Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA DALAM MENJAWAB TANTANGAN


MASA DEPAN

Di susun oleh kelompok :


1. Lilis Ernawati
2. Ai Yulianti
3. Sri Sari Banon
4. Santi Susanti
5. Siti Riani Ulfah
6. Niki Saharah

IKIP SILIWANGI
ANGKATAN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan lima dasar negara yang harus dijadikan pedoman hidup bagi
setiap warga Indonesia, segala aturan dan norma-norma yang ada harus sesuai dengan nilai
yang terkandung pada Pancasila. Pancasila yang merupakan dasar filsafat negara dapat
berfungsi sebagai jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, tujuan hidup
bangsa, dan pedoman hidup bangsa. Sehingga di era globalisasi ini kita sebagai generasi
penerus bangsa harus bisa menjaga kepribadian bangsa tersebut sebagai kepribadian bangsa
Indonesia di saat banyak sekali pengaruh dari internasional di berbagai bidang kehidupan.
Dengan tidak melakukan tindakan- tindakan anarkis yang dapat memecahkan persatuan dan
kesatuan negara kita. Tetapi sebaliknya, kebaikan- kebaikanlah yang harus kita tunjukan
dimata dunia dengan cara menjadi negara yang damai, bersatu dan memiliki kepribadian
yang nyata dan memperbanyak prestasi. Kita perlu meningkatkan lagi penghayatan dan
pengamalan kita terhadap Pancasila, agar tetap terjaga eksistensinya di masyarakat karena
inilah kepribadian negara kita.
Sejarah mengatakan bahwa pancasila disusun dan terbentuk berdasarkan pemikiran
serta keilmuan yang dimiliki para bapak bangsa, dari berbagai pemikiran banyak kepala yang
dituangkan dalam sebuah pedoman dasar dan pokok aturan bangsa serta memiliki tujuan
yang sama dengan demikian terlahirnya sebuah ideology bangsa Indonesia yang disebut
dengan pancasila.
Pancasila merupakan pedoman dasar bangsa Indonesia yang didalamnya telah
tertuang nilainilai lughur serta akan terus berkembang relevansinya seiring dengan
perkembangan zaman dan juga sifat pancasila yang tidak kontekstual atau bisa dibilang
berlakunya tidak berdasarkan waktu. Desain khusus dari para pemikir bangsa menunjukkan
bahwa pancasila akan terus berlaku.
Permasalahan tersebut yang kemudian menjadi suatu tantangan dimana tantangan
tersebut muncul untuk menguji kekokohan pondasi pancasila serta kekuatan yang terkandung
dalam pancasila yang menjadi jati diri bangsa. Dalam era modernisasi sekarang ini pancasila
dihadapkan dengan berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar. Untuk menyelesaikan
segala permasalahan yang ada seyogyanya dalam penyelesaiaan tersebut harus mengacu
kepada pedoman dasar yaitu pancasila, karena pancasila merupakan ideology yang menjadi
pokok dasar aturan bangsa yang didesain secara khusus. Dengan desain yang secara khusus
jadi segala permasalahan dan tantangan yang muncul akan diselesaikan berdasarkan ideologi
pancasila.
Sebagai dasar negara republik indonesia, pancasila nilai- nilainya telah dimiliki
oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai budaya,
adat – istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati
diri bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan
hidup. Tindak –tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah
tercermin dalam nilai- nilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha
merumuskan nilai- nilai luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tantangan pancasila sebagai ideology diera globalisasi?
2. Menjelaskan pancasila sebagai ideologi dalam menjawab tantangan masa depan dan
ketahanan jati diri bangsa di era reformasi?
3. Apa peran dan fungsi pancasila dan ketahanan jati diri bangsa di era globalisasi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tantangan pancasila sebagai ideology diera globalisasi.
2. Menjelaskan pancasila & ketahanan jati diri bangsa diera reformasi.
3. Agar mengetahui peran dan fungsi pancasila & ketahanan jati diri bangsa di era
globalisasi
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Diera Globalisasi


Sekarang ini abad ke 21, kita hidup di zaman yang global. Proses globalisasi yang
menimbulkan tantangan dan ancaman bagi bangsa Indonesia dewasa ini adalah desakan
konsumetisme yang melanda kehidupan bangsa bagaikamn tsunami. Globalisasi
membawa masyarakat dapat menyaksikan gedung-gedung menjualang dan hotel-hotel
mewah. Globalisasi mendorong mereka untuk mengunjungi mal-mal yang penuh dengan
barang-barang produk impor. Demikian juga dengan iklan-iklan televise yang dibanjiri
dengan produk-produk sehingga membawa pada sikap konsumerisme.
Saat ini bangsa Indonesia dibuat sebagai “bangsa importir” yang terpaksa hidup
dari barangbarang kebutuhan yang berasal dari luar negri. Dengan demikian masyarakat
menjalani kehidupan yang palsu, karena masyarakat dibuat mewah walaupun sebenarnya
miskin, karena produk yang dikonsumsi buatan Negara lain.
Ancaman konsumerisme terletak dalam kenyataan bahwa kekuatan-kekuatan
perusahaan ekonomi merupakan pemegang kekuatan global yang mampu menjadikan
konsumerisme sebagai alat untuk mendatangkan keuntungan dengan mengeksploitasi
kondisi bangsa-bangsa miskin yang bergantung kepada kekuatan-kekuatan ekonomi
global tersebut. Dengan kata lain, konsumerisme menjadi alat untuk mempertahankan
dominasi kekuatan ekonomi global terhadap bangsa-bangsa yang menderita.
Oleh karena itu, agar masyarakat dapat hidup bebas sesuai dengan jati dirinya
sepatutnya bangsa Indonesia bangkit dari keterpurukan. Yakni dengan menggalang
kekuatan untuk mencegah konsumerisme dan ketergantungan tersebut dengan membuat
bangsa berorientasi kepada kerja yang produktif. Ini berarti menumbuhkan etos kerja
yang menjadi andalan masyarakat produktif. Melalui proses itu bangsa Indonesia akan
menghargai hasil karyanya sendiri dan mempunyai kepercayaan diri karena etos kerja
adalah wujud yang mencerminkan perkembangan dan peningkatan harkat bangsa sebagai
manusia.
Dengan meninggalkan bentuk kehidupan yang palsu dan semua itu, bangsa
Indonesia akan kembali sebagai bangsa yang sadar akan harkatnya sendiri untuk mampu
bersaing.

B. Tantangan Pancasila Seabagai Ideologi Diera Reformasi


Menurut As’ad Said Ali tantangan ideologi Pancasila Pasca-Reformasi ini empat
diantaranya bersumber dari pemikiran Barat, dan satu lagi bersumber dari gagasan
keagamaan (islam). Kelima tipologi ideologi itu memiliki varian masing-masing yang
saling berbeda dan bahkan bertentangan satu sama lain. Kelima tipologi ideologi itu
adalah kiri radikal, kiri moderat, kanan konservatif, kanan liberal, kapitalisme dan
islamisme. Tidak jauh berbeda dari pendapat As’sad Said Ali, Jimmly Assiddiqie
memberikan gambaran mengenai tantangan yang dihadapi Pancasila Pasca-Reformasi,
beliau membagi dalam tiga macam kelompok, Pertama, kelompok fundamentalisme pasar
bebas, Kedua, fundamentalisme agama yang radikal, dan Ketiga, fundamentalisme etnis
dan feudalisme. Ketiga fundamentalisme inilah yang menjadi ancaman disamping
ideologi gerakan yang telah mengakar di Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah sering dibenturkan atau bahkan
mendapatkan ancaman dari paham-paham ideologi tersebut, namun posisi dan nilai pada
setiap sila sudah dengan tegas diakui serta disepakati secara kolektif oleh para Founding
Father dan segenap elemen bangsa yakni bersifat tetap dan final. Bahkan efektivitas
Pancasila dalam mengatasi berbagai tantangan dari beberapa macam paham ideologi
diatas dikatan berhasil dan dimenangkan oleh Pancasila meski masih ada paham-paham
ideologi yang belum sepenuhnya mau tunduk dan mengalah kepada kesaktian Pancasila
namun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi eksistensi Pancasila sebagai ideologi
negara yang paripurna.
Kemenangan ini masih bersifat sementara karena kedepan masih muncul potensi
kemungkinan-kemungkinan yang tumbuh dan berkembangnya ideologi diatas atau
mungkin malah ideologi dan paham yang sama sekali baru serta melampaui semua
ideologi dan paham-paham ideologi konvensional tersebut. Maka oleh karena itu untuk
memproteksi ideologi Pancasila dari ideologi dan paham fundamentalisme yang akan
muncul dikemudian hari, diperlukan yang namanya “radikalisasi Pancasila”. Selain itu,
urgensi untuk memposisikan Pancasila sebagai kontrak sosial dan bukan sebagai
ideologi. Dengan diletakkan sebagai kontrak sosial, Pancasila tidak mungkin berbenturan
dengan ideologi-ideologi atau pandangan dunia, baik yang bersifat sekuler ataupun
keagamaan.
Dengan begitu maka kedepan Pancasila tidak lagi terjebak pada “kiri” dan
“kanan”, komunis atau kapitalis, utara atau selatan, tetapi sudah jelas Indonesia memiliki
cita-cita politik dan ideologi bangsa sendiri, yang merupakan derivasi dari kutub-kutub
ideologi dunia, yakni Pancasila. Pancasila mengakui indivualisme sekaligus kolektifisme,
Pancasila mengakui kebebasan individu dengan tetap menghormati dan menghargai
kebersamaan. Bahwa liberalisme dan sosialisme, atau marxisme dan kapitalisme sebagai
ideologi masing-masing memiliki pandangan dunianya sendiri.
Terlepas mau meradikalisasi Pancasila ataupun menempatkan Pancasila sebagai
kontrak sosial bukan ideologi atau sebaliknya, yang jelas bahwa Pancasila adalah suatu
ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka, reformatif dan dinamis.
Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif
dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, pengetahuan dan
teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaann ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun
mengekplisitkan wawasannya secara lebih konkrit, sehingga miliki kemampuan yang
reformatif untuk memecahkan masalah-masalahh aktual yang senantiasa berkembang
seiring kemajuan zaman dan aspiras masyarakat.
C. Peranan Dan Fungsi Pancasila
1. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna;
a) Sebagai dasar untuk menata nagara yang merdeka da berdaulat.
b) Sebagai dasar mengatur penyelengaraan aparatur negara yang bersih dan bewibawa,
sehingga tecapai tujuan nasional yang tercntum dalam pembukaan undang-undang
dasar 1945 alinea ke-4.
c) Sebagai dasar, arah dan petunjuk aktifitas perikehidupan bangsa indonesia dalam
kehidupan sehari- hari.
2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life mengandung makna
bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa indonesia sehari-hari harus sesuai dengan
sila-sila pancasila, karena pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yag
dimilki dan sumber dari kehidupan bangsa indonesia sendiri. Nilai –nilai tersebut
yaitu :
a) Nilai dan jiwa ketuhanan dan keagamaan
b) Nilai dan jiwa kemanusiaan
c) Nilai dan jiwa pemersatu
d) Nilai dan jiwa kerakyatan dan demokrasi
e) Nilai dan jiwa keadilan sosial
3. Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional
Istilah ini merupakan istilah baru dalam tata hukum indonesia, yaitu muncul pasca
reformasi melalui tap MPR NO. III /2000,yang kemudian diubah UU NO. 10 Tahun
2004 tentang pembentukan peraturan perundang- undangan.
4. Pancasila sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan tujuan bersama bangsa indonesia
yang diimplementasikanndalam pembengunan nasional, yaiti mewujudkan masyarakat
adik dan makmrur yang meratai material dan spritual berdasarkan pancasila dalam
waah negara kesatuan RI ysng merdeka, berdaulat, bersatu, dan kedulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tetib, dan dinamais serta
dalam lingkungan kehidupan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tetib dan
damai.
5. Pancasila sebagai sumber hukum tertulis dan tida tertulis
Sumber hukum dasar nasional adalah pancasila sebagaimana yang tertulis dalam
perundang-undang dasar 1945,serta batang tubuh undang-undang dasar 1945.dalam
ilmu hukum , istilah sunmber hukum berarti sumber nilai- nilai yang menjadi
penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan , pancasia sebagai sumber
hukum dasar nasional , yaitu segala aturan hukum yang berlaku dinegara kita tidak
boleh bertantangan dan harus bersumber pada pancasila.
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
Pada saat bangsa indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka,
bangsa indonesia telah sepakatuntuk menjadikan pancasila sebagai dasar negara.
Kesepakatan terwujud pada tanggal 18 agustus 1945 denga disahkanya pancasila
sebagai dasar negara oleh panitia persiapan kemedekaan indonesia ( PPKI ) yang
mewakili seliruh bangsa indonesia.
7. Pancasila sebagai pemersatu bangsa
Bangsa indonesia yang pluralis dan wilayah nusantara yang terdiri dari berbagai pulau
–pulau, maka sangat tepat apabila pancasila dijadikan pemersatu bangsa, hal ini
karenakan pancasila mempunyai nila-nilai umu dan universal sehingga
memungkinkan dapat mengakomodir semua perikehidupan yang berbhenika dan
dapat diterima oleh semua pihak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pancasila merupakan pedoman dasar bangsa Indonesia yang didalamnya telah tertuang
nilai-nilai lughur serta akan terus berkembang relevansinya seiring dengan perkembangan
zaman dan juga sifat pancasila yang tidak kontekstual atau bisa dibilang berlakunya tidak
berdasarkan waktu. Desain khusus dari para pemikir bangsa menunjukkan bahwa pancasila
akan terus berlaku.
Gelombang globalisasi telah memberikan perubahan pada dunia secara keseluruhan,
hampir tak terkecuali di Indonesia, sebagai negara berkembang dengan penuh kenyakinan
menerima kedatangan gelombang tersebut untuk memaksimalkan sekaligus mendukung
proses kemajuan baik dalam bidang industri, pendidikan maupun pemerintahan. Pancasila
bagi Indonesia adalah sebuah ideologi yang bersifat terbuka. Sehingga Pancasila mudah
beradaptasi dengan berbagai ideologi yang masuk di Indonesia. Mulai dari komunisme,
demokrasi, liberalisme, islamisme dan lain sebagainya ini tidak membuat Pancasila
kehilangan eksistensinya justru Pancasila menjadi ideologi yang berada ditengah arus dari
ideologi tersebut.

B. SARAN
Pancasila merupakan lima dasar negara yang harus dijadikan pedoman hidup bagi
setiap warga Indonesia, segala aturan dan norma-norma yang ada harus sesuai dengan nilai
yang terkandung pada Pancasila. Pancasila yang merupakan dasar filsafat negara dapat
berfungsi sebagai jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, tujuan hidup
bangsa, dan pedoman hidup bangsa.
Penguatan pendidikan Pancasila perlu dilakukan terhadap generasi-generasi milenial
saat ini melalui institusi-institusi pendidikan yang ada di Indonesia, dengan menjadikan
Pancasila sebagai ilmu, disamping sebagai ideologi. Sebab, Pancasila memiliki nilai-nilai
profetik yang relevan untuk dipelajari dan dikaji oleh generasi milenial untuk menghadapi
perkembangan di masa yang akan datang. Dengan konsep seperti ini, maka Pancasila sebagai
ideologi tetap eksis dan diakui meski pun manusia Indonesia menghadapi dan menikmati
kemajuan akibat globalisasi dan paradigma berpikir manusia Indonesia mengenai pentingnya
Pancasila sebagai ideologi tetap konsisten sehingga membuat nilai-nilai yang terkandung
pada Pancasila dapat diamalkan secara paripurna di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Noor Ms Bakri, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


A. Aco Agus, “Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Di Era Reformasi”,

Jurnal Office, (volume 2, No. 2 Tahun 2016)


Sumartini Ai Tin, Sutisna Asep,2018, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Husein Muslimin, “ Tantangan Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara Pasca
Reformasi”, Jurnal Cakrawala Hukum, (Volume 7, Nomor 1 Juni 2016)

Jimmly Asshiddiqie, “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Dan Tantangan Revolusi Biru


Indonesia”,www.jimly.com/makalah/namafile/194/REVOLUSI_BIRU_LE MHANAS.pdf,
di unduh 26 September 2022

Muhammad Faisal Safi`i, “Tantangan Dan Masa Depan Ideologi Pancasila Di Era Revolusi
Industri 4.0”, Academia.edu. pdf, di unduh 26 September 2022

Nurul Fadilah,”Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Era revolusi
Industri 4.0”,http://jurnal.polibatam.ac.id.pdf, di unduh 27 September 2022.

Anda mungkin juga menyukai