PE NDA HULUA N
P ada mata kuliah Kalkulus dasar (Kalkulus I dan Kalkulus II) Anda telah
mengenal fungsi dari A ⊂ R ke R, yaitu fungsi yang bernilai bilangan
nyata.
Oleh karena itu, pengertian-pengertian yang terkait, seperti limit,
kekontinuan, derivatif, teorema nilai rata-rata, dan sebagainya dianggap telah
dipahami. Pengertian-pengertian seperti itu akan dikembangkan di dalam bab
ini, untuk fungsi vektor dari A ⊂ R ke R 2 dengan n ≥ 2: khususnya untuk
n = 2.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda memiliki kemampuan
sebagai berikut.
a. Memberi contoh fungsi vektor dari A R ke R 2 .
b. Menentukan daerah hasil (range) dari fungsi vektor A R ke R 2 .
c. Menentukan daerah asal (domain) dari fungsi vektor A R ke R 2 .
d. Menggambar daerah hasil (range) dari fungsi vektor A R ke R 2 .
e. Menuliskan secara simbolik definisi limit fungsi vektor f : R R 2 .
f. Memberi contoh fungsi vektor dari A R ke R 2 yang kontinu di
suatu titik.
g. Menghitung limit suatu fungsi vektor dari A R ke R 2 .
h. Menentukan semua nilai t dimana fungsi vektor f(t): A R ke R 2
kontinu.
i. Membedakan fungsi vektor dari A R ke R 2 yang memiliki limit
dengan yang tidak memiliki limit.
j. Menentukan derivatif pertama dari suatu fungsi vektor dari A R
ke R 2 .
k. Menentukan derivatif tingkat tinggi dari suatu vektor dari A R
ke R 2 .
1.2 Kalkulus Lanjut
Kegiatan Belajar 1
Lengkungan di R 2
K etika kita mempelajari gerak suatu benda seperti gerak pesawat atau
gerak planet di orbitnya, posisi benda tersebut, kecepatan dan
percepatannya lebih mudah apabila dinyatakan dalam bentuk vektor. Vektor-
vektor tersebut bergantung pada waktu, yang nanti sangat berguna untuk
mendeskripsikan gerakan benda.
Di samping itu, vektor dapat digunakan untuk menyatakan lengkungan
sebagai lintasan diR 2 . Dengan menggunakan vektor sebagai fungsi untuk
2
menyatakan suatu lengkungan di R kita dapat mengetahui apakah setiap
2
titik pada lengkungan sebagai lintasan di R dilalui tepat sekali, apakah
lintasan yang dilalui searah atau berlawanan arah putaran jarum jam, serta di
mana titik pangkal dan ujung dari lintasan tersebut. Hal ini berkaitan dengan
lintasan sebagai gerak suatu partikel di bidang.
R 2 dapat dinyatakan oleh fungsi
Dari pengertian di atas, setiap titik di
f : A R R 2 , di mana setiap t A menentukan dengan tunggal
2
sebuah titik (dalam bentuk pasangan terurut) di R . Secara simbolik
pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai fungsi berikut.
f t =(x(t),y(t)) R 2 (1.1)
(x,y)
r(t)
x
Gambar 1.1
Tidak seperti yang kita artikan pada fungsi dari R ke R, Gambar 1.1
(garis/vektor) bukan merupakan grafik fungsi f : A R R 2 , melainkan
hasil pemetaan setiap titik t A . Jadi, vektor r t merupakan daerah hasil
(range) dari fungsi f, yaitu pasangan dua bilangan atau vektor posisi r t
f t (x(t), y(t))
x ti y t j r t
Contoh 1.1:
Diketahui fungsi f : 0, π R 2 dengan rumus f t 2cos t, 2sin t pada
bidang datar terhadap sistem koordinat Cartesius xoy.
Karena
2 2 2 2
x t y t 2cos t 2sin t 4
Gambar 1.2
Contoh 1.2.
Diketahui fungsi f : R R 2 dengan rumus
1
f t , 4 t
t2
Tentukan daerah asal fungsi vektor tersebut.
Penyelesaian:
f t terdefinisi jika t 2 0 dan 4 t 0 . Ini berarti bahwa t 2 dan
t 4 . Jadi, daerah asal f adalah t R :t 4 dan t 2
Contoh 1.3.
Diketahui fungsi f : R R 2 dengan rumus f t 4t 2 , 2t
Tentukan daerah hasil dari fungsi vektor di atas.
Penyelesaian:
f t 4t 2 , 2t ini berarti
x 4t 2
y 2t
Apabila nilai t dieleminasi didapat x y2 , persamaan tersebut adalah
persamaan parabola. Jadi, daerah hasilnya adalah
x, y R 2 : x y 2 .
