Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM

OLEH :

KELOMPOK 13

1.MUHAMMAD RISKY ALFANDI ()

2.SRI WAHYUNI ()

3.KANIA SILVANY LUBIS (7193141011)

4.SULIS ANISA ()

DOSEN PENGAMPU :

Dr.HAPNI LAILA SIREGAR S.Ag,,M.A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah tuhan yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun yang menjadi judul tugas kami adalah makalah budaya masyarakat islam,
makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pendidikan agama islam .
Dengan penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan pembaca kami ucapkan terimaksih.

Medan, 20 Februari 2021

Kelompok 13
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 latar belakang.........................................................................................................................4
1.2 rumusan masalah....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMNAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 BUDAYA DALAM ISLAM.................................................................................................5
2.1.1 etos kerja, sikap terbuka serta adil...................................................................................5
2.2. pengertian masyarakat..........................................................................................................6
2.3 masyarakat beradab dan sejahtera..........................................................................................7
2.3.1 masyarakat madani..........................................................................................................7
2.3.2 peran umat dalam mewujudkan masyarakat madani.......................................................8
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
3.1 kesimpulan.............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Masyarakat berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama. Dari pengertian ini dapat dicontohkan istilah masyarakat
desa, ialah masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian utama bercocok tanam,
perikanan, peternakan atau gabungan dari ketiganya ini, yang sistem budayanya mendukung
masyarakat itu. Masyarakat modern, berarti masyarakat yang sistem perekonomiannya
berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi di bidang industri, dan pemakaian teknologi canggih
(Kamus Besar, l990:564).
Istilah kebudayaan memang tak asing bagi kita khususnya yang berkecimpung di dunia
ini, apakah itu sebagai agamawan, budayawan, seniman, penikmat budaya, pelaku budaya dan
seni, dan lainnya. Namun kita juga sering bertanya apakah setiap agama, masyarakat, ras, dan
etnik, memiliki persepsi sendiri tentang kebudayaan. Apakah terdapat persepsi yang sifatnya
umum atau khusus dalam memandang budaya? Begitu juga halnya dengan agama Islam.
Bagaimaan konsep kebudayaan dalam pandangan Islam? Secara saintifik, kebudayaan dibahas
secara luas dan mendalam dalam sains antropologi ataupun sosiologi.
definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli. Namun kemudian, dari berbagai
definisi itu didapati berbagai kesamaan, paling tidak kebudayaan memiliki dua dimensi yaitu isi
dan wujud. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1980) yang mengutip pendapat
Claude Kluckhohn, bahwa kebudayaan adalah sebagai seluruh ide, gagasan, dan tindakan
manusia dalam angka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang diperoleh melalui proses
belajar mengajar (learned action). Kemudian ditinjau secara umum, budaya terdiri dari dua
dimensi, yaitu wujud dan isi. Dalam dimensi wujud, budaya terdiri dari tiga unsur, yaitu: (1)
wujud dalam bentuk ide atau gagasan, (2) wujud dalam bentuk aktivitas atau kegiatan, dan (3)
wujud dalam bentuk benda-benda atau artifak. Ditinjau dari dimensi isi, atau sering disebut tujuh
unsur kebudayaan universal, maka kebudayaan terdiri dari tujuh unsur yaitu: (1) sistem religi, (2
bahasa, (3) teknologi dan peralatan hidup, (4) sistem mata pencaharian, (5) sistem organisasi
sosial, (6) pendidikan, dan (7) kesenian.

1.2 rumusan masalah


1.Bagaimana Budaya Dalam Islam?

2.Bagaimana yang dimaksud Masyarkat Beradab dan Sejahtera?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan yaitu :
1.Mengetahui Budaya Dalam Islam
2.Mengetahui masyarakat beradab dan sejahtera
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BUDAYA DALAM ISLAM

Al-qur’an memandang kebudaya itu merupakan suatu proses dan meletakkannya sebagai
eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi
kegiatan akal, hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Karena itu secara umum
kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Ia
tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan.
Kebudayaan islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang
berlandasan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
berkembangnya. Dalam perkembangannya, budaya perlu dibimbing dan aturan-aturan yang
mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani, sehingga akan
merugikan dirinya sendiri.disini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam
mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradap atau peradaban
islam.
Sehubungan dengan perkembangan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-
nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban islam, maka fungsi agama disini semakin jelas.
Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan
Karena keterbatasan dalam memecahkan persoalan kehidupannya sendiri, disini sangat terasa
perlunya bimbingan wahyu.

