan pada penukilan tanpa menilik kepada prinsip-prinsip adat,
kaidah-kaidah politik, tabiat peradaban, kondisi-kondisisosial masyarakat, serta
yang gaib, lalu tidak dianalogikan kepada yang dapat disaksikan; masa kini hadir
tidak dianalogikan dengan masa lalu, maka sejarah seperti itu tidak aman dari
kekeliruan dan penyimpangan dari kebenaran.
Seringkali para sejarawan, mufassir (ahli tafsir), dan para ulama riwayat
keliru dalam menulis riwayat dan mengisahkan peristiwa-peristiwa. Sebab,
mereka hanya menukil begitu saja, tanpa memilah mana yang benar dan yang
tidak, tidak menilainya dengan kaidah-kaidah, tidak menganalogikan ya dengan
peristiwa-peristiwa yang serupa, tidak menimbangnya dengan timbangan hikmah,
karakter alam, dan tidak menggunakan nalar dan wawasan yang tajam. Akibatnya
mereka menyimpang dari jalan yang benar dan tersesat di padang sahara
pemahaman yang keliru. Apalagi dalam menghitung jumlah kekayaan dan
pasukan ketika mengulas tentang sebuah peristiwa atau sejarah. Topik seperti ini
rentan menjadi sasaran kedustaan. Dalam kondisi seperti ini, harus dikembalikan
lagi kepada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang dapat dijadikan patokan.
Contoh tentang hal ini adalah apa yang telah di nukil oleh Al-Mas'udi dan
para penulis sejarah lainnya tentang pasukan Bani Israel. Al-Mas'udi
menyebutkan bahwa Nabi Musa I menghitung jumlah mereka di Tih setelah
memperbolehkan orang yang mampu berperang harus yang sudah berumur dua
puluh tahun atau lebih. Total jumlah mereka mencapai 600 ribu atau lebih. Di sini
Al-Mas'udi lupa tentang kapasitas Mesir dan Syam untuk mendatangkan pasukan
sebanyak itu. Sebab, setiap kerajaan memiliki kawasan cukup untuk jumlah
pasukan tertentu, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagaimana
didukung oleh kebiasaan dan fakta-fakta yang sudah dikenal.

PASAL
Kekeliruan yang lebih fatal daripada yang telah saya sebutkan tersebut
adalah yang sering dinukil oleh para mufasir ketika menafsirkan ayat berikut:
"Apakah Anda tidak memerhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat
terhadap kaum Ad?, (yaitu) penduduk !ram yang mempunyai bangunan-
bangunan yang tinggi." (Al-Fajr: 6-7)
Mereka menafsirkan kata Iram sebagai nama sebuah kota yang sifatnya
memiliki tiang-tiang. Mereka menceritakan, Ad bin Ush bin Iram mempunyai dua
anak yang masing-masing bernama Syadid dan Syaddad. Keduanya menjadi raja
setelahnya. Lalu Syadid meninggal sehingga kekuasaan hanya berada di tangan
Syaddad. Raja-raja kecil juga tunduk kepadanya.
Suatu ketika, ia mendengar cerita tentang surga. Lalu ia bertekad,
"Sungguh, aku akan membangun sepertinya!" Maka ia pun membangun kota Iram
di padang sahara Aden selama tiga ratus tahun. Umurnya sendiri mencapai
sembilan ratus tahun. Kota yang ia bangun ini sangat besar. Istana-istananya
terbuat dari emas dan tiang-tiangnya terbuat dari Zabarjat dan Yaqut. Di dalamnya
terdapat berbagai macam jenis tanaman dan sungai-sungai yang mengalir.
Setelah pembangunannya selesai, ia pindah ke kota tersebut bersama
keluarga kerajaan. Ketika perjalanannya menuju kota Iram kurang sehari semalam
lagi, Allah mengirim suara yang mengguntur dari langit hingga membinasakan
mereka secara keseluruhan.
Kisah tersebut disebutkan oleh Ath-Thabari, Ats-Tsa'alibi, Az
Zamakhsyari dan para mufasir (ahli tafsir) lainnya. Mereka mengisahkan bahwa
suatu saat Abdullah bin Qilabah keluar mencari untanya. Tiba tiba ia sampai di
kota tersebut. Ia lantas membawa harta yang sanggup ia bawa dari kota itu. Berita
tentang hal ini pun sampai kepada Muawiyah. Karena itu, ia diminta untuk
menghadap kepadanya dan bercerita tentang kisahnya. Muawiyah lantas mencari
Ka'ab Al-Ahbar dan menanyainya tentang hal itu. Ka'ab Al-Ahbar menjawab,
"Tempat tersebut adalah kota
Iram yang memiliki tiang-tiang. Kota ini akan dimasuki oleh salah
seorang muslim yang berkulit kuning kemerahan, pendek perawakannya, di
alisnya dan di lehernya terdapat tahi lalat. Ia pergi untuk mencari untanya."
Kemudian Ka'ab Al-Ahbar menoleh dan ia melihat lbnu Qilabah, lalu berkata,
"Demi Allah, inilah orangnya!"
Kota tersebut tidak pernah disebutkan berita mulai saat itu di mana mana.
Padang sahara Aden yang mereka sangka bahwa di situ kota Iram dibangun,
berada di tengah negeri Yaman. Sementara peradaban Yaman terus berkembang
dari masa ke masa. Para penunjuk jalan pun sering mengisahkan jalan-jalan
Yaman dari segala arah. Walaupun demikian, tidak terdapat berita tentang kota
Iram tersebut dan tidak ada pakar sejarah manapun yang pernah menyebutkannya.
Seandainya mereka mengatakan bahwa kota tersebut telah lenyap bekas-
bekasnya, maka hal itu masih bisa diterima. Namun mereka mengatakan secara
jelas bahwa kota tersebut masih ada. Sebagian mereka mengatakan bahwa kota
tersebut adalah kota Damaskus berdasarkan pertimbangan bahwa kaum Ad pernah
menguasainya.

