Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HOAX

(DALAM PANDANGAN ISLAM)

DISUSUN OLEH:
TEGAR PRASETYO(2204221436)

DOSEN PEMBIMBING:
PARHIMPUNAN RAMBE,M.Ag

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS


JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI
D4 TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah ini,yang berjudul
“Hoax Dalam Pandangan Islam “ dapat selesai dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini,saya mendapatkan banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Perhimpunan Rambe,M,ag. Selaku dosen program studi
pendidikan agama islam
2. Teman-teman dari prodi TMPP 1B yang telah memberikan
semangat,yang tidak bisa saya ungkapkan satu persatu.Serta
berbagai pihak yang telah membantu selama proses penyusunan
makalah ini.Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini,masih belum sempurna.Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak dan semoga
makalah ini bermanfaat.Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii
I.BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
A.Latar Belakang ……...………………………………………. 1
B.Rumusan Masalah ……………..…………………..………… 3
C.Tujuan ………………………………………………….......... 3
D.Manfaat …………………………………………………….... 3
II.BAB II PEMBAHASAN
A.Apakah Hoax Itu……………………………………………..
B.Pandangan Hoax Dalam Islam….………………………
C.Dalil Yang Menjelaskan Tentang Hoax Dalam Islam……….
III.BAB III PENUTUP …………………………………………...
A.Kesimpulan ………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat
indonesia, bisa di dikatakan internet tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan masyarakat dan menjelma menjadi sebuah kebutuhan primer
bagi masyarakat indonesia. Pada saat ini computer telah memasuki
hampir seluruh bidang masyarakat, dari kalangan perguruan tinggi
sampai sekolah menengah bahkan sampai dapur-dapur rumah tangga
computer telah menyumbangkan jasanya. Kedatanganya telah membuat
dunia tersendiri yang dikenal sebagai dunia maya ataupun dunia
komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas baru berbentuk
tidak langsung atau tidak nyata,saat ini internet telah membentuk
masyarakat dengan kebudayaan baru, masyarakat yang tidak lagi
dihalangi oleh batasan-batasan territorial antar Negara yang dahulu
ditetapkan sangat rigid sekali masyarakat baru dengan kebebasan
beraktifitas dan berkreasi yang sempurna. Namun dibalik semua itu,
internet juga melahirkan kekerasan-kekerasan baru diantaranya, muncul
kejahatan yang lebih canggih dalam bentuknya “cyber crime” hal ini
ditandai dengan pesatnya situs-situs porno dalam berbagai tampilan atau
tempat penyebaran kabar bohong (hoax) yang paling efektif. Adanya
akses internet dan semakin menjamurnya sosial media menjadikan Hoax
begitu mudah dibuat dan disebarkan tanpa ada hukuman yang tegas
kepada para pembuat dan penyebar hoax. Sederhananya dapat kita
artikan bahwa hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu berita
bohong, fitnah, atau sejenisnya.Adapun maraknya hoax karena
mudahnya akses informasi di media social dan banyaknya jenis media
social seperti facebook, twitter, whatsaapp, instagram, dan lain-lain. Hal
ini tentu saja dapat dengan mudah membentuk persepsi publik tentang
suatu topik tertentu melalui isi beritanya. Kebiasan masyarakat kita yang
acuh dan terlalu mudah menerima sebuah informasi tanpa klarifikasi
sumber adalah momok. Mengapa, karena kebiasan ini pada akhirnya
bisa menciptakan opini publik, tersebar secara masal dan tidak
terkontrol. Mungkin saja hal ini tidak seberapa untuk topik-topik
tertentu, tetapi untuk topik-topik vital boleh jadi dapat menimbulkan
perpecahan dan mengancam kebhinekaan.
B.Rumusan Masalah
1. Apa Itu Hoax?
2. Bagaimana pandangan Islam Tentang Hoax?
3. Apa Saja Dalil Yang Menjelaskan Tentang Hoax Didalam Al-
Qur’an.

