KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmannirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
i
Puji syukur hanya milik Allah SWT . Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita, suri tauladan kita, dan panutan kita yaitu Baginda Rasulullah SAW. Berkat
limpahan karunia dan hidayah-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ilmiah Al-Qur’an ini.
Al-Qur’an sebagai kitab yang menuntun kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui
berbagai sudut pandang. Al-Qur’an sebagai kitab yang telah ada sejak 14 abad lebih
menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti. Baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran
keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi, ilmu dan budaya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini masih sangat sederhana dan masih
banyak kekurangan. Tapi, Alhamdulillah saya sangat bersykur karena karya tulis ilmiah Al-
Qur’an ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Hormat Saya,
Elsya Nadia
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... ii
ii
BAB 1(PENDAHULUAN)
MANFAAT .......................................................................................... 2
BAB 3 ( PENUTUP )
ABSTRAK
iii
Media Sosial. Saat ini penggunaan media sosial nampaknya telah menjadi bagian dari
sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu media sosial saat ini juga telah di jadikan
sebagai tempat untuk saling mendapatkan dan menyebarkan informasi.
Namun, sayangnya akibat dari penyalahgunaan sosial media dalam menyebarkan informasi
juga berdampak pada banyaknya para pengguna yang masuk ke ranah hukum akibat dari
penyebaran informasi pada sosial media yang tidak menggunakan etika.
Dalam upaya mengurangi permasalahan tersebut maka di perlukanlah suatu etika dalam
menggunakan media sosial agar tidak saling menghina ataupun menuduh orang lain tanpa
alasan yang jelas. Karena pada dasarnya hal seperti itulah yang nantinya akan terjerat hukum
karena kurang hati-hati dalam menyebarkan informasi pada internet.
iv
BAB 1 ( PENDAHULUAN )
LATAR BELAKANG
Dari sisi etimologi etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat, sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika diartikan sebagai Ilmu
tentang yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dari
pengertian ini terlihat bahwa etika erat hubungannya dengan aktivitas tingkah laku manusia.
Oleh karena itu "ilmu etika" atau dalam Islam disebut sebagai pengetahuan tentang moralitas
(ilm-ul-Akhlaq) harusnya menjadi arus utama dalam penyensoran antara benar dan salah
dalam aktivitas di media sosial
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lainnya. Komunikasi akan lebih efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan. Adapun Etika komunikasi yang baik dalam media sosial
adalah jangan menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA; jangan memposting artikel
atau status yang bohong; jangan mencopy paste artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta,
serta memberikan komentar yang relevan.
Media sosial adalah sebuah media baru, yang tumbuh kembang mengikuti perkembangan
teknologi yang terus tumbuh pesat. Perkembangan ini tentu akan melahirkan dampak positif
dan dampak negatif. Oleh sebab itu, saat ini kebutuhan tentang aturan-aturan penggunaan
media sosial amat sangat dibutuhkan.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan etika komunikasi dimedia sosial menurut pandangan
Islam ?
2. Bagaimana etika komunikasi di media sosial yang baik menurut pandangan Islam ?
TUJUAN
Karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini disusun untuk memberikan pemahaman terhadap etika
berkomunikasi di media sosial menurut pandangan Islam. Penting untuk mengetahui
bagaimana etika seharusnya dapat dijaga dan diterapkan dalam berkomunikasi dimedia
sosial sesuai syariat Islam.
v
MANFAAT
vi
BAB 2 ( PEMBAHASAN TEORI )
Fitnah yang dalam agama jelas dilarang keras, di era keterbukaan informasi ini justru
semakin marak, dan medsos lagi-lagi dijadikan sebagai media untuk menyebarkannya.
Tidak hanya fitnah, medsos juga menjadi ajang ghibah, namimah (adu-domba) dan
sejenisnya. Sekali lagi, ini persoalan nasional yang berpotensi menimbulkan konflik politik,
keagamaan, hingga perpecahan nasional
Bully melalui medsos, tuduhan anti ini dan itu, serta komentar "nyinyir" adalah fenomena
yang menghiasi medsos kita. Dan semua itu tidak pantas. Secara tegas, sesungguhnya
ajaran Islam terkait etika bermedia sudah ada. Setidaknya terdapat beberapa etika yang
dimaksud.
Pertama, tabayyun (cek dan ricek)
. Benar bahwa Islam tidak alergi terhadap perkembangan teknologi. Dalam QS Al-Hujarat
ayat 6 disebutkan sebagai panduan bagaimana tata cara menyikapi sebuah berita yang kita
terima.
Islam juga mengajarkan membuat opini yang jujur, didasarkan atas bukti dan fakta,
lalu diungkapkan dengan tulus. Atau, dalam bahasa Quran "Seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu menjulang ke
langit, pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya." (QS
Ibrahim: 24-25).
viii
Singkat kata, tren penggunaan media sosial adalah wujud dari kebebasan
berekspresi pascareformasi. Tidak hanya negara yang menjamin kebebasan
berekspresi, Islam pun demikian. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ali
Imran Ayat 104 :
ٓ
ِ خَي ِر َويَ ۡأ ُمرُونَ بِ ۡٱل َم ۡعر
١٠٤ َُوف َويَ ۡنهَ ۡونَ ع َِن ۡٱل ُمن َك ۚ ِر َوُأوْ ٰلَِئكَ هُ ُم ۡٱل ُم ۡفلِحُون ۡ ة يَ ۡد ُعونَ ِإلَى ۡٱلٞ َو ۡلتَ ُكن ِّمن ُكمۡ ُأ َّم
104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.
QS Ali Imran ayat 104 meminta agar setiap umat (manusia) membela apa yang baik dan
benar. Dalam Islam, laku culas semacam itu dilarang. Oleh sebab itu, Islam mengatur
kebebasan berekspresi.
Pengendalian moral adalah salah satu aturannya. Terdapat dalam Q.S An-Nur Ayat 4 :
Bahwa kaum beriman diminta untuk tidak "memaki sembahan yang mereka sembah selain
Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas" (QS An-Nur: 4).
Dan, juga diminta untuk tidak mengolok-olok yang lain, meskipun orang itu berbeda
pendapat (QS Al-Hujarat: 11)
Fungsi etika Islam dalam hal ini adalah bagian filter aktivitas bermedia sosial, secara khusus kepada
pengguna agar dapat membedakan antara "benar" dan "salah". Etika Islam juga berfungsi sebagai
penyensor mana hal yang diharamkan dalam syariat Islam seperti pornografi, kekerasan, dan
penghujatan.
Jadi, kebebasan berekspresi yang digunakan untuk mengumbar kebencian dan permusuhan
dilarang dalam Islam. Ada pembatasan alias pengendalian hukum dan moral terhadap
kebebasan tersebut. Dengan demikian jelas sudah bahwa etika bermedia dalam Islam
merumuskan pentingnya tabayyun sebelum membenarkan dan menyebarkan informasi.
Menyebarkan kebencian dan membuat berita palsu juga dilarang keras oleh Islam.
Untuk itu, setiap individu pengguna media sosial perlu memahami hak-hak dan
kewajibannya sebagai warga negara. Komunikasi di media sosial juga memiliki batasan yang
dinamakan etika berkomunikasi
ix
BAB 4 ( PENUTUP)
KESIMPULAN
SARAN
Diharapkan karya tulis ilmiah Al-Qur’an ini dapat menjadi rujukan pengetahuan
mengenai Etika Komunikasi di Media Sosial Menurut Pandangan Islam.
x
DAFTAR PUSTAKA
MSR Dewi, ejurnal.unisri.ac.id › index.php › rsfu › article › download . Islam Dan Etika Bermedia,
2019
xi
xii