KAIDAH-KAIDAH LLMU SEJARAH


Orang yang ingin menekuni bidang sejarah membutuhkan ilmu politik,
karakter-karakter alam, perbedaan bangsa-bangsa, kawasan dan zaman dalam hal
perjalanan hidup, akhlak, tradisi, madzhab dan hal-hal lain. Di samping itu ia
harus menguasai masa sekarang untuk membandingkan masa lalu, mencari sisi-
sisi persamaan dan sisi-sisi perbedaan antara keduanya, menggali latar belakang
persamaan dan latar belakang perbedaan tersebut.
Orang yang menekuni ilmu sejarah juga harus mengetahui prinsipprinsip
tentang kerajaan, agama, permulaan kemunculannya, faktor-faktor eksistensinya,
kondisi orang-orang yang berkecimpung di dalamnya, dan berita-berita mereka
sehingga ia dapat menguasai latar belakang setiap beritanya.
Setelah itu, hendaknya ia menilai berita yang dinukil dengan kaidahkaidah
dan prinsip-prinsip yang telah dimilikinya. Jika berita tersebut sesuai dengannya
dan berjalan sesuai dengan hukum-hukumnya, maka berita tersebut adalah benar.
Jika tidak demikian, maka ia mendustakannya dan meninggalkannya.
Orang-orang terdahulu menganggap besarnya nilai sejarah karena hal-hal
tersebut. Karenanya, metode-metode tersebut ditempuh oleh AthThabari, Al-
Bukhari, lbnu Ishaq dan ulama-ulama yang seperti mereka.
Namun banyak orang yang mengabaikan metode ini sehingga metodologi
ini pun terlupakan dan tidak diketahui. Lalu orang-orang awam dan tidak mapan
secara keilmuan menganggap remeh untuk menelaah sejarah, menghapalnya, dan
menggelutinya. Akibatnya, fakta terjaga tercampur dengan sampah, tercampur
pula isi dengan kulit, dan yang benar dengan yang dusta. Hanya kepada Allah
tempat kembali segala sesuatu.
KARAKTER PERADABAN MANUSIA SERTA PENOPANG-
PENOPANGNYA BERUPA KEHIDUPAN PRIMITIF, KEHIDUPAN
PERKOTAAN, KEMENANGAN SUATU KELOMPOK, MATA
PENCAHARIAN HIDUP, PROFESI, LLMU PENGETAHUAN DAN
SEJENISNYA SERTA SEBAB-SEBAB YANG MELATARINYA
ETAHUILAH, hakikat sejarah adalah berita tentang sisi sosial umat
manusia sebagai elemen peradaban dunia dan hal-hal yang dialaminya seperti
kesewenang-wenangan, kedamaian, kesukuan, dominasi sebagian kelompok
manusia kepada kelompok lain, serta sesuatu yang muncul darinya berupa
kerajaan, kerajaan, dan jabatan-jabatannya, usaha-usaha yang ditempuh manusia
dalam rezeki, ilmu pengetahuan, profesi, keahlian, dan keadaan-keadaan lain yang
mengisi peradaban manusia.
Kebohongan dapat menyusup ke dalam berita yang disampaikan yang
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keberpihakan kepada pendapat dan
madzhab tertentu. Jika jiwa seseorang itu bersikap obyektif dalam menerima
berita, maka ia akan menjadikannya jernih dan teliti dalam berpikir sehingga ia
mampu mengetahui mana yang dusta dan mana yang jujur. Namun jika jiwa
seseorang telah berpihak kepada suatu pendapat atau suatu paham, maka ia hanya
akan menerima berita-berita yang sesuai dengan keinginannya sejak pertama kali.
Keberpihakan dan kecenderungan terhadap suatu pendapat menjadi tabir yang
menghalangi pandangan seseorang untuk dapat meneliti dan berpikir secara kritis
sehingga menjerumuskannya ke dalam berita-berita dan periwayatan yang dusta.
Di antara sebab-sebab berita dusta adalah percaya terhadap para penukil
berita. Untuk hal ini kita perlu merujuk kepada ilmu Jarh wa Ta'dil. 12
Di antaranya lagi adalah sikap lalai dari tujuan-tujuan. Seringkali para
penukil tidak mengetahui maksud di balik sesuatu yang ia lihat atau ia dengar, lalu
ia menukil berita sesuatu yang disangkanya sendiri sehingga ia terjatuh dalam
pemberitaan yang dusta.
Di antara penyebabnya yang lain adalah menyangka benar, padahal
sebenarnya tidak. Hal ini sering terjadi dan kebanyakannya disebabkan percaya
dengan para penukil. Penyabab lainnya adalah tidak tahu mencocokkan keadaan-
keadaan dengan kenyataan-kenyataan yang sudah terjadi. Hal itu karena keadaan
keadaan dalam sebuah berita mungkin saja dimasuki oleh pemalsuan atau cerita
yang dibuat-buat. Akibatnya, pembawa berita menyampaikannya sebagaimana
yang telah ia dapatkan, padahal berita tersebut sudah dimodifikasi dengan cerita-
cerita yang tidak benar.
Penyebabnya yang lain lagi adalah kebanyakan manusia suka mendekati
kaum terhormat dan pejabat dengan cara menyanjung dan memuji mereka serta
menyebarkannya kepada banyak orang. Hal itu mengakibatkan berita berita yang
mereka sampaikan kepada manusia sudah tidak sesuai dengan kenyataan lagi.
Sebab adalah tabiat manusia yang suka mendapatkan pujian dan manusia bernafsu
untuk mendapatkan dunia serta hal-hal yang mengantarkan kepadanya berupa
jabatan atau kekayaan. Kebanyakan mereka tidak menyukai sifat-sifat yang utama
dan juga tidak berlomba-lomba untuk mendekat kepada para pemilik sifat-sifat
tersebut.