C.Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu Hoax.
2. Mengetahui Bagaimana pandangan Islam Tentang Hoax.
3. Mengetahui Dalil Yang Mengatur Tentang Hoax Didalam Al-
Qur’an.

D.manfaat
1. Untuk menambah wawasan pembaca&penulis mengenai hoax
dalam pandangan islam
2. Mengedukasi kita sebagai manusia untuk tidak menyebarkan
berita hoax
BAB II
PEMBAHASAN
A.Apa Itu Hoax?
Hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu berita bohong,
fitnah, atau sejenisnya.Hoax atau Bohong dalam bahasa arab berasal dari
kata:

ُ ‫يُ َك ِّذ‬ - ‫ب‬
‫ َكا ِذب‬- ‫ب‬ َ ‫َك َّذ‬
Dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini membuat manusia
semakin mudah bertukar informasi. Suatu berita bisa beredar dengan
cepat, namun ironinya justru membuat hal ini menjadikan manusia
semakin tidak waspada dan mudah terombang ambing dalam provokasi.
Karena itu tak sedikit informasi yang disampaikan adalah fitnah atau
berita hoaks.Ada berita yang hanya sebagai fitnah demi menghancurkan
pihak lain yang tidak sependapat dengan si pembuat berita tersebut, atau
yang sekarang akrab disebut dengan berita hoaks.
Adapun maraknya hoax karena mudahnya akses informasi di social
media dan banyaknya jenis social media seperti facebook, twitter,
whatsaapp, instagram, dan lain-lain. Hal ini tentu saja dapat dengan
mudah membentuk persepsi publik tentang suatu topik tertentu melalui
isi beritanya. Kebiasan masyarakat kita yang acuh dan terlalu mudah
menerima sebuah informasi tanpa klarifikasi sumber adalah momok.
Mengapa, karena kebiasan ini pada akhirnya bisa menciptakan opini
publik, tersebar secara masal dan tidak terkontrol. Mungkin saja hal ini
tidak seberapa untuk topik-topik tertentu, tetapi untuk topik-topik vital
boleh jadi dapat menimbulkan perpecahan dan mengancam Ke
Bhinneka-an.
B. Bagaimana pandangan Islam Tentang Hoax?
Dalam persepektif hukum islam hoax merupakan suatu hal yang
haram atau dilarang untuk dilakukan oleh kaum muslimin. Hoax
disamakan dengan fitnah, kabar bohong atau sejenisnya. penyebar berita
hoax walaupun bukan dia yang membuatnya dan dia hanya
menyebarkannya saja tetaplah diancam oleh nabi Muhammad
shalallalhu alaihi wa sallam dan dicap oleh beliau bahwa dia adalah
seorang pendusta.
Islam muncul sebagai agama yang menyeru umat manusia untuk berbuat
kebaikan, kebenaran, dan senantiasa meninggalkan kemungkaran. Oleh
sebab itu Islam sebagai agama monotoisme juga merupakan agama
yuridis, Islam senantiasa mengkostruksikan kerangka nilai dan norma
tertentu pada umatnya, supaya selalu berperilaku berdasarkan pada
tatanan hokum yang disepakati, Tata aturan hukum dalam Islam tersebut
adalah ketentuan-ketentuan hukum yang didapat dari al-Qur'an dan
Hadis yang disebut dengan shar´i. Secara umum, tujuan shar’i dalam
menshari’atkan hukum-hukumnya adalah untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia dengan menjamin kebutuahan pokok (daruri)
bagi manusia, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan (hajiyyah) dan
kebaikan-kebaikan manusia (tahsiniyah). Pada tujuan akhirnya, target
yang ingin di peroleh dari berbagai aturan tersebut adalah terciptanya
tatanan kehidupan yang berkeadilan, aman, dan tenteram sesuai dengan
konsep Maqasid Syari’ah.Syara’(hukum secara istilah agama)diharapkan
seseorang tidak mudah dan tidak seenaknya berbuat jarimah(perbuatan
dosa). Harapan diterapkannya ancaman dan hukum bagi pelaku jarimah
tersebut adalah demi terwujudnya kemaslahatan umat. Dengan
demikian, tujuan hukum Islam ditegakkan untuk melindungi/memelihara
lima hal yang disebut dengan mashlahah dharuriyyah, yaitu memelihara
agama(al-din),memelihara jiwa(al-nafs),memelihara
akal(al-'aql),memelihara harta(al-mal),dan memelihara keturunan (al-
nasl).

