Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI KEMISKINAN

KEBIJAKAN FISKAL : DAMPAK TERHADAP KEMISKINAN DAN


DISTRIBUSI PENDAPATAN

DOSEN PENGAMPU : JOKO SUHARIANTO S.Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Ade Nurul Hanifah (7193341003)


2. Anggye Riyani Suhaimi (7193341014)
3. Ayu Lestari (7193141018)
4. Putri Nurul Ani Panggabean (7193141015)
5. Putri Yuwanda (7193141024)
6. Sarnida Manurung (7192441015)
7. William Siahaan (7192441018)

PENDIDIKAN EKONOMI B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas Rahmat dan
KaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Kebijakan Fiskal : Dampak Terhadap Kemiskinan dan Distribusi
Pendapatan”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen mata kuliah Ekonomi Kemiskinan yang telah memberikan tugas terhadap kami.

Kami juga ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini karena jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami , khususnya dari pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, 05 April 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Pengertian Kebijakan Fiskal ................................................................................................... 2
B. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kemiskinan .................................................................. 3
C. Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Distribusi Pendapatan ................................................... 5
BAB III ........................................................................................................................................... 8
PENUTUP....................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan............................................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan adalah salah satu problem yang sangat mendasar yang selalu mengiringi
sejarah dalam perkembangan pembangunan yang terjadi di berbagai macam negara terlebih khusus
negara berkembang. Pada banyak negara berkembang termasuk Indonesia, tingkat
kemiskinannya masih relatif tinggi dan oleh karenanya desentralisasi diharapkan akan
menciptakan kebijakan-kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan penduduk
miskin.Permasalahan kemiskinanyang begitu kompleks dan bersifat multidimensional,
mendorong berbagai upaya pengentasankemiskinan dilakukan secara komprehensif, mencakup
berbagai aspek kehidupan masyarakat, dandilaksanakan secara terpadu.(Muhammad Nasir, dkk
hal : 32, 2008).

Kebijakan fiskal yang sering juga disebut“fiscal policy”,biasa diartikan sebagai Tindakan
yang di ambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian. Anggaran belanja tersebut berupa hasil pungutan pajak
dan pengeluaran yang dapat berupa “government expenditure” dan government transfer”, maka
sering pula dikatakan bahwa kebijakan fiskal meliputi semua tindakan pemerintah yang
berupa Tindakan memperbesar atau memperkecil jumlah pungutan pajak. Instrumen utama
kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal?
2. Bagaimana Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kemiskinan
3. Bagaimana Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Distribusi Pendapatan

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui tentang Kebijakan Fiskal.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kemiskinan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Distribusi Pendapatan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Fiskal
Dari segi definisi, kebijakan fiskal adalah suatu strategi atau kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Lebih lengkapnya,
kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang memengaruhi perekonomian
melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.

Secara garis besar, kebijakan fiskal memiliki tujuan-tujuan yaitu:

1. Menciptakan kestabilan ekonomi

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi

3. Mendorong laju pertumbuhan investasi yang masuk

4. Memastikan ketersediaan lapangan pekerjaan

5. Menciptakan keadilan sosial

6. Mewujudkan pemerataan dan pendistribusian pendapatan

7. Memastikan kestabilan harga barang dan jasa

Dalam.makalah ini, kami akan fokus membahas dampak ataupun tujuan dampak fiskal terhadap
distribusi pendapatan. Fungi kebijakan fiskal juga sebagai instrumen untuk pendistribusian hasil
kegiatan ekonomi, agar tiap-tiap daerah tidak terlalu timpang perkembangan ekonominya. Jika
kebijakan fiskal tidak menyentuh distribusi pendapatan maka ketimpangan antar daerah bisa
semakin besar dan menimbulkan permasalahan ekonomi baru.

Kebijakan fiskal dalam negara Indonesia tercermin dari APBN, dimana dapat mengatur inflasi
agar tidak terjadi krisis moneter, membangun ekonomi dengan pertumbuhan yang signifikan dan
merata. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh pada kebijakan fiskal yang terwujud dalam
APBN. Ketika APBN digunakan sesuai dengan waktu dan tempat yang tepat maka inflasi akan
terkendali dengan baik sehingga berdampak pada pertumbuhan yang signifikan dan merata dalam
ruang lingkup makro yaitu negara.

