Semester : V lima
Materi UTS
Fungsi Vektor dan Fungsi Dua Peubah atau Lebih
A. Fungsi Vektor
1. Definisi Fungsi Vektor
Fungsi vektor adalah fungsi yang daerah asalnya berupa himpunan bilangan real dan
daerah hasilnya berupa himpunan vektor.
Jika f(t), g(t), dan h(t) adalah komponen dari vektor r(t), maka f,g dan h adalah fungsi
bernilai bernilai real yang disebut fungsi komponen dari r dan dapat ditulis
r (t) = (f(t), g(t), h(t)) = f(t)i, g(t)j, h(t)k
Contoh :
Tentukan Df (daerah asal),
1. r (t) = + (t - 3 )-1j
Jawab :
F(a)
F(t)
F(b) [ ]
a≤t≤b
1
Contoh :
Gambarkan grafik fungsi dibawah ini:
1. F(t) = (t - 4)i + t j;0≤ t≤ 4
Persamaan parameter :
x=t–4 t = x+4
y= t
y=
x = y2 – 4 (parabola)
2
arahnya
C
f (0) = -4i = (-4, 0)
4
f (4) = 2j = (0, 2)
= r’(t) =
Jika limit ini ada. Jika titik P dan Q mempunyai vektor posisi r(t) dan r(t + h),
sebagai suatu vektor tali busur. Jika h > 0, kelipatan skalar (1/h) (r(t +h) – r(t))
mempunyai arah sama seperti r (t + h) – r(t). Pada saat h → 0, tampak bahwa vektor
ini mendekati suatu vektor yang terletak pada garis singgungnya. Oleh karena itu,
vektor r’(t) disebut vektor singgung terhadap kurva yang didefinisikan oleh r di titik
P, asalkan r’(t) ada dan r’(t) ≠ 0. Garis singgung terhadap C di P didefinisikan sebagai
garis melalui P yang sejajar terhadap vektor singgung r’(t). Vektor singgung satuan
adalah
T(t) =
Teorema:
Jika r(t) = (f(t), g(t), h(t)) = f(t)i + g(t)j + h(t)k, dengan f, g, dan h adalah
fungsi yang terdiferensiasi, maka r’(t) = (f’(t), g’(t), h’(t)) = f’(t)i + g’(t)j + h’(t)k
Bukti:
= , )
=( , )
Jawab:
a. Menurut teorema 2, kita dapat mendiferensialkan masing-masing komponen dari r
:
r’(t) = 3t2i + (1 - t)e-tj + 2 cos 2t k
b. Karena r(0) = i dan r’(0) = j + 2k, vektor singgung satuan di titik (1, 0, 0) adalah
T(0) = = = j+ k
b. Aturan Diferensiasi
Teorema:
Andaikan u dan v adalah fungsi vektor yang terdiferensialkan, c adalah suatu
skalar, dan f adalah fungsi bernilai real. Maka:
[cu(t)] = cu’(t)
2.
[u(f(t))] = f’(t)u’(f(t))
6.
Bukti:
c. Integral
Integral tentu dari suatu fungsi vektor kontinu r(t) dapat didefinisikan dengan
cara yang sama seperti untuk fungsi bernilai real, kecuali bahwa integralnya berupa
vektor. Tetapi kita dapat menyatakan integral dari r dalam bentuk integral fungsi-
fungsi komponennya f, g dan h, sehingga:
=( ) i +( )j+( )k
( )i+( )j+( )k
Notasi : f : A R ( A C R2)
(x,y) z = f (x,y)
contoh
1 f(x,y) = x2 + 4 y2
2. f(x,y) =
3. f(x,y) =
2. f(x,y) =
3. f(x,y) = y
jawaban
1. Df ={(x,y) є R2 | x2 + 4 y2 є R}
x
= {(x,y) є R2}
y
2. Df = {(x,y) є R2 | є R}
3
= {(x,y) є R2 | ≥ 0}
2 x
= {(x,y) є R2 | ≤ 36 }
3. Df = {(x,y) є R2 | ≥0}
= {(x,y) є R2 | ≥0}
= {(x,y) є R2 | x ≥ 0 dan
atau x ≤ 0 }
Z=f(x,
y)
Df
x
(Grafiknya berupa permukaan di ruang)
Karena setiap pasangan terurut (x,y) dipasangkan dengan tepat satu z = f (x,y), maka
setiap garis yang sejajar sumbuh z akan memotong grafik tepat di satu titik.
Contoh:
Gambarkan grafik,
z
1. f (x,y) = 2x2 + 3y2
z = 2x2 + 3y2
z=
2. f (x,y) = 3 – x2 – y2
z – 3 = – x2 – y2 3
x
z
3. f (x,y) =
2
2
9z =
4. f (x,y) =
z2 = ≥0
2 2 y
x
A.Limit dan Kontinuitas
1. Limit
Definisi
f(x,y) = L
jika untuk setiap bilangan ε > 0 terdapat bilangan yang berpadanan δ > 0
sedemikian sehingga |f(x,y) − L| ε < bilamana (x,y) ∈ D dan
0< ( x − a ) 2 + ( y − b) 2 < δ
lim
( x , y ) → ( a ,b )
f(x,y) = L untuk menunjukkan bahwa nilai f(x,y) mendekati
bilamgan L ketika titik (x,y) mendekati titik (a,b) sepanjang lintasan yang
tetap berada di dalam daerah asal f. Dengan perkataan lain, kiya dapat
membuat nilai f(x,y) sedekat mungkin ke L sesuka kita dengan mengambil
titik (x,y) cukup dekat ke itik (a,b). teapi tidak sama dengan (a,b).
Ilustrasi lain dari Definisi 1 diberikan dengan permukaan S adalah grafik f. jika
diberikan ε >0, kita dapat mencari δ>0 sedemikian sehingga jika (x,y) diharuskan terletak
didalam cakram Dδ dan (x,y) ≠ (a,b), maka bagian S terkaitnya terletak di antara bidang-
bidang horisontal z = L – ε dan z = L + ε
z
L+
L
L-
Dδ y
( a,b )
x
Definisi 1 mengatakan bahwa jarak antara f(x,y) dan L dapat sengaja dibuat kecil
dengan cara membuat jarak dari (x,y) ke (a,b) cukup kecil (tetapi tidak 0). Definisi ini
hanya mengacu ke arah pendekatan. Karena itu, jika limit ada, maka f(x,y) haruslah
mendekati limit yang sama tiidak peduli bagaimana (x,y)mendekati (a,b). jadi jika kita
dapa menemukan dua lintasan pendekatan yang berlainan di mana di sepanjang lintasan-
lintasan itu f(x,y) mempunyai limit berlainan, maka lim(x,y)→(a,b) f(x,y) tidak ada.
CONTOH 1:
PENYELESAIAN:
Misalkan .
• Karena mempunyai dua limit yang berlainan sepanjang dua garis yang
PENYELESAIAN:
• Jika , maka
• Jika , maka
• Meski kita sudah mendapatkan limit-limit yang idenitik di sepanjang sumbu, tidak
terlihat bahwa limit yang diberikan adalah 0.
• Untuk itu kita mendekati (0,0) sepanjang garis lain, misalnya . Untuk semua
Karena itu
seraya sepanjang
• Gambar
• Karena kita telah memperoleh limit yang berlainan sepanjang lintasan yang
berlainan, maka limit yang diberikan tidak ada.
CONTOH 3:
PENYELESAIAN:
sepanjang sebarang garis tak vertical yang melalui titik asal. Maka , dengan
Jadi, mempunyai nilai pembatas yang sama sepanjang setiap garis tak vertical
yang melalui titik asal. Tetapi itu tidak memperlihatkan bahwa limit yang diberikan
adalah 0, karena jika sekarang kita memisalkan sepanjang sumbu
Sehingga
seraya sepanjang
Karena lintasan yang berlainan menuju ke nilai pembatas yang berlainan, mka limit
yang diberikan tidak ada.
2. Kontinuitas
Definisi :
Makna kontinuitas adalah jika titik (x,y) berubah sedikit maka nilai f
(x,y) berubah sedikit pula, ini juga berarti bahwa permukaan dari grafik
suatu fungsi kontinu tidak memilki lubang atau putus.
Dengan menggunakan sifat limit, dapat dilihat bahwa jumlah, selisih,
hasilkali, dan hasilbagi fungsi kontinu adalah kontinu di daerah asalnya.
Hitung
PENYELESAIAN:
Fungsi tersebut adalah polinom, maka fungsi ini kontinu di semua bagian, sehingga
nilai limit dapat dicari melalui subtitusi langsung:
CONTOH 2:
PENYELESAIAN:
Fungsi f takkontinu di (0,0) karena fungsi tidak terdefinisi disana. Karena f adalah
fungsi rasional, fungsi f kontinu pada daerah asalnya yang berupa himpunan D={
asal .
Persamaan 5
Artinya: jika n=1 maka dan , dan persamaan 5 adalah definisi limit
untuk fungsi tiga variabel. Kasus definisi kontinuitas dapat dituliskan sebagai:
B.Turunan Parsial
Umumnya jika f adalah fungsi dua variabel x dan y, andaikan kita misalkan
hanya x saja yang berubah-ubah sedangkan y dibuat tetap, katakan y = b, dengan
b konstanta. Baru sesudah itulah kita sebenarnya meninjau fungsi variabel tunggal
x, yaitu g (x) = f (x,b). jika g mempunyai turunan di a,maka kita menamakannya
turunan parsial dari f terhadap x di (a,b) dan menyatakannya dengan f x (a,b). Jadi
1.
fx (a,b) = g’ (a) dengan g (x)
Menurut definisi turunan, kita mempunyai
= f (x,b)
g’ (a) =
fx (a,b) =
Dengan cara serupa, turunan parsial dari f terhadap y di (a,b), dinyakan dengan
fy (a,y), diperoleh dengan membuat x tetap (x=a) dan mencari turunan biasa di b
dari fungsi G(y) = f (a,y) :
2.
Fy (a,b) =
Dengan notasi untuk turunan parsial ini, kita dapat menuliskan laju perubahan
indeks panas I terhadap suhu sebenarnya T dan kelembapan relatif H ketika T = 96
(x,y) =
Untukmenghitung
fy (x,y) = turunan parsial, yang harus kita lakukan adalah
mengingat dari persamaan 1 bahwa turunan parsial terhadap x tidak lain adalah
turunan biasa dari fungsi g dari variabel tunggal yang kita peroleh dengan
membuat y tetap. Jadi kita mempunyai aturan berikut:
PENYELESAIAN:
Dengan membuat y konstan dan dengan mendiferensialakan terhadap x, kita
perolah
Sehingga
peroleh
CONTOH :
Carilah fx,fy, dan fz jika f ( x,y,z ) = exy ln z
PENYELESAIAN:
Dengan menganggap y dan z konstan dan mendiferensialkn terhadap x, kita
mempunyai
fx = yexy ln z
( fx )x = fxx = f11 = = =
( fx )y = fxy = f12 = = =
Teorema Clairaut
Andaikan f terdefinisi pada cakram D yang memuat titik ( a,b ).
Jika fungsi fxy dan fyx keduanya kontinu pada D, maka
fxy ( a,b ) = fyx ( a,b )
fxyy = ( fxy )y = =
CONTOH :
Hitung fxxyz jika f ( x,y,z ) = sin (3x+yz)
PENYELESAIAN:
fx = 3 cos (3x+yz)
fxx = -9 sin (3x+yz)
fxxy = -9z cos (3x+yz)
fxxyz =-9 cos (3x+yz) + 9yz sin (3x+yz)
Persamaan Diferensial Parsial
+ =0
CONTOH :
PENYELESAIAN:
ux = ex sin y uy = ey cos y
uxx = ex sin y uyy = -ex sin y
uxx + uyy = ex sin y - ex sin y
Karena itu u, memenuhi persamaan Laplace
C. KETERDIFERENSIALAN
Untuk sebuah fungsi dua peubah. Keterdeferensialan dari f di x tidak cukup dengan
menggunakan turunan parsial, karena terdapat dua peubah dalam fungsi tersebut. Untuk
menyelesaikan keterdeferensialan kita mulai dengan menetralisasi perbedaan.
Antara titik (x,y) dan vektor {x,y}, Jadi kita dapat menuliskan p = ( x, y ) = x, y dan
f(p) =f(x, y) . Ingat kembali bahwa
f ( x) − f (a ) f ( a + h) − f ( a )
(1) f ' ( a ) = lim = lim
x →a x −a h →0 h
f ( p) − f ( p 0 ) f ( p 0 + h) − f ( p 0 )
(2) f ' (p 0 ) = lim = lim
p →p 0 p - p0 h →0 h
Meskipun demikian, kita tidak boleh menyerah terlalu cepat. Cara lain untuk melihat
keterdeferensialan sebuah fungsi dengan peubah tunggal adalah sebagai berikut. Jika f dapat
dideferensialkan di a, maka terdapat sebuah garis singgung yang melalui (a,f(a) yang
mendekati fungsi tersebut untuk nilai x dekat a. Dengan kata lain, f hampir mendekati linear
dekat a. Gambar 2 mengilustrasikan hal ini untuk fungsi satu peubah; ketika kita
memperbesar grafik y = f(x), kita dapat y
melihat bahwa garis singgung dan fungsi tersebut
2,
6
hampir tidak dapat dibedakan.
2, y
4 2,
3
2,
2 2,2
2 8 x
2, 2, 3 2,26
3, 3,
6 8 2 4
2,2
4
2, x
2 2,9 2,9 3 3,0 3,
y
5
x
-2 2 4 6
Untuk lebih tepatnya, kita dapat mengatakan bahwa sebuah fungsi f disebut linear setempat
-2
(locally linear) di a jika terdapat sebuah konstanta m sedemikian rupa sehingga
f ( a + h) = f ( a ) + hm + hε ( h)
Di mana ε(h) adalah sebuah fungsi yang memenuhi lim ε (h) = 0 . Dengan menyelesaikan
h →0
f ( a + h) − f ( a )
ε ( h) = −m
h
Fungsi ε(h) adalah perbedaan antara kemiringan garis potong (secant line) yang melalui
titik (a, f(a)) dan titik (a + h, f ( a + h)) dengan kemiringan garis singgung (tangent line)
yang melalui (a, f(a)). Jika f bersifat linear setempat di a, maka
f ( a + b) − f ( a )
lim ε (h) = lim − m = 0
h →0 h →0
h
f ( a + h) − f ( a )
lim = =m
h →0 h
Kita dapat menyimpulkan bahwa f pasti dapat dideferensialkan di a dan bahwa m pasti sama
dengan f’(a). sebaliknya, jika f dapat dideferensialkan di a, maka
f ( a + h) − f ( a )
lim = f ' ( a ) = m ; sehingga f linear setempat. Dengan demikian, pada kasus
h →0 h
satu peubah, f akan linear setempat di a jika dan hanya jika f dapat dideferensialkan di a.
Definisi
Sama seperti h adalah kenaikan kecil dalam x untuk kasus satu peubah, kita dapat
memandang h1 sebagai kenaikan kecil dalam x dan h2 sebagai kenaikan kecil dalam y untuk
kasus dua peubah.
Jika kita memperbesar grafik tersebut lebih jauh, maka permukaan berdimensi tiga akan
menyerupai sebuah bidang, dan plot konturnya akan membentuk garis-garis sejajar. Kita
dapat menyederhanakan definisi di atas dengan mendefinisikan p 0 = ( a, b), h = (h1 h2 ) , dan
ε ( h) = (ε1 ( h1 h 2 ), ε 2 (h1 h2 )) . (Fungsi ε(h) adalah sebuah fungsi berenilai vektor dari
sebuah peubah vektor) jadi,
peubah(atau lebih).
Contoh
Tunjukkan bahwa f(x,y) = xey + x2y dapat didiferensialkan dimanapun dan hitung
gradiennya. Kemudian tentukan persamaan z = T(x,y) pada bidang singgung (2,0).
Penyelesaian
Z = T(x,y)
Z = 2 + (1,6). (x – 2, y – 0)
Z = 2 + x-2 + 6y
Z = x + 6y
D. Fungsi Skalar Rm
Fungsi skalar didefinisikan sebagai aturan pengkaitan unsur dari himpunan D ⊆ Rm ke R yang
memenuhi syarat tertentu.
Definisi
Fungsi skalar adalah suatu aturan yang memasangkan setiap unsur x ∈ D ⊆ Rm dengan
tepat satu unsur u ∈ R.
Bila fungsi skalar ini disebut f, maka lambang untuk fungsi adalah
f : D → R, X → f ( x )
u = f (x), X = ( x1 , x 2 ,..., x m ) ∈ D ⊆ R m
Pada kasus ini daerah definisi dan daerah nilai fungsinya adalah Df = D dan
R f ={ f ( x ) ∈R X ∈D}.
Lambang u = f (x) menyatakan aturan fungsi, yang seringkali diberikan terlebih dahulu.
Setelah daerah definisi fungsi skalar ditentukan, barulah pemetaan yang sesuai dengan
definisi di atas dibentuk. Pada situasi ini daerah definisi fungsi f adalah
D f = { X ∈ R m z = f ( x ) ∈ R}
Dalam kasus m = 2 fungsi sekalar dikenal sebagai fungsi dua peubah, dan untuk kasus m = 3
fungsi tiga peubah dan seterusnya. Secara umum fungsi sekalar dikenal sebagai fungsi
peubah banyak.
Contoh soal
Penyelesaian :
Agar z = f ( x) ∈ R syaratnya adalah besaran di bawah tanda akar pada pembilang harus tak
negatif, besaran yang diambil logaritma naturalnya positif dan penyebutnya tidak nol, maka :
16 – x2 – y2 ≥ 0, x + y > 0 dan x + y ≠ 1
Jika diketahui dua fungsi sekalar, maka pada irisan kedua daerah definisi tersebut dapat
dilakukan operasi aljabar terhadap kedua fungsi itu.
Definisi
Misalkan D1 , D2 ⊆ R m , f : D1 → R, u = f ( x), dan g : D2 → R, v = g ( x) adalah fungsi sekalar,
maka operasi aljabar dari f ke g pada himpunan D = D1 ∩ D2 di definisikan sebagai berikut,
1. Penjumlahan
( f + g )( X ) = f ( X ) + g ( X )
2. Pengurangan
( f − g )( X ) = f ( X ) − g ( X )
3. Perkalian
( f .g )( X ) = f ( X ).g ( X )
5. Pembagian
f (X )
( f / g )( X ) = , g( X ) ≠ 0
g( X )
.