Oleh karena itu dalam Islam terdapat berbagai aturan hukum yang
mengatur seluruh aspek kehidupan berupa sanksi tegas yang merupakan
salah satu langkah represif dan preventif dalam mewujudkan tujuan
syariat tersebut. Dengan adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar

C.Beberapa Dalil Yang Mengatur Tentang Hoax Dalam Islam


Adapun seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT.Didalam Al-
Qur’an,Tentang larangan maupun akibat dari orang yang menyebarkan
berita hoaks salah satunya pada surat An-Nahl ayat 105 yang berbunyi:

ٰۤ ُ ‫ٰ هّٰللا‬
َ ‫ت ۚ ِ َواول ِٕى‬
ُ‫ك ه ُم‬ َ ‫اِنَّ َما يَ ْفتَ ِرى ْال َك ِذ‬
ِ ‫ب الَّ ِذي َْن اَل يُْؤ ِمنُ ْو َن بِا ٰي‬
‫ْال ٰك ِذب ُْو َن‬
Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak
beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.(Q.S. AN-NAHL Ayat
105)

Ayat-ayat itu surat Al-Nisā ayat 46 dan 83, Al-Maidah ayat 41,
Āli Imrān ayat 78, surat al-Nūr ayat 11; 15; 19, dan surat Al-Hujurāt
ayat 6. Ayat-ayat ini di antaranya menyebutkan beberapa peristiwa
terkait berita hoaks dengan ungkapan yang beragam, juga memberi
petunjuk bagaimana cara menyikapi masalah terkait berita hoaks ini.
Informasi benar dan salah menjadi campur aduk.Islam telah mewanti
akan bahaya berita bohong (hoaks) ini dalam al-Qurān maupun dalam
al-hadits. Allah SWT. sebagai Pencipta yang bersifat Rahman dan
Rahim telah menurunkan petunjuk yang dapat kita usahakan untuk kita
fahami, kita fikirkan, kita himpun sebagai ilmu dan kita hayati serta
amalkan. Petunjuk itu disampaikan kepada umat manusia sebagai wahyu
melalui Rasulullah SAW. yang kemudian dihimpun menjadi apa yang
kita kenal kini sebagai kitab suci Al-Qurān.Sebagaimana dalam kisah
ummu al-Mukminin ‘Aisyah RA. Yang tertimpa berita dusta (hoaks)
yang telah Allah SWT. Abadikan kisahnya dalam surah al-Nūr ayat 11:

‫ َو‬u ُ‫لْ ه‬uuَ‫ين َجٓا ُءو ِبٱِإْل ْف ِك عُصْ بَةٌ ِّمن ُك ْم ۚ اَل تَحْ َسبُوهُ َش ًّرا لَّ ُكم ۖ ب‬ َ ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذ‬
ُ‫ب ِم َن ٱِإْل ْث ِم ۚ َوٱلَّ ِذى تَ َولَّ ٰى ِك ْب َر ۥه‬
َ ‫َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۚ لِ ُك ِّل ٱ ْم ِرٍئ ِّم ْنهُم َّما ٱ ْكتَ َس‬
‫ِم ْنهُ ْم لَ ۥهُ َع َذابٌ َع ِظي ٌم‬
Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu
adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita
bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya.
Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam
penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” ُ
‫بة‬uu‫ذفها (عص‬uu‫نين بق‬uu‫ أم المؤم‬،‫ا‬uu‫(إن الذين جاءوا باإلفك) أسوأ الكذب على عائشة رضي هللا عنه‬
‫ة بنت‬uu‫ وحمن‬،‫طح‬uu‫ ومس‬،‫د هللا بن أبي‬uu‫ وعب‬،‫ابت‬uu‫ان بن ث‬uu‫ حس‬:‫الت‬uu‫نين ق‬uu‫ة من المؤم‬uu‫منكم) جماع‬
،‫ه‬u‫أجركم هللا ب‬u‫ير لكم) ي‬u‫و خ‬u‫ل ه‬u‫را لكم ب‬u‫بة (ش‬u‫ير العص‬u‫ غ‬u‫ون‬u‫ا المؤمن‬u‫جحش (ال تحسبوه) أيه‬
‫لى هللا‬uu‫بي ص‬uu‫ع الن‬uu‫ " كنت م‬:‫الت‬uu‫ا ق‬uu‫ فإنه‬،‫ويظهر براءة عائشة ومن جاء معها منه وهو صفوان‬
‫ وآذن بالرحيل ليلة‬،‫ ففرغ منها ورجع ودنا من المدينة‬،‫عليه وسلم في غزوة بعدما أنزل الحجاب‬
‫ القالدة ـ‬:‫ة‬uu‫ر المهمل‬uu‫و بكس‬uu‫ع ـ ه‬uu‫دي انقط‬uu‫إذا عق‬uu‫ل ف‬uu‫أني وأقبلت إلى الرح‬uu‫يت ش‬uu‫يت وقض‬uu‫فمش‬
‫ وكانت النساء‬،‫ وحملوا هودجي ـ هو ما يركب فيه ـ على بعيري يحسبونني فيه‬،‫فرجعت ألتمسه‬
‫دي‬uu‫دت عق‬uu‫ل ـ ووج‬uu‫ أي القلي‬:‫خفافا إنما يأكلن العلقة ـ هو بضم المهملة وسكون الالم من الطعام‬
‫يرجعون‬uu‫يفقدونني ف‬uu‫وم س‬uu‫ وظننت أن الق‬،‫ه‬uu‫ذي كنت في‬uu‫وجئت بعدما ساروا فجلست في المنزل ال‬
‫راء‬uu‫ديد ال‬uu‫ا بتش‬uu‫أدلج ـ هم‬uu‫رس من وراء الجيش ف‬uu‫د ع‬uu‫فوان ق‬uu‫إلي فغلبتني عيناي فنمت وكان ص‬
‫ائم ـ‬uu‫ان ن‬uu‫واد إنس‬uu‫والدال أي نزل من آخر الليل لالستراحة ـ فسار منه فأصبح في منزله فرأى س‬
‫ فاستيقظت باست‬،‫ وكان يراني قبل الحجاب‬،‫أي شخصه ـ فعرفني حين رآني‬

(Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong) kedustaan


yang paling buruk yang dilancarkan terhadap Siti Aisyah r.a. Umul
mukminin, ia dituduh melakukan zina (adalah dari golongan kalian juga)
yakni segolongan dari kaum Mukmin. Siti Aisyah mengatakan, bahwa
mereka adalah Hissan bin Tsabit, Abdullah bin Ubay, Misthah dan
Hamnah binti Jahsy. (Janganlah kalian kira bahwa berita bohong itu) hai
orang-orang Mukmin selain dari mereka yang melancarkan tuduhan itu
(buruk bagi kalian, tetapi hal itu mengandung kebaikan bagi kalian) dan
Allah akan memberikan pahalanya kepada kalian. Kemudian Allah swt.
Menampakkan kebersihan Siti Aisyah r.a. Dan orang yang telah
menolongnya yaitu Shofwan. Sehubungan dengan peristiwa ini Siti
Aisyah r.a. telah menceritakan, sebagai berikut, “Aku ikut bersama Nabi
saw. Dalam suatu peperangan, yaitu sesudah diturunkannya ayat
mengenai hijab bagi kaum wanita. Setelah Nabi saw. Menunaikan
tugasnya, lalu ia kembali dan kota Madinah sudah dekat. Pada suatu
malam setelah istirahat Nabi saw. Menyerukan supaya rombongan
melanjutkan perjalanan kembali. Aku pergi dari rombongan untuk
membuang hajat besarku. Setelah selesai, aku kembali ke rombongan
yang sedang bersiap-siap untuk berangkat, akan tetapi ternyata kalungku
putus/jatuh, lalu aku kembali lagi ke tempat buang hajat tadi untuk
mencarinya. Mereka mengangkat sekedupku ke atas unta kendaraanku,
karena mereka menduga bahwa aku telah berada di dalamnya. Karena
kaum wanita pada saat itu beratnya ringan sekali, disebabkan mereka
hanya makan sedikit. Aku menemukan kembali kalungku yang hilang
itu, lalu aku ating ke tempat rombongan, ternyata mereka telah berlalu.
Lalu aku duduk di tempat semula, dengan harapan bahwa rombongan
akan merasa kehilangan aku, lalu mereka kembali ke tempatku. Mataku
mengantuk sekali, sehingga aku tertidur; sedangkan Shofwan pada
waktu itu berada jauh dari rombongan pasukan karena beristirahat
sendirian. Kemudian dari tempat istirahatnya itu ia melanjutkan kembali
perjalanannya menyusul pasukan. Ketika ia sampai ke tempat pasukan,
ia melihat ada seseorang sedang tidur, lalu ia langsung mengenaliku,
karena ia pernah melihatku sebelum ayat hijab diturunkan. Aku
terbangun ketika dia mengucapkan Istirja’, ‘yaitu kalimat Innaa Lillaahi
Wa Innaa Ilaihi RaaJi’uuna’. Aku segera menutup wajahku dengan kain
jilbab.

Demi Allah, sepatah kata pun ia tidak berbicara denganku, terkecuali


hanya kalimat Istirja’nya sewaktu ia merundukkan hewan hendaraannya
kemudian ia turun dengan berpijak kepada kaki depan untanya.
Selanjutnya aku menaiki unta kendaraannya dan ia langsung menuntun
kendaraannya yang kunaiki, hingga kami dapat menyusul rombongan
pasukan, yaitu sesudah mereka beristirahat pada siang hari yang
panasnya terik. Akhirnya tersiarlah berita bohong yang keji itu, semoga
binasalah mereka yang membuat-buatnya. Sumber pertama yang
menyiarkannya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.” Hanya sampai di
sinilah kisah siti Aisyah menurut riwayat yang dikemukakan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim. Selanjutnya Allah berfirman, (“Tiap-tiap
seseorang dari mereka) akan dibalas kepadanya (dari dosa yang
dikerjakannya) mengenai berita bohong ini. (Dan siapa di antara mereka
yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong
itu) maksudnya orang yang menjadi biang keladi dan berperanan penting
dalam penyiaran berita bohong ini, yang dimaksud adalah Abdullah bin
Ubay (baginya azab yang besar”) yakni neraka kelak di akhirat

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwasannya agama islam
sangat memperhatikan dan peduli tentang hoaks ini sehingga dianjurkan
bagi ummatnya untuk selalu mengecek informasi atau berita yang
diterima terlebih dahulu serta mencari tahu sumber dari mana asal
informasi atau berita tersebut berasal.
Mudah-mudahan kita semua terhindar daripada orang-orang yang
suka menyebar berita hoax/berbohong.

Anda mungkin juga menyukai