PERADABAN MANUSIA SECARA UMUM


MUQADDIMAH PERTAMA
Hubungan sosial manusia adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan.
Para filosof menjelaskan hal ini bahwa manusia itu merniliki tabiat Madani (sipil
atau sosial). Maksudnya, manusia itu harus memiliki hubungan sosial yang
menurut istilah mereka disebut Al-Madinah (kesipilan atau kependudukan). Ini
sama dengan makna Al-'Umran
(peradaban).
Penjelasannya, Allah menciptakan manusia dan menyusunnya dalam suatu
bentuk yang tidak mungkin terwujud kelangsungan hidupnya kecuali dengan
makanan. Di samping itu Allah juga membimbingnya untuk mencari makanan
tersebut dengan fitrah yang ditanamkan kedalam dirinya dan dengan kemampuan
yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan makanan tersebut.
Namun kemampuan satu manusia saja sangat terbatas dan tidak cukup
untuk mencapai kebutuhannya. Misalnya, ia mampu memperoleh paling sedikit
dari makanannya, yaitu satu kali makan dalam sehari, maka ia tidak dapat
menghasilkannya kecuali dengan menumbuk bahan makanan, lalu membuatnya
dalam bentuk adonan, dan memasaknya. Ketiga proses tersebut membutuhkan
wadah dan peralatan yang tak dapat terwujud kecuali dengan adanya tukang besi,
tukang kayu, dan pembuat tembikar.
Contoh lain, ia mengonsumsi biji-bijian tanpa melalui proses-proses
tersebut. Maka untuk mendapatkan biji-bijian ia butuh proses-proses lain yang
lebih banyak daripada sekadar proses di atas, seperti menanam, memanen, dan
mengeluarkan biji dari kulitnya (penebahan). Masing masing proses tersebut
membutuhkan peralatan dan keahlian yang lebih banyak daripada proses-proses
sebelumnya. Mustahil semua itu atau sebagiannya dapat diselesaikan oleh satu
orang.
Karena itu, harus terkumpul banyak kemampuan daribanyak manusia agar
mereka dapat bertahan hidup. Adanya hubungan sosial di antara mereka membuat
kebutuhan-kebutuhan mereka mudah terpenuhi.
Begitu juga untuk mempertahankan diri, manusia butuh bantuan dari
manusia lain. Sebab, ketika Allah menciptakan tabiat-tabiat dalam diri hewan dan
membagi-bagikan kemampuan di antara mereka, maka Allah menjadikan hewan,
terutama yang buas, memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada kekuatan
manusia. Sebagai contoh, kuda memiliki kekuatan lebih besar daripada kekuatan
manusia. Begitu juga keledai dan banteng. Bahkan kekuatan singa dan gajah
berlipat kali lebih besar daripada kekuatan manusia.
Karena insting memusuhi itu ada dalam diri setiap binatang, maka untuk
masing-masing binatang Allah menciptakan anggota tubuh yang ia gunakan untuk
mempertahankan diri dari serangan musuh. Untuk manusia, Allah menjadikan
ganti atas semua itu, yakni daya pikir dan tangan.

BAGIAN BUMI YANG MEMILIKI PERADABAN DAN PENJELASAN


ATAS SEBAGIAN POHON, SUNGAI, DAN KAWASAN
ETAHUILAH, dalam buku-buku para ilmuwan yang banyak melakukan
penelitian terhadap alam telah dinyatakan bahwa bentuk bumi itu bulat dan bahwa
ia diliputi oleh air seolah bumi itu anggur yang mengapung di atasnya. Air
menyurut dari sebagian sisi-sisinya, karena Allah berkehendak untuk menciptakan
makhluk hidup di atasnya dan memakmurkan nya dengan makhluk dari jenis
manusia dan sekaligus menjadi khalifah-Nya di muka bumi.
Terkadang hal itu menimbulkan dugaan bahwa air berada di bawah bumi.
Dugaan ini tidak benar. Bagian bawah bumi itu sebenarnya jantung bumi dan
pusat bola bumi dimana seluruh bagian "tubuhnya" tertarik kepadanya. Adapun
air yang melingkupi bumi sebenarnya berada di atas bumi, walaupun ada yang
mengatakan bahwa maksud air berada di atas bumi adalah jika dilihat dari sisi
bumi yang sebaliknya.
Bagian bumi yang tidak ada airnya adalah separuh dari permukaan bola
bumi dalam bentuk melingkar dan diliputi oleh air dari segala arah, yang disebut
dengan Al-Bahrul Muhith. Dinamakan juga laut Lablayah dan laut Uqinus, nama-
nama non-Arab. Disebut juga Al-Bahrul Akhdhar dan Al-Bahrul Aswad.
Lalu bagian bumi yang berbentuk daratan lebih banyak tanah kosongnya
daripada tanah yang berpenduduk. Daratan yang kosong di bagian selatan lebih
banyak daripada di bagian utara. Bagian bumi yang banyak kemakmurannya lebih
condong ke bagian utara dalam bentuk
permukaan yang melingkar, dari arah selatan sampai batas khatulistiwa
dan dari arah utara sampai garis bola bumi yang di belakangnya adalah gunung-
gunung yang memisahkan antara garis bola tersebut dan laut. Di antara gunung-
gunung tersebut dan laut terdapat benteng Yakjuj dan Makjuj. Gunung-gunung ini
condong ke arah timur. Bagian timur dan bagian barat juga berakhir dengan laut.
Mereka mengatakan, bagian daratan ini merupakan separuh bumi atau
lebih sedikit darinya. Dari bagian daratan tersebut yang dimakmurkan oleh
manusia hanya seperempatnya saja yang terbagi menjadi tujuh kawasan. Garis
khatulistiwa membagi bumi menjadi dua bagian dari arah barat ke timur. Garis ini
menunjukkan panjang bumi dan garis bumi yang paling panjang.
Ini seperti kawasan peredaran bintang-bintang dan daerah tengah tengah
siang adalah yang paling besar dalam falak. Kawasan bintang gemintang terbagi
menjadi 360 derajat. Satu derajat sama dengan dua puluh lima farsakh. Satu
farsakh sama dengan dua belas ribu hasta. Satu hasta sama dengan dua puluh
empat jari. Satu jari sama dengan enam biji gandum yang dijejer secara merapat,
bagian depan menempel ke bagian belakang.
Kawasan tengah-tengah siang juga membagi daerah astronomi menjadi
dua bagian dan sejalan dengan garis khatulistiwa. Antara garis tengah tersebut di
antara dua kutub adalah sembilan puluh derajat.

MENGAPA BELAHAN UTARA LEBIH MAKMUR DARIPADA


BELAHAN SELATAN
ELALUI pengamatan dan berita-berita yang pasti, kita tahu bahwa
kawasan iklim pertama dan kedua dari kawasan iklim yang dimakmurkan lebih
sedikit peradabannya daripada kawasan-kawasan lainnya. Daerah yang
dimakmurkan tersebut bercampur-baur dengan areal tandus dan kosong, padang
pasir, serta di sebelah timurnya terdapat lautan India. Bangsa-bangsa dan
penduduk kawasan iklim pertama dan kedua ini tidak seberapa banyak jumlahnya.
Demikian pula kota besar dan kota kecilnya.
Sedangkan kawasan iklim yang ketiga dan keempat, serta kawasan-
kawasan sesudahnya, sama sekali berbeda dengan kawasan pertama dan kedua. Qi
sini sedikit sekali terdapat daerah yang kosong-lengang. Padang pasir juga sedikit,
bahkan mungkin tak ada sama sekali. Bangsa dan penduduknya lebih dari banyak.
Sedangkan kota-kota besar dan kota-kota kecilnya lebih dari batas dikatakan
banyak. Peradaban di sana berjenjang anak tangga sejak dari kawasan iklm yang
ketiga hingga keenam. Adapun wilayah selatan semuanya kosong.
Banyak filosof menyebutkan bahwa hal itu disebabkan oleh hawa panas
yang kelewat batas serta sedikitnya deviasi (kecondongan) matahari dari zenith di
selatan. Marilah kita jelaskan dan kita buktikan kesimpulan ini, sehingga bisa
terungkap mengapa peradaban di kawasan-kawasan iklim ketiga dan keempat
tumbuh dan berkembang, demikian pula di sebelah utara, kawasan-kawasan iklim
kelima dan ketujuh.
Kami katakan, jika kutub cakrawala selatan dan utara berada di horison,
maka di sana terbentuk lingkaran besar yang membagi cakrawala menjadi dua
bagian. Lingkaran ini adalah yang paling besar melintas dari timur ke barat, dan
disebut garis ekuinok.
Di dalam astronomi diterangkan bahwa falak yang paling tinggi (bola
bumi) bergerak dari timur ke barat dalam gerak harian. Dengannya, falak falak
lain yang ada dalam lingkungannya dipaksa bergerak juga. Gerakan tersebut dapat
diamati oleh indera. la juga menjelaskan kepada kita bahwa bintang-bintangdi
cakrawalanya mempunyai gerak yang berbeda dengan gerak tersebut dan bahwa
bintang-bintang itu bergerak daribarat ke timur. Lama gerak tersebut berbeda-
beda menurut perbedaan cepat dan lambat gerak bintang-bintang.
Paralel dengan perjalanan semua bintang di cakrawalanya, di sana
bergerak cepat lingkaran besar yang termasuk kepada bagian dari cakrawala
paling tinggi dan membaginya kepada dua belahan. Inilah yang disebut dengan
ekliptika (zodiak).
Zodiak ini dibagi kepada dua belas tanda. Juga diterangkan di tempat lain,
garis ekuinok memotong ekliptika menjadi dua titik yang bertentangan, yang satu
bernama Aries, dan yang lain bernama Libra. Garis ekuinok membagi zodiak
menjadi dua belahan, yang satu condong ke arah utara garis ekuinok, dan
mencakup tanda-tanda yang dimulai dari Aries hingga berakhir dengan Virgo.
Belahan lain condong ke arah selatan garis ekuinok dan mencakup tanda-tanda
yang dimulai dari Libra hingga berakhir dengan Pisces.
Jika kedua kutub jatuh di atas horison di seluruh pelosok bumi, sebuah
garis akan terbentuk di atas permukaan bumi, berhadapan dengan garis ekuinok
dan bergerak cepat dari barat ke timur. Garis ini disebut Equator. Dari observasi
astronomis tampaklah bahwa garis ini sejajar dengan permulaan kawasan iklim
yang pertama di antara kawasan-kawasan iklim yang jumlahnya tujuh tersebut.
Semua peradaban berada di sebelah utaranya.
Kutub utara meninggi secara pelan-pelan ke horison areal tanah yang
dimakmurkan hingga elevasinya mencapai enam puluh empat derajat. Di sini,
semua peradaban berakhir dan putus. Ini pula akhir kawasan iklim yang ketujuh.
Apabila elevasinya mencapai sembilan puluh derajat di horison, dan inilah jarak
antara kutub dengan garis ekuinok, maka ia berada di zenit dan garis ekuinok
sedang berada di horison. Keenam tanda zodiak, di arah utara, berada di batas
horison. Dan keenam tanda zodiak lainnya, di arah selatan, berada di bawah
horison.
Di areal tanah yang terletak antara enam puluh empat hingga sembilan
puluh derajat peradaban tidak dimungkinkan, karena panas dan dingin di sana
tidak teratur akibat jarak waktu antara keduanya sangat jauh. Karena itu,
kelangsungan generasi tidak mendapatkan tempat.
Matahari berada di Zenit di atas Ekuator pada permulaan Aries dan Libra.
Kemudian condong dari zenitnya turun ke permulaan Cancer dan Capricon.
Deklinasi paling besar darigaris ekuinok adalah dua puluh empat derajat.

