Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBAHASAN TENTANG KONSEP KEBUDAYAAN ISLAM

Disusun oleh:

DEBBY ZAHRA FATIHA RIZKIA

YAYASAN PENDIDIKAN PENIDA (YPP)

KABUPATEN BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai

macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa

keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan

akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai

menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.Terima kasih sebelum dan sesudahnya

kami ucapkan kepada  Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu,

baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini

terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa

maupun dalam hal pengkonsolidasian  kepada dosen serta teman-teman sekalian,

yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami

jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan

makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-

mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-

teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau

mengambil hikmah dari judul ini ( Konsep Kebudayaan Islam ) sebagai tambahan

dalam menambah referensi yang telah ada.

Bandung, 10 Mei 2023


DAFTAR ISI

Sampul dan judul makalah.......................................................................... 1

Kata pengantar............................................................................................ 2

Daftar isi..................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan

1. Latar belakang masalah............................................................ 4

2. Rumusan masalah..................................................................... 5

3. Tujuan....................................................................................... 5
Bab II
Pembahasan
6
1. Konsep kebudayaan menurut Islam..........................................
8
2. Prinsip-prinsip kebudayaan
10
Islam.........................................
11
3. Sejarah intelektual umat Islam.............................................
Bab III 14
4. Masjid sebagai pusat peradaban Islam.................................

5. Nilai – nilai Islam dalam budaya Indonesia.........................


17
Penutup

Kesimpulan...................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Ajaran-ajaran Islam yang diyakini oleh umat Islam mengandung

nilai-nilai Islam yang memiliki peran yang sangat penting didalam

mengembangkan kebudayaan Islam. Disamping itu, ajaran-ajaran Islam

juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering

dikatakan sebagai mahluk yang paling tinggi dibandingkan dengan

mahluk lainnya. Tingginya harkat dan martabat manusia karena

manusia mempunyai akal budi. Dengan adanya akal budilah, manusia

mampu menghasilkan kebudayaan yang cenderung membuat manusia

menjadi lebih baik dan lebih maju. Dengan kebudayaan tersebut manusia

memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup. Akal budi

pun mampu menciptakan dan melahirkan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut

dapat dikelola untuk menghasilkan produk-produk yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia guna menuju peradaban yang modern.

Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih

dapat memilah-milah bagian-bagian yang positif dan negative untuk diri

pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang semakin modern

maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan

dengan kebudayaan Islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di

gunakan untuk meneruskan kebudayaan Islam dimasa lalu untuk

4
menjalankan peradaban modern. Kebudayaan Islam digunakan sebagai

pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan

manusia dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tentang

kebudayaan Islam agar kita sebagai umat Islam dapat tahu betul

bagaimana sebenarnya kebudayaan Islam yang sesungguhnya. Dan pada

makalah ini kami akan membahas tentang konsep kebudayaan Islam.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai

berikut:

1. Bagaimana konsep kebudayaan menurut Islam ?

2. Prinsip-prinsip apa saja yang ada dalam kebudayaan Islam ?

3. Bagaimana sejarah intelektual umat Islam ?

4. Bagaimana masjid bisa menjadi pusat peradaban Islam

5. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia?

3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk :

1. Mengetahui Konsep Kebudayaan menurut Islam.

2. Mengetahui prinsip – prinsip kebudayan Islam

3. Mengetahui sejarah intelektual umat Islam.

4. Mengetahui masjid sebagai pusat peradaban Islam

5. Mengetahui nilai – nilai Islam dalam budaya Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Kebudayaan dalam Islam

Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari

dua kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran,

paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga,

kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala

usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan

hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup ( Sidi Gazalba,

1998 ).

Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan

berarti kita membicarakan kehidupan manusia dengan segala

aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya

manusia berusaha dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang

dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup.

Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika manusia mampu

menggunakan akal budinya dengan baik.

Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi.

Usaha kebudayaan adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan

hidup diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan

adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli

(wakil Tuhan di bumi).

Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang

definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan

6
suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah bahwa

kebudayaan itu melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah itu

pencipta kebudayaan. Kebudayaan itu hadir bersama dengan kelahiran

manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat

dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan

sebagai sutau produk.

Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu

proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup

manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia

yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam

suatu perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat

dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya

manusia. Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan,

namun bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan

karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,

budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan

yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

Dalam perkembangannya kebudayaan perlu dibimbing oleh

wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada

ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan, sehingga akan

merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing

7
manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan

kebudayaan yang beradab atau peradaban Islami.

Oleh karena itu, misi kerasulan Nabi Muhammad SAW

sebagaimana dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlak”. Artinya Nabi Muhammad SAW, mempunyai

tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan

kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah.

Awal tugas kerasulan sebagai Nabi adalah dengan meletakkan

dasar-dasar kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi

peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan Jazirah Arab,

kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses yang

panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya setempat dengan nilai-nilai

Islam itu sendiri, kemudian menghasilkan kebudayaan Islam,

kemudian berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui

kebenarannya secara universal.

2. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang

Islam, tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan

yang bersifat Islami.

Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam

yaitu:

1. Menghormati akal.

Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru.

Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak

8
manusia. dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang

artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan

pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi

orang yang berakal”.

2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu.

Firman Allah Swt :”Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa

derajad”  (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).

3. Menghindari taklid buta.

Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak

menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah

Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu

ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu

akan dimintai pertanggungjawaban” (QS, al-Isra, 17:36).

4. Tidak membuat pengrusakan.

Firman Allah Swt: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.

Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (Qs, al-

Qhasash, 28:77).

Terdapat 9 karakterstik kebudayaan Islam menurut Yusuf Qardhawi, yaitu :

1. Rabbaniyah ( bernuansa ketuhanan )

2. Akhlaqiyah (perilaku baik dan buruk menurut Islam )

3. Insaniyah ( memiliki nilai-nilai kemanusiaan )

4. ‘Alamiyah ( bersifat terbuka )

5. Tassamuh ( egaliter )

9
6. Tanawwu’ ( beranekawarna )

7. Wasathiyah ( bersifat moderat )

8. Takamul ( terpadu )

9. Bangga terhadap diri sendiri

3. Sejarah Intelektual Islam

Perkembangan pemikiran Islam mempunyai sejarah yang

panjang dalam arti seluas- luasnya. Tradisi pemikiran di kalangan umat

Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.

Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun

Nasution (1986), dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual

Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu masa klasik

antara tahun 650 – 1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250 – 1800

M, dan masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.

Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi,

Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Syafi’I bersama dengan itu

lahir pula filosof Muslim seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang

filosof muslim pertama, Ar Razi (filosof besar) tahun 865 M, Al

Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung sistem

filsafat. Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir

terkenal tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M,

Ibnu Bajjah tahun 1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M.

Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan

sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena

filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan

10
akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan

akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai sekarang.

Ini merupakan awal kemunduran Ilmu pengetahuan dan filsafat di

dunia Islam. Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga

terjadi perdebatan antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran

saat itu adalah pemikiran satu alur antara agama dengan ilmu dan aturan

urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik puncaknya adalah ketika para

ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintah, sehingga

fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi umat

menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya.

Ada pertanyaan yang mendasar yang dilontarkan oleh intelektual

Muslim. Mengapa umat Islam tidak bisa menguasai ilmu pengetahuan

dan teknlogi modern? Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan

filsafat orang-orang Muslim? Jawabannya sangat sederhana, yaitu

karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang

diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan masa pertengahan.

Pada masa kejayaan banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat

material, oleh karena itu, pada jaman modern ini nampaknya jarang

sekali para ilmuwan dan tokoh-tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir

dari negara-negara kaya dari Timur Tengah, atau dari Negara-negara

yang penduduknya mayoritas Islam seperti Negara Indonesia ini.

4. Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Masjid berasal dari istilah sajada yasjudu yang mengandung arti

bersujud atau sembahyang. Masjid merupakan rumah Allah ( Baitullah ),

11
sehingga orang yang masuk masjid di perintahkan untuk shalat sunnah

tahiyyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. Nabi Saw

bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud r.a : “ jika

seseorang memasuki masjid jangan dulu duduk sebelum mengerjakan shalat

dua rakaat”.

Masjid pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah,

yaitu pada tahun 622 bulan Rabiulawal tahun I hijriyah bertepatan dengan

awal mula Nabi Muhammad Saw bertempat tinggal di madinah, masjid

tersebut adalah masjid madinah (Masjid Nabawi), adalah masjid utama

ketiga sesudah masjidil haram dan masjidil aqsha.

Sebagian besar masyarakat memahami masjid sebagai sarana atau

tempat untuk ibadah, terutama untuk shalat, padahal sebenarnya masjid

memiliki fungsi yang sangat luas daripada sekedar untuk shalat. Pada awal

berdirinya masjid, fungsi masjid belum berpindah dari fungsi yang utama

yaitu melakukan shalat, namun perlu diketahui pada zaman Rasulullah Saw

masjid di manfaatkan sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Nabi

Muhammad Saw menumbuh kembangkan agama Islam termasuk di

dalamnya mengajarkan al-qur’an, al hadist, dan bermusyawarah untuk

mufakat dalam usaha menyelesaikan berbagai macam persoalan umat Islam,

membina sikap dasar orang Islam kepada orang orang non muslim, sehingga

segala macam ikhtiar untuk mengembangkan umat Islam justru berasal dari

masjid. Masjid juga digunakan sebagai ajang pengumuman hal hal penting

yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan umat Islam.

12
Selain itu masjid juga berfungsi sebagai tempat sosial, yang

dipergunakan seperti hotel bagi seseorang yang sedang mengadakan

perjalanan, hal itu juga pernah dialami oleh seorang budak wanita yang baru

di bebaskan, karena tidak memiliki rumah kemudian ia mendirikan kemah

dihalaman masjid. Orang orang mengumandangkan ayat ayat al qur’an di

dalam masjid dengan suara merdu dan lagu lagu yang Islami.

Asas - asas Islam yang di dalamnya mengandung kepustakaan dapat

dilihat pada turunnya wahyu yang pertama, surat Al-Alaq : 1-5 yang artinya

Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmu lah yang

Maha Pemurah Yang Maha Mengajar manusia dengan perantaraan kalam,

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang manusia tidak mengetahuinya.

Ayat tersebut menjelaskan, bahwa tempat bersandar kepustakaan adalah

membaca dan menulis. Membaca dan menulis merupakan pertanda bagi

lahirnya kepustakaan Islam sesudah wafatnya Nabi. Kepustakaan Islam

adalah pusat pendidikan, pengajaran, dan dakwah Islam. Pada waktu Nabi

Muahammad masih hidup masjid merupakan perpustakaan sekaligus sebagai

gudang ilmu.

Sejarah pertumbuhan bangunan masjid berkaitan erat dengan

perkembangan daerah Islam dan kota kota baru. Pada waktu awal Islam

berkembang ke berbagai negara, umat Islam bertempat tinggal di tempat

yang baru, dengan menggunakan sarana masjid sebagai ajang untuk

kepentingan sosial. Masjid juga merupakan bentuk pengejewantahan

tumbuhnya kebudayaan Islam yang demikian penting.

13
Konstruksi bangunan masjid yang indah dapat ditemukan di spanyol,

india, suria, kairo, bagdad serta serta beberapa daerah di Afrika juga

merupakan pertanda sejarah monumen umat Islam yang pernah mengalami

zaman keemasan pada bidang teknologi, konstruksi, seni dan ekonomi. Seni

arsitektur masjid tidak terlepas dari pengaruh seni arsitektur Arab, Persia,

Byzantium, India, Mesir, dan Ghotik. Bangunan dan ciri khas arsitektur

masjid, semenjak zaman khalifah sampai saat ini terdapat perbedaan anatara

satu dengan yang lainnya. Tetapi secara keseluruhan dilandasi adanya jiwa

ketauhidan dan perwujudan rasa cinta dan kasih sayang kepada Allah SWT.

5. Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia

Islam masuk ke indonesia  lengkap dengan budayanya. Karena Islam

masuk dan berkembang dari negri Arab, maka Islam yang masuk ke

Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya. Pada  awal-awal masuknya

dakwah Islam ke Indoesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran

Islam dan mana budaya arab. Masyarakat awam menyamakan antara

perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran Islam.

Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut mencerminkan ajaran

Islam, bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi

masyarakat Indonesia.

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para da’i

mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana 

dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah

dalam mengemas ajaran Islam dengan budaya setempat sehingga

masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi

14
teradisi dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-

nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kebudayaan mereka.

Seperti dalam upacara-upacara, adab dan penggunaan bahasa sehari-

hari. Bahasa Arab/ Al Qur’an sudah banyak masuk dalam bahasa daerah

bahkan kedalam bahasa Indonesia baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa

yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.

Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa Islami, biasanya

tradisi tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat Islam,

seperti misalnya perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk menyambut

maulid nabi, ada juga perayaan yang dimaksudkan untuk memperingati

perjuangan penyebaran ajaran Islam seperti perayaan tabuik di Pariaman

( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan pada tanggal 10 muharam.

Berikut ini adalah nilai-nilai Islam yang berkembang di indonesia

dalam berbagai hal, antara lain :

 Banyak digunakannya nama-nama Islam dan istilah-istilah Islam/Arab

dalam kehidupan masyarakat.

 Terciptanya adat istiadat yang bernuansa Islam (pengucapan salam,

basmalah, tahlilan, kenduren, peringatan hari-hari besar Islam, dll.)

 Lahirnya kesenian-kesenian bercorak Islam (Qasidah, rebana, gambus,

hadrah, dll)

 Terciptanya bangunan-bangunan  yang arsitekturnya bercorakkan Islam

(masjid, rumah, istana/keraton, gapura, batu nisan, dll)

 Berkembangnya busana muslim/muslimah

15
 Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau

Sunan seperti halnya para wali. Apabila rajanya meninggal tidak lagi

dimakamkan dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.

 Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan

kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan

(komariah), seperti tahun Hijriah (Islam). Pada kalender Jawa, Sultan

Agung melakukan perubahan pada nama-nama bulan seperti Muharram

diganti dengan Syuro, Ramadhan diganti dengan Pasa.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan

karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal,

budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan

yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.

Sejarah Islam mencatat bahwa perkembangan kebudayaan dalam

Islam diawali dari periode klasik dan mencapai masa kejayaan

pada dinasti Abbassiyah dan kemudian mengalami masa

kemunduran pada abad pertengahan, diantara penyebabnya adalah pada

saat itu umat Islam terlena oleh kemewahan yang bersifat material

dan tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para

ulama besar masa klasik dan pertengahan.

Masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam mempunyai dua

fungsi pokok, yaitu : (1) sebagai pusat ibadah ritual dan (2) sebagai pusat

ibadah sosial. Sebagai pusat ibadah ritual berarti menyangkut hubungan

17
vertikal (dengan Allah) dan sebagai pusat ibadah sosial artinya hubungan

manusia dengan manusia yang lainnya, hidup saling tolong

menolong dan bergotong royong memajukan agama dan bangsa.

Dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia para da’i

mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana 

dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah

dalam mengemas ajaran Islam dengan budaya setempat sehingga

masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi

teradisi dalam kehidupan sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-

nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kebudayaan mereka.

Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan

Islam dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun

kebudayaan Islam dengan landasan konsep yang berasal dari Islam pula

18
DAFTAR PUSTAKA

http://materikuliahqu.blogspot.com/2010/01/kebudayaan-islam.html

http://asepmahfudz1.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kebudayaan-islam.html

http://duwihernas.blogspot.co.id/2014/08/kebudayaan-islam.html

http://komet-ipm.pun.bz/files/makalah-pendidikan-agama.pdf.html

19

Anda mungkin juga menyukai