Anda di halaman 1dari 60

Modul 1

Kalkulus Fungsi dari R Ke R 2


Dr. Abadi, M.Sc.

PE NDA HULUA N

P ada mata kuliah Kalkulus dasar (Kalkulus I dan Kalkulus II) Anda telah
mengenal fungsi dari A ⊂ R ke R, yaitu fungsi yang bernilai bilangan
nyata.
Oleh karena itu, pengertian-pengertian yang terkait, seperti limit,
kekontinuan, derivatif, teorema nilai rata-rata, dan sebagainya dianggap telah
dipahami. Pengertian-pengertian seperti itu akan dikembangkan di dalam bab
ini, untuk fungsi vektor dari A ⊂ R ke R 2 dengan n ≥ 2: khususnya untuk
n = 2.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda memiliki kemampuan
sebagai berikut.
a. Memberi contoh fungsi vektor dari A  R ke R 2 .
b. Menentukan daerah hasil (range) dari fungsi vektor A  R ke R 2 .
c. Menentukan daerah asal (domain) dari fungsi vektor A  R ke R 2 .
d. Menggambar daerah hasil (range) dari fungsi vektor A  R ke R 2 .
e. Menuliskan secara simbolik definisi limit fungsi vektor f : R  R 2 .
f. Memberi contoh fungsi vektor dari A  R ke R 2 yang kontinu di
suatu titik.
g. Menghitung limit suatu fungsi vektor dari A  R ke R 2 .
h. Menentukan semua nilai t dimana fungsi vektor f(t): A  R ke R 2
kontinu.
i. Membedakan fungsi vektor dari A  R ke R 2 yang memiliki limit
dengan yang tidak memiliki limit.
j. Menentukan derivatif pertama dari suatu fungsi vektor dari A  R
ke R 2 .
k. Menentukan derivatif tingkat tinggi dari suatu vektor dari A  R
ke R 2 .
1.2 Kalkulus Lanjut 

l. Menentukan derivatif dari jumlah dua fungsi vektor dari A  R


ke R 2 .
m. Menentukan derivatif dari perkalian skalar dua fungsi vektor dari
A  R ke R 2 .
n. Menentukan derivatif dari perkalian fungsi real dari R ke R dan fungsi
vektor dari A  R ke R 2 .
o. Menentukan vektor singgung satuan dari fungsi vektor dari A  R
ke R 2 .
p. Menentukan vektor normal satuan dari fungsi vektor dari A  R
ke R 2 .
q. Menentukan kecepatan suatu titik di kurva.
r. Menentukan percepatan suatu titik di kurva.
s. Menentukan kelengkungan (curvature) kurva di suatu titik.
 PEMA4522/MODUL 1 1.3

Kegiatan Belajar 1

Lengkungan di R 2

K etika kita mempelajari gerak suatu benda seperti gerak pesawat atau
gerak planet di orbitnya, posisi benda tersebut, kecepatan dan
percepatannya lebih mudah apabila dinyatakan dalam bentuk vektor. Vektor-
vektor tersebut bergantung pada waktu, yang nanti sangat berguna untuk
mendeskripsikan gerakan benda.
Di samping itu, vektor dapat digunakan untuk menyatakan lengkungan
sebagai lintasan diR 2 . Dengan menggunakan vektor sebagai fungsi untuk
2
menyatakan suatu lengkungan di R kita dapat mengetahui apakah setiap
2
titik pada lengkungan sebagai lintasan di R dilalui tepat sekali, apakah
lintasan yang dilalui searah atau berlawanan arah putaran jarum jam, serta di
mana titik pangkal dan ujung dari lintasan tersebut. Hal ini berkaitan dengan
lintasan sebagai gerak suatu partikel di bidang.
R 2 dapat dinyatakan oleh fungsi
Dari pengertian di atas, setiap titik di
f : A  R  R 2 , di mana setiap t  A menentukan dengan tunggal
2
sebuah titik (dalam bentuk pasangan terurut) di R . Secara simbolik
pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai fungsi berikut.

f  t  =(x(t),y(t))  R 2 (1.1)

Karena setiap titik pada bidang datar dapat ditentukan kedudukannya


terhadap titik pusat  0,0 maka f  t  dapat dituliskan atau dipandang
sebagai vektor posisi.

f t  x t i  yt j  r t (1.2)


2
di mana i dan j merupakan vektor basis di R .
1.4 Kalkulus Lanjut 

(x,y)

r(t)

x
Gambar 1.1

Tidak seperti yang kita artikan pada fungsi dari R ke R, Gambar 1.1
(garis/vektor) bukan merupakan grafik fungsi f : A  R  R 2 , melainkan
hasil pemetaan setiap titik t  A . Jadi, vektor r  t  merupakan daerah hasil
(range) dari fungsi f, yaitu pasangan dua bilangan atau vektor posisi r  t 
f  t   (x(t), y(t))
 x ti  y t j  r t 

Contoh 1.1:
Diketahui fungsi f :  0, π   R 2 dengan rumus f  t    2cos t, 2sin t  pada
bidang datar terhadap sistem koordinat Cartesius xoy.
Karena
2 2 2 2
 x  t    y  t    2cos t    2sin t  4

maka himpunan nilai fungsi f tersebut tersajikan sebagai busur setengah


lingkaran dengan titik pusat di O   0,0 berjari-jari 2 dan terletak di atas
sumbu datar (lihat Gambar 1.2).
 PEMA4522/MODUL 1 1.5

Gambar 1.2

Contoh 1.2.
Diketahui fungsi f : R  R 2 dengan rumus
 1 
f t   , 4 t 
 t2 
Tentukan daerah asal fungsi vektor tersebut.
Penyelesaian:
f  t  terdefinisi jika t  2  0 dan 4  t  0 . Ini berarti bahwa t  2 dan
t   4 . Jadi, daerah asal f adalah  t  R :t  4 dan t  2

Contoh 1.3.
Diketahui fungsi f : R  R 2 dengan rumus f  t    4t 2 , 2t 
Tentukan daerah hasil dari fungsi vektor di atas.

Penyelesaian:
f  t    4t 2 , 2t  ini berarti
x  4t 2
y  2t
Apabila nilai t dieleminasi didapat x  y2 , persamaan tersebut adalah
persamaan parabola. Jadi, daerah hasilnya adalah

 x, y   R 2 : x  y 2 .
1.6 Kalkulus Lanjut 

Gambar 1.3

LA TIHA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Berikanlah dua buah contoh fungsi dari R ke R 2 .


2) Fungsi g : R  R 2 didefinisikan oleh:
g  t   (2cos t, 3sin t), 0  t  2π
Tentukan dan gambarlah daerah hasil fungsi g dibidang xoy.
3) Diketahui fungsi f1 dan f 2 dari R ke R 2 .
 2 1 
f1  t    ln   ,  6  t  2  dan f 2  t   (2t, t )
 t 
Tentukan daerah asal dan daerah hasil yang mungkin bagi f1 dan f 2 .

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Contoh fungsi dari R ke R2


a) f  t   cos t i  sin t j , t  0, 2π 
b) f  t   2t i  t j , t   0,1
 PEMA4522/MODUL 1 1.7

2) Diketahui g  t    2cos t,3sin t  , 0  t  2π . Berarti


x
x  2 cos t   cos t
2
y
y  3sin t   sin t
3
2 2
   y
x
Karena       cos 2 t  sin 2 t  1 , maka kita peroleh
 2  3
x 2 y2
  1 , yang merupakan persamaan ellips yang berpusat di
4 9
 0,0 seperti terlihat pada Gambar 1.4 berikut ini.

Gambar 1.4

3) Kita periksa dahulu daerah di mana f1 terdefinisi.


2 
 0  t  0
t

6t  0  Jadi, daerah asal dari f1 adalah
t6 


Df1  t  R : 0  t  6
kemudian kita eliminasi t sebagai berikut.
2
x  ln
t
y  6  t
y2  6  t  t  6  y2
1.8 Kalkulus Lanjut 

sehingga kita peroleh


2
x  ln
6  y2
Jadi daerah hasil dari f1 adalah
 2 
Rf1   x, y  : x  ln 
 6  y 2 
Dengan cara yang sama, kita tentukan daerah asal dari f2 .
Jelas bahwa daerah asal dari f2 adalah Df2  t  R (periksa!)
Kemudian kita tentukan daerah hasilnya dengan mengeliminasi t dari x
dan y sebagai berikut.
x
x  2t  t 
2
y t
x
y , x R ; y  0
2
Jadi, daerah asal adalah Df2 : t  R
 x
Rf2 :  x, y  : y  
 2

RA NG K UMA N

Setiap bilangan nyata dapat disajikan sebagai titik pada garis lurus
dan setiap pasangan dua bilangan nyata dapat disajikan sebagai titik pada
bidang datar, terhadap suatu sistem koordinat; dan juga sebaliknya.
Jika f fungsi dari himpunan tak kosong A  R ke R 2 maka setiap
t  A menentukan dengan tunggal sepasang dua bilangan atau titik
dalam R 2 :
f  t    x  t  , y  t   R 2
atau sebagai vektor posisi:
f t  x t i  yt j  r t
 PEMA4522/MODUL 1 1.9

TE S F O RMA TIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Berikut ini merupakan fungsi vektor dari R ke R 2 , kecuali ....