2
B. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Kemiskinan
Kebijakan transfer pendapatan memberi efek lebih cepat karena secara langsung berdampak
meningkatkan pendapatan individual penduduk. Akan tetapi, kebijakan tersebut membutuhkan
biaya besar dan program-program redistribusi yang tepat sehingga dipandang kurang bijak jika
diterapkan pada penduduk miskin yang memiliki potensi bekerja. Kebijakan transfer pendapatan
yang pernah diterapkan di Indonesia antara lain program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan
program beras untuk keluarga miskin (Raskin). Sedangkan strategi pro-poor growth memberi
pengaruh tidak langsung. Menurut Abbott (2007), suatu kebijakan adalah pro-poor jika

(1) bersifat padat karya;

(2) sasaran pada sektor-sektor di mana penduduk miskin bekerja;

(3) mampu menciptakan pendapatan dan pekerjaan bagi penduduk miskin;

(4) mengurangi ketimpangan pendapatan.

Kebijakan ini memberi pengaruh pada pendapatan penduduk miskin melalui efek pertumbuhan
dan distribusi pendapatan. Dengan demikian, kebijakan pro-poor growth adalah kebijakan yang
meningkatkan pertumbuhan sehingga berdampak menurunkan kemiskinan dan ketimpangan
pendapatan (Kakwani dan Pernia, 2000). Akan tetapi, tidak semua pertumbuhan ekonomi memiliki
pengaruh yang sama. Menurut Meier (1995), penyebabnya adalah

(1) laju pertumbuhan ekonomi yang rendah;

(2) pola pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang;

(3) kegagalan kebijakan pemerintah.

Strategi pro-poor growth dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal. Peningkatan pajak nasional dan
daerah untuk meningkatkan pendapatan fiskal daerah berpotensi meningkatkan belanja daerah.
Peningkatan belanja daerah secara langsung meningkatkan output daerah dan secara tidak
langsung meningkatkan pendapatan individual dan konsumsi masyarakat. Kebijakan fiskal di
tingkat daerah dimungkinkan melalui kebijakan desentralisasi fiskal dengan melimpahkan
sebagian kewenangan fiskal pemerintah pusat kepada pemerintah daerah melalui tugas-tugas
pendapatan (revenue assignments) dan tugas-tugas pengeluaran (expenditure assignments). Akan

3
tetapi, implementasi kebijakan desentralisasi fiskal berdampak pada munculnya trade-off antara
pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan.

Dengan demikian, dapat diduga bahwa implementasi kebijakan desentralisasi fiskal yang
mengutamakan transfer fiskal tidak memihak mayoritas penduduk miskin khususnya di sektor
pertanian. Namun, hasil studi Son dan Kakwani (2004) menunjukkan pertumbuhan yang lebih
cepat dapat memperlambat penurunan bahkan meningkatkan kemiskinan yang tergantung pada
seberapa besar tingkat ketimpangan pendapatan meningkat. Jika pertumbuhan pro-poor (pro-poor
growth) di mana pertumbuhan menurunkan ketimpangan pendapatan dapat dicapai, maka
penurunan kemiskinan dapat dipercepat meskipun pertumbuhan ekonomi sedang (moderate).
Artinya, pertumbuhan propoor meskipun moderat akan berdampak besar menurunkan kemiskinan
dibandingkan tingkat pertumbuhan tinggi tetapi tidak pro-poor.

Oleh karena itu, untuk mempercepat penurunan kemiskinan tidak hanya dibutuhkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, tetapi juga pemerataan distribusi pendapatan. Pelimpahan expenditure
assignments yang menyebabkan belanja daerah melebihi kapasitas fiskal diatasi dengan transfer
fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Akan tetapi, beberapa studi empiris
terdahulu menunjukkan dampak negatif transfer fiskal pada kemiskinan. Nanga (2006)
menggunakan data empiris 25 provinsi di Indonesia tahun 1999–2002 yang menunjukkan transfer
fiskal berdampak meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Studi Qiao et al. (2008)
terhadap data empiris di Cina tahun 1985–1998 menemukan desentralisasi fiskal menyebabkan
trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Pengaruh negatif transfer
fiskal pada kemiskinan diduga karena tidak efektifnya distribusi dana transfer fiskal pada alokasi
belanja-belanja daerah. Artinya, ada fenomena flypaper effect karena pemerintah daerah
merespons peningkatan transfer fiskal secara berlebihan untuk belanja daerah khususnya dalam
membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak strategis dalam mengentaskan kemiskinan. Fenomena
flypaper effect di Indonesia antara lain ditunjukkan oleh studi-studi empiris Afrizawati (2012),
Suyanto (2010), dan Kuncoro (2004). Oleh karena itu, dengan pemikiran bahwa pajak lebih
berperan meredistribusi pendapatan, maka peningkatan kapasitas fiskal melalui pajak dan bagi
hasil pajak dianggap lebih mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang pro-poor, yaitu
pertumbuhan yang berdampak mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Pemikiran
tersebut juga berdasarkan hasil studi empiris Amir et al. (2013), yaitu stimulus fiskal pemotongan

4
PPh di Indonesia lebih menguntungkan penduduk golongan atas karena berdampak meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, tetapi memperburuk ketimpangan pendapatan.

Fakta tingginya ketergantungan keuangan daerah pada DAU dan adanya fenomena flypaper effect
akibat keleluasan pengelolaan anggaran belanja daerah diduga memperburuk kondisi kemiskinan
di Indonesia. Hal ini membawa pada suatu pemikiran mengenai pentingnya pemerintah daerah
meningkatkan kemampuan keuangannya dari sumber daya lokal, yaitu kapasitas fiskal. Studi-studi
empiris terdahulu umumnya menganalisis dampak kebijakan desentralisasi fiskal dalam konteks
transfer fiskal DAU dan desentralisasi pengeluaran, antara lain Sinaga dan Siregar (2003),
Yudhoyono (2004), Pardede (2004), Panjaitan (2006), dan Nanga (2006). Selain itu, referensi
mengenai studi-studi empiris yang menganalisis dampak kapasitas fiskal terhadap kemiskinan
sektoral sangat terbatas. Studi-studi kemiskinan sektoral umumnya hanya menganalisis keterkaitan
perekonomian dan kemiskinan sektoral, tetapi tidak terkait peran kebijakan fiskal daerah, antara
lain Suryahadi et al. (2009; 2012), Ravallion dan Datt (2002), serta Eastwood dan Lipton (2001).
Sedangkan fakta menunjukkan ada variasi sektoral regional dalam dinamika kemiskinan di
Indonesia dalam kerangka desentralisasi fiskal. Dengan perkataan lain, kebijakan fiskal daerah
berperan dalam perubahan kemiskinan sektoral di Indonesia.

C. Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Distribusi Pendapatan


Banyak negara yang mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi akhirnya efek pemerataan
kurang mendapat perhatian. Distribusi pendapatan yang tidak merata merupakan masalah serius
setiap negara. Negara yang semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan
pemerataan distribusi pendapatan akan menghasilkan ketimpangan distribusi pendapatan. Salah
satu cara mengurangi ketimpangan pendapatan adalah dengan menggunakan kebijakan fiskal
lewat sistem pajak yang bersifat progresif.

Sebelumnya Disparitas (ketimpangan), distribusi pendapatan atau kesenjangan, dan tingkat


kemiskinan merupakan masalah besar yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia.
Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan
suatu negara di kalangan penduduknya. Tidak meratanya distribusi pendapatan akan memicu
ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan.
Menurut pandangan Neo klasik, perbedaan pendapatan dapat dikurangi melalui proses
penyesuaian otomatis, yaitu “penetapan” hasil pembangunan ke bawah (Trickle Down) dan

5
kemudian menyebarnya sehingga menimbulkan keseimbangan baru. Apabila proses terotomatisasi
tersebut belum mampu menurunkan tingkat perbedaan pendapatan yang timpang, maka dapat
dilakukan melalui sistem perpajakan dan subsidi. Penetapan pajak pendapatan/penghasilan akan
mengurangi pendapatan penduduk berpenghasilan tinggi, begitu juga sebaliknya subsidi akan
membantu penduduk berpenghasilan rendah asalkan tidak msalah sasaran dalam
pengalokasiannya. Pajak yang telah dipungut dengan menggunakan sistem tarif progresif (semakin
tinggi pendapatan semakin besar persentase tarifnya) oleh pemerintah akan digunakan untuk
membiayai roda pemerintahan, subsidi, dan proyek pembangunan. Dari sinilah proses redistribusi
pendapatan yang akan mengurangi ketimpangan. (Amir Machmud 2016:289).