RINCIAN TENTANG GEOGRAFI


Perlu diketahui, para filosof telah membagi kawasan makmur menjadi
tujuh kawasan dari utara ke selatan, sebagaimana telah diterangkan di awal.
Mereka menamakannya dengan kawasan iklim. Ketujuh kawasan ini juga diukur
dari arah barat hingga ke timur.
Kawasan iklim yang pertama dimulai dari barat ke timur bersamaan
dengan garis khatulistiwa (ekuator) dan ke arah selatan. Di belakang kawasan
pertama ini penuh dengan tanah lapang dan lengang, padang pasir dan sebagian
tanah yang dimakmurkan, namun ia tampak seperti tidak dimakmurkan.
Kemudian di bagian utaranya adalah kawasan iklim kedua, ketiga, keempat,
kelima, keenam dan ketujuh. Setelah kawasan ketujuh ini, juga terdapat tanah
kosong dan padang pasir hingga sampai laut Utara sebagaimana daerah yang
terletak setelah kawasan iklim pertama. Akan tetapi tanah kosong di daerah utara
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanah kosong di bagian selatan.
Waktu malam dan siang yang dialami oleh kawasan-kawasan tersebut
berbeda-beda disebabkan deviasi matahari dari daerah yang dilewati siang dan
ketinggian kutub utara dari cakrawalanya. Dari sinilah waktu malam dan siang
berbeda-beda. Panjangnya waktu malam dan waktu siang berhenti di akhir
kawasan iklim pertama ketika matahari berada di posisi kepala Capricornus pada
saat malam dan Cancer pada waktu siang. Masing-masing memakan waktu tiga
belas jam. Begitu juga di akhir kawasan iklim kedua yang berdampingan dengan
kawasan utara, panjang waktu siang pada saat matahari berada di posisi kepala
Cancer memakan waktu tiga belas jam setengah, yaitu. waktu perpindahan musim
panas. Waktu malam yang paling panjang juga terjadi ketika matahari berada di
posisi kepala Capricornus, saat perpindahan musim dingin. Karena waktu sehari
semalam adalah dua puluh empat jam, maka sisa dari waktu malam atau siang
yang terpanjang adalah waktu malam atau siang yang paling pendek. Itulah
perputaran falak (bintang) secara sempurna.
Di akhir kawasan iklim ketiga, waktu malam atau siang bisa mencapai
empat belas jam. Di akhir kawasan iklim keempat, waktu malam atau siang yang
terpanjang bisa mencapai empat belas jam setengah. Di akhir

KAWASAN LKLIM PERTAMA


Dari arah barat terdapat kepulauan Al-Khalidat yang darinya Ptolomoeus
menghitung panjang gugusan negeri-negeri. Kepulauan tersebut tidak terletak di
benua, tapi di tengah-tengah samudera yang memiliki banyak pulau. Di antaranya
yang paling besar dan paling terkenal adalah tiga pulau yang disebutkan bahwa ia
termasuk daerah makmur.
Kami juga mengetahui bahwa kapal-kapal Eropa melewatinya dan
memerangi penduduknya. Mereka mendapatkan banyak rampasan, menawan
mereka dan menjual sebagian tawanan di pantai negeri Maghrib dan kemudian
mereka menjadikannya sebagai budak-budak sultan.
Setelah mempelajari bahasa Arab, mereka menceritakan kisah pulau pulau
mereka. Bahwa mereka menggali tanah dengan tanduk-tanduk
hewan untuk bercocok-tanam. Besi tidak ada di negeri mereka. Makanan
pokok mereka adalah gandum. Hewan (ternak) mereka adalah kambing. Alat
perang mereka adalah batu-batu yang mereka lemparkan ke arah belakang. Dalam
beribadah mereka bersujud kepada matahari ketika terbit. Mereka tidak mengenal
agama dan dakwah (Islam) pun tidak sampai kepada mereka. Letak pulau-pulau
tersebut tidak ditemukan kecuali secara tidak sengaja. Hal ini disebabkan karena
kapal-kapal di laut berlayar dengan bantuan arah angin, pengetahuan tentang arah-
arah angin dan ke manakah akan sampai jika terus mengikuti arah angin. Ketika
arah angin berbeda-berbeda dan telah diketahui tempat yang 1 dituju jika lurus ke
arah tertentu, maka layar kapal diatur sedemikian rupa sesuai dengan tata cara
yang telah diketahui oleh nakhoda kapal dimana mereka adalah para pemimpin
lautan. Hal itu dimaksudkan agar kapal dapat sampai ke tempat yang mereka tuju.
Kota-kota yang berada di pantai laut Romawi telah tertulis dan tergambar dalam
sebuah peta yang mereka namakan dengan Kibash. Peta ini mereka pergunakan
sebagai petunjuk jalan. Namun peta seperti ini tidak ditemukan untuk Laut
Atlantik. Karena itulah, kapal-kapal tidak ada yang berani masuk lebih jauh ke
dalamnya, karena jika ia tidak terlihat dari pantai, maka jarang sekali ia dapat
kembali ke pantai. Di samping itu, udara dan permukaan Laut Atlantik yang
mengandung uap uap dapat menghambat perjalanan kapal. Dan karena ia jauh,
maka ia tidak dapat dicapai oleh sinar matahari yang dipantulkan dari permukaan
bumi agar dapat mengurai uap-uap tersebut. Alasan-alasan tersebut menjelaskan
mengapa sulit menemukan kepulauan Al-Khalidat.
kawasan iklim kelima, waktu malam atau siang bisa mencapai Hrna belas
jam. Di akhir kawasan iklim keenam, waktu malam atau siangnya bisa mencapai
Hrna belas jam setengah. Dan di akhir kawasan iklim ketujuh waktu malam dan
siangnya bisa mencapai enam belas jam. Sampai di sini peradaban berhenti. Dari
keterangan di atas, kita berkesimpulan bahwa perbedaan waktu malam atau siang
yang terpanjang di antara kawasan-kawasan iklim tersebut semakin bertambah
dari arah selatan ke utara.

KAWASAN LKLIM KEDUA


Kawasan iklim kedua ini bergandeng dengan kawasan iklim pertama di
arah utaranya. Adapun ujungnya yang terletak di bagian barat di Laut Atlantik
adalah dua pulau dari kepulauan Khalidat yang telah disebutkan.
Di bagian pertama dan kedua dari kawasan iklim kedua ini, di sisi yang
paling tinggi dari keduanya terdapat Qanuriyah, kemudian setelahnya ke arah
timur terdapat dataran tinggi Ghana, dan tanah lapang Zaghawah yang dihuni
bangsa Sudan. Di bagian bawah Ghana dan Zaghawa ada padang pasir Nistar
yang menyambung dari barat ke timur dan biasa dilalui oleh para saudagar dari
Maghrib ke negeri Sudan atau sebaliknya. Di sana juga terdapat tanah lapang
kaum bertudung dari Shinhajah. Mereka terdiri dari banyak bangsa. Ada bangsa
Kazulah, Limtunah, Masratah, Limthah, dan Warikah. Searah dengan padang
pasir yang luar tersebut di bagian timur terdapat tanah Qizzan, kemudian tanah
lapang Arkar dari suku Barbar yang mengarah ke dataran paling tinggi bagian
ketiga di arah timurnya.
Di bagian ketiga yang berada di sebelah timur daerah-daerah tersebut
terdapat negeri Waddan, kemudian di sebelah timurnya lagi ada Sintiriyah yang
dinamakan dengan El-Wahat Ad-Dakhilah.
Di bagian keempat, di bagian paling atas terdapat daerah Bajawiyin.
Kemudian di tengah bagian keempat ini terdapat daerah Sha'id yang letaknya di
pinggir sungai Nil. Sungai Nil ini berhulu di kawasan iklim pertama dan mengalir
ke utara hingga bermuara di laut Mediterania. Sungai ini melintas di bagian
keempat di antara dua gunung yang menjadi penghalang. Kedua gunung ini
adalah gunung El-Wahat di sebelah barat dan gunung Muqatham di sebelah timur.