2.1.1 etos kerja, sikap terbuka serta adil


Suatu kegiatan adalah cermin kerja, dan kerja akan membuahkan amal yang bermanfaat
bagi diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan dimana kita berada. Karena rosulullah saw.
Bersabda “sebaik-baiknya manusia adalah ia yang bermanfaat bagi sesamanya”
Dalam al-quran suart ali Imran ayat 110 ALLAH berfirman :

‫ف َوتَ ۡنهَ ۡو َن َع ِن ۡال ُم ۡن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمنُ ۡو َن‬


ِ ‫اس تَ ۡا ُمر ُۡو َن بِ ۡال َم ۡعر ُۡو‬
ِ َّ‫ُك ۡنتُمۡ َخ ۡي َر اُ َّم ٍة اُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن‬
‫َان َخ ۡيرًا لَّهُمۡ‌ؕ ِم ۡنهُ ُم ۡال ُم ۡؤ ِمنُ ۡو َن َواَ ۡكثَ ُرهُ ُم‬ ‫هّٰلل‬
ِ ‫بِا ِ‌ؕ َولَ ۡو ٰا َم َن اَ ۡه ُل ۡال ِك ٰت‬
َ ‫ب لَڪ‬
‫ۡال ٰف ِسقُ ۡو َن‬
Artinya
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Selanjutnya, dalam konteks budaya , yang selalu menadi perhatian kaum muslim adalah
etos kerja , dapat dilihat dari :
1. iman
Iman merupakan dasar utama seorang muslim bekerja. Iman berarti keyakinan, yaitu
yang diyakini dalam kalbu, diucapkan mealui lidah, dan diamalkan dalam perbuatan. Artinya,
kalau ia bekerja maka pekerjaan yang digelutinya dilakukan sebaik mungkin dan keyakinan, dan
ia yakin bahwa pekerjaan itu akan membawa manfaat bagi dirinya, keluarga dan masyarakatnya.
2. ikhlas
Orang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah mengharapkan selain dari allah. Karena
itu seorang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah merasa kecewa atau frustasi. Niatnya dari
awal hanya karena allah semata atau untuk memenuhi kewajiban sebagai hambanya, ia yakin
benar kalau tidak mendapat didunia pasti ia dapat pahala diakhirat sesuai janji allah.
Dalam AlQuran surah al-Zalzalah ayat 7 :

ۚ‫ي َّ َر ٗه‬ ‫فَ َمنْ يَّ ْع َم ْل ِم ْثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ْي ًرا‬


Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

3. ihsan
Gambaran ihsan yang diajarkan jibril kepada rasulillah saw adalah “ bekerja atau
beribadahlah kamu kepada allah seolah – olah kamu melihatnya dan apabila kamu tidak
melihatnya yakinlah bahwa sesuangguhnya allah melihat apa yang engkau lakukan”
4. ibadah
Bila pekerjaan yang kita lakukan didasari oleh ketiga unsur: iman, ikhlas, ihsan. Maka
semua pekerjaan itu akan berubah menjadi ibadah, sebab hanya ibadahlah yang akan
mendapatkan pahala dari allah diakhirat kelak, padahal didunia telah dinikmati hasil dan
manfaatnya
5. ilmu
Kalau kita mengikuti putusan nabi sulaiman as. Ketika memilih antara kekuasaan, harta
dan lmu, maka ia spontan memilih ilmu , sebab ia yakin bahwa dengan ilmu ia bisa berkuasa dan
dengan ilmu pula ia bisa menghasilkan harta. Ilmu adalah lampu penerang didalam kegelapan,
arah ketika tersesat, dan perahu ketika berlayar
6. islam
Islami yaitu menyerahka seluruhnya kepada allah setelah kita berupaya smaksimal
mungkin untuk menetapkan takdirnya. Apa takdir yang ditetukannya kita pasrah menerimanya.
Pasrah adalah tunduk kepada karunianya dengan hukum-hukum sunnahnya dan pasrah kepada
hukum-hukum qauliyahnya.

2.2. pengertian masyarakat

Masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh sistem-
sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas, dan yang hidup bersama. Kehidupan
bersama ialah kehidupan yang di dalamnya kelompok-kelompok manusia hidup bersama-sama di
suatu wilayah tertentu dan sama-sama berbagi iklim serta makanan yang sama. Pepohonan di
suatu taman juga ‘hidup’ bersama dan sama-sama mendapatkan iklim serta makanan yang sama,
seperti itu pula sekawanan rusa juga makan dan berpindah-pindah tempat bersama-sama.
Namun, baik pepohonan maupun sekawanan rusa tak dapat dikatakan sebagai hidup
bermasyarakat, karena mereka bukanlah masyarakat. Kehidupan manusia bersifat
kemasyarakatan mempunyai pemahaman bahwa secara fitri manusia bersifat memasyarakat.
Kebutuhan, keuntungan, kepuasan, karya dan kegiatan manusia pada hakekatnya, bersifat
kemasyarakatan, dan sistem kemasyarakatan akan tetap terwujud selama ada pembagian kerja,
pembagian keuntungan dan rasa saling membutuhkan dalam suatu perangkat tertentu tradisi dan
sistem. Di pihak lain, gagasangagasan, ideal-ideal, perangai-perangai, suatu kebiasaan-kebiasaan
khas menguasai manusia umumnya, dengan memberi merek suatu rasa kesatuan. Dengan kata
lain, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang di bawah tekanan serangkaian
kebutuhan dan di bawah pengaruh seperangkat kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan dan
terlebur dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan bersama.2
Pembentukan masyarakat sendiri adalah “utopia” yang diimpikan semua ideologi dan
kepercayaan beragama, karena itu merupakan dambaan kehidupan manusia sehingga setiap
usaha perwujudan itu membawa bias-bias ideologis dan kultural mengingat segala macam
perubahan, pembaharuan, dan “rekayasa” masa depan, tanpa mengarah kepada impian
terciptanya masyarakat hanyalah ativitas yang relatif dan pasif. Masyarakat harus dirubah,
peradaban harus diciptakan.

 Berikut beberapa pandangan mengenai hubungan tersebut :

Pandangan pertama : Masyarakat terdiri atas individu ini hanyalah suatu sintesis
bentukan, yakni suatu sintesis tak sejati, keberadaan suatu sintesis nyata bergantung pada
serangkaian unsur yang saling mempengaruhi dan pada hubungan timbal balik aksi dan
reaksi unsur-unsur itu.
Pandangan kedua : Masyarakat tak dapat disamakan dengan senyawasenyawa alamiah; ia
merupakan suatu senyawa bentukan, suatu senyawa bentukan termasuk senyawa, meski
tak alamiah. Suatu senyawa bentukan, seperti mesin, merupakan suatu sistem kesaling
berkaitan antar bagian.Dalam suatu senyawa kimiawi, unsur-unsur pokoknya kehilangan
identitas dan melebur dalam ‘keseluruhan’, dan dengan sendirinya kehilangan kehkasan
mereka. Masyarakat, begitu pula, terdiri atas beberapa badan dan organisasi primer serta
sekunder. Badan-badan ini, serta individu-individu yang berkait dengan mereka,
semuanya saling berhubungan erat.
Pandangan ketiga : Masyarakat merupakan suatu senyawa sejati, bagai-mana senyawa-
senyawa alamiah tetapi yang disintesis disini adalah jiwa, pikiran, kehendak serta hasrat ;
sintesisnya bersifat kebudayaan, bukan kefisikan, unsur-unsur bendawi, yang dalam
proses saling aksi dan reaksi, saling susut dan lebur, menyebabkan munculnya suatu
wujud baru, dan berkat reorganisasi, mewujudlah suatu senyawa baru, dan unsur-unsur
itu terus maujud dengan identitas baru.
Pandangan keempat : Masyarakat merupakan suatu senyawa sejati yang lebih tinggi
daripada senyawa alamiah. Dalam hal senyawa alamiah, unsurunsur pokoknya
mempunyai kedirian dan identitas sebelum sintesis terjadi. Al-Qur'an membenarkan
pandangan ketiga, sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas, bahwa Al-Qur'an tidak
membahas masalah-masalah manusia dalam istilah falsafah-falsafah dan sains.

