Dosen Pengampu:
Dra. Yulidesni, M.Ag.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13 (Kelas I B)
1. Seri Melani (A1A015006)
2. A. Fika Elvia (A1A015078)
Assalamualaikum wr.wb
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, kami panjatkan puji serta syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga
karena dengan ridho-Nya kita dapat melaksanakan kegiatan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Pendidikan Agama.
Makalah ini berjudul Agama Merupakan Rahmat Bagi Semua yang disusun untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama yaitu Dra.
Yulidesni, M.Ag dan teman-teman mahasiswa Universitas Bengkulu prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan, saran dan bantuannya kepada kami.
Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan pada makalah ini, baik dari segi isi
maupun penulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT kami
membutuhkan kritik dan saran bersifat membangun dari teman-teman Mahasiswa untuk
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................5
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................5
1.4 Manfaat .........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................7
2.1 Agama merupakan Rahmat bagi Semua .......................................................................7
2.1.1 Definisi...............................................................................................................7
2.1.2 Memahami Rahmat Islam...................................................................................7
2.1.3 Mencari Rahmat Islam .......................................................................................8
2.1.4 Bentuk-bentuk Rahmat Islam .............................................................................9
2.2 Rahmat Islam dalam Perang ..........................................................................................11
2.3 Rahmat dalam Hukum Had ............................................................................................12
2.4 Rahmat Kepada Hewan .................................................................................................14
110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera,
penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah
agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan
kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama
islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi
Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi
dan Rasul-rasul berikutnya.
Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu
agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam, tetapi juga
hubungan dengan umat beragama lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua :
1) Apa definisi agama islam?
2) Bagaimana agama merupakan rahmat bagi semua umatnya?
3) Apa saja bentuk-bentuk rahmat Allah?
1.3 Tujuan
Tujuan pada makalah agama merupakan rahmat bagi semua adalah
1) Memberikan informasi kepada pembaca tentang rahmat yang diturunkan oleh Allah swt.
2) Mamahami bahwa setiap agama diturunkan kepada seluruh alam termasuk makhluk, jin
maupun manusia, muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati untuk dijadikan
rahmat.
3) Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar dapat ikut
serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur pada nikmat dan
rahmat yang telah Allah turunkan pada semua umat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Islam secara etimologis, berasal dari bahasa Arab salima, yang berarti selamat sentosa.
Kemudian kata itu dibentuk menjadi aslama, yang artinya memelihara dalam keadaan
selamat sentosa dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, damai, selamat, taat, dan
patuh.
Islam secara terminologis, berarti agama islam yang berisi ajaran yang memberi
petunjuk kepada umat manusia untuk melaksanakan tugas kehidupan menurut syariat, jalan
kehidupan yang benar, yang memberikan kemaslahatan bagi semua makhluk Allah. Agama
islam sama sekali tidak mempunyai tujuan untuk mendatangkan dan membuat bencana atau
kerusakan dimuka bumi. Inilah yang disebut islam sebagai rahmatan lil ngalamin (rahmat
bagi seluruh alam).
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimu, (QS al-Baqarah: 208)
Ada banyak dimensi dari universalitas ajaran Islam. Di antaranya adalah, dimensi rahmat.
Rahmat Allah yang bernama Islam meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia. Allah telah
mengutus Rasul-Nya sebagai rahmat bagi seluruh manusia agar mereka mengambil petunjuk
Allah. Dan tidak akan mendapatkan petunjuk-Nya, kecuali mereka yang bersungguh-sungguh
mencari keridhaan-Nya.
Artinya :Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat baik, (QS al-Ankabuut: 69).
2. Kedua, al-Qur`an.
Al-Qur`an telah meletakkan dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran yang abadi dan
permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis. Kitab suci terakhir ini memberikan
kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan) terhadap hukum-
hukum yang bersifat furuiyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari tuntutan
dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan inovasi dalam hal sarana
pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi kehidupan, yang semuanya itu
tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok ajaran yang permanen. Dari sini
bisa kita pahami bahwa al-Qur`an itu benar-benar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu
pun masalah dalam kehidupan ini kecuali al-Qur`an telah memberikan petunjuk dan solusi.
Allah berfirman :
Artinya :Tidak ada sesuatu pun yang kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dikumpulkan, (QS al-Anaam: 38).
Dalam ayat lain berbunyi, ...Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri, (QS an-Nahl: 89).
....
Artinya :Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hambahamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki
yang baik?... (QS al-A`raf: 32).
Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia
sering tidak mengetahuinya.
Artinya :Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui, (QS al-Baqarah: 216).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat
dalam artian yang luas, bukan rahmat yang dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya
sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-
Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan dengan mengingatkan
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar itu adalah rahmat, sekalipun sebagian
orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Allah berfirman :
Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui, (QS al-Baqarah: 216).
Hendaknya kita jujur dalam mengungkapkan sebuah istilah. Jangan sampai kita
menggunakan ungkapan seperti sejuk, damai, toleransi, rahmat, dan sebagainya, kemudian
dikaitkan dengan kata Islam. Sementara ada tujuan lain yang justru bertentangan dengan
Islam itu sendiri.
2.2 Rahmat Islam dalam Perang
Demikian pula dalam peperangan, Agama Islam tidak lepas dari sifatnya sebagai rahmat
bagi seluruh alam. Islam mengajarkan peraturan-peraturan dan hukum-hukum perang. Siapa
yang boleh dibunuh dan siapa yang tidak. Bolehkah merusak jasad musuh atau tidak, dan
seterusnya. Setiap melepas suatu pasukan untuk berperang Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam selalu memberikan wasiat kepada mereka, yang berisi nasihat dan peraturan
peperangan. Di dalamnya kita akan dapati rahmat dan kasih sayang.
Pernah pada suatu hari Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam berjalan bersama
pasukannya dalam suatu peperangan. Kemudian Beliau melihat orang-orang berkerumun pada
sesuatu, maka beliau pun mengutus seseorang untuk melihatnya. Ternyata mereka
mengerumuni seorang wanita yang terbunuh oleh pasukan terdepan. Waktu itu pasukan
terdepan dipimpin oleh Khalid bin Walid. Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pun
bersabda: Berangkatlah engkau menemui Khalid dan katakan kepadanya: Sesungguhnya
Rasulullah melarang engkau untuk membunuh dzuriyah (wanita dan anak-anak, ed) dan
pekerja / pegawai. (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Katakan pada
Khalid jangan ia membunuh wanita dan pekerja. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ath-Thahawi.
Lihat Ash-Shahihah oleh Syaikh Al-Albani 6 / 314).
Dalam riwayat yang lebih shahih dikatakan: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Nabi
shallallahu `alaihi wa sallam melihat seorang wanita terbunuh dalam suatu peperangan. Maka
beliau pun mengingkari pembunuhan wanita dan anak-anak. (Muttafaqun `alaihi)
Dari riwayat-riwayat ini jelas bahwa wanita dan anak-anak tidak boleh dibunuh dalam
peperangan. Sedangkan pegawai atau pekerja yang dimaksud adalah warga sipil yang tidak
ikut dalam peperangan. Mereka ini juga tidak boleh dibunuh. Demikianlah peraturan Islam,
betapa indahnya peraturan tersebut. Kaum muslimin sudah mengenal istilah warga sipil yang
tidak boleh dibunuh sejak turunnya Al-Quran ribuan tahun yang lalu. Inilah kasih-sayang
Islam yang datang sebagai rahmat bagi seluruh alam termasuk kepada musuhnya sekali pun.
Seperti hukum qishas, hukum seorang yang membunuh adalah dibunuh pula. Hukum ini
membawa rahmat kepada seluruh kaum muslimin yaitu keamanan dan ketentraman. Bahkan
hukum yang sepintas terlihat akan membawa korban lebih banyak, ternyata bagi orang yang
cerdas akan terlihat bahwa sesungguhnya hukum ini justru menjaga kehidupan. Allah
berfirman :
Artinya: Sesungguhnya pada hukum qishash ada kehidupan bagi kalian wahai orang yang
cerdas, semoga kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 179)
Namun hukum ini pun terkait dengan tuntutan keluarga korban. Jika mereka
memaafkan maka tidak dilakukan hukum bunuh melainkan membayar diat, semacam uang
denda atau tebusan senilai harga seratus ekor unta yang diberikan kepada keluarga korban. Ini
pun merupakan rahmat dan keringanan dari Allah untuk mereka sebagaimana Allah katakan
sendiri dalam ayat-Nya:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan
wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,
hendaknya (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang
demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (Al-Baqarah: 178)
Ini pun kalau benar-benar terbukti ia membunuh dengan sengaja, kalau ternyata tidak
sengaja maka tidak ada qishas yang ada adalah diat. Bahkan kalau keluarga korban akan
menginfakkan tebusan tersebut kepada si pembunuh dan memaafkannya, berarti ia tidak perlu
membayar diat.
Walaupun yang dibunuh adalah seorang kafir muahad yang terikat perjanjian, tetap wajib
bagi si pembunuh yang Muslim membayar diat kepada keluarga korban serta memerdekakan
seorang budak. Tetapi tidak ada qishas baginya.
Sedangkan hukum potong tangan bagi pencuri atau hukum cambuk (bagi penzina yang
belum menikah) dan rajam (bagi penzina yang telah menikah) dan lain-lain merupakan
kejahatan yang jika sudah sampai kasusnya kepada pemerintah maka harus ditegakkan hukum
padanya. Inipun sesungguhnya merupakan rahmat bagi seluruh kaum muslimin bahkan seluruh
manusia.
Dalam riwayat lain beliau bersabda: Siapa pemilik unta ini? Maka datanglah seorang
pemuda dari Anshar, kemudian berkata: Itu milikku ya Rasulullah. Maka Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam berkata: Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam
memelihara ternak yang telah Allah berikan kepadamu itu? Sesungguhnya ia mengeluh
kepadaku bahwa engkau melaparkan dan melelahkannya. Maka beliau menegurnya dengan
ucapan: Tidakkah kamu takut kepada Allah. Ini mengandung ancaman bagi orang yang
menyiksa hewan peliharaannya. Bukankah ini suatu rahmat dan kasih sayang yang besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa ajaran Islam itu adalah rahmat dalam artian yang luas, bukan rahmat yang
dipahami oleh sebagian orang menurut seleranya sendiri. Rahmat dalam Islam adalah rahmat
yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan.
Memerangi kemaksiatan dengan mengingatkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar itu adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut.
3.2 Saran
Sebagai seorang yang beragama islam, islam menjadi hendaknya menjadi dasar
dalam menata kehidupan, baik ekonomi, politik, maupun budaya sehingga kehidupannya
menjadi prilaku yang islami, karena sesungguhnya agama ini adalah rahmat bagi seluruh
makhluk, jin maupun manusia, muslim maupun kafir, benda hidup maupun mati.
Daftar pustaka
http://serimelani.blogspot.co.id/2015/09/agama-merupakan-rahmat-bagi-semua.html