TAHUN AKADEMIK 2019-2020 GENAP Nama : Riska Hidayanti NIM : 183223009 Prodi/Semester : Pendidikan Matematika/4 (Empat) Mata Kuliah : Hizbul Wathan/Kepanduan Dosen : Endang, M.Pd
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Secara organisasi otonom Muhammadiyah kepanduan Hizbul Wathan memiliki ciri ,struktur organisasi dari tingkat pusat sampai qabilah,serta jenjang kepanduan. Coba anda jelaskan… a. Arti lambang kepanduan hizbul wathan ? b. Apa yang perlu anda teladani dari tokoh Kh. Ahmad Dahlan ? c. Jelaskan struktur organisasi hw secara berjenjang ? d. Jenjang – Jenjang kepanduan hizbul wathan bagi peserta didik dan orang dewasa 2. Hizbul Wathan adalah salah satu Ortom Muhammadiyah bergerak dibidang kepanduan. Coba Anda sebutkan dan jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah organisasi kepanduan hizbul wathan ? 3. Gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah pemberdayaannya lewat sistem beregu, dalam kegiatannya. Coba anda jelaskan tentang sistem beregu dalam kepanduan hizbul wathan ! 4. Dalam suatu kegiatan kepanduan hizbul wathan perlu ada materi yang harus disusun agar kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan harapan. Coba anda sebutkan dan jelaskan materi – materi dalam kepanduan hizbul wathan? 5. Jelaskan hal-hal di bawah ini secara lengkap ; a. Hal –Hal Yang Perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan perkemahan ?
b. Coba anda jelaskan tetang peta perjalanan dan panorama ?
Jawaban: 1) a. Arti lambang kepanduan hizbul wathan adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya sebanyak 12 dengan logo HW. Melambangkan bahwa sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya pribadi kepada masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan kuncup melati melambangkan kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan kepribadian pemuda Muhammadiyah sebagai pemuda Muhammadiyah. b. Yang perlu diteladani dari tokoh KH. Ahmad Dahlan adalah Mandiri Pada tahun 1883, saat beliau berusia 15 tahun, beliau sudah pergi haji dan tinggal di Mekah selama 5 tahun, pada periode ini beliau mulai berinteraksi dengan pemikiran- pemikiran pembaharu Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afgani, Rasyid Ridha, dan Ibnu Taimiyah. Mencintai Ilmu Pengetahuan Sifatnya yang suka menuntut ilmu dan selalu semangat dalam belajar patut dicontoh oleh generasi pemuda Indonesia agar dapat menjadi pemimpin yang baik. Beliau memperdalam ilmu pengetahuan khususnya agama Islam dengan kembali menetap di Mekah selama 2 tahun dan berguru ke Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Jiwa wirausaha Dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat. Pandai dalam organisasi Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan- gagasan cemerlang, beliau mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi yang diikutinya, salah satunya Budi Utomo. Nasionalisme yang kuat KH. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di Nusantara. Beliau ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan Islam. Ia ingin mengajak umat Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Quran dan al-Hadits. Dan sejak awal beliau telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Tabah menghadapi rintangan dalam perjuangannya Dalam perjuangannya, beliau dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya Kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang kristen, mengajar sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi dan bermacam-macam tuduhan lainnya. Cerdas Kehadiran Muhammadiyah yang bertentangan dengan keinginan Hindia Belanda disiasati oleh KH. Ahmad Dahlan dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri, beliau menganjurkan adanya jamaah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Tidak membeda-bedakan ras, suku, dan agama Beliau mengajar di sekolah Belanda yang dikelola oleh Belanda dan mengajar murid- murid dari keturunan Belanda dan kalangan priyayi. Beliau juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith. c. Struktur organisasi HW secara berjenjang dari tingkat: 1. Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat. 2. Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah. 3. Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah. 4. Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang. 5. Tingkat Ranting disebut Qabilah Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu provinsi. Kwartir daerah/kota adalah kesatuan-kesatuan kwartir cabang dalam satu daerah/kota. Kwartir cabang adalah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan). d. Jenjang-jenjang kepanduan hizbul wathan bagi peserta didik dan orang dewasa: Anggota biasa, adalah peserta didik putra dan putri yang dikelompokan menjadi: - Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun - Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun - Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun - Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun Anggota pembina, adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan atau melatih peserta didik serta mengelola dan atau memimpin kwartir atau qabilah. Terdiri dari pelatih, instruktur, pemimpin satuan, dan pimpinan kwartir atau qabilah. Anggota kehormatan, adalah para pecinta kepanduan HW yang karena usia, kesehatan, atau kesibukan kerja, tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan. Yang terdiri dari: - Pandu Wreda HW dan Pandu Wreda Nasyiatul ‘Aisyiyah - Orang yang berjasa dalam pengembangan kepanduan HW - Simpatisan Kepanduan HW. Jenjang gerakan kepanduang HW diatur sejajar dengan jenjang organisasi di persyarikatan Muhammadiyah, yaitu: 1. Tingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat 2. Tingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah 3. Tingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah 4. Tingkat PC Muhammadiyah disebut Kwartir Cabang 5. Tingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah 2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam organisasi kepanduan Hizbul Wathan a. Sejarah HW Didirikan pada tanggal 20 Jumadil Awal 1338 H bertepatan pada tanggal 30 Januari 1920 M, nama HW (Hizbul Wathan) mulai dikenal masyarakat, yang mempunyai arti “Golongan yang Cinta Tanah Air”. Bermula dari perjalanan dakwah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan ke Surakarta pada tahun 1920, berdirinya HW merupakan inovasi terbuka dan kreatif untuk untuk membina anak- anak muda dalam keagamaan dan pendidikan mereka. Ketika melewati alun-alun Mangkunegaran, KH. Dahlan melihat anak-anak muda berseragam (para anggota Javaannsche Padvinder Organisatie), berbaris rapi, dan metakukan berbagai kegiatan yang menarik. Mereka kelihatan tegap dan disiplin. Sekembalinya di Yogyakarta, KH. Dahlan memangit beberapa guru Muhammadiyah untuk membahas metodologi baru dalam pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah, baik di sekolah-sekolah maupun di masyarakat umum. KH. Dahlan mengungkapkan bahwa alangkah baiknya kalau Muhammadiyah mendirikan padvinder untuk mendidik anak-anak mudanya agar memiliki badan yang sehat serta jiwa yang luhur untuk mengabdi kepada Allah. Gagasan KH. Ahmad Dahlan tersebut kemudian dikembangkan lagi, setelah diadakan pembahasan oleh beberapa orang yang dipelopori oleh Soemodirdjo, dengan mendirikan Padvinder Muhammadiyah yang terbentuk pada tahun 1920 yang diberi nama nama Hizbul Wathan. Namun ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa Hizbul Wathan berdiri pada tahun 1919. Aktivitas-aktivitas kepanduan di lingkungan Muhammadiyah segera dimulai. Syarbini, seorang bekas anggota militer Belanda dan bekas order office, mengadakan latihan berbaris dan berolahraga setiap hari Ahad sore di halaman Sekolah Muhammadiyah Suronatan. Kian hari kian bertambah pengikutnya, tidak lagi terbatas pada guru saja, juga banyak para pemuda Kauman yang ikut berlatih. Yang sangat menarik perhatian masyarakat ialah adanya barisan Padvinder Muhammadiyah yang tegap, disiplin, dan rapi, yang merupakan hal yang sangat menarik bagi masyarakat saat itu. Pada perkembangan selanjutnya, Hizbul Wathan banyak mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat umum dan kepanduan lain. Di Solo, Hizbul Wathan mendapat tanggapan hangat dari Javaannsche Padvinder Organisatie. Hizbul Wathan juga banyak terlibat dalam berbagai aktivitas di masyarakat umum, sehingga Hizbul Wathan akhirnya cepat dikenal di tengah masyarakat. Kepanduan HW dalam perjalanan sejarahnya telah menjadi wadah pendidikan bagi generasi muda muhammadiyah yang berhasil, sekaligus menjadi sarana da'wah yang ampuh. Banyak anak- anak muda yang tertarik memasuki kepanduan Hizbul Wathan. Mereka merasakan banyak mendapatkan manfaat dan keuntungan menjadi pandu Hizbul Wathan. Tidak sedikit pemuda- pemuda anggota pandu Hizbul Wathan menjadi orang yang percaya diri dan memiliki keperibadian yang baik (memiliki akhlak utama, luhur budi pekertinya, beriman serta bertaqwa kepada Allah) serta menjadi warga masyarakat yang berguna. Kepanduan Hizbul Wathan melahirkan orang-orang yang kemudian tidak hanya menjadi tokoh Muhammadiyah, tetapi juga menjadi tokoh nasional, seperti Soedirman (Panglima Besar TNI/Bapak TNI), Soedirman Bojonegoro (Mantan Pangdam Brawijaya), Syarbini (Mantan Pangdam Diponogoro/Menteri Veteran), M. Amien Rais (Ketua MPR), Soeharto (mantan Presiden RI II), Daryadmo (Mantan Ketua MPR), Feisal Tanjung (mantan Menko Polkam), Hari Sabarno (Wakil Ketua MPR), dan lain-lain. b. AD/ART AD/ART sangat diperlukan dalam sebuah organisasi khusunya organisasi HW yang merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu usaha/organisasi. c. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian seta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi HW disejajarkan dengan persyarikatan, dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah/Kota, dan Kwartir Cabang, Qabilah. d. Kurikulum Sebagai salah satu pendidikan luar sekolah, Hizbul Wathan memiliki Kurikulum atau silabus guna mengatur dan mengelola materi pendidikan kepada para anggotanya. Kurikulum ini digunakan Pandu Hizbul Wathan agar peserta didiknya tidak merasa bosan dan para pelatih atau pembina tidak kekurangan materi. e. Tata Upacara Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti yang baik. Sasaran upacara agar peserta didik mampu : 1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara 2. Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi 3. Selalu tertib dalam kehidupan sehari-hari 4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain 5. Dapat memimpin dan dipimpin 6. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib 7. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai bersyukur f. Materi Dalam HW terdapat materi, diantaranya adalah mengenai: - Sandi - Semaphore - Tali temali - Peraturan Baris Berbaris (PBB) - P2HW (Pertolongan pertama dasar pada korban yang dengan cepat dan tepat sesuai prosedur dasar dalam kesehatan sebelum korban dibawa ke rumah sakit atau tempat rujukan yang lain) - Bantuan Hidup Dasar (BHD) - Stratak - Peta perjalanan dan panorama g. Jenjang/Tingkatan Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik Indonesia, beragama Islam, yang terdiri dari : 1. Anggota Biasa adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan menjadi: - Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun - Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun - Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun - Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun 2. Anggota Pembina adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan atau melatih peserta didik serta mengelola dan atau memimpin Kwartir atau Qabilah. Anggota pembina terdiri dari pelatih, Instruktur, Pemimpin Satuan, dan Pimpinan Kwartir atau Qabilah. 3. Anggota Kehormatan adalah para pecinta Kepanduan Hizbul Wathan, yang karena usia, kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan. Anggota Kehormatan terdiri dari: - Pandu Wreda Hizbul Wathan dan Pandu Wreda Nasyiatul ‘Aisyiyah. - Orang yang berjasa dalam pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. - Simpatisan Kepanduan Hizbul Wathan. Jenjang organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar dengan jenjang organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai berikut: 1. Di tingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat 2. Di tingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah 3. Di tingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah 4. Di tingkat PC Muhammadiyah disebut Kwartir Cabang 5. Di tingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah h. Program Dengan adanya program kerja, maka setiap anggota yang melakukan pekerjaan dapat bekerja secara lebih efektif dan terstruktur. Program harus dibuat secara terarah, sebab akan menjadi pegangan oeganisasi dalam mencapai suatu tujuan. 3) a. Sistem beregu adalah salah satu metode hizbul wathan dalam hal proses pendidikan dalam rangka upaya mencapai tujuan kepanduan HW. Sistem beregu bertujuan supaya peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan belajar dipimpin, belajar mengurus dan mengorganisir, belajar memikul tanggung jawab, belajar menyesuaikan diri, belajar bekerja, belajar bekerja sama, belajar kerukunan dan kekompakan. 4) a. Materi-materi dalam HW a) Sandi Huruf Sandi adalah huruf rahasia yang hanya di mengerti segolongan orang saja. ada beberapa macam sandi, setiap orang dapat membuatnya sendiri, tidak ada sandi yang tidak punya kunci. Terkadang kunci harus di tulis pada suratnya agar penerima tahu cara membongkarnya. Terdapat macam-macam sandi, yaitu: - Sandi morse - Sandi jam - Sandi and b) Semaphore Semaphore adalah suatu cara mengirim dan menerima berita dengan memakai bendera,dayung,batang,tangan kosong ata dengan sarung tangan.informasi yang di dapat di baca melalui posisi bendera atau tangan.kini yang umum di gunakan bendera semaphore.penemu semaphore adalah claude chappe,brulon,sarthe dan perancis pada tahun 1792. c) Tali Temali Tali temali adalah mencampuradukan antara tali, simpul dan ikatan, begitu juga di Kepanduan tali di gunakan untuk banyak hal diantaranya : - Mengangkat benda yang berat - Mengikat tongkat atau tiang - Menyambungkan tali yang satu dan lainnya - Untuk menarik benda yang berat - Untuk mengikat benda yang mudah bergerak. d) Peraturan Baris Berbaris (PBB) Pengertian dari PBB adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup disiplin pada suatu organisasi masyarakat yang diarahkan terhadap terbentuknya perwatakan tertentu. e) P2HW Pertolongan pertama dasar pada korban yang dengan cepat dan tepat sesuai prosedur dasar dalam kesehatan sebelum korban dibawa ke rumah sakit atau tempat rujukan yang lain. f) Bantuan Hidup Dasar (BHD) Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seorang tuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu mengalikan darah ketempat yang penting dalam tubuh korban, sehinga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak. g) Stratak Stratak adalah menstrategikan dan mengkonsepkan (cara mengajar di lapangan). 5) a. Hal –Hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan perkemahan adalah: - Lapor kepada pejabat/kepala kampung terdekat. - Bekerja menurut tugasnya masing-masing (mendirikan tenda, memasak, dll) - Berkenalan dengan penduduk sekitar (ramah tamah), mengetahui adat istiadat setempat. - Selalu berpegang teguh pada disiplin, kerapian, sopan santun. - Melaksanakan acara yang telah disusun sebelumnya. b. Peta perjalanan adalah peta untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya atau laporn perjalanan suatu pengembaraan yang dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tujuan. Panorama adalah bahan penyelidikan/pengintaian untuk menggambarkan kembali situasi atau keadaan suatu daerah pada suatu waktu, dan jika kita kembali ke daerah tersebut kita akan melihat perubahan-perubahan yang terjadi.