 Teori teori masyarakat islam

Terdapat teori-teori yang mendukung bagi pemahaman tentang masyarakat Islam, di sini
dikemukakan teori tentang masyarakat Islam secara lengkap, banyak hal-hal yang mencirikan
masyarakat Islam itu:
1. Islam memperhatikan eksistensi material dan juga spiritual manusia, terutama asal-usul
penciptaan manusia berikut sifat gandanya.
2. Teori ini memusatkan perhatian kepada proses penalaran dan pengambilam keputusan,
dengan memilih diantara alternatif-alternatif yang merupakan landasan-landasan pokok
interaksi sosial pada tingkat minimum.
3. Bertolak dari perspektif mikro ini, teori ini mampu mengembangkan diri sedemikian,
sehingga mencakup proses-proses yang lebih besar, seperti proses konsensus dan
kerjasama di satu sisi, dan proses konflik dan kompetisi disisi lain.
4. Lantaran sifatnya itu, teori ini memiliki kemampuan untuk menjelaskan perubahan pola-
pola perilaku individual dan juga tata sosial dari segi proses-proses internal (misalnya,
evolusi dan revolusi) maupun faktorfaktor eksternal (umpamanya, asimilasi dan invasi)
5. Karena teori ini seyogyanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan Islam, maka ia
memberikan tekanan khusus pada situasi yang menyangkut motivasi manusia pada
tingkat individual, kelompok, komunitas, bangsa, dan dunia.

2.3 masyarakat beradab dan sejahtera

2.3.1 masyarakat madani


Istilah masyarakat madani sebenarnya hanya salah satu diantara beberapa istilah yang
sering digunakan ketika menerjemahkan civil society kedalam bahasa Indonesia. Padanan
katanya adalah masyarakat warga atau masyarakat kewarganegaraan, masyarakat sipil,
masyarakat beradab atau masyarakat berbudaya.
Dalam masyarakat madani nilai-nilai peradaban menjadi nilai utama, karena itu didalam
sejarah pemikiran filsafat islam juga dikenal istilah madinah atau polis, yang berarti kota. Yaitu
masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madani menjad symbol idealism yang
diharapkan setiap masyarakat.
Masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut
1. Bertuhan
2. Damai
3. Tolong menolong
4. Toleran
5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
6. Berperadaban tinggi
7. Berakhlak mulia

2.3.2 peran umat dalam mewujudkan masyarakat madani


a. keniscayaan peranan umat islam
masyarakat madani yang diperankan nabi saw. Dan umat islam dimadinah adalah adanya
kerja sama antara umat beragama untuk membangun dan mempertahankan madinah. Pada saat
itu lahirnya konsitusi hudaibiyah yang dikenal dengan piagam madinah. Piagam ini merupaka
bentuk keseriusan umat islam atas kerja sama dengan umat beragama lainnya dalam menata
harmonisitas dan kesejahteraan yang berkeadilan dalam kehidupan sosial dan politik.
Umat islam adalah umat yang diberikan kelebihan oleh allah diantara umat pemeluk
agama lainnya. Umat islam memiliki aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah
hidupnya. Kesempurnaan islam menjadi nikmat, karena islam memberikan dasar kehidupan yang
lengkap dalam berbagai aspek kehidupan. Petunjuk dasar dalam kehidupan agama islam
memberikan kemudahan bagi manusia untuk mengenal tuhannya dan mengenal dirinya dan
mengetahui rahasia dan lingkungannya.

b. keniscayaa sistem ekonomi islam dan kesejahteraan umat


maksudnya adalah sistem ekonomi yang meggunakan prinsip ekonomi yang diasaskan
dan dibatasi oleh ajaran-ajaran islam. Jika al-qur’an dan hadist dipelajarin dengan seksama
tampak jelas bahwa islam mengakui motif laba (profit) dalam kegiatan ekonomi. Namun motif
itu terikat atau dibatasi ole syarat-syarat moral, sosial dan pembatasan diri.

c. zakat dan wakaf sebagai instrument kesejahteraan umat


Dalam ajaran islam ada dua dimensi utamu harus hubungan yang harus dipelihara,yaitu
hubungan manusia dengan Allah,dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat.Kedua hubungan itu harus berjalan serentak.Menurut ajaran Islam,dengan
melaksanakan kedua hubungan itu hidup manusia akan sejahtera baik di dunia maupun akhirat
kelak.
1.Manajemen Zakat
Kata zakat secara bahasa berasal dari kata zaka,yazkuzaka,an-wa zakwan yang berarti
berkembang dan bertambah. Menurut al-Azhary sebagaimana yang dikutip oleh Yusuf
Qardhawi, yang berkembang bukan hanya harta dan kejiwaan orang kaya, akan tetapi juga harta
dan kejiwaan orang miskin .Zakat juga digunakan untuk “ taharah” (suci), “barokah” dan “salah
“(baik).
Zakat terdiri dari dua macam:
 Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan umat Muslim menjelang hari raya Idul
Fitri atau pada bulan Ramadan. Zakat fitrah dapat dibayar dengan setara 3,5 liter (2,5 kilogram)
makanan pokok dari daerah yang bersangkutan. Makanan pokok di Indonesia adalah nasi, maka
yang dapat dijadikan sebagai zakat adalah berupa beras.
 Zakat Maal
Zakat maal (harta) adalah zakat penghasilan seperti hasil pertanian, hasil pertambangan,
hasil laut, hasil perniagaan, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis
penghasilan memiliki perhitungannya sendiri.
Dalam Undang-Undang (UU) tentang Pengelolaan Zakat Nomor 38 Tahun 1998,
pengertian zakat maal adalah bagian dari harta yang disisihkan oleh seorang Muslim atau badan
yang dimiliki orang Muslim sesuai ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.
UU tersebut juga menjelaskan tentang zakat fitrah, yaitu sejumlah bahan pokok yang
dikeluarkan pada bulan Ramadan oleh setiap Muslim bagi dirinya dan bagi orang yang
ditanggungnya, yang memiliki kewajiban makan pokok untuk sehari pada hari raya Idul Fitri.

