Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KOMPRI

KONSEP DAN PEMBAHASAN KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh:

TUMIRAN

17340009

PROGRAM STUDI TEKNIK


MESIN FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS AL- AZHAR
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang solidaritas di
Indonesia.
Makalah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini :
1. Bapak Dr Mawardi ST MT, Selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Bapak T. MUHAMMAD FAHRI, S.T., M.T., Selaku Ketua Program Studi T.Sipil
3. Dewan Penguji Ujian Komprehensif Agama.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan senang hati kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi setiap pembacanya.

Medan, November 2023

Tumiran
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................3
1. Rumusan Masalah................................................................................................................4
2. Tujuan..................................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Konsep Kebudayaan dalam Islam...................................................................................5
2.1.2 Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam...................................................................................6
2.1.3 Sejarah Intelektual Islam..................................................................................................8
2.1.4 Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam........................................................................9
2.1.5 Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia........................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ajaran-ajaran Islam yang diyakini oleh umat Islam mengandung

nilai-nilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam

mengembangkan kebudayaan Islam. Disamping itu, ajaran-ajaran Islam

juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering

dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan

mahluk lainnya. Tingginya harkat dan martabat manusia karena

manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia

mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia

menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan kebudayaan tersebut manusia

memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup. Akal budi

pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut

dapat dikelola untuk menghasilkan produk-produk yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.

Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih

dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri

pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern

maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan

dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di

gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk

3
menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam digunakan sebagai

pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan

manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang

kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul bagaimana

sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya. Dan pada makalah ini

kami akan membahas tentang konsep kebudayaan Islam. Dengan pemaparan

latar belakang diatas, Maka dari itu penulis membuat makalah kompri dengan

judul“Konsep Dan Pembahasan Kebudayaan Dalam Islam.”

1.1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai

berikut:

1. Bagaimana konsep kebudayaan menurut Islam ?

2. Prinsip-prinsip apa saja yang ada dalam kebudayaan Islam ?

3. Bagaimana sejarah intelektual umat Islam ?

4. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia?

1.1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk :

1. Mengetahui Konsep Kebudayaan menurut Islam.

2. Mengetahui prinsip – prinsip kebudayan Islam

3. Mengetahui sejarah intelektual umat Islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Konsep Kebudayaan dalam Islam

Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua

kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham,

pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan,

kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan

upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil

pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup ( Sidi Gazalba, 1998 ).

Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan berarti

kita membicarakan kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya.

Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha

dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang dimilikinya untuk

mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup itu

dapat dicapai jika manusia mampu menggunakan akal budinya dengan

baik.

Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha

kebudayaan adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan hidup

diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan adalah

usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli (wakil

Tuhan di bumi).

Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu

proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup

manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia

5
yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu

perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat dipahami

sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Ia tidak

mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa jadi lepas

dari nilai-nilai ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan

karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,

budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang

bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang

Islam, tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan

yang bersifat Islami.

Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam

yaitu:

1. Menghormati akal.

Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru. Kebudayaan

Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia.

dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya: “Sesungguhnya

dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang

terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal”.

2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu.

Firman Allah Swt :”Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang

6
beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa

derajad” (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).

3. Menghindari taklid buta.

Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak

menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah

Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu

ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu

akan dimintai pertanggungjawaban” (QS, al-Isra, 17:36).

4. Tidak membuat pengrusakan.

Firman Allah Swt: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh

Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (Qs, al-Qhasash,

28:77).

Terdapat 9 karakterstik kebudayaan Islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :

1. Rabbaniyah ( bernuansa ketuhanan )

2. Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut Islam )

3. Insaniyah ( memiliki nilai-nilai kemanusiaan )

4. ‘Alamiyah ( bersifat terbuka )

5. Tassamuh ( egaliter )

6. Tanawwu’ ( beranekawarna )

7. Wasathiyah ( bersifat moderat )

8. Takamul ( terpadu )

9. Bangga terhadap diri sendiri

7
2.1.3 Sejarah Intelektual Islam

Perkembangan pemikiran Islam mempunyai sejarah yang

panjang dalam arti seluas- luasnya. Tradisi pemikiran di kalangan umat

Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.

Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun

Nasution (1986), dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual

Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu masa klasik antara

tahun 650 – 1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250 – 1800 M, dan

masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.

Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi,

Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Syafi’I bersama dengan itu

lahir pula filosof Muslim seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang

filosof muslim pertama, Ar Razi (filosof besar) tahun 865 M, Al

Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung sistem filsafat.

Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir terkenal

tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu

Bajjah tahun 1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M.

Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan

sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena

filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan

akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan

akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai sekarang.

Ini merupakan awal kemunduran Ilmu pengetahuan dan filsafat di

dunia Islam. Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga

8
terjadi perdebatan antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran saat

itu adalah pemikiran satu alur antara agama dengan ilmu dan aturan

urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik puncaknya adalah ketika para

ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintah, sehingga

fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi umat

menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya.

2.1.4 Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Masjid berasal dari istilah sajada yasjudu yang mengandung arti

bersujud atau sembahyang. Masjid merupakan rumah Allah ( Baitullah ),

sehingga orang yang masuk masjid di perintahkan untuk shalat sunnah

tahiyyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. Nabi Saw

bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a : “ jika

seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum mengerjakan shalat

dua rakaat”.

Masjid pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah,

yaitu pada tahun 622 bulan Rabiulawal tahun I hijriyah bertepatan dengan

awal mula Nabi Muhammad Saw bertempat tinggal di madinah, masjid

tersebut adalah masjid madinah (Masjid Nabawi), adalah masjid utama

ketiga sesudah masjidil haram dan masjidil aqsha.

2.1.5 Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia

Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena Islam

masuk dan berkembang dari negri Arab, maka Islam yang masuk ke

Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya

dakwah Islam ke Indoesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran

9
Islam dan mana budaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara

perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran Islam.

Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran

Islam, bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi

masyarakat Indonesia.

Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa Islami, biasanya

tradisi tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat Islam,

seperti misalnya perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut

maulid nabi, ada juga perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati

perjuangan penyebaran ajaran Islam seperti perayaan tabuik di Pariaman

( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan pada tanggal 10 muharam.

Berikut ini adalah nilai-nilai Islam yang berkembang di indonesia

dalam berbagai hal, antara lain :

 Banyak digunakannya nama-nama Islam dan istilah-istilah Islam/Arab

dalam kehidupan masyarakat.

 Terciptanya adat istiadat yang bernuansa Islam (pengucapan salam,

basmalah, tahlilan, kenduren, peringatan hari-hari besar Islam, dll.)

 Lahirnya kesenian-kesenian bercorak Islam (Qasidah, rebana, gambus,

hadrah, dll)

 Terciptanya bangunan-bangunan yang arsitekturnya bercorakkan Islam

(masjid, rumah, istana/keraton, gapura, batu nisan, dll)

 Berkembangnya busana muslim/muslimah

10
 Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau

Sunan seperti halnya para wali. Apabila rajanya meninggal tidak lagi

dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.

 Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan

kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan

(komariah), seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan

Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram

diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan

karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,

budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan

yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

Sejarah Islam mencatat bahwa perkembangan kebudayaan dalam

Islam diawali dari periode klasik dan mencapai masa kejayaan

pada dinasti Abbassiyah dan kemudian mengalami masa kemunduran

pada abad pertengahan, diantara penyebabnya adalah pada saat itu umat

Islam terlena oleh kemewahan yang bersifat material dan tidak mau

melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar

masa klasik dan pertengahan.

Masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam mempunyai dua

fungsi pokok, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual dan (2) sebagai pusat

ibadah sosial. Sebagai pusat ibadah ritual berarti menyangkut hubungan

vertikal (dengan Allah) dan sebagai pusat ibadah sosial artinya hubungan

manusia dengan manusia yang lainnya, hidup saling tolong menolong

dan bergotong royong memajukan agama dan bangsa.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliahqu.blogspot.com/2010/01/kebudayaan-islam.html

http://asepmahfudz1.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kebudayaan-islam.html

http://duwihernas.blogspot.co.id/2014/08/kebudayaan-islam.html

http://komet-ipm.pun.bz/files/makalah-pendidikan-agama.pdf.html

13

Anda mungkin juga menyukai