 
1
A. f  t   ln 2t 1 ,  6  t  2 , t  0,  

B. f  t   (2cos t ,2sin t), t   0,2π 


 1   1
C. f t    t   ,    t  
 2   1
D. f  t    t  2  i   t 2  2t  j, t  R

2) Daerah hasil dari fungsi vektor g  t    4cos t,4sin t  di bidang xoy


adalah ....
A. garis lurus yang melalui titik  4,0 dan  0, 4
B. lingkaran yang berpusat di  0,0 dengan jari-jari 4
C. lingkaran yang berpusat di  0,0 dengan jari-jari 2
D. garis lurus melalui  0,0 dengan gradien 4
3)
y

1 x
-1

Gambar 1.5
1.10 Kalkulus Lanjut 

Grafik di atas ini merupakan daerah hasil dari fungsi vektor dengan
persamaan ....
A. f  t    t, 2t  1
B. f  t    2t, 2t  1
C. f  t    2t  1, t 
D. f  t    t  1, 2t 

 
4) Daerah asal dari f : R  R 2 ; f  t   t ,  t 2  1 adalah ....

A.  t  R: t  1
B.  t  R
C.  t  R: t  0
D.  t  R:0  t  1
5) Diantara fungsi-fungsi vektor berikut yang mempunyai daerah asal
 t  R:  t  t  1 adalah ....
2 
A. f  t    , t 2  1 
t 
 1 
B. g  t    cos t, 
 sin t 
C. h  t    e  t , e t 


D. m  t   ln t, t 2  1 
6) Daerah hasil dari fungsi vektor f : R  R 2 ,
f  t    t  1 i   t 2  1 j,  2  t  2 adalah ....
A.   x, y  R 2
:  3  x  1, y  x 2  x 
B.   x, y  R 2
:  1  x  3, y  x 2
 x
C.  x, y   R 2
:  3  x  1, y  x 2  2x
D.  x, y   R 2
:  1  x  3, y  x 2  2x
 PEMA4522/MODUL 1 1.11

7) Yang merupakan daerah hasil dari fungsi vektor


1 1
f  t     sin 2t  i   cos 2t  j,  π  t  π , adalah ....
4 4

A.  x, y   R :  1  x  1, y  0
2

B.   x, y  R 2
: y  0, y  x  1
2 2

C.   x, y  R 2
: y  x  1, x  0
2 2

D.  x, y  R : y 
2
1 x2 
8)

Gambar 1.6

Kurva di atas merupakan daerah hasil fungsi vektor berikut, kecuali ....
A. f  t    cos t, sin t  , 0t π
1 1
B. g  t     sin 2t, cos 2t  ,
 π t  π
4 4
1 1
C. h  t    sin t, cos t  ,  πt π
2 2
1
D. m  t    cos 2t, sin 2t  , 0t π
4

 1 
9) Daerah asal dari f : R → R2; f (t)=  ln  2 
, 2  t  adalah ....
 t  
A. {t  R : t  0  t  2}
B. {t  R : t  0  t  2}
1.12 Kalkulus Lanjut 

C. {t  R : t  0  t  2}
D. {t  R : t  0  t  2}

 1 
10) Daerah hasil dari f : R →R2; f (t)=  ln  2 
, 2  t  adalah ....
 t  
 2 1 
A.  x,y   R : x = ln , y  2
 2  y 
 
 2 1 
B.  x,y  : x  R = ln 2
, y  2 
 2  y 
 
 2 1 
C.  x,y   R : x = ln , y   2


2y 2
 

 
 2 1 
D.  x,y   R : x = ln 2
, y   2


2  y2  

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PEMA4522/MODUL 1 1.13

Kegiatan Belajar 2

Limit dan Kekontinuan

Jarak antara titik  x1 , y1 



dan
2
 x 2 , y2 
x 2 , y 2    x1 , y1    x 2  x1    y 2  y1 
di dalam bidang datar adalah
2

1
2
(1.3)

Jika  x, y diartikan sebagai jarak dari titik  x, y dan titik  0,0 ,


mudah dipahami bahwa pengertian jarak itu memenuhi aksioma-aksioma:
(i)  x, y   0
 x, y  0 jika dan hanya jika  x, y   0,0
(ii) α  x, y   α  x, y  untuk setiap skalar .
(iii)  x1 , y1    x 2 , y 2    x1 , y1    x 2 , y 2 

Dengan menggunakan pengertian jarak tersebut pengertian limit fungsi


dari A  R ke R 2 disusun sebagai berikut.

Definisi 1.1:

Fungsi f : A  R  R 2 dikatakan mempunyai limit  x 0 , y0  untuk t


mendekati t 0 ditulis dengan
lim f  t   lim  x  t  , y  t     x 0 , y 0 
t  t0 t t0

jika untuk setiap bilangan ε  0 terdapat bilangan δ  0 sedemikian hingga


jika t  Df  A , t  t 0 , dan t  t 0  δ berakibat
f  t    x 0 , y0    x  t  , y  t     x 0 , y0   ε

Contoh 1.4.
Fungsi f dengan rumus
 t 2 1 
f  t    t, 
 t 1 
1.14 Kalkulus Lanjut 

mempunyai limit 1, 2 untuk t  1, seperti yang ditunjukkan berikut ini.


Ambil bilangan ε  0 sebarang. Akan dicari bilangan δ  0 sedemikian
hingga untuk t  Df  R  1 , dan t  1  δ berakibat
 t2 1 
f  t   1, 2    t,   1, 2   ε
 t 1 
Pertidaksamaan terakhir ekuivalen dengan
 t  1 ,  t  1  2  ε
 t  1 ,  t  1 ε
1

 t  1   t  1   ε
2 2 2

 2  t  1   ε, maka t  1  12
2 2

1
Jadi, dengan mengambil δ  2ε diperoleh t  1  δ berakibat
2
pertidaksamaan f  t   1, 2   ε berlaku, seperti disyaratkan.
Sejalan dengan pengertian kekontinuan pada kalkulus dasar maka fungsi
dari A  R ke R 2 dikatakan kontinu di t 0  A jika nilai fungsi f di t 0
sama dengan nilai limit f  t  untuk t  t 0 ; jadi
f  t 0   lim f  t  (1.4)
t t0

atau
 x  t 0  , y  t 0    lim  x  t  , y  t  
t  t0
(1.5)

Demikian pula, jika fungsi f kontinu di setiap titik di dalam B  A  Df


dikatakan fungsi f kontinu pada B.

Contoh 1.5.
Kembali kita cermati fungsi f:
 t2 1 
f  t    t, 
 t 1 
Fungsi f tidak kontinu di t = 1 sebab f  t  tak terdefinisikan di 1. Dapat
pula ditunjukkan bahwa
 PEMA4522/MODUL 1 1.15

 t2 1   t2 1 
lim f  t   lim  t,    lim t, lim   1, 2 
t 1 t 1
 t  1   t 1 t 1 t  1 

Jadi, jelas bahwa lim f  t   f 1 .


t 1

Mudah diperlihatkan bahwa

lim f  t   f  0 
t 0

Oleh karena itu, fungsi f kontinu di 0.

Contoh 1.6.
Fungsi g didefinisikan

g  θ    2cos θ , 2sin θ  ,dengan Dg   0,2π  .


Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa g kontinu di setiap θ  Dg .
Jadi, dikatakan bahwa fungsi g tersebut kontinu di  0,2π  .

Teorema 1.1.

Diketahui fungsi f dari A  R ke R 2 .


Jika lim f  t  ada maka limit itu tunggal.
t t0

Bukti:
Untuk membuktikan ketunggalan nilai limit dari f di titik t 0 , kita
gunakan metode kontradiksi. Andaikan ada dua nilai limit dari f di titik t 0 ,
yaitu l dan m. Karena limit dari f ada maka untuk setiap bilangan ε  0 dapat
diperoleh bilangan δ1  0 dan δ2  0 sehingga untuk
ε
a) t  Df  A, t  t 0 dan t  t 0  δ1 berakibat f  t   L 
2
ε
b) t  Df  A, t  t 0 dan t  t 0  δ2 berakibat f  t   M 
2
1.16 Kalkulus Lanjut 

Ambil δ  min  δ1 , δ2  maka untuk t  Df  A, t  t 0 dan t  t 0  δ


ε ε
berakibat L  M  L  f  t   f  t   M  f  t   L  f  t   M 
 ε
2 2
Karena  dapat dipilih sekecil mungkin maka L  M  ε  L  M .
Pada bagian ini disajikan beberapa teorema mengenai limit dan
kekontinuan fungsi dari R ke R 2 , tetapi terlebih dahulu didefinisikan sifat-
sifat aljabar fungsi dari R ke R 2 sebagai berikut.
Jika diketahui fungsi f dan g dengan Df  Dg  , dan
f  t    x1  t  , y1  t   , g  t    x 2  t  , y 2  t   , didefinisikan
(i)  αf  t   αf  t   α  x1  t  , y1  t     αx1  t  , αy1  t   untuk setiap
bilangan  dan t  D αf  D f
(ii)  f  g  t   f  t   g  t    x1  t  , y1  t     x 2  t  , y 2  t  
  x1  t   x 2  t  , y1  t   y 2  t   untuk setiap t  Df  g  Df  Dg
(iii)  f .g  t   f  t  .g  t   x1  t  x 2  t   y1  t  y2  t 
untuk setiap t  Df .g  Df  Dg

Teorema 1.2.
Diketahui f dan g fungsi dari R ke R 2 yang didefinisikan
f  t    x1  t  , y1  t   dan g  t    x 2  t  , y 2  t   .
Jika lim f  t    x , y  dan lim g  t    x , y 
t t0 t t0

Maka
(i) lim αf  t   α lim f  t   α  x , y 
t t0 t t0

(ii) lim f  t   g  t    lim f  t   lim g  t 


t  t0 t t0 t t0

  x , y    x , y 
  x   x , y  y 
(iii) lim f  t  .g  t    lim f  t  .lim g  t 
t  t0 t t0 t  t0

  x , y .  x , y 


 x x   yy
 PEMA4522/MODUL 1 1.17

Bukti:
Cukup dibuktikan (ii), bukti yang lain diserahkan kepada pembaca.
Ambil bilangan ε  0 . Menurut yang diketahui, ada bilangan δ1  0 dan
δ2  0 sehingga
ε
f  t    x , y    x1  t  , y1  t     x , y  
2
untuk setiap t  Df , t  t 0 , dan t  t 0  δ1 , dan
ε
g  t    x , y    x 2  t  , y 2  t     x , y  
2
untuk setiap t  Dg , t  t 0 , dan t  t 0  δ2 , dengan mengambil
δ  min  δ1 , δ2  diperoleh
f  t   g  t    x   x , y  y 
  x1  t  , y1  t     x , y    x 2  t  , y 2  t     x , y 
  x1  t  , y1  t     x , y    x 2  t  , y 2  t     x , y 
ε ε
  ε
2 2
untuk setiap t  Df  g  Df  Dg , t  t 0 , dan t  t 0  δ .
Dari pernyataan terakhir, dapat disimpulkan bahwa

lim f  t   g  t     x   x , y  y   lim f  t   lim g  t 


t  t0 t t0 t t0

Teorema 1.3.
Misalkan f  t    x  t  , y  t  
lim  x  t  , y  t     x 0 , y 0  jika dan hanya jika
t  t0

lim x  t   x 0 dan lim y  t   y0


t t0 t  t0

Bukti:
(1) Pertama akan dibuktikan jika lim  x  t  , y  t     x 0 , y 0  maka
t  t0

lim x  t   x 0 dan lim y  t   y0 .


t t 0 t  t0
1.18 Kalkulus Lanjut 

Dari yang diketahui, apabila kita mengambil bilangan ε  0 sebarang


maka terdapat bilangan δ1  0 sehingga untuk setiap t  Df , t  t 0 dan
t  t 0  δ1 , mengakibatkan
1
2 2
 x  t  , y  t    x 0 , y 0    x  t   x 0    y  t   y 0   2  ε
 
Jelas bahwa
1 1
2 2 2
 x  t   x 0    x  t   x 0   2   x  t   x 0    y  t   y 0   2  ε
dan
1 1
2 2 2
y  t   y 0   y  t   y 0   2   x  t   x 0    y  t   y 0   2  ε
   
Jadi, untuk setiap ε  0 terdapat bilangan δ1  0 sehingga untuk setiap
t  D x  D y  Df , t  t 0 , dan t  t 0  δ1 berlaku xt  x   ε
0 dan
y t  y   ε
0 atau lim x  t   x 0 dan lim y  t   y 0 .
t t0 t t0

(2) Sekarang akan dibuktikan jika lim x  t   x 0 dan lim y  t   y 0 maka


t t0 t t0

lim  x  t  , y  t     x 0 , y 0 
t  t0

Menurut yang diketahui, untuk setiap ε  0 terdapat bilangan δ2  0


dan δ3  0 sehingga untuk setiap
ε
(i) t  D x , t  t 0 , dan t  t 0  δ2 mengakibatkan x  t   x 0 
2
ε
(ii) t  Df , t  t 0 , dan t  t 0  δ3 mengakibatkan y  t   y 0 
2
Selanjutnya dari (i) dan (ii) menghasilkan: untuk setiap
t  Df  Dx  Dy , t  t 0 , dan t  t 0  δ  min  δ2 , δ3  mengakibatkan
 x  t  , y  t    x 0 , y0    x  t   x 0    y  t   y0 
  x  t   x 0    y  t   y0   ε
Jadi, untuk setiap ε  0 terdapat bilangan δ  0 sedemikian hingga
untuk setiap t  Df  Dx  Dy , t  t 0 , dan t  t 0  δ  min  δ2 , δ3 
mengakibatkan
 x  t  , y  t     x 0 , y0   ε atau lim  x  t  , y  t     x 0 , y0 
t  t0
 PEMA4522/MODUL 1 1.19

Dengan menggunakan Teorema 1.3, dapat dibuktikan dengan mudah


Teorema 1.2, sedangkan akibat langsung dari Teorema 1.3 adalah Teorema
1.4 berikut.

Teorema 1.4.
Fungsi f dari A  R ke R 2
f  t    x  t  , y  t 
dikatakan kontinu di t 0  A jika dan hanya jika fungsi x dan y masing-
masing kontinu di t 0 .

Untuk lebih memahami Teorema-teorema di atas, sebaiknya Anda


mencermati contoh aplikasinya berikut ini.

Contoh 1.7.
Fungsi f: R  R 2 didefiniskan f  t    2cos t, 2sin t 
π
Tentukan lim f  t  dan periksalah kekontinuan f di t  .
π
t 6
6

Penyelesaian:
lim 2 cos t  3 dan lim 2sin t  1
π π
t t
6 6

maka f  t    2cos t, 2sin t  menurut Teorema 1.3,


lim f  t   lim  2 cos t, 2 sin t  
t
π
t
π
 3,1 
6 6

dan menurut Teorema 1.4


π π
fungsi f kontinu di t  karena limπ 2 cos t,  2 cos  3 dan
6 t 6
6

π
limπ 2sin t  2sin  1
t 6
6

Contoh 1.8.
 sin t 
Hitunglah lim  2 cos t i  j
t  t0  t 
1.20 Kalkulus Lanjut 

Penyelesaian:
Menurut Teorema 1.3 (ii)
 sin t    sin t 
lim  2 cos t i  j  lim 2 cos t  i   lim j  2i  j
t t0  t   t0   t  0 t 

Batas atas dan batas bawah


Fungsi dari A  R ke R 2 : f  t    x  t  , y  t  
dikatakan terbatas pada B  A  Df jika ada bilangan M  0 sehingga
untuk setiap t  B berlaku
f  t    x  t  , y  t   M (1.6)
Karena
1
2 2 2
 x  t  , y  t     x  t   y t 

Dapat diartikan bahwa f merupakan fungsi terbatas pada B jika dan hanya
jika x dan y masing-masing merupakan fungsi terbatas pad B. Selanjutnya
jika f merupakan fungsi vektor yang kontinu pada selang tertutup, maka
berlaku teorema berikut ini.

Teorema 1.5.
Jika fungsi f :  a, b  R  R 2 kontinu pada [a, b] maka terdapat
t 0  a,b sehingga  
f  t 0    x  t 0  , y  t 0    sup f  t  : t  a, b 

Bukti:
Karena f kontinu pada [a, b] maka fungsi x dan fungsi y masing-masing
merupakan fungsi kontinu dan terbatas pada [a, b] .
Hal ini mengakibatkan pada fungsi g:
1
2 2 2
g  t    x  t     y  t   
 
merupakan fungsi kontinu dan terbatas pada selang tertutup [a, b] . Jadi,
terdapat t 0  a,b sehingga
g  t 0   sup g  t  : t  a, b 
 PEMA4522/MODUL 1 1.21

Karena
1
2 2 2
f  t    x  t  , y  t     x  t     y  t     g  t 
 
maka diperoleh
f  t 0   g  t 0   sup g  t  : t  a, b 


 sup f  t  : t  a, b  
Contoh 1.9.
Jika a  b  0 , tentukan nilai t 0 , sehingga
f  t 0   sup f  t  : t  0, 2π 
dengan f  t    a cos t, bsin t  .