KAWASAN LKLIM KETIGA


Kawasan iklim ketiga berada di sebelah utara kawasan iklim kedua. Di
sepertiga daerah paling atas dalam bagian pertamanya terdapat gunung Daran.
Gunung ini berdiri di Laut Atlantik dan membujur ke timur hingga akhirnya.
Gunung ini ditempati oleh bangsa Barbar yang tidak dapat menghitung jumlahnya
kecuali Sang Pencipta mereka sebagaimana yang akan diterangkan. Di tanah yang
terletak antara gunung ini dan kawasan iklim kedua dan di atas Laut Atlantik
terdapat Ribath Masah. Bagian timurnya bertemu dengan daerah Sus dan Nul.
Searah dengannya di bagian timur adalah kota Dar'ah, Sijilmasah, dan sebagian
daripadang pasir Nistar yang telah kami sebutkan dalam pembahasan tentang
kawasan iklim kedua. Gunung tersebut memanjang dan melewati daerah-daerah
tersebut dan masih terletak di dalam bagian pertama. Gunung ini tidak memiliki
banyak anak gunung dan jalan yang dapat dilewati di bagian barat, hingga ketika
sampai lembah Malawiyah, anak gunung dan jalanjalan yang dilewati banyak
sekali sampai akhir gunung.
Di _kawasan tersebut terdapat bangsa Mashamidah, Hantanah,
Tainamalak, Kadmiyuh, dan Masykurah. Kemudian suku-suku Shinhajah. Di
akhir bagian pertama ini terdapat sebagian suku Zanatah dan gunung Oras atau
Kutamah. Setelah itu terdapat bangsa-bangsa Barbar yang akan kami sebutkan di
tempatnya.
Kemudian bagian barat gunung Daran ini membelah Maghrib paling
ujung. Di sisi selatan Maghrib terdapat kota Marakisy (Maroko), Aghmat, dan
Tadilla. Di atas laut yang masih termasuk bagian selatan darinya terdapat Ribat
Asfa dan Sala. Di dalam daerah Marakisy terdapat kota Fez, Miknasah, Taza, dan
Qashr Kutamah. Inilah yang dinamakan Maghrib Aqsha menurut istilah
penduduknya.
Di pantai Laut Atlantik terdapat kota Ashilan dan Arayis. Dan di sebelah
timur kota-kota tersebut terletak Maghrib Tengah yang ibu kotanya adalah
Tilmisan. Di pantai laut Mediterania, terdapat kota Hanin, Wahran, dan Aljazair.
Karena Mediterania ini keluar dari Laut Atlantik melalui Teluk Tangier dari arah
barat di kawasan iklim keempat. Kemudian ia mengarah ke timur dan berhenti di
negeri Syam. Awalnya keluar dari teluk yang
sempit tersebut dalam jarak yang tidak jauh, kemudian meluas ke selatan
dan utara hingga memasuki kawasan iklim ketiga dan kelima. Di pantai laut ini di
kawasan iklim ketiga terdapat banyak kota. Kemudian di timur negeri Aljazair
terdapat kota Bijayah yang letaknya di pantai. Kemudian Konstantin di sebelah
timurnya.
Di akhir bagian pertama dalam jarak satu marhalah dari laut, di selatan
kota-kota tersebµt dan naik ke selatan Maghrib Tengah terletak kota Asyir, lalu
Masila, Zab yang pusatnya adalah Biskara di bawah gunung Auras yang bertemu
dengan gunung Daran sebagaimana yang telah diuraikan di depan. Hal ini
terletak di akhir bagian ini di arah timur.
Bagian kedua dari iklim ketiga ini seperti bentuk bagian pertama.
Kemudian di arah sekitar sepertiga dari arah selatannya, gunung Daran membujur
dari arah barat ke timur. Gunung ini membelah kawasan tersebut menjadi dua
bagian. Laut Mediterania menutupi sebagian kawasan utara gunung tersebut.
Adapun kawasan di sebelah gunung Daran, bagian baratnya secara keseluruhan
adalah padang pasir dan di sebelah timurnya terdapat kota Ghudamis. Di arah
timurnya lagi ada kota Waddan yang sisa kawasannya berada di kawasan iklim
kedua sebagaimana yang telah disebutkan. Di antara bagian barat gunung Daran
dan laut Mediterania ada gunung Oras, Tabsa dan Oyas. Dan di bagian pantainya
terdapat kota Bona.

Anda mungkin juga menyukai