Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK KEPADA SESAMA: (TAKAFULUL IJTIMA, UKHUWAH,

TA’AWUN, TASAMUH). NORMA ETIS DAN TEHNIS BERBUAT IHSAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akhlak Tasawuf

Dosen Pembimbing:
Dr. Mohamad Anang Firdaus, M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Donni Ridwan Widodo NIM. 21403155
2. Faridah Avberta Aprilia NIM. 21403156
3. Collinns Ramadhan Susanto Putra NIM. 21403157
4. Iftitania Yunizar El Yusa NIM. 21403158

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah begitu
banyak memberikan kepada kita limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Tidak lupa pula
sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikut setia beliau hingga akhir zaman. Sehingga kami
dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak
Tasawuf yang berjudul “Akhlak Kepada Sesama”. Dan juga dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan bagi pembaca sekalian.
Harapan kami semoga makalah kegiatan ini menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah kegiatan ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca
sekalian untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 7 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
TAKAFULUL IJTIMA’.....................................................................................................................................4
UKHUWAH...................................................................................................................................................5
TA’AWUN.....................................................................................................................................................6
TASAMUH....................................................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikatan persaudaraan islam adalah ikatan terkuat, tertulus, dan terlanggeng. Islam yang
mengendalikan ikatan-ikatan dan hubungan-hubungan lainnya. Ikatan-ikatan yang memperkokoh
dan bersinergi dengan ukhuwah islamiyah, maka itu diakui dan dianjurkan oleh islam.
Sebaliknya, jika itu berseberangan dan bertentangan dengannya maka ditolak dan dijauhi islam.
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budipekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak merupakan tabiat atau sifat seseorang yang telah terlatih.
Akhlak merupakan salah satu hal penting dalam ajaran islam. Akhlak sudah dimiliki sejak
manusia lahir, tetapi akhlak perlu untuk dibentuk. Lingkungan sekitar dan pendidikan
mempengaruhi akhlak seseorang.
Negara Indonesia terkenal dengan sopan santunnya, ramah tamahnya, tetapi pada zaman
sekarang sudah mulai memudar, dan krisis moral terjadi di mana-mana, generasi muda sebagai
ujung tombak di masa depan sudah mulai lupa akan tata krama. Dengan demikian, kita sebagai
manusia diharapkan menerapkan akhlak yang baik terhadap sesama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh ?
2. Apa dalil yang melandasi takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh ?
3. Apa saja manfaat dari takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh ?

C. Tujuan
1) Mampu memahami pengertian dari takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh.
2) Mampu memahami dalil takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh.
3) Mampu memahami manfaat takafulul ijtima, ukhuwah, ta’awun, dan tasamuh.

BAB II
PEMBAHASAN

TAKAFULUL IJTIMA’
1. Pengertian
Dalam bahasa Arab, jaminan sosial adalah terjemahan dari “at-takaful al-ijtima'i“.
Adapun kata at-takaful diambil dari kata kerja “kafala” yang secara etimologi bisa
menunjukkan arti berlipat ganda,pengawas atau penanggung.
Dalam konteks masyarakat takafulul ijtima’ yang artinya tanggung jawab
terhadap keadaan masyarakat. Seorang muslim hendaklah selalu peka terhadap segala
permasalahan yang timbul dimasyarakat dan selalu berfikir untuk mengabdikan dirinya
untuk kepentingan umat,dan juga selalu memikirkan apa yang dapat ia sumbangkan
untuk kebaikan sesama dan kemaslahatan umat. Nabi Muhammad SAW dalam salah satu
sabdanya menyebutkan bahwa sebaik-baik orang adalah yang memiliki guna dan manfaat
bagi orang lain yang berada disekelilingnya atau untuk masyarakat.
Takafulul ijtima’ antara lain meliputi solidaritas, kepedulian, dan pengorbanan
untuk kepentingan sosial (masyarakat). Munculnya konsep takafulul ijtima’ karena dalam
pandangan islam, pada dasarnya setiap individu yang ada dalam masyarakat merupakan
satu kesatuan umat yang utuh dan harus terjaga hak dan kewajibannya secara seimbang.