1.6 Kalkulus Lanjut
Gambar 1.3
LA TIHA N
Gambar 1.4
RA NG K UMA N
Setiap bilangan nyata dapat disajikan sebagai titik pada garis lurus
dan setiap pasangan dua bilangan nyata dapat disajikan sebagai titik pada
bidang datar, terhadap suatu sistem koordinat; dan juga sebaliknya.
Jika f fungsi dari himpunan tak kosong A R ke R 2 maka setiap
t A menentukan dengan tunggal sepasang dua bilangan atau titik
dalam R 2 :
f t x t , y t R 2
atau sebagai vektor posisi:
f t x t i yt j r t
PEMA4522/MODUL 1 1.9
TE S F O RMA TIF 1
1 x
-1
Gambar 1.5
1.10 Kalkulus Lanjut
Grafik di atas ini merupakan daerah hasil dari fungsi vektor dengan
persamaan ....
A. f t t, 2t 1
B. f t 2t, 2t 1
C. f t 2t 1, t
D. f t t 1, 2t
4) Daerah asal dari f : R R 2 ; f t t , t 2 1 adalah ....
A. t R: t 1
B. t R
C. t R: t 0
D. t R:0 t 1
5) Diantara fungsi-fungsi vektor berikut yang mempunyai daerah asal
t R: t t 1 adalah ....
2
A. f t , t 2 1
t
1
B. g t cos t,
sin t
C. h t e t , e t
D. m t ln t, t 2 1
6) Daerah hasil dari fungsi vektor f : R R 2 ,
f t t 1 i t 2 1 j, 2 t 2 adalah ....
A. x, y R 2
: 3 x 1, y x 2 x
B. x, y R 2
: 1 x 3, y x 2
x
C. x, y R 2
: 3 x 1, y x 2 2x
D. x, y R 2
: 1 x 3, y x 2 2x
PEMA4522/MODUL 1 1.11
C. x, y R 2
: y x 1, x 0
2 2
D. x, y R : y
2
1 x2
8)
Gambar 1.6
Kurva di atas merupakan daerah hasil fungsi vektor berikut, kecuali ....
A. f t cos t, sin t , 0t π
1 1
B. g t sin 2t, cos 2t ,
π t π
4 4
1 1
C. h t sin t, cos t , πt π
2 2
1
D. m t cos 2t, sin 2t , 0t π
4
1
9) Daerah asal dari f : R → R2; f (t)= ln 2
, 2 t adalah ....
t
A. {t R : t 0 t 2}
B. {t R : t 0 t 2}
1.12 Kalkulus Lanjut
C. {t R : t 0 t 2}
D. {t R : t 0 t 2}
1
10) Daerah hasil dari f : R →R2; f (t)= ln 2
, 2 t adalah ....
t
2 1
A. x,y R : x = ln , y 2
2 y
2 1
B. x,y : x R = ln 2
, y 2
2 y
2 1
C. x,y R : x = ln , y 2
2y 2
2 1
D. x,y R : x = ln 2
, y 2
2 y2
Kegiatan Belajar 2
Definisi 1.1:
Contoh 1.4.
Fungsi f dengan rumus
t 2 1
f t t,
t 1
1.14 Kalkulus Lanjut
t 1 t 1 ε
2 2 2
2 t 1 ε, maka t 1 12
2 2
2ε
1
Jadi, dengan mengambil δ 2ε diperoleh t 1 δ berakibat
2
pertidaksamaan f t 1, 2 ε berlaku, seperti disyaratkan.
Sejalan dengan pengertian kekontinuan pada kalkulus dasar maka fungsi
dari A R ke R 2 dikatakan kontinu di t 0 A jika nilai fungsi f di t 0
sama dengan nilai limit f t untuk t t 0 ; jadi
f t 0 lim f t (1.4)
t t0
atau
x t 0 , y t 0 lim x t , y t
t t0
(1.5)
Contoh 1.5.
Kembali kita cermati fungsi f:
t2 1
f t t,
t 1
Fungsi f tidak kontinu di t = 1 sebab f t tak terdefinisikan di 1. Dapat
pula ditunjukkan bahwa
PEMA4522/MODUL 1 1.15
t2 1 t2 1
lim f t lim t, lim t, lim 1, 2
t 1 t 1
t 1 t 1 t 1 t 1
lim f t f 0
t 0
Contoh 1.6.
Fungsi g didefinisikan
Teorema 1.1.
Bukti:
Untuk membuktikan ketunggalan nilai limit dari f di titik t 0 , kita
gunakan metode kontradiksi. Andaikan ada dua nilai limit dari f di titik t 0 ,
yaitu l dan m. Karena limit dari f ada maka untuk setiap bilangan ε 0 dapat
diperoleh bilangan δ1 0 dan δ2 0 sehingga untuk
ε
a) t Df A, t t 0 dan t t 0 δ1 berakibat f t L
2
ε
b) t Df A, t t 0 dan t t 0 δ2 berakibat f t M
2
1.16 Kalkulus Lanjut
Teorema 1.2.
Diketahui f dan g fungsi dari R ke R 2 yang didefinisikan
f t x1 t , y1 t dan g t x 2 t , y 2 t .
Jika lim f t x , y dan lim g t x , y
t t0 t t0
Maka
(i) lim αf t α lim f t α x , y
t t0 t t0
x , y x , y
x x , y y
(iii) lim f t .g t lim f t .lim g t
t t0 t t0 t t0
Bukti:
Cukup dibuktikan (ii), bukti yang lain diserahkan kepada pembaca.
Ambil bilangan ε 0 . Menurut yang diketahui, ada bilangan δ1 0 dan
δ2 0 sehingga
ε
f t x , y x1 t , y1 t x , y
2
untuk setiap t Df , t t 0 , dan t t 0 δ1 , dan
ε
g t x , y x 2 t , y 2 t x , y
2
untuk setiap t Dg , t t 0 , dan t t 0 δ2 , dengan mengambil
δ min δ1 , δ2 diperoleh
f t g t x x , y y
x1 t , y1 t x , y x 2 t , y 2 t x , y
x1 t , y1 t x , y x 2 t , y 2 t x , y
ε ε
ε
2 2
untuk setiap t Df g Df Dg , t t 0 , dan t t 0 δ .
Dari pernyataan terakhir, dapat disimpulkan bahwa
Teorema 1.3.
Misalkan f t x t , y t
lim x t , y t x 0 , y 0 jika dan hanya jika
t t0
Bukti:
(1) Pertama akan dibuktikan jika lim x t , y t x 0 , y 0 maka
t t0
lim x t , y t x 0 , y 0
t t0
Teorema 1.4.
Fungsi f dari A R ke R 2
f t x t , y t
dikatakan kontinu di t 0 A jika dan hanya jika fungsi x dan y masing-
masing kontinu di t 0 .
Contoh 1.7.
Fungsi f: R R 2 didefiniskan f t 2cos t, 2sin t
π
Tentukan lim f t dan periksalah kekontinuan f di t .
π
t 6
6
Penyelesaian:
lim 2 cos t 3 dan lim 2sin t 1
π π
t t
6 6
π
limπ 2sin t 2sin 1
t 6
6
Contoh 1.8.
sin t
Hitunglah lim 2 cos t i j
t t0 t
1.20 Kalkulus Lanjut
Penyelesaian:
Menurut Teorema 1.3 (ii)
sin t sin t
lim 2 cos t i j lim 2 cos t i lim j 2i j
t t0 t t0 t 0 t
Dapat diartikan bahwa f merupakan fungsi terbatas pada B jika dan hanya
jika x dan y masing-masing merupakan fungsi terbatas pad B. Selanjutnya
jika f merupakan fungsi vektor yang kontinu pada selang tertutup, maka
berlaku teorema berikut ini.
Teorema 1.5.
Jika fungsi f : a, b R R 2 kontinu pada [a, b] maka terdapat
t 0 a,b sehingga
f t 0 x t 0 , y t 0 sup f t : t a, b
Bukti:
Karena f kontinu pada [a, b] maka fungsi x dan fungsi y masing-masing
merupakan fungsi kontinu dan terbatas pada [a, b] .
Hal ini mengakibatkan pada fungsi g:
1
2 2 2
g t x t y t
merupakan fungsi kontinu dan terbatas pada selang tertutup [a, b] . Jadi,
terdapat t 0 a,b sehingga
g t 0 sup g t : t a, b
PEMA4522/MODUL 1 1.21
Karena
1
2 2 2
f t x t , y t x t y t g t
maka diperoleh
f t 0 g t 0 sup g t : t a, b
sup f t : t a, b
Contoh 1.9.
Jika a b 0 , tentukan nilai t 0 , sehingga
f t 0 sup f t : t 0, 2π
dengan f t a cos t, bsin t .
Penyelesaian:
f memenuhi syarat Teorema 1.5. Hal ini berarti eksistensi t 0 dijamin.
1
π
Jadi, g t mencapai nilai ekstrim pada t 0, ,π.
2
LA TIHA N
1 1
1) lim F t lim t sin i t cos j
t 0 t 0
t t
periksa kekontinuan tiap komponen dari F:
PEMA4522/MODUL 1 1.23
1
0 lim t sin lim t 0
t 0 t t 0
1
lim t sin 0
t 0 t
1
dengan cara yang sama lim t cos 0
t 0 t
jadi lim F t 0 F 0
t 0
jadi F t kontinu di t 0
2) Hitung dahulu limit tiap komponen fungsinya:
1
ln l t
lim lim 1 t 1 (Teorema L ' Hospital)
t 0 t t 0 1
t
lim t e 0.1 0
t 0
ln 1 t
jadi lim i t e t j 1, 0
t 0
t
2 t i 3t 6 j 2 t i 3t 6 j ( 2 2 i 3t 6 j
lim lim
t 2 t 2 t 2 t 2
2 t i 3t 6 j ( 2 2 i 6 6 j 2 t i 3t 6 j
lim
t 2 t 2 t 2
i 3 j
1.24 Kalkulus Lanjut
F t F 2
b) lim tidak ada
t 2 t2
i t 2 1 j 0 t 2
c) F t
2 t i 3tj 2 t 3
Jadi, F kontinu di selang 0 t 2 dan di selang 2 t 3 .
RA NG K UMA N
x 2 , y2 x1 , y1 2
x 2 x1 y 2 y1
2
2
Fungsi f : A R R 2
dikatakan mempunyai limit x 0 , y0 untuk t
mendekati t 0
lim f t lim x t , y t x 0 , y 0 ,
t t0 t t0
maka
(i) lim αf t α lim f t α x , y
t t0 t t0
lim y t y 0 .
t t 0
t 0 a,b sehingga f t 0 x t 0 , y t 0 sup f t : t a, b
TE S F O RMA TIF 2
C. t R: t 0
D. t R: 1 t 1
ln t 2 1
i
e 2t 1
j, t0
A. F t t t
2 j , t0
sin t e t
i j, t 0
B. F t t t
0 , t0
t
1 e
i j , t 0
C. F t 1 t 2
t
i j , t0
D. F t sin t i cos t j, t R
t 2 1
5) Fungsi F t e t , mempunyai sifat berikut ini, kecuali ....
t 1
A. kontinu di t 0
B. kontinu di t = 1
C. lim F t F 2
t2
D. lim F t F 3
t 3
2sin t t
6) Nilai lim i+ j adalah ....
t 0 t tan 2t
A. 0
B. i + j
C. 2i + j
D. 2i + 1 j
2
PEMA4522/MODUL 1 1.27
8) Jika f (t) sin 2t, cos 2t dan g(t) sin 2 t, cos 2 t maka
lim f (t) g (t)
t 0
A. 0
B. 1
C. 0,1
D. 1,1
B. 3, e1
C. 1,1
D. 1, 3
sin t cot t
10) Jika fungsi F (t) , maka limπ F(t)
tan t cos t t
4
lim F(t) ...
π
t
4
1 1
A. 2, 2
2 2
1
B. 2, 2
2
1.28 Kalkulus Lanjut
1
C. 2, 2
2
D. 2, 2
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Kegiatan Belajar 3
Derivatif
jika ada. Jadi, menurut pengertian itu dan teorema 1.4 diperoleh
df t 0
f t 0 lim
f t 0 r f t 0
dt r 0 r
x t0 r x t0 y t0 r y t 0
lim , (1.7)
r 0
r r
dx t 0 dy t 0
,
dt dt
Teorema 1.6.
Jika diketahui fungsi dari A R ke R 2 :
f t x t , y t
maka f t 0 ada jika dan hanya jika x t 0 dan y t 0 ada.
1.30 Kalkulus Lanjut
Contoh 1.8.
df
Jika f t a cos t, bsin t untuk semua nilai t, tentukan .
dt
Penyelesaian:
Dari (1.7) diperoleh
df t d d d
a cos t, bsin t a cos t , b sin t
dt dt dt dt
a sin t, b cos t
untuk semua nilai t.
Contoh 1 .9.
Diketahui fungsi g dengan rumus
g t a sec t, b tan t
tentukan g t
Penyelesaian:
2k 1
Pertama, diperoleh D g R π : k 1, 2, 3,
2
Selanjutnya, dengan menggunakan (1.7) diperoleh
d d
g t g t a sec t, b tan t
dt dt
d d
a sec t , b tan t
dt dt
a sec t tan t, b sec 2 t
yang ada untuk setiap t D g .
Contoh 1.10.
Diketahui
1 untuk t 1
x t t 2 untuk1 t 2
4 untuk t 2
dan
y t t 1 untuk setiap t R ,
maka fungsi f t x t , y t merupakan fungsi kontinu dengan
D f R . Akan tetapi karena x t tidak ada untuk t = 1 dan t = 2 maka
menurut teorema 1.6 f t tidak ada untuk t = 1 dan t = 2. Oleh karena
itu, fungsi f , derivatif fungsi f mempunyai domain
Df Df 1, 2 R 1, 2
Teorema 1.7.
Jika fungsi vektor F dan G di R 2 , dan fungsi real h semuanya
terdeferensialkan pada selang terbuka D maka fungsi F + G, hF, F.G
terdeferensialkan pada D dengan rumus turunan yang ditentukan oleh
1. F G ' t F t G t
2. hF ' t h t F t h t F t
3. F G ' t F t G ' t F t ' G t
1.32 Kalkulus Lanjut
LA TIHA N
1) a) F t 0, 2t 1
F t 0,2
b) F t e t sin t e t cos t, e t cos t e t sin t
2) a) F G ' t F t G t
cosh t 2 i sinh t 3 j
b) hF ' t h t F t h t F t
PEMA4522/MODUL 1 1.33
e t cosh t i et sinh t j et sinh t i e t cosh t j
e cosh t e sinh t i e sinh t e cosh t j
t t t t
c) F G ' t F t G t F t G t
2sinh t 3cosh t 2t cosh t 3t sinh t
2t 3 cosh t 2 3t sinh t
RA NG K UMA N
Jika f ada, fungsi f disebut derivatif atau fungsi turunan fungsi f dan
Df t Df : f t ada Df
Dengan cara yang dapat didefinisikan
f t0 r f t0
f t 0 lim
r 0 r
TE S F O RMA TIF 3
3 3
1) Derivatif pertama dari fungsi vektor f t 1 t 2 , 1 t 2 ,
adalah ....
3 1 3 1
A. f t 1 t 2 , 1 t 2
2 2
3 1 3 1
B. f t 1 t 2 , 1 t 2
2 2
3 1 3 1
C. f t 1 t 2 , 1 t 2
2 2
3 1 3 1
D. f t 1 t 2 , 1 t 2
2 2
2) Derivatif kedua dari fungsi vektor g t cos t, sin t , sama dengan ....
A. g t sin t,cos t
B. g t cos t, sin t
C. g t cos t, sin t
D. g t cos t, sin t
3) Diketahui f t sin t i e t j , g t 2t i t 2 j
Maka f g ' t
A. cos t 2t i e t 2t j
B. sin t 2t i e t 2t j
C. cos t 2 i e t 2t j
D. cos t 2t i e t 2 j
PEMA4522/MODUL 1 1.35
B. e sin t i e sin t j
t t
C. e cos t i e cos t j
t t
D. e sin t e cos t i e
t t t
cos t e t sin t j
6) Jika f (t) t 2 2, 2 t 2 dan g (t) 2t,3t maka f g (t)
''
A. 6t 6
B. 2t 2
C. 2t 2
D. 6t 6
7) Jika f(t) = 2 sin t i + 2 cos t j maka pernyataan berikut benar, kecuali ....
A. f ' (t) f ''' (t)
B. f '' (t) f '''' (t)
C. f '' (t) f ''' (t)
D. f (t) f '''' (t)
8) Diketahui f (t) 2t 2 , 2t 2 dan g(t) = ln t. Derivatif kedua dari (gf)(t)
adalah ....
A. 0
B. 0,0
1.36 Kalkulus Lanjut
C. 4t ln t 2, 4t ln t 2
D. 4ln t 6, 4ln t 6
Kegiatan Belajar 4
Gambar 1.7
Vektor singgung di titik P.
1.38 Kalkulus Lanjut
merupakan vektor yang disebut vektor satuan singgung (unit tangen), yaitu
dr
vektor yang berimpit dengan dan
dt
dr Δr PQ
T lim lim 1 (1.12)
dt Δs 0 Δs Δs 0 Δs
Gambar 1.8
Vektor satuan T dan N
dT
Dengan kata lain merupakan vektor yang tegak lurus terhadap T ke arah
ds
dT
cekung kurva di P. Jika N merupakan vektor satuan searah dengan .
ds
dT dT
N κN (1.13)
ds ds
dengan
dT
κ (1.14)
ds
disebut kelengkungan (curvature) kurva di titik P.
1
N disebut vektor satuan normal (unit normal) di titik P dan R disebut
κ
jari-jari kelengkungan (radius of curvature) di titik P.
Contoh 1.11.
Diketahui lingkaran yang berjari-jari a dengan titik pusat di O(0,0)
ditentukan oleh persamaan parameter.
x a cos θ
y a sin θ
Tentukan vektor singgung satuan, vektor normal satuan, kelengkungan
dan jari-jari kelengkungan lingkaran tersebut.
Penyelesaian:
Karena lingkaran yang berjari-jari a dan titik pusatnya di O(0,0)
mempunyai persamaan parameter.
x a cos θ
y a sin θ
maka persamaan vektor kurva itu adalah r r θ a cos θ . i a sin θ . j
oleh karena itu
dr dr d θ dθ
T . a sin θ.i a cos θ.j yang berakibat
ds dθ ds ds
2
dθ
1 T.T a 2 sin 2 θ a 2 cos 2 θ
ds
atau
dθ 1
ds a
yang berarti bahwa vektor singgung satuannya adalah:
T sin θi cos θj
Selanjutnya
dT dT dθ 1
κN cos θ i sin θ j
ds dθ ds a
dan
1 1
κ 2 κN κN cos 2 θ sin 2 θ 2 2
a a
1 1
Jadi, diperoleh kelengkungan κ , jari-jari kelengkungan R a ,
a κ
dan vektor normal satuan N cos θ i sin θ j
PEMA4522/MODUL 1 1.41
Contoh 1.12.
Jika kurva k mempunyai persamaan y f (x) , tentukan rumus
kelengkungan kurva itu.
Penyelesaian:
Karena sebarang titik pada kurva k dapat disajikan sebagai
x, y x, f x maka persamaan vektor kurva itu adalah
r r x xi yj
dengan y f (x) , oleh karena itu diperoleh
dr dr dx dy dx
T i j
ds dx ds dx ds
yang berakibat
2 2
dy dx
1 T.T 12
dx ds
atau
dx 1
1
ds 2 2
dy
1 dx
Selanjutnya diperoleh
dT dT dx
κN
ds dx ds
dy d 2 y
d 2 y dx dy dx dx 2 dx
2 j i j 3
dx ds dx dy 2 2 ds
1
dx
1.42 Kalkulus Lanjut
2 2
dy d 2 y d 2 y dy dy d 2 y
i 1 2
j
dx dx 2 2
dx dx dx dx 1
3 1
2 2 2 2
dy dy
1 1
dx dx
2 2
dy d y d y
2
i 2 j
dx dx dx
2
dy 2
1
dx
dan diperoleh
2
d2 y dy 2 d2 y
2
dx 2 1 2
dx dx
κ 2 κN . κN 4
3
dy 2 dy 2
1 1
dx dx
atau
d2 y
κ dx 2 (1.17)
3
2 2
dy
1
dx
yang merupakan rumus untuk menentukan kelengkungan suatu kurva.
dv d dv dT
a vT Tv
dt dt dt dt
dT ds 2
aTT v a T T v κN
ds dt
aTT a NN
dengan
2
dv d 2s v 2
aT 2 dan aN κ v (1.19)
dt dt R
Hasil terakhir ini mengatakan bahwa percepatan peluru dapat dipecah
menjadi dua komponen. Komponen percepatan ke arah singgung, searah
dv
dengan T, mempunyai norm (besar) a T dan komponen percepatan ke
dt
2
v 2
arah normal, searah dengan N, mempunyai norm (besar) a N κ v .
R
Contoh 1.13.
Akan dihitung v, v, a T dan a N untuk suatu benda bergerak sepanjang
lintasan berbentuk lingkaran berjari-jari a.
Penyelesaian:
Persamaan vektor lintasan benda itu.
r r θ a cos θ i a sin θ j
Jadi
dr
v a sin θi a cos θ j
dt
dr dt dt
T a sin θ i a cos θ j
dt ds ds
dt 1 1
1
ds a 2 sin 2 θ a 2 cos2 θ 2 a
Maka,
ds
T sin θ i cos θ j dan v a
dt
1.44 Kalkulus Lanjut
Dari
dT dT dt 1
κN cos θ i sin θ j
ds dt ds a
1 1
κ 2 κN . κN 2 cos 2 θ sin 2 θ 2
a a
diperoleh
1 1
κ , sehingga
R a
2
v a2 dv da
aN a dan aT 0
R a dt dt
Contoh 1.14.
Buktikan bahwa jari-jari kelengkungan di sebuah titik P pada lingkaran
O, r sama dengan r.
Penyelesaian:
Persamaan lingkaran O, r ialah x 2 y2 r 2 .
Apabila kedua ruas didiferensialkan diperoleh 2x 2yy 0 , atau
x
y .
y
Selanjutnya kita susun
2 x 2 x 2 y2 r 2
1 y 1 2 2
y y2 y
dan
x2
y
y xy y x 2 y2 r2
y ,
y2 y2 y3 y3
sehingga kita peroleh jari-jari kelengkungan lingkaran tersebut.
3
ρ
1 y 2 2
r3 y3
y y3 r 2 r ,
Contoh 1.15.
Tentukan kelengkungan di suatu titik P pada kurva x 2 xy y2 1 , di
mana x = y
Penyelesaian:
1
Untuk x = y kita peroleh x 2 y2 x 2 1 , jadi x 3.
3
Selanjutnya kedua ruas persamaan kurva didiferensialkan, diperoleh
2x y
2x y xy 2yy 0 , atau y , dan dengan mudah dapat
x 2y
3xy 3y 1
pula kita tentukan y 2
. Karena x 3 dan x = y maka
x 2y 3
1 1
dapat ditentukan titik P 3, 3 di mana didapat y 1 dan
3 3
2
y 3 . Sehingga apabila nilai-nilai tersebut kita masukkan ke
3
1 1
rumus (1.13), kita peroleh kelengkungan di titik P 3, 3 adalah
3 3
1
κ 6.
6
LA TIHA N
1) a) r 3cos t i 3sin t j
2 2
r 3sin t 3cos t 3
vektor singgung satuan
r 1
T 3sin t i 3cos t j sin t i cos t j
r 3
untuk t = 0 T = i
T
b) vektor normal satuan N cos t i sin t j
T
untuk t = 0 N = -i
T 1 1
c) κ cos2 t sin 2 t
r 3 3
1
jari-jari kelengkungan ρ 3
κ
2) r e t i 2cos3t j
kecepatan : v r t et i 6sin 3t j
percepatan: a v t et i 18cos3t j
RA NG K UMA N
dy 2 2
1
dx
1
dan R disebut jari-jari kelengkungan (radius of curvature) di titik
κ
P.
Jika kurva tersebut merupakan lintasan suatu peluru yang
ditembakkan dari titik A maka jarak yang ditempuh oleh peluru itu pada
suatu saat adalah s s t dan kecepatan peluru pada saat itu adalah:
dr dr ds ds
v T vT
dt ds dt dt
ds
dengan dengan v merupakan laju peluru pada saat t, percepatan
dt
peluru pada saat t adalah:
dv d 2s
a a T T a N N dengan a T dan
dt dt 2
2
v 2
aN κ v .
R
1.48 Kalkulus Lanjut
TE S F O RMA TIF 4
2 3
5) Jika vektor posisi dari gerak partikel adalah r (t ) 3t i 2t j maka unit
vector normalnya pada t 1 adalah N
A. 2, 2
B. 2, 2
C. 2, 2
D. 2, 2
6) Kelengkungan pada gerak partikel r (t) ti t 2 j untuk t 1 adalah
κ
A. 1
B. 2
C. 2
D. 1 2
π
7) Vektor nomal satuan pada titik t= dari r (t) 2 cos t i 2sin t j
4
adalah ....
π 1 1
A. N ( ) i j
4 2 2
π 1
B. N ( ) 2i j
4 2
π 1 1
C. N ( ) i j
4 2 2
π 1 1
D. N ( ) i j
4 2 2
1.50 Kalkulus Lanjut
8) Percepatan dalam arah tangent dari suatu partikel yang dinyatakan dalam
vektor posisi r (t) t 2 i t 3 j pada t = 1 adalah ....
14
A. aT
13
16
B. aT
13
18
C. aT
13
22
D. aT
13
9) Kecepatan setiap saat dari partikel yang dinyatakan dalam fungsi vektor
3 1 5
r (t) (5 2t) 2 i (t 2 4t) j; t
2 2 adalah ….
1
A. v(t) (5 2t) 2 i (t 2) j
3 1
B. v(t) (5 2t) 2 i (t 2) j
2
3 1
C. v(t) (5 2t) 2 i (t 2) j
2
3
D. v(t) (5 2t) 2 i (t 2) j
10) Percepatan dalam arah normal dari suatu partikel yang dinyatakan dalam
vektor posisi r (t) e2t 1, e t pada t = 0 adalah ....
2
A. aN
5
2
B. aN
10
2
C. aN
10
2
D. a N
5
PEMA4522/MODUL 1 1.51
Glosarium
Vektor : Besaran yang memiliki besar dan arah.
Fungsi vektor : Fungsi dari A n , khusus di modul
ini n = 2.
Daerah asal : Daerah di mana fungsi terdefinisi.
Fungsi kontinu Apabila nilai fungsi di suatu titik sama dengan
limit di titik tersebut. Untuk fungsi vektor,
kekontinuan berlaku untuk setiap fungsi
komponen-komponennya.
Derivatif : Turunan.
Vektor singgung satuan : Vektor yang menyinggung suatu kurva dan
panjangnya 1.
Vektor normal satuan : Vektor yang tegak lurus vektor singgung
satuan dan panjangnya 1.
Kelengkungan : Besarnya perubahan suatu kurva dalam arah
vektor singgung satuannya.
PEMA4522/MODUL 1 1.53
Tes Formatif 1
1
1) A. Karena ln 2t 1 tidak terdefinisi di t = 0, dan 6 t 2
tidak
1
terdefinisi untuk t 6 maka f t ln 2t 1 , 6 t 2 , t 0,
2
bukan fungsi vektor dari R ke R .
2) B. x 4 cos t, y 4sin t
x 2 y 2 16 cos 2 t 16sin 2 t 16 cos 2 t sin 2 t 16
x y 16 merupakan lingkaran yang berpusat di 0,0 dengan
2 2
jari-jari 4.
3) A. x t, y 2t 1 . Eliminasi t diperoleh y 2x 1 yang grafiknya
1
berupa garis lurus yang melalui 0,1 dan , 0 .
2
4) B.
f t t , t 2 1 terdefinisi untuk t R
Gambar 1.9
1
10) D. Eliminasi t sehingga diperoleh x=ln 2
2 y 2
1
Jadi, daerah hasil dari f adalah x,y : x=ln 2
2 y2
Tes Formatif 2
1) D. Karena ln t 1 tidak terdefinisi di t = 1 maka
K t ln t 1 i e t j tidak kontinu di t = 1.
1 1
2) B. lim t 2 sin 0 (gunakan prinsip apit dengan 0 t 2 sin t 2 )
t0 t t
dan
PEMA4522/MODUL 1 1.55
1
lim t 2 cos 0 (gunakan alasan yang sama)
t 0 t
maka lim f t 0
t 0
et 1
3) B. Karena hanya tidak terdefinisi untuk t = 0, dan e t terdefinisi
t
untuk semua t maka f kontinu untuk t R, t 0 .
sin t et
4) B. Karena lim 1 dan lim tidak ada maka lim F t tidak ada.
t 0 t t 0 t t 0
2
t 1 t2 1
5) B. f t et , tidak kontinu di t = 1 karena kontinu di t
t 1 t 1
= 1.
2 sin t sin t
6) D. lim 2 lim 2
t 0 t t 0 t
1 .2t
t 1 2t 1
lim lim 2 lim
t 0 tan 2t t 0 tan 2t 2 t 0 tan 2t 2
2 sin t t
Jadi lim i j 2i 1 j
t 0 t tan 2t 2
1
7) A.
g (t) f (t) a 2 t 2 b2 t 2 2
2(2a 2 t 2b 2 t)
g '(t) 1
0 terpenuhi untuk t 0
(a 2 t 2 b2 t 2 ) 2
Sehingga g(0) = 0
8) B. lim f (t) 0,1 dan lim g(t) 0,1
t 0 t 0
1 t2
9) B. Misal x(t) 2 t 1 t 2 t
1 t
lim x(t) 3
t 1
Misal y (t) ln t e t
lim y(t) e1
t 1
sin t cot t
10. B. F (t ) ,
cos t cos t 1
sin t sin t , sin t cos t
tan t cos t
cos t ,
1
sin t
1
Lim F (t ) Lim cos t ,
t
t
1
sin t
2
2, 2
4 4
Tes Formatif 3
1) B. 3
f t 1 t 2 , 1 t 2
3
3 1 3 1
f t 1 t 2 , 1 t 2
2 2
2) C. g t cos t,sin t
g t sin t, cos t
g t cos t, sin t
3) C. f t cos t i e t j, g t 2i 2t j
f g ' t f t g t
cos t 2 i e t 2t j
4) B. g t 3i 3t 2 j, h t sin t i 2e2t j
g .h ' g t .h t g t .h t
3cos t 3t 2 e 2t 3t sin t 2t 2 e 2t
3cos t 3t sin t 3t 2 3
2t e 2t
Tes Formatif 4
1) A. v t r t 3sin t i 2cos t j
1 1 1
v π 3 3 i 2 j
3 2 2
3
i 3j
2
2) D. r t 6t 2 i 2t 4 j
a t r t 12 t i 2 j
a 1 12i 2 j
3) A. x 2 y x 3 4x 2 12x 8 0
dy
2xy x 2 3x 2 8x 12 0
dx
1.58 Kalkulus Lanjut
dy 2xy 3x 2 8x 12
dx x2
dy 3 8 12
7
dx 1,0 1
dy
4x 2y 6x 8
d2 y dx
dx 2 x2
d2 y 4 7 0 6 8
30
dx 2 1,0 1
d2 y
dx 2 30 30 3
K 3
3
dy 2
1 49
2 2 250 2 25 2
1
dx
r t ω sin ω t i ω cos ω t j
4) B. T
r t
ω2 sin 2 ωt cos 2 ωt
sin ω t i cos ω t j
dr
5) B. Hitung (5.1)
dt
dr
r'
7) C. Tentukan T menggunakan rumus T , kemudian tentukan N
r'
T'
dengan menggunakan rumus N . Selanjutnya substitusikan
T'
π
nilai t = .
4
2 3
8) D. r (t ) t i t j (8.1)
dr dt dt
Tentukan v (t ) r '(t ) , a T v '(t ) , T v '(t ) (8.2)
dt ds ds
r '(t )
T (8.3)
r '(t )
dt ds
Dari (8.2) dan (8.3) didapat sehingga dapat ditentukan .
ds dt
ds
Sedangkan = v(t ) (8.4)
dt
Dari (8.2) dan (8.4) dan dengan substitusi t 1 maka dapat
ditentukan komponen tangensial percepatan a T v '(t ) t 1
9) C. Turunkan masing-masing komponen dari vektor r.
10) D. r (t ) e2 t 1,et (10.1)
2
aN v (10.2)
Besaran κ dapat ditentukan seperti pada jawaban pada soal nomor
6, dan besaran v dapat ditentukan seperti pada jawaban soal nomor
8. Sehingga komponen normal percepatan a N pada (10.2) dapat
ditentukan.
1.60 Kalkulus Lanjut
Daftar Pustaka
Taylor, A.E. dan W.R. Mann. (1982). Advanced Calculus. 3rd Edition, New
York: John Wiley & Sons, Inc.