Fungsi Distribusi menurut Dampak Kebijakan Fiskal

Dengan fungsi distribusi ,kebijakan fiskal berfungsi sebagai isntrumen mediasi untuk
mendistribusikan yang di hasilkan oleh kegiatan kegiatan ekonomi .Supaya setiap-tiap wilayah
atau daerah perkembangan ekonominya sama rata atau seimbang. Jika kebijakan fiskal tidak
berkontribusi tentang distribusi pendapatannegara maka ketidakseimbangan antarra daerah satu
dengan daerah yang lainnya bisa semakin besar atau tinggi (dalam artian perekonomian kacau)
dan dapat menjadikan masalah dalam peekonomian
Fungsi distribusi ini juga berfungsi untuk mengatur pendapatan suatu negara agar pembagian
pendapatan dalam setiap wilayah tersebut menjadi lebih merata disemua kalangan tiap tiap
masyarakat dan semua tingkat kehidupan masing masing.Sehingga perbandingan antara
masyarakat yang menengah ke atas seimbang dengan masyarakat kalangan bawah. Penerapan
kebijakan fiskal dapat dimulai dari sistem yang megatur pembagian dan pemerataan hasil
pendapatan negara.hal ini menjadi faktor sangat penting karena tidak jarang pendistribusian
pendapatan negara tidak benar benar sampai dengan baik,sehingga ada ketimpangan pendapatan
nasional.Contohnya adalah pembangunan gedung gedung di kota besar sedangkan desa desa atau
kota yang jauh dari ibukota sangat minim untuk di tinjau atau diperhatikan baik juga fasilitas
fasilitasnya pun masih kurang.Dalam hal ini lah fungsi distribusi sangat diperlukan.
Tujuan dari kebijikan sendiri yaitu sebagai memeratakan pendapatan nasional yang walaupun
kenyataannya masih ada beberapa ketimpangan dan kesenjangan dalam mendistribusikan. Contoh
kebijakan pemerintah agar pendapatan terdistribusi dengan baik ke masyarakat, misalnya melalui
:

6
• Perpajakan,
• Subsidi,
• Pengentasan kemiskinan,
• Transfer penghsilan dari daerah kaya ke daerah miskin,
• Bantuan pendidikan,
• Bantuan kesehatan, dll

Adanya campur tangan pemerintah (negara) secara proporsional dan efektif dapat dilakukan dalam
bentuk kebijakan fiskal.Hal ini didukung oleh pendapat Keynes bahwa diperlukan kebijakan
pemerintah untuk menciptakan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi yang mantap, salah satu
bentuk dari campur tangan pemerintah yang dapat dilakukan adalah menjalankan kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal adalah suatu komponen kebijakan publik, yang merupakan tindakan
kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah, yang berkaitan dengan pendapatan dan
pengeluaran uang. Menurut Wolfson, kebijakan fiskal merupakan tindakan-tindakan pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan umum melalui kebijakan penerimaan dan pengeluaran
pemerintah, mobilisasi sumberdaya dan penentuan harga barang dan jasa dari perusahaan.4Yang
dimaksud disini menyangkut pengelolaan pengeluaran dan penerimaan Negara yang dilakukan
oleh pemerintah suatu negara.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan tingginya ketergantungan keuangan pemerintah daerah pada dana transfer
fiskal dari pemerintah pusat terutama DAU sebagai konsekuensi pelimpahan kewenangan
pemerintahan melalui kebijakan desentralisasi fiskal tidak memberi dampak positif dalam
mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Dugaan adanya fenomena flypaper effect
terutama untuk membiayai pembangunan daerah yang tidak strategis dalam mengentaskan
kemiskinan menjadi alasan berkurangnya dampak transfer fiskal terhadap penurunan tingkat
kemiskinan.

Sementara itu, dengan pemikiran bahwa pajak lebih berperan dalam meredistribusi
pendapatan melalui transmisi output sektoral, maka studi ini ingin membuktikan bahwa kebijakan
kapasitas fiskal daerah dari sumber utama pajak daerah dan bagi hasil pajak akan berdampak
mempercepat pengentasan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan dibandingkan kebijakan
transfer fiskal serta lebih memihak mayoritas penduduk miskin, yaitu rumah tangga pertanian.

B. Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai Kebijakan Fiskal serta Dampaknya
Terhadap Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan, makalah ini bisa dijadikan referensi bagaimana
relevansinya kedalam kehidupan sehari-hari sekian dan terimakasih

8
DAFTAR PUSTAKA
https://workingpapers.bappenas.go.id/index.php/bwp/article/view/117

https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand/article/download/261/159/

Hanum, Nurlaila. 2018. Analisis Kemiskinan dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Kota
Langsa (Studi Kasus Gampong Matang Seulimeng). Jurnal Samudra Ekonomika. Vol. 2, No 2:
157-170

https://id.scribd.com/document/377605322/FUNGSI-DISTRIBUSI

https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/kebijakan-fiskal

Anda mungkin juga menyukai