2. Dalil
 Al-Hadid [57]:28

ُ ‫ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ ٰا ِمنُوْ ا لِ ٖه لَ ْي ِن لْ لَّ ُك ْم نُوْ رًا لَ ُك ۗ ْم هّٰللا‬-

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan


percayalah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan dua bagian, dan
menjadikan cahaya bagi Anda yang dapat berjalan serta Dia rahmat yang mengampuni
kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”

 An-Nahl [16]: 91

َ‫– اَوْ فُوْ ا هّٰللا ِ اِ َذا اهَ ْدتُّ ْم اَل ا ااْل َ ْي َمانَ ا ْلتُ ُم هّٰللا َ ًل اًل اِ َّن هّٰللا َ لَ ُم ا لُوْ ن‬
Artinya: “Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu sumpah sumpah, setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai
saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat.”
 Ali Imran :44

‫ك ا لَ َد ْي ِه ْم اِ ْذ ْلقُوْ نَ اَ ْقاَل َمهُ ْم اَيُّهُ ْم ُل ا لَ َد ْي ِه ْم اِ ْذ‬ ِ ‫ك اَ ۢ ْنبَ ۤا ِء ْال َغ ْي‬


َ ‫ب اِلَ ْي‬ َ ِ‫– ل‬
Artinya: “Itulah sebagian dari berita gaib yang Kami wahyukan pemberitahuan
(Muhammad), meskipun tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka
(untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau
pun tidak bersama mereka ketika mereka tanpa objek.”

3. Manfaat
 Memiliki jiwa solidaritas
 Mempunyai rasa kepedulian terhadap masyarakat
 Memiliki jiwa yang bertanggung jawab
 Memiliki jiwa saling tolong menolong terhadap sesame

UKHUWAH
1. Pengertian
Ukhuwah Islamiyah adalah upaya menumbuhkembangkan persaudaraan dengan
berlandaskan kepada kesamaan akidah atau agama. Karena itu, bentuk persaudaraan ini
tidak dibatasi oleh wilayah kebangsaan atau ras. Seluruh umat islam di seluruh dunia
adalah saudara. Tata hubungan dalam Ukhuwah Islamiyah menyangkut seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Sedangkan puncak dari Ukhuwah Islamiyah adalah tumbuhnya
persaudaraan hakiki yang stabil dan sepanjang masa.
Ukhuwah Islamiyah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang,
cinta dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, di mana keterpautan jiwa
itu diterapkan oleh ikatan Aqidah Islam, iman dan takwa.
Persaudaraan yang terus ini akan melahirkan rasa kasih sayang yang mendalam
pada jiwa setiap muslim dan mendatangkan dampak positif seperti saling menolong,
mengutamakan orang lain, ramah, dan mudah untuk saling memaafkan. Sebaliknya,
dengan Ukhuwah juga akan terhindari dari hal-hal yang merugikan dengan menjauhi
setiap hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi orang lain, baik yang berkaitan
dengan jiwa, harta, kehormatan, atau hal-hal yang merusak harkat dan martabat mereka.

2. Dalil-Dalil
 Al-Hujurat [49]:10

‫ اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ اِ ْخ َوةٌ اَصْ لِحُوْ ا اَ َخ َو ْي ُك ْم اتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم‬-
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat
rahmat.
 Hadits Rasulallah SAW Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Kalian tidak
masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna keimanan kalian hingga
kalian saling mencintai...”. (HR. Bukhari dan Muslim).
 Hadits Rasulallah SAW Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Tidak
sempurna iman seseorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia
mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari dalam kitab shahihnya Bab: al-Iman no:
12 dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya Bab: Iman no: 64).
 Hadits Rasulallah SAW Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Perumpamaan
orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan
saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad, jika salah satu anggotanya
menderita sakit, maka seluruh jasad juga merasakan (penderitaannya) dengan
tidak bisa tidur dan merasa panas.”(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Manfaat
 Mendapatkan rasa manis dan lezatnya iman. Rasulullah Saw. pernah bersabda.
Tiga perkara yang barangsiapa mendapatkannya, maka dia akan merasakan
manisnya Iman. Pertama, dia mencintai Allah dan rasulnya melebihi dari pada
kecintaan kepada selain keduanya. Kedua, dia mencintai saudaranya, dan dia
tidaklah mencintainya melainkan karena Allah. Ketiga, dia membenci untuk
kembali kepada kekufuran sebagaimana dia membenci untuk dilemparkan ke
dalam api neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)
 Allah akan melindunginya. Aku akan melindunginya dan menaunginya dari
penggalian kemeriahan pada hari kiamat kelak. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadis tentang 7 golongan yang akan mendapatkan naungan Allah
pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya di antaranya adalah dua
orang yang” saling mencintai” karena Allah. Dalam Hadis Qudsi, Nabi Saw.
pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat, ‘Dimanakah
orang-orang yang mencintai karena kemuliaan-Ku? Pada hari ini aku akan
menaungi mereka pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-
Ku.’”(HR. Muslim)
 Diantarkan di surga. Mencintai karena Allah akan mendatangkan iman yang
kemudian akan mengantarkannya ke dalam surga. Nabi pernah bersabda, “Kalian
tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian belum dikatakan
beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian
suatu perbuatan yang jika kalian lakukan akan membuat kalian saling mencintai?
Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
 Melahirkan akhlak yang mulia. Ukhuwah juga akan melahirkan Akhlak Yang
Mulia, di antaranya adalah sikap ramah, cinta kasih, peduli terhadap kebutuhan
saudaranya seiman dan sekaligus membantu mereka sehingga terwujudlah
kehidupan yang aman, tenteram, dan harmonis tanpa adanya saling permusuhan
dan kebencian.
 Memperkokoh kekuatan kaum muslimin. Manfaat yang terakhir adalah ukhuwah
akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin sehingga akan terwujudlah
kejayaan Islam dan kaum muslimin.

TA’AWUN

1. Pengertian
Ta’awun adalah suatu kegiatan tolong menolong dalam kebaikan antar sesama
umat muslim. Dalam ta’awun sebaiknya tidak mempermasalahkan tentang siapa yang
ditolong dan siapa yang menolong serta tidak melihat pangkat, derajat maupun harta
duniawi dari seseorang. Ta’awun sendiri merupakan prinsip tolong menolong yang
didasari prinsip menjamin, kerjasama dan tidak hanya memikirkan keuntungan bisnis
atau keuntungan materi saja. Sebagai manusia tidak selalu mengalami kebahagiaan
dalam hidupnya, ada kalanya mengalami masa-masa sulit dan membutuhkan pertolongan
dari orang lain.
Kata ta’awun berasal dari bahasa Arab yang berarti tolong-menolong, gotong
royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Dalam kehidupan di dunia, manusia
tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk yang lemah, tak mampu
mencukupi kebutuhan hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia perlu ta’awun atau saling tolong-menolong, kerjasama dan
bantu membantu dalam berbagi hal. Dengan demikian terjalinlah hubungan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Ta’awun menjadi sesuatu yang tidak mungkin
dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, mengasingkan diri, dan tidak
bersosialisasi dengan orang lain.

2. Dalil-Dalil
 Al-Maidah [5]:2
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫َواَل تَ َعا َونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۖ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُ„د ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.1
3. Manfaat
Ada berbagai manfaat dari sikap ta’awun dalam kehidupan bermasyarakat,
di antaranya sebagai berikut:
a) Meringankan beban hidup, menutupi aib, dan memberi bantuan seseorang.
b) Mengunjungi pada saat sakit atau menerima suatu musibah.

TASAMUH

1. Pengertian
Toleransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasamuh. Menurut bahasa
tasamuh memiliki arti tenggang rasa, sedangkan menurut istilah tasamuh bermakna sikap
yang menghargai membiarkan, dan membolehkan adanya pendirian berupa pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan pendirian diri sendiri.

2. Dalil-dalil
 Hujurat : 13
‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕٕىِ„ َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.

 Ali Imran : 103


‫َص ُموْ ا ِل هّٰللا ِ ا اَل ا ْاذ ُكرُوْ ا هّٰللا ِ لَ ْي ُك ْم اِ ْذ اَ ْعد َۤا ًء اَلَّفَ لُوْ بِ ُك ْم اَصْ بَحْ تُ ْم اِ ْخ َوانً ۚا ٰلى ا النَّا اَ ْنقَ َذ ُك ْم‬
ِ ‫ا ْعت‬
Artinya: Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah ketika kamu terlebih dahulu (masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan bisa, sehingga dengan karunia-Nya menjadi kamu
bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari sana. Demikianlah, Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk.

 Al-Kafirun : 1-6

١ - َ‫قُلْ ٰيٓاَيُّهَا ْال ٰكفِرُوْ ۙن‬


٢ - َ‫ٓاَل اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدوْ ۙن‬
٣ - ‫َوٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُدوْ نَ َمٓا اَ ْعبُ ۚ ُد‬

1
Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.I Pada April 19, 2013
٤ - ‫َوٓاَل اَن َ۠ا عَابِ ٌد َّما َعبَ ْدتُّ ۙ ْم‬
٥ - ‫َوٓاَل اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُدوْ نَ َمٓا اَ ْعبُ ۗ ُد‬
٦ - ࣖ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِْن‬
Artinya: 1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! 2. Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. 4.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. 5. Dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

3. Manfaat
a. Terhindar dari perpecahan antar umat beragama.
b. Mempererat tali silaturahmi antar umat beragama.
c. Linkungan masyarakat menjadi tentram.
d. Menjadi saling menghargai antar masyarakat.
e. Memperkuat hubungan sesama manusia.
f. Meningkatkan rasa nasionalisme.
BAB III
PENUTUP

Dalam agama islam di wajibkan untuk berbuatan baik kepada sesama muslim Islam sebagai
agama yang paling sempurna dan agama kasih sayang mengutamakan hubungan persaudaraan
sesama muslim diantara sesama pemeluknya . Sehubungan dengan itu Islam mensyari’atkan
bagaimana seharusnya sikap dan akhlak seseorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim
yang lain, agar terbina hubungan harmonis dan saling menghargai satu sama lain, saling kasih
mengasihi dan saling tolong menolong dan saling cinta mencintai karena Allah. Makna
terpenting dari takāful al-Ijtimā’î/ jaminan sosial ini adalah keharusan, tanggung jawab kolektif
dalam penjaminan, baik dari individu terhadap individu, dari jamaah kepada individu, atau dari
individu kepada jamaah, dan keluasan cakupannya terhadap semua sisi kehidupan baik dari
pendidikan, kesehatan, pemeliharaan dan lainlain. Ikatan ukhuwah dapat menjadikan manusia
mempunyai rasa peduli, persaudaraan, saling tolong menolong, dan saling mengasihi, karena
pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan
orang lain. Manusia membutuhkan kehidupan lain untuk menunjang kehidupan yang dinamis.
Ta’awun yang berarti tolong menolong, gotong royong, atau bantu membantu dengan sesama.
Pentingnya menerapkan sikap ta’awun pekerjaan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna,
melahirkan cinta dan belas kasih antar orang yag saling menolong, dan menghapus jurang
pemisah antar orang yag mampu dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang
lain saling melengkapi.. Tasamuh berarti sikap tenggang rasa saling menghormati saling
menghargai sesama manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Tasamuh dapat menjadi pengikat
persatuan dan kerukunan, mewujudkan suasana yang harmonis, dan dapat menjalin tali
silaturrahmi kepada sesama
DAFTAR PUSTAKA

Abduh Gholib Ahmad Isa, Etika Pergaulan Dari A-Z, (Solo: Pustaka Arafah, 2010)

syamsuri, Pendidikan Agama Islam 3 untuk SMA Kelas XII, Penerbit: Erlangga, Jakarta, 2007

Widjayanto, B. (2009). PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM. Communication Science, 1-


2.

Ahmad Izzan,“Menumbuhkan Nilai-Nilai Toleransi Dalam Bingkai Keragaman Beragama”


Jurnal Kalam . 11:. 1 ( Juni 2017)

Aidil Alfin “Konsep Jaminan Sosial Dalam Sistem Ekonomi Islam: Jurnal Al-Hurriyah, 2:2,
(Desember 2011).

Rosyidi, I. (2009). URGENSI HUMAN RELATIONS. Urgensi Human Relations dalam


Kegiatan Public Relations

Dr. H. Badrudin, M. (2015). AKHLAK TASAWUF. Serang: IAIB PRESS.

Anda mungkin juga menyukai