Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah tentang “KONSEP AHKLAK ISLAMI DAN PERANANNYA DALAM

PENGEMBANGAN BUDAYA” ini.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran

agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas

Pendidikan Agama Islam dengan judul “KONSEP AHKLAK ISLAMI DAN PERANANNYA

DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini

berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami

perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Jakarta, 18 Mei 2019

Farhan Mubina

1
DAFTAR ISI

MAKALAH KONSEP AHKLAK ISLAMI DAN PERANANNYA DALAM


PENGEMBANGAN BUDAYA ................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1 ........................................................................................................................3
PENDAHULUAN ....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II .......................................................................................................................4
PEMBAHASAN .......................................................................................................4
2.1 Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli .................................................. 4
2.2 Pengertian Akhlak Menurut Pribadi Sendiri ....................................... 4
2.3 Pengertian kebudayaan Menurut Para Ahli ........................................... 4
2.4 Pengertian Kebudayaan Menurut Pribadi sendiri ................................ 4
2.5 Pengrtian Ahlak Dan Kebudayaan .......................................................... 5
2.6 Contoh Tradisi Dan Budaya Yang Bertentangan Dengan Budaya Islam
............................................................................................................................ 5
BAB III ......................................................................................................................8
PENUTUP .................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9

2
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya
budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam ini akan
mempengaruhi nilai, moral, sikap atau tingkah laku kehidupan individu dan masyarakatnya,
sehingga banyak terjadi penyimpangan sosial. Maka dari itu, setiap individu perlu dibekali dengan
budi pekerti (akhlak), dan untuk menanamkan akhlak maka diperlukan sebuah pembiasaan, salah
satunya dengan pembiasaan perilaku Islami. Pembiasaan perilaku Islami dipandang sebagai salah
satu aspek yang memiliki peranan penuh dalam mengembangkan dan membentuk generasi muda
agar memiliki kepribadian yang baik, dan yang terpenting yang harus dimiliki dari kepribadian
seorang peserta didik adalah akhlak mulia. Maka, sebagai penanggung jawab utama pembetukan
akhlak mulia siswa di sekolah adalah kepala sekolah.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana pandangan islam terhadap akhlak/etika dalam pengembangan budaya ?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap akhlak/etika dalam pengembangan
budaya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli


– Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan akhlak itu sebagai keadaan jiwa
yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.

-Imam Ghazali RadiAllahu Anhu mengatakan: akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di
dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran
dan penelitian. Apabila perbuatan itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu
dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya, apabila perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak
yang buruk.

– Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

2.2. Pengertian Akhlak Menurut Pribadi Sendiri


Akhlak adalah suatu perilaku yang telah tertanam dalam diri manusia diakibatkan kebiasaan –
kebiasaan yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan dahulu sehingga kemudian akan menjadi
kepribadiannya.

2.3. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli.


– Edward B. Taylor menyatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh sebagai anggota masyarakat.

– Koentjaraningrat menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan


hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.

– Ki Hajar Dewantara menyatakan Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.

– Arkeolog R. Soekmono menyatakan bahwa kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia,
baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

4
2.4. Pengertian Kebudayaan Menurut Pribadi Sendiri.
Kebudayaan adalah sesuatu hal yang merupakan hasil cipta manusia yang kemudian menjadi
kebiasaan suatu masyarakat atau golongan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan.

2.5. Pengertian Akhlak Dan Kebudayaan Menurut Pribadi Sendiri.


Akhlak dan kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
terdapat dalam pemikiran manusia, dimana dilandasi dengan tingkah laku manusia yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik yang
dapat dijadikan pedoman dan pengarah hidup manusia dalam berprilaku baik secara individu
maupun kolompok.

Kebiasaan yang ditunjukan suatu individu atau sekelompok masyarakat dan akhirnya menjadi
suatu kebiasaan yang tidak dapat di tinggalkan lagi karena telah melekat dalam kehidupan
mereka.

Akhlak dan kebudayaan adalah suatu perilaku atau tingkah laku manusia yang berasal dari hasil
cipta manusia itu sendiri yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat sehingga menjadi suatu kebiasaan yang kemudian menjadi kepribadian
diri manusia itu sendiri.

2.6. Contoh Tradisi dan Budaya Yang Bertentangan Dengan Budaya Islam
1) Arti kebutonan yaitu kalau kita merasa sebagai orang Buton maka proses dan perilaku
keseharian kita dalam hidup ini harus berlandaskan budaya, adat, ataupun kebiasaan
yang selama ini dipedomani dalam segala segi kehidupan kita sehari-hari. Contohnya,
seperti yang ada pada Falsafah Buton ; pobhinci-bhinciki kuli, pomae-maeka, pomaa-
maasiaka, poangka-angakakata, serta yinda-yindamo arata somanamo karo, yinda-
yindamo karo somanamo lipu, yinda-yindamo lipu somanamo sara, yinda-yindamo
sara somanamo agama.

5
2) KARAPAN SAPI
 Tradisi Karapan Sapi Madura
Karapan Sapi adalah acara khas masyarakat Madura yang di gelar setiap tahun pada
bulan Agustus atau September, dan akan di lombakan lagi pada final di akhir bulan
September atau October. Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi
yang di paksa untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finis. Joki tersebut berdiri
menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi. Panjang lintasan
pacu kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1
menit.
Selain di perlombakan, karapan sapi juga merupakan ajang pesta rakyat dan tradisi
yang prestis dan bisa mengangkat status sosial seseorang. Bagi mereka yang ingin
mengikuti perlombaan karapan sapi, harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk
melatih dan merawat sapi-sapi yang akan bertanding sebelumnya. Untuk membentuk
tubuh sepasang sapi yang akan ikut karapan agar sehat dan kuat, dibutuhkan biaya
hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Sapi
karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih
menjelang diadu di arena karapan.
Bagi masyarakat Madura, Kerapan dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen
padi atau tembakau. Untuk saat ini, selain sebagai ajang yang membanggakan, kerapan
sapi juga memiliki peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi, yaitu sebagai
kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan, peran magis religious; misal adanya
perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya
mantra-mantra tertentu. Terdapat seorang ‘dukun’ yang akan ‘mengusahakan’nya.
Pada setiap tim pasti memiliki seorang ‘dukun’ sebagai tim ahli untuk memenangkan
perlombaan.
Prosesi awal dari karapan sapi ini adalah dengan mengarak pasangan-pasangan sapi
mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen. Babak
pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah
penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara
kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok
menang
penyiksaan terhadap sapi kerap “sapi adu” oleh pemacunya. Agar laju sapi maksimal
dan bahkan melebihi biasanya, pemacu mengunakan cara yang berbeda dengan cara
sebelumnya yang mana cara tersebut juga dilarang keras oleh agama. Pemacu
memasang barang-barng panas seperti cabai pada qubul sapi kemudian melukainya
dengan paku yang berukuran besar. Cara ini bukan hanya menyakitinya dan
mendholiminya bahkan bisa membunuhnya. Dan seandainya dia mempunyai akal sama
halnya manusia, niscaya dia akan melawan dan tidak akan mau diperlakukan seperti
itu.

6
3) Memandikan keris di satu suro
Bulan Muharram di Pulau Jawa disebut dengan bulan Suro. Oleh sebagian orang,
malam 1 Muharram atau malam 1 Suro diisi dengan berbagai kegiatan yang tidak ada
kaitannya dengan Islam. Menurut masyarakat Jawa, bulan Suro adalah bulan keramat,
angker, atau naas dan berbahaya.Karena dianggap sebagai bulan keramat, maka
masyarakat mengadakan berbagai macam acara diantaranya : Agar terhindar dari
marabahaya, masyarakat memandikan keris. Mereka mengira bahwa senjata itu harus
dirawat dan dijaga. Jika tidak maka dia akan murka.Bagi masyarakat Jogja yang
memiliki keris pada saat itu mengkhususkan diri memandikan atau mencuci (njamasi)
keris tadi dengan air kembang setaman. mereka percaya keris itu memiliki kekuatan
supranatural. Juga banyak orang percaya bahwa air sisa jamasan kereta ini bisa
memberi manfaat dan keberuntungan bagi mereka yang menggunakannya, seperti
untuk cuci muka dan sebagainya.Demikian itu mereka lakukan karena menurut
keyakinannya, mereka takut celaka, takut kena musibah, dan sejenisnya. Padahal
sebenarnya hal tersebut sama sekali tidak diajarkan oleh Islam, bahkan hal itu bisa
mengantarkan pelakunya pada jurang kesyirikan (musyrik), dan diharamkan dalam
agama Islam Benda-benda itu tidak dapat mendatangkan kebahagiaan atau menolak
bala’

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ataupun budipekerti memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darajat yang
tinggi serta mulia dan manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu
yang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang
tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.
Dengan terus berkembangnya BUDAYA juga akan mempengaruhi akhlak manusianya serta
BUDAYA dan seni juga sangat berpengaruh bagi agama, salah satunya agama Islam. Sungguhpun
hebat hasil teknologi, namun jika diniatkan untuk menghancurkan sesama manusia,
menghancurkan lingkungan, maka sangat dilarang di dalam Islam
3.2 Saran
Sebagai seorang muslim alangkah baiknya apabila kita melaksanakan akhlak yang mulia karena
kita adalah umat Muhammad SAW yang diturunkan Allah sebagai penyempurna akhlak manusia
di bumi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-qur’an, Jakarta: Amzah, 2007.
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993, hlm 63.
Amin Ahmad, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo, cet. 2, 1994, hlm 25-26.
https://niningsyafitri.wordpress.com/tag/akhlak-budaya-buton/
https://dalamislam.com/akhlaq/akhlak-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai