Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH HIZBUL WATHAN

Makalah ini disusun sebagai tugas individu mata kuliah Hizbul Wathan
Dosen Pengampu : Endang, M.Pd

Oleh :
Didi Fadillah (171223010)
PTIK 7 Karyawan

SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH KUNINGAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan bantuan