Wajiban zakat kepada badan usaha adalah untuk memperbesar penghimpunan dana zakat
dari muzakki, yang tidak hanya terbatas pada perorangan tapi juga pada badan usaha. Selain kata
zakat, al-Qur’an juga menggunakan kata sadaqah untuk mengungkapkan maksud zakat seperti
dalam surah 9 ayat 103, surah 9 ayat 58 dan 60. Dalam hadits Nabi tentang penempatan Mu’az di
Yaman, Nabi bersabda :
Terangkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sadaqah, yang diambilkan dari orang–
orang kaya dan dikembalikan kepada orang-orang miskin.
2.Manajemen Wakaf
Wakaf berasal dari kata waqafa,yaqifu, dan waqfan yang secara etimologi berarti
berhenti,berdiam,menahan atau berdiam di tempat. Kata waqafa dalam bahasa arab adalah
sinonim dari kata habasa ,yahbisu dan habsan yang menurut etimologi berarti
menahan.Sedangkan menurut Undang – undang no 41 tahun 2004 wakaf adalah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari‟ah.

Macam-Macam Wakaf Berdasarkan substansi ekonominya wakaf dibagi menjadi dua yaitu:
a. Wakaf Langsung yaitu wakaf yang memberikan pelayanan secara langsung terhadap orang-
orang yang berhak contoh wakaf masjid disediakan untuk temapt sholat, wakaf sekolah untuk
sarana belajar dan lain-lain.
b. Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi baik dibidang
pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan dari benda secara
langsung melainkan dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.
Perbedaan wakaf langsung dan wakaf produktif disini terletak pada pola manajemen dan
pola pelestarian wakaf. Wakaf langsungmembutuhkan biaya perawatan yang diperoleh diluar
benda wakaf karena wakaf jenis ini tidak menghasilkan sebaliknya wakaf produktif biaya
perawatan diperoleh dari hasil pengelolaan benda wakaf dan selebihnya untuk kepentingan umat
sesuai tujuan wakaf.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Kebudayaan islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang
berlandasan pada nilai-nilai tauhid. Islam mempunyai dua aspek, yakni segi agama dan segi
kebudayaan. Dengan demikian, ada agama Islam dan ada kebudayaan Islam. Dalam pandangan
ilmiah, antara keduanya dapat dibedakan, tetapi dalam pandangan Islam sendiri tak mungkin
dipisahkan. Antara yang kedua dan yang pertama membentuk integrasi. Islam sangat menghargai
akal manusia untuk berkembangnya. Dalam perkembangannya, budaya perlu dibimbing dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu
hewani, sehingga akan merugikan dirinya sendiri.disini agama berfungsi untuk membimbing
manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradap
atau peradaban islam.
.
3.2 Saran
Dengan Adanya nilai- nilai sosial dan budaya yang berkembang dalam masyarakat merupakan
suatu hal yang menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Begitu
juga dengan nilai- nilai sosial dan budaya yang terbentuk atas penggabungan unsur- unsur
budaya yang ada dalam masyarakat Sebaiknya dalam perkembangannya budaya perlu dibimbing
dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu
hewani, sehingga akan merugikan dirinya sendiri.
DAFTAR ISI
http://jurnaleprints.umm.ac.id/44573/3/jiptummpp-gdl-arinisulis-53069-3-babii.pdf

https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/viewFile/1616/PDF

Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 01 Juni 2015

http://JURNALrepository.uin-malang.ac.id/1421/1/1590-4076-1-PB.pdf

https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/206

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/3010

https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/viewFile/1616/PDF

Anda mungkin juga menyukai