Penyelesaian:
f memenuhi syarat Teorema 1.5. Hal ini berarti eksistensi t 0 dijamin.
1

Jika g  t   f  t    a 2 cos 2 t  b 2 sin 2 t  2


maka g  t  mencapai nilai ekstrim jika g  t   0 , jadi
a 2 cos t.sin t  b 2 sin t.cos t
g  t   1
0
a 2 cos2 t  b2 sin 2 t 2
yang berakibat
1 2
b 2

 a 2 sin t cos t 
2
 
b  a 2 sin 2t  0

π
Jadi, g  t  mencapai nilai ekstrim pada t  0, ,π.
2

Hal ini berarti nilai-nilai ekstrim dari g  t  adalah


π
g  0   a, g    b, dan g  π   a
2
Karena diketahui a  b , dapat disimpulkan bahwa untuk t 0  0 atau

t 0  π diperoleh f  t 0   sup f  t  : t  0, 2π   a atau  f t mencapai
nilai maksimum.
1.22 Kalkulus Lanjut 

LA TIHA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Diketahui fungsi vektor


 1  1
 t sin  i   t cos  j , t  0
F  t    t  t
0 , t 0

Tunjukkan bahwa F kontinu di t  0
2) Tentukan limit berikut.
 ln  l  t  
lim  i  t e  t j
t0  t 
3) Tentukan semua nilai t sehingga F kontinu:
1
Ft  t  i  1 t j
t

4) Diketahui fungsi vektor:


i   t 2  1 j, 0  t  2
Ft  
 2  t  i  3tj, 2  t  3
F  t   F  2 F  t   F  2
a) Hitunglah lim dan lim
t 2 t 2 t  2 t2
F  t   F  2
b) Selidiki apakah lim ada
t 2 t2
c) Tentukan semua nilai t sehingga fungsi F kontinu.

Petunjuk Jawaban Latihan

 1  1
1) lim F  t   lim  t sin  i   t cos  j
t 0 t 0
 t  t
periksa kekontinuan tiap komponen dari F:
 PEMA4522/MODUL 1 1.23

 1
0  lim  t sin   lim t  0
t 0  t  t 0
 1
 lim  t sin   0
t 0  t
 1
dengan cara yang sama lim  t cos   0
t 0  t
jadi lim F  t   0  F  0 
t 0

jadi F  t  kontinu di t  0
2) Hitung dahulu limit tiap komponen fungsinya:
1
ln  l  t 
lim  lim 1  t  1 (Teorema L ' Hospital)
t 0 t t 0 1
t
lim t e  0.1  0
t 0

 ln 1  t  
jadi lim  i  t e  t j   1, 0 
t 0
 t 

3) Periksa dahulu kekontinuan tiap-tiap komponennya:


1 1
t   0 t   0
t t
2
 t  1  0  t  1 atau t  1
1 t  0  1 t  0  t  1
Dari kedua perhitungan di atas, diperoleh irisan dari kedua hasil di atas
yaitu t  1 atau t  1 . Jadi F hanya kontinu di t = 1 dan di t   1 .
F  t   F 2 i   t 2  1 j  (i  (0  1) j t2 j
4) a) lim  lim 
t2 t2 t 2 t 2 t2

 2  t  i   3t  6  j  2  t  i   3t  6  j  ( 2  2  i   3t  6 j
lim  lim
t  2 t 2 t 2 t 2

 2  t  i   3t  6  j  ( 2  2  i   6  6  j  2  t  i   3t  6 j
 lim 
t 2 t 2 t 2
 i  3 j
1.24 Kalkulus Lanjut 

F  t   F  2
b) lim tidak ada
t 2 t2
i   t 2  1 j 0  t  2
c) F  t   
 2  t  i  3tj 2  t  3
Jadi, F kontinu di selang 0  t  2 dan di selang 2  t  3 .

RA NG K UMA N

Jarak dua titik  x1 , y1  dan  x 2 , y2  di dalam bidang datar adalah


1

 x 2 , y2    x1 , y1   2
  x 2  x1    y 2  y1 
2
 2

Fungsi f : A  R  R 2
dikatakan mempunyai limit  x 0 , y0  untuk t
mendekati t 0
lim f  t   lim  x  t  , y  t     x 0 , y 0  ,
t  t0 t t0

jika untuk setiap bilangan ε  0 terdapat bilangan δ  0 sehingga jika


t  Df  A , t  t 0 , dan t  t 0  δ mengakibatkan
f  t    x 0 , y 0    x  t  , y  t     x 0 , y0   ε
Jika lim f  t  ada maka limit itu tunggal.
t t0

Jika lim f  t    x , y  dan lim g  t    x , y 


t t0 t t0

maka
(i) lim αf  t   α lim f  t   α  x , y 
t t0 t  t0

(ii) lim f  t   g  t    lim f  t   lim g  t    x   x , y   y  


t  t0 t t0 t  t0

(iii) lim f  t  . g  t    lim f  t  .lim g  t   x x   y y 


t  t0 t  t0 t t0

lim  x  t  , y  t     x 0 , y0  jika dan hanya jika lim x  t   x 0 dan


t  t0 t t 0

lim y  t   y 0 .
t t 0

f  t    x  t  , y  t   kontinu di t 0  A jika dan hanya fungsi x dan y


masing-masing kontinu di t 0 .
 PEMA4522/MODUL 1 1.25

Jika fungsi f :  a,b  R ke R 2 kontinu pada  a, b maka terdapat

 
t 0  a,b sehingga f  t 0    x  t 0  , y  t 0    sup f  t  : t  a, b 

TE S F O RMA TIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Berikut ini merupakan fungsi vektor yang kontinu di titik t = 1,


kecuali ....
t2 1
A. F t  t2 1 i  j
t 1
1  t2 t 1
B. G  t  i j
t t 1
 t 
C. H  t   i   t  1 j
 1  t 2 
D. K  t   ln  t  1 i  e t j

2) Diketahui fungsi vektor


 2 1  2 1
 t sin  i   t cos  j , t0
F  t    t  t
0 , t0

lim F  t   
t 0
A. 
B. 0
C. t 2
D. t

3) Diketahui fungsi vektor


et 1
F t  i  et j
t
nilai t pembuat fungsi F kontinu adalah ....
A.  t  R:    t  
B.  t  R: t  0
1.26 Kalkulus Lanjut 

C.  t  R: t  0
D.  t  R:  1  t  1

4) Berikut ini merupakan fungsi F  t  yang mempunyai limit untuk t  0 ,


kecuali ....



 ln t 2  1
i 

e 2t  1
j, t0
A. F  t    t t
2 j , t0

 sin t e t
 i j, t  0
B. F t   t t
0 , t0

t
 1 e
 i j , t  0
C. F  t   1  t 2
t
i  j , t0

D. F  t   sin t i  cos t j, t  R

 t 2  1
5) Fungsi F  t    e t , mempunyai sifat berikut ini, kecuali ....
 t  1 
A. kontinu di t  0
B. kontinu di t = 1
C. lim F  t   F  2 
t2

D. lim F  t   F  3
t 3

 2sin t t 
6) Nilai lim  i+ j  adalah ....
t 0  t tan 2t 
A. 0
B. i + j
C. 2i + j
D. 2i + 1 j
2
 PEMA4522/MODUL 1 1.27

7) Diketahui f(t) =  at, bt  kontinu pada [a,b].


Jika f (t 0 )  sup f (t) : t   1,1 maka t0 = ....
A. 0
B. 1
C. a
D. b


8) Jika f (t)   sin 2t, cos 2t  dan g(t)  sin 2 t, cos 2 t  maka
lim f (t)  g (t)   
t 0
A. 0
B. 1
C.  0,1
D. 1,1

9) Fungsi f dari A  R ke R2 didefinisikan sebagai


 1 t2 
Jika f (t)    2  t , ln t  e  t  , maka lim f (t)  
 1 t  t 1
 
A. 1, e  
1

B. 3, e1 
C. 1,1
D. 1, 3
 sin t cot t 
10) Jika fungsi F (t)   ,  maka limπ F(t)  
 tan t cos t  t
4
lim F(t)  ...
π
t
4

1 1 
A.  2, 2
 2 2 
1 
B.  2, 2 
 2 
1.28 Kalkulus Lanjut 

 1 
C.  2, 2
 2 
D.  2, 2 
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PEMA4522/MODUL 1 1.29

Kegiatan Belajar 3

Derivatif

M isalkan f suatu fungsi dari A  R ke R 2 , dengan


f  t    x  t  , y  t   . Derivatif fungsi f di t 0  A  Df adalah nilai,
berupa vektor atau titik di dalam R 2
df  t 0 
 f   t 0   lim
f  t 0  r   f  t 0  (1.6)
dt r  0 r

jika ada. Jadi, menurut pengertian itu dan teorema 1.4 diperoleh
df  t 0 
 f   t 0   lim
f  t 0  r   f  t 0 
dt r  0 r
 x  t0  r   x  t0  y  t0  r   y  t 0  
 lim  ,  (1.7)
r 0
 r r 
 dx  t 0  dy  t 0  
 , 
 dt dt 

Dalam bentuk umum jika fungsi f mempunyai derivatif di titik t  D f ,


diperoleh
d df  t   dx  t  dy  t  
dt
 x  t  , y  t  
dt
 f  t    ,  (1.8)
 dt dt 

Menurut penjelasan tersebut di atas, diperoleh teorema berikut ini.

Teorema 1.6.
Jika diketahui fungsi dari A  R ke R 2 :
f  t    x  t  , y  t 
maka f   t 0  ada jika dan hanya jika x  t 0  dan y   t 0  ada.
1.30 Kalkulus Lanjut 

Contoh 1.8.
df
Jika f  t    a cos t, bsin t  untuk semua nilai t, tentukan .
dt

Penyelesaian:
Dari (1.7) diperoleh
df  t  d d d 
  a cos t, bsin t     a cos t  ,  b sin t  
dt dt  dt dt 
   a sin t, b cos t 
untuk semua nilai t.

Contoh 1 .9.
Diketahui fungsi g dengan rumus
g  t    a sec t, b tan t 
tentukan g  t 

Penyelesaian:
 2k  1 
Pertama, diperoleh D g  R   π : k  1,  2,  3, 
 2 
Selanjutnya, dengan menggunakan (1.7) diperoleh
d d
g   t   g  t    a sec t, b tan t 
dt dt
d d 
   a sec t  ,  b tan t  
 dt dt 
  a sec t tan t, b sec 2 t 
yang ada untuk setiap t  D g .

Diketahui fungsi f dari A  R ke R 2 :


f  t    x  t  , y  t 
Kemudian dibentuk fungsi f  dengan rumus
f  t  r  f t 
f   t   lim
r 0 r
 PEMA4522/MODUL 1 1.31

Jika f  ada, fungsi f  disebut derivatif pertama atau turunan pertama


dari fungsi f di t.
Mudah dipahami bahwa Df    t  Df : f  t  ada  Df .
Dengan cara yang sama dapat didefinisikan
f  t0  r   f   t0 
f   t 0   lim
r 0 r
Jika f  ada , fungsi f  disebut derivatif kedua dari fungsi f di t 0 dengan
D f   Df   Df .

Contoh 1.10.
Diketahui
1 untuk t  1

x  t   t 2 untuk1  t  2
4 untuk t  2

dan
y  t   t  1 untuk setiap t  R ,
maka fungsi f  t    x  t  , y  t   merupakan fungsi kontinu dengan
D f  R . Akan tetapi karena x  t  tidak ada untuk t = 1 dan t = 2 maka
menurut teorema 1.6 f   t  tidak ada untuk t = 1 dan t = 2. Oleh karena
itu, fungsi f  , derivatif fungsi f mempunyai domain
Df   Df  1, 2  R  1, 2

Teorema 1.7.
Jika fungsi vektor F dan G di R 2 , dan fungsi real h semuanya
terdeferensialkan pada selang terbuka D maka fungsi F + G, hF, F.G
terdeferensialkan pada D dengan rumus turunan yang ditentukan oleh
1.  F  G  '  t   F   t   G   t 
2.  hF '  t   h  t  F   t   h   t  F  t 
3.  F  G  '  t   F  t   G '  t   F  t  ' G  t 
1.32 Kalkulus Lanjut 

LA TIHA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Tentukan derivatif pertama dan derivatif kedua dari fungsi vektor


berikut.
a) F  t    3, t 2  t 
b) F  t    e t cos t, e t sin t 
2) Diketahui fungsi
F  t    sinh t  i   cosh t  j
G  t   2t i  3t j
h  t   et
tentukan:
a)  F  G  '  t 
b)  hF  '  t 
c) F  G  '  t 

Petunjuk Jawaban Latihan

1) a) F  t    0, 2t  1
F  t    0,2 
b) F   t    e t sin t  e t cos t, e t cos t  e t sin t 

F   t    e t cos t  e t sin t  e t cos t  e t sin t, e t cos t  e t sin t  e t sin t  e t cos t 


  2e t sin t, 2e t cos t 

2) a)  F  G '  t   F   t   G   t 
  cosh t  2  i   sinh t  3 j
b)  hF '  t   h  t  F   t   h   t  F  t 
 PEMA4522/MODUL 1 1.33

       
 e t cosh t i  et sinh t j  et sinh t i  e t cosh t j 
  e cosh t  e sinh t  i   e sinh t  e cosh t  j
t t t t

c)  F  G  '  t   F  t   G   t   F  t   G  t 
  2sinh t  3cosh t    2t cosh t  3t sinh t 
  2t  3 cosh t   2  3t  sinh t

RA NG K UMA N

Jika diketahui fungsi f dan A  R ke R 2


f  t    x  t  , y  t 
dibentuk fungsi f  dengan rumus
f  t  r  f t 
f   t   lim
r 0 r

Jika f  ada, fungsi f  disebut derivatif atau fungsi turunan fungsi f dan
Df    t  Df : f  t  ada  Df
Dengan cara yang dapat didefinisikan
f  t0  r   f   t0 
f   t 0   lim
r 0 r

Jika f  ada, fungsi f  disebut derivatif kedua fungsi f di t 0 dengan


D f   Df   Df . Berikut ini merupakan rumus-rumus turunan fungsi
vektor dari A  R ke R 2
1.  F  G '  t   F   t   G   t 
2.  hF '  t   h  t  F   t   h   t  F  t 
3.  F  G  '  t   F  t   G  t   F '  t   G  t 
1.34 Kalkulus Lanjut 

TE S F O RMA TIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

 
3 3
1) Derivatif pertama dari fungsi vektor f  t   1  t  2 ,  1  t  2 ,
adalah ....
3 1 3 1

A. f   t    1  t  2 , 1  t  2 
2 2 
 3 1 3 1

B. f   t    1  t  2 ,  1  t  2 
2 2 
3 1 3 1

C. f   t    1  t  2 , 1  t  2 
2 2 
 3 1 3 1

D. f   t     1  t  2 , 1  t  2 
 2 2 

2) Derivatif kedua dari fungsi vektor g  t    cos t, sin t  , sama dengan ....
A. g  t     sin t,cos t 
B. g  t     cos t, sin t 
C. g  t     cos t,  sin t 
D. g  t    cos t, sin t 

3) Diketahui f  t   sin t i  e t j , g  t   2t i  t 2 j
Maka  f  g  '  t   
A.  cos t  2t  i   e  t  2t  j
B.  sin t  2t  i   e  t  2t  j
C.  cos t  2 i   e  t  2t  j
D.  cos t  2t  i   e  t  2 j
 PEMA4522/MODUL 1 1.35

4) Diketahui g  t   3t i  t 3 j , h  t     cos t  i  e2t j


Maka  g  h  '  t   
A. 3cos t  t 3 e 2t

B. 3cos t  3t sin t  3t 2  2t 3 e 2t 
2 2t
C. 3sin t  6t e
D. 3t cos t  t 3 e 2t

5) Diketahui f  t   sin t i  cos t j dan h  t   e t


Maka  hf  '  t   
A.  e sin t  i   e cos t  j
t t

B.  e sin t  i   e sin t  j
t t

C.  e cos t  i   e cos t  j
t t

D.  e sin t  e cos t  i   e
t t t

cos t  e  t sin t j

 
6) Jika f (t)  t 2  2, 2  t 2 dan g (t)   2t,3t  maka  f  g  (t)  
''

A. 6t  6
B. 2t  2
C. 2t  2
D. 6t  6

7) Jika f(t) = 2 sin t i + 2 cos t j maka pernyataan berikut benar, kecuali ....
A. f ' (t)  f ''' (t)
B. f '' (t)  f '''' (t)
C. f '' (t)  f ''' (t)
D. f (t)  f '''' (t)

 
8) Diketahui f (t)  2t 2 , 2t 2 dan g(t) = ln t. Derivatif kedua dari (gf)(t)
adalah ....
A. 0
B.  0,0
1.36 Kalkulus Lanjut 

C.  4t ln t  2, 4t ln t  2 
D.  4ln t  6, 4ln t  6 

9) Jika f dan g adalah fungi vektor dari A  R→R2 sedangkan h adalah


fungsi dari A  R→R maka pernyataan berikut benar, kecuali ....
A. f'' dan g'' merupakan fungsi vektor
B.  f  g  '' merupakan fungsi vektor
C.  g  f  '' merupakan fungsi vektor
D.  hf  '' merupakan fungsi vektor

10) Diketahui f(t) = sin 2t i + cos 2t j , g(t) = 2t i + t2 j dan h(t) = e2t.


'
 h.  g.f   (t)  ...
A. (–2t2 + 4t + 2) e2t sin 2t + (2t2 + 6t) e2t cos 2t
B. (2t2 – 4t – 2) e2t sin 2t + (2t2 – 6t) e2t cos 2t
C. (2t – 4) e2t sin 2t i + (8t + 2) e2t cos 2tj
D. (8t + 2) e2t sin 2t i + (2t – 4) e2t cos 2t j

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 PEMA4522/MODUL 1 1.37

Kegiatan Belajar 4

Penerapan Derivatif dalam


Geometri dan Mekanika

J ika kurva C pada bidang datar mempunyai persamaan parameter


x  x(t)
y  y(t)
(1.9)

untuk setiap t  I , dengan I suatu selang maka kurva C mempunyai


persamaan vektor
r (t)  x(t) i  y(t) j (1.10)
Jadi, r merupakan fungsi vektor dari I  R ke R 2 .
Jika P suatu titik di kurva C yang ditentukan oleh nilai t  t 0  I dan Q juga
titik pada kurva yang ditentukan oleh nilai t  t 0  k  I maka akan diperoleh
dr  t 0  r  t0  k  r  t0  Δr PQ
 r  t 0   lim  lim
 lim ,
dt k 0 k k k 0
Q  P k
 dengan Δr  r  t 0  k   r  t 0   merupakan vektor singgung; vektor yang
menyinggung kurva, di titik P.

Gambar 1.7
Vektor singgung di titik P.
1.38 Kalkulus Lanjut 

Katakanlah, untuk t = 0 menentukan titik Q pada kurva C. Jika s


merupakan panjang busur, diukur sejak dari Q sampai dengan titik P maka s
merupakan fungsi dari t:
s  s  t

Oleh karena itu, diperoleh


dr Δr dr dt
T  lim  (1.11)
ds Δs  0 Δs dt ds

merupakan vektor yang disebut vektor satuan singgung (unit tangen), yaitu
dr
vektor yang berimpit dengan dan
dt

dr Δr PQ
T   lim  lim 1 (1.12)
dt Δs  0 Δs Δs 0 Δs

Gambar 1.8
Vektor satuan T dan N

Selanjutnya, dari T.T  1 diperoleh


d d d
 T.T  T.  T   T .T  0
ds ds ds
dT dT
2T.  0, maka T. 0
ds ds
 PEMA4522/MODUL 1 1.39

dT
Dengan kata lain merupakan vektor yang tegak lurus terhadap T ke arah
ds
dT
cekung kurva di P. Jika N merupakan vektor satuan searah dengan .
ds
dT dT
 N  κN (1.13)
ds ds
dengan
dT
κ (1.14)
ds
disebut kelengkungan (curvature) kurva di titik P.
1
N disebut vektor satuan normal (unit normal) di titik P dan R  disebut
κ
jari-jari kelengkungan (radius of curvature) di titik P.

Dalam perhitungan, tidak selalu mudah untuk menentukan vektor


singgung satuan T, vektor normal satuan N, dan kelengkungan κ
menggunakan variabel s. s dapat dipandang sebagai fungsi panjang busur dari
t
ds
vektor r(t). Jadi, s(t)   r '(u) du, a  t  b . Sehingga
a
dt
 r '(t) .

Dari hubungan di atas kita dapat menyatakan vektor singgung satuan T


sebagai berikut:
dr dr dt dr ds r '(t)
T   / T (1.15)
ds dt ds dt dt r '(t)
Vektor N merupakan vektor normal satuan, yaitu vektor satuan yang tegak
dT
lurus vektor singgung satuan T. Karena adalah vektor yang tegak lurus
ds
T, maka:
dT dT dt dT dt dT
T '(t)
N  ds  dt ds  dt ds  dt  N  (1.16)
dT dT dt dT dt dT T '(t)
ds dt ds dt ds dt
1.40 Kalkulus Lanjut 

Contoh 1.11.
Diketahui lingkaran yang berjari-jari a dengan titik pusat di O(0,0)
ditentukan oleh persamaan parameter.
x  a cos θ
y  a sin θ
Tentukan vektor singgung satuan, vektor normal satuan, kelengkungan
dan jari-jari kelengkungan lingkaran tersebut.

Penyelesaian:
Karena lingkaran yang berjari-jari a dan titik pusatnya di O(0,0)
mempunyai persamaan parameter.
x  a cos θ
y  a sin θ
maka persamaan vektor kurva itu adalah r  r  θ   a cos θ . i  a sin θ . j
oleh karena itu
dr dr d θ  dθ 
T  .    a sin θ.i  a cos θ.j   yang berakibat
ds dθ ds  ds 
2
 dθ 
 
1  T.T  a 2 sin 2 θ  a 2 cos 2 θ  
 ds 
atau
dθ 1

ds a
yang berarti bahwa vektor singgung satuannya adalah:
T   sin θi  cos θj
Selanjutnya
dT dT dθ 1
κN      cos θ i  sin θ j
ds dθ ds a
dan
1 1
κ 2  κN  κN   cos 2 θ  sin 2 θ  2  2
a a
1 1
Jadi, diperoleh kelengkungan κ  , jari-jari kelengkungan R   a ,
a κ
dan vektor normal satuan N   cos θ i  sin θ j
 PEMA4522/MODUL 1 1.41

Contoh 1.12.
Jika kurva k mempunyai persamaan y  f (x) , tentukan rumus
kelengkungan kurva itu.

Penyelesaian:
Karena sebarang titik pada kurva k dapat disajikan sebagai
 x, y    x, f  x   maka persamaan vektor kurva itu adalah
r  r  x   xi  yj
dengan y  f (x) , oleh karena itu diperoleh
dr dr dx  dy  dx
T   i  j
ds dx ds  dx  ds
yang berakibat
2 2
  dy    dx 
1  T.T  12      
  dx    ds 
atau
dx 1
 1
ds  2 2
 dy  
1   dx  
 

Selanjutnya diperoleh
dT dT dx
κN  
ds dx ds
 
  dy d 2 y  
  
 d 2 y dx  dy   dx dx 2   dx
  2 j i  j 3 
 dx ds  dx    dy  2  2  ds
  1     
   dx   
1.42 Kalkulus Lanjut 

2 2
dy d 2 y  d 2 y   dy    dy  d 2 y 
 i   1        2 
j
dx dx 2 2
 dx   dx    dx  dx  1
 3 1
2 2 2 2
  dy     dy  
1     1    
 dx   dx 
2 2
dy d y d y
 2
i 2 j
 dx dx dx
2
  dy  2 
1 
   
 dx 
dan diperoleh
2
 d2 y    dy 2   d2 y 
2

 dx 2  1      2
    dx    dx 
κ 2  κN . κN  4
 3
  dy  2    dy  2 
1     1    
  dx     dx  
atau
d2 y
κ dx 2 (1.17)
3
2 2
  dy  
1    
  dx  
yang merupakan rumus untuk menentukan kelengkungan suatu kurva.

Jika kurva k tersebut merupakan lintasan suatu peluru yang ditembakkan


dari titik A maka jarak yang ditempuh oleh peluru itu pada suatu saat adalah
s  s  t  dan kecepatan peluru pada saat itu adalah
dr dr ds ds
v   T  vT (1.18)
dt ds dt dt
ds
dengan v  merupakan laju peluru pada saat t, percepatan peluru pada
dt
saat t dapat dihitung sebagai berikut:
 PEMA4522/MODUL 1 1.43

dv d dv dT
a   vT   Tv
dt dt dt dt
dT ds 2
 aTT  v  a T T  v κN
ds dt
 aTT  a NN
dengan
2
dv d 2s v 2
aT   2 dan aN  κ v (1.19)
dt dt R
Hasil terakhir ini mengatakan bahwa percepatan peluru dapat dipecah
menjadi dua komponen. Komponen percepatan ke arah singgung, searah
dv
dengan T, mempunyai norm (besar) a T  dan komponen percepatan ke
dt
2
v 2
arah normal, searah dengan N, mempunyai norm (besar) a N  κ v .
R

Contoh 1.13.
Akan dihitung v, v, a T dan a N untuk suatu benda bergerak sepanjang
lintasan berbentuk lingkaran berjari-jari a.

Penyelesaian:
Persamaan vektor lintasan benda itu.
r  r  θ   a cos θ i  a sin θ j
Jadi
dr
v  a sin θi  a cos θ j
dt
dr dt dt
T   a sin θ i  a cos θ j
dt ds ds
dt 1 1
 1 
ds  a 2 sin 2 θ  a 2 cos2 θ  2 a
 

Maka,
ds
T   sin θ i  cos θ j dan v  a
dt
1.44 Kalkulus Lanjut 

Dari
dT dT dt 1
κN      cos θ i  sin θ j
ds dt ds a
1 1
κ 2  κN . κN  2  cos 2 θ  sin 2 θ   2
a a
diperoleh
1 1
 κ  , sehingga
R a
2
v a2 dv da
aN    a dan aT   0
R a dt dt

Contoh 1.14.
Buktikan bahwa jari-jari kelengkungan di sebuah titik P pada lingkaran
 O, r  sama dengan r.

Penyelesaian:
Persamaan lingkaran  O, r  ialah x 2  y2  r 2 .
Apabila kedua ruas didiferensialkan diperoleh 2x  2yy   0 , atau
x
y   .
y
Selanjutnya kita susun
2 x 2 x 2  y2 r 2
1   y  1  2   2
y y2 y
dan
x2
y
y  xy  y x 2  y2 r2
y          ,
y2 y2 y3 y3
sehingga kita peroleh jari-jari kelengkungan lingkaran tersebut.
3

ρ
1   y   2 2


r3  y3 
y  y3   r 2    r ,

Karena jari-jari selalu positif maka ρ  r .


 PEMA4522/MODUL 1 1.45

Contoh 1.15.
Tentukan kelengkungan di suatu titik P pada kurva x 2  xy  y2  1 , di
mana x = y

Penyelesaian:
1
Untuk x = y kita peroleh x 2  y2  x 2  1 , jadi x  3.
3
Selanjutnya kedua ruas persamaan kurva didiferensialkan, diperoleh
2x  y
2x  y  xy   2yy   0 , atau y    , dan dengan mudah dapat
x  2y
3xy   3y 1
pula kita tentukan y   2
. Karena x  3 dan x = y maka
 x  2y 3
1 1 
dapat ditentukan titik P  3, 3  di mana didapat y   1 dan
3 3 
2
y   3 . Sehingga apabila nilai-nilai tersebut kita masukkan ke
3
1 1 
rumus (1.13), kita peroleh kelengkungan di titik P  3, 3  adalah
3 3 
1
κ 6.
6

LA TIHA N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Diketahui r  3cos t i  3sin t j .
Tentukan pada saat t = 0
a) vektor singgung satuan T
b) vektor normal satuan N
c) kelengkungan dan jari-jari kelengkungan

2) Sebuah partikel bergerak sepanjang lengkungan C dengan persamaan


parameter x  e t , y  2cos3t , di mana t menyatakan waktu. Tentukan
kecepatan dan percepatan partikel pada saat t.
1.46 Kalkulus Lanjut 

Petunjuk Jawaban Latihan

1) a) r  3cos t i  3sin t j
2 2
r   3sin t    3cos t   3
vektor singgung satuan
r 1
T   3sin t i  3cos t j   sin t i  cos t j
r 3
untuk t = 0 T = i
T
b) vektor normal satuan N    cos t i  sin t j
T
untuk t = 0 N = -i

T 1 1
c) κ  cos2 t  sin 2 t 
r 3 3
1
jari-jari kelengkungan ρ  3
κ

2) r  e t i  2cos3t j
kecepatan : v  r   t   et i  6sin 3t j
percepatan: a  v   t   et i  18cos3t j

RA NG K UMA N

Vektor singgung di titik t  t 0 I dinyatakan dengan


dr  t 0  r  t0  k   r  t0 
 lim
dt k 0 k
dr
Vektor singgung satuan yaitu vektor yang berimpit dengan adalah:
dt
dr Δr dr dt
T  lim  dan T  1
ds Δs  0 Δs dt ds
 PEMA4522/MODUL 1 1.47

Vektor normal satuan N diperoleh dari


dT dT
 N  κN
ds ds
dengan κ kelengkungan (curvature) kurva di titik P ditentukan oleh
rumus
d2 y
κ dx 2
3

  dy  2  2
1    
  dx  
1
dan R  disebut jari-jari kelengkungan (radius of curvature) di titik
κ
P.
Jika kurva tersebut merupakan lintasan suatu peluru yang
ditembakkan dari titik A maka jarak yang ditempuh oleh peluru itu pada
suatu saat adalah s  s  t  dan kecepatan peluru pada saat itu adalah:

dr dr ds ds
v   T  vT
dt ds dt dt
ds
dengan dengan v  merupakan laju peluru pada saat t, percepatan
dt
peluru pada saat t adalah:
dv d 2s
a  a T T  a N N dengan a T   dan
dt dt 2
2
v 2
aN  κ v .
R
1.48 Kalkulus Lanjut 

TE S F O RMA TIF 4

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Suatu partikel bergerak pada lengkungan C dengan persamaan
r  t   3cos t i  2sin t j , di mana t menyatakan waktu. Vektor kecepatan
1
partikel pada saat t  π adalah ....
3
3
A.  i 3  j
2
3
B.  i  j 3
2
3
C.  i 3  j
2
3
D. i j 3
2

2) Gerak suatu partikel sepanjang sebuah kurva C ditentukan oleh


 
r  t   2t 3 i  t 2  4t j . Vektor percepatan partikel pada saat t = 1
adalah ....
A. 6t 2 i   2t  4 j
B. 12 t i  2 j
C. 6i  2 j
D. 12 i  2 j

3) Kelengkungan kurva x 2 y  x3  4x 2  12x  8 di titik P 1,0 adalah ....


3
A. 
25 2
3
B.
25 2
2
C. 
25 3
2
D.
25 3
 PEMA4522/MODUL 1 1.49

4) Vektor kedudukan sebuah partikel bergerak diberikan


r  t   cos ωt i  sin ωt j . Vektor singgung satuan dari r adalah ....
A.  ω sin ωt i  ω cos ωt j
B.  sin ωt i  ω cos ωt j
C. ω sin ωt i  ω cos ωt j
D. sin ωt i  ω cos ωt j

2 3
5) Jika vektor posisi dari gerak partikel adalah r (t )  3t i  2t j maka unit
vector normalnya pada t  1 adalah N    
A.   2,  2 
B.   2, 2 
C.  2,  2 
D.  2, 2 
6) Kelengkungan pada gerak partikel r (t)  ti  t 2 j untuk t  1 adalah
κ  
A. 1
B. 2
C. 2
D. 1  2

π
7) Vektor nomal satuan pada titik t= dari r (t)  2 cos t i  2sin t j
4
adalah ....
π 1 1
A. N ( )  i j
4 2 2
π 1
B. N ( )  2i  j
4 2
π 1 1
C. N ( )   i j
4 2 2
π 1 1
D. N ( )  i j
4 2 2
1.50 Kalkulus Lanjut 

8) Percepatan dalam arah tangent dari suatu partikel yang dinyatakan dalam
vektor posisi r (t)  t 2 i  t 3 j pada t = 1 adalah ....
14
A. aT 
13
16
B. aT 
13
18
C. aT 
13
22
D. aT 
13

9) Kecepatan setiap saat dari partikel yang dinyatakan dalam fungsi vektor
3 1 5
r (t)  (5  2t) 2 i  (t 2  4t) j; t 
2 2 adalah ….
1
A. v(t)  (5  2t) 2 i  (t  2) j
3 1
B. v(t)   (5  2t) 2 i  (t  2) j
2
3 1
C. v(t)  (5  2t) 2 i  (t  2) j
2
3
D. v(t)  (5  2t) 2 i  (t  2) j

10) Percepatan dalam arah normal dari suatu partikel yang dinyatakan dalam
 
vektor posisi r (t)  e2t  1, e t pada t = 0 adalah ....

2
A. aN 
5
2
B. aN 
10
2
C. aN 
10
2
D. a N 
5
 PEMA4522/MODUL 1 1.51

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.52 Kalkulus Lanjut 

Glosarium
Vektor : Besaran yang memiliki besar dan arah.
Fungsi vektor : Fungsi dari A     n , khusus di modul
ini n = 2.
Daerah asal : Daerah di mana fungsi terdefinisi.
Fungsi kontinu Apabila nilai fungsi di suatu titik sama dengan
limit di titik tersebut. Untuk fungsi vektor,
kekontinuan berlaku untuk setiap fungsi
komponen-komponennya.
Derivatif : Turunan.
Vektor singgung satuan : Vektor yang menyinggung suatu kurva dan
panjangnya 1.
Vektor normal satuan : Vektor yang tegak lurus vektor singgung
satuan dan panjangnya 1.
Kelengkungan : Besarnya perubahan suatu kurva dalam arah
vektor singgung satuannya.
 PEMA4522/MODUL 1 1.53

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1
1) A. Karena ln 2t 1 tidak terdefinisi di t = 0, dan 6  t 2
tidak

 1


terdefinisi untuk t  6 maka f  t   ln 2t 1 ,  6  t  2 , t   0,  
2
bukan fungsi vektor dari R ke R .
2) B. x  4 cos t, y  4sin t
 
x 2  y 2  16 cos 2 t  16sin 2 t  16 cos 2 t  sin 2 t  16
x  y  16 merupakan lingkaran yang berpusat di  0,0 dengan
2 2

jari-jari 4.
3) A. x  t, y  2t  1 . Eliminasi t diperoleh y  2x  1 yang grafiknya
 1 
berupa garis lurus yang melalui  0,1 dan   , 0 .
 2 
4) B.  
f  t   t ,  t 2  1 terdefinisi untuk t  R

5) C. Karena e  t dan e t terdefinisi untuk t  1,1 maka h  t   e  t , e t  


terdefinisi di  1,1 .
6) C. x  t  1, y  t 2  1 . Eliminasi t diperoleh
y  x 2  2x , dan batas-batasnya adalah
t  2  x  3, t  2  x  1
Jadi, persamaan y  x 2  2x untuk 3  x  1 .
7) B. x   sin 2t, y  cos 2t . Eliminasi t diperoleh x 2  y2  1
1
Batas-batasnya adalah: t   π  x  1, y  0
4
t  0  x  0, y  1
1
t π  x  1, y  0
4
1.54 Kalkulus Lanjut 

Jadi, grafiknya adalah

Gambar 1.9

8) D. Periksa seperti cara di Nomor 7.


9) A. Pemeriksaan daerah asal untuk fungsi f adalah
1
 0 dan t  0
t2
2 t  0 t  2
Jadi, daerah asal dari f adalah R  {t : t  0  t  2}

1
10) D. Eliminasi t sehingga diperoleh x=ln 2
2  y  2

 
 1 
Jadi, daerah hasil dari f adalah  x,y  : x=ln 2 


2  y2   

Tes Formatif 2
1) D. Karena ln  t  1 tidak terdefinisi di t = 1 maka
K  t   ln  t  1 i  e t j tidak kontinu di t = 1.
1 1
2) B. lim t 2 sin  0 (gunakan prinsip apit dengan 0  t 2 sin  t 2 )
t0 t t
dan
 PEMA4522/MODUL 1 1.55

1
lim t 2 cos  0 (gunakan alasan yang sama)
t 0 t
maka lim f  t   0
t 0

et  1
3) B. Karena hanya tidak terdefinisi untuk t = 0, dan e t terdefinisi
t
untuk semua t maka f kontinu untuk t  R, t  0 .
sin t et
4) B. Karena lim  1 dan lim tidak ada maka lim F  t  tidak ada.
t 0 t t 0 t t 0

2
 t  1 t2 1
5) B. f  t    et , tidak kontinu di t = 1 karena kontinu di t
 t  1  t 1
= 1.
2 sin t sin t
6) D. lim  2 lim 2
t 0 t t 0 t
1 .2t
t 1 2t 1
lim  lim 2  lim 
t 0 tan 2t t 0 tan 2t 2 t 0 tan 2t 2
 2 sin t t 
Jadi lim  i j  2i  1 j
t 0  t tan 2t  2
1

7) A. 
g (t)  f (t)  a 2 t 2  b2 t 2  2

2(2a 2 t  2b 2 t)
g '(t)  1
 0 terpenuhi untuk t  0
(a 2 t 2  b2 t 2 ) 2
Sehingga g(0) = 0
8) B. lim f (t)   0,1 dan lim g(t)   0,1
t 0 t 0

lim f (t)  g (t)   0.0  1.1  1


t 0

1 t2
9) B. Misal x(t)   2  t 1 t  2  t
1 t
lim x(t)  3
t 1

Misal y (t)  ln t  e t
lim y(t)  e1
t 1

Maka lim f (t)  (3, e 1 )


t 1
1.56 Kalkulus Lanjut 

 sin t cot t 
10. B. F (t )   , 
cos t cos t 1
  sin t  sin t , sin t  cos t
 tan t cos t 


 cos t ,
1
sin t 
1 
Lim F (t )  Lim cos t ,
t

t
  1
sin t

2

2, 2 

4 4

Tes Formatif 3
1) B.  3
f  t   1  t  2 ,  1  t  2
3


3 1 3 1

f   t    1  t  2 ,  1  t  2 
2 2 
2) C. g  t    cos t,sin t 
g   t     sin t, cos t 
g   t     cos t,  sin t 
3) C. f   t   cos t i  e  t j, g   t   2i  2t j
f  g ' t   f   t  g   t 
  cos t  2 i   e  t  2t  j
4) B. g   t   3i  3t 2 j, h   t   sin t i  2e2t j
 g .h  '  g   t  .h  t   g  t  .h   t 
  
 3cos t  3t 2 e 2t  3t sin t  2t 2 e 2t 
 3cos t  3t sin t   3t 2 3
 2t e  2t

5) D. f   t   cos t i  sin t j, h  t   e t


 h .f  '  t    h .f   t    h  .f   t 
  
 e  t cos t i  e  t sin t j   e  t sin t i  e  t cos t j 
   e sin t  e
t t
cos t  i    e t t
cos t  e sin t j 
6) D.  f  g ' (t)  3t 2  6t  10
 f  g '' (t)  6t  6
 PEMA4522/MODUL 1 1.57

7) C. f(t) = 2 sin t i + 2 cos t j


f ' (t)  2cos t i  2sin t j
f '' (t)  2sin t i  2cos t j
f ''' (t)  2cos t i  2sin t j
f '''' (t)  2sin t i  2cos t j
8) D.  gf ' (t)  g(t)f '(t)  g '(t)f (t)
1
g(t)  ln t, g '(t) 
t
 
f (t)  2t 2 , 2t 2 , f '(t)   4t, 4t 

 gf ' (t)   4t ln t  2t, 4t ln t  2t 


 gf  "(t)   4ln t  6, 4 ln t  6 
9) C.  f.g ' (t) merupakan fungsi skalar maka  f.g '' (t) juga merupakan
fungsi skalar
'
10) A.  h  g  f   (t)  h(t)(g  f )' (t)  h' (t)(g  f )(t)
= e2t((2 – 2t2) sin 2t + 6t cos 2t) + 2e2t(2t sin 2t + t2 cos 2t)
= (  2t2 + 4t + 2) e2t sin 2t + (2t2 + 6t) e2t cos 2t

Tes Formatif 4
1) A. v  t   r   t   3sin t i  2cos t j
1  1 1
v  π   3  3 i  2 j
 3 2 2
3
 i 3j
2
2) D. r   t   6t 2 i   2t  4 j
a  t   r   t   12 t i  2 j
a 1  12i  2 j
3) A. x 2 y  x 3  4x 2  12x  8  0
dy
2xy  x 2  3x 2  8x  12  0
dx
1.58 Kalkulus Lanjut 

dy 2xy  3x 2  8x  12

dx x2

dy 3  8  12
 7
dx 1,0 1
dy
4x  2y  6x  8
d2 y dx

dx 2 x2
d2 y 4  7  0  6  8
  30
dx 2 1,0 1
 
d2 y
dx 2 30 30 3
K 3
 3
 
  dy   2
1  49 
2 2 250 2 25 2
1    
  dx  
r  t ω sin ω t i  ω cos ω t j
4) B. T 
r  t 
ω2 sin 2 ωt  cos 2 ωt 
  sin ω t i  cos ω t j
dr
5) B. Hitung (5.1)
dt
dr

Gunakan hasil (5.1) untuk menentukan T  dt (5.2)


dr
dt
Tentukan T ' dari (5.2)
Substitusikan t  1 kedalam T ' (5.3)
Hitung T ' (5.4)
T
Tentukan N dengan rumus N 
T
6) A. Gunakan prosedur mencari N seperti jawaban pada soal nomor 5.
Selanjutnya gunakan rumus κ 2  κN  κN , sehingga didapat
kelengkungan κ  κ 2 .
 PEMA4522/MODUL 1 1.59

r'
7) C. Tentukan T menggunakan rumus T  , kemudian tentukan N
r'
T'
dengan menggunakan rumus N  . Selanjutnya substitusikan
T'
π
nilai t = .
4
2 3
8) D. r (t )  t i  t j (8.1)
dr dt dt
Tentukan v (t )  r '(t ) , a T  v '(t ) , T   v '(t ) (8.2)
dt ds ds
r '(t )
T (8.3)
r '(t )
dt ds
Dari (8.2) dan (8.3) didapat sehingga dapat ditentukan .
ds dt
ds
Sedangkan = v(t ) (8.4)
dt
Dari (8.2) dan (8.4) dan dengan substitusi t  1 maka dapat
ditentukan komponen tangensial percepatan a T  v '(t ) t 1
9) C. Turunkan masing-masing komponen dari vektor r.
10) D. r (t )   e2 t 1,et  (10.1)
2
aN   v (10.2)
Besaran κ dapat ditentukan seperti pada jawaban pada soal nomor
6, dan besaran v dapat ditentukan seperti pada jawaban soal nomor
8. Sehingga komponen normal percepatan a N pada (10.2) dapat
ditentukan.
1.60 Kalkulus Lanjut 

Daftar Pustaka

Darmawijaya, Suparna. (1990). Kalkulus Lanjut. Yogyakarta: FMIPA UGM.

Kaplan, W. (1972). Advanced Calculus. 2nd Edition. London: Addison


Wesley Publishing Company Inc.

Martono, Koko. (1990). Kalkulus Peubah Banyak. Bandung: FMIPA ITB.

Purcell, E.J. dan D. Vanberg. (1986). Terjemahan (I.N. Susila B.


Kartasasmita, dan Rawuh). Kalkulus Geometri Analitik. Jilid II. Jakarta:
Erlangga.

Spiegel, Murray R. (1983). Terjemahan Pantur Silaban Ph.D. 1980.


Kalkulus Lanjutan. Jakarta: Erlangga.

Taylor, A.E. dan W.R. Mann. (1982). Advanced Calculus. 3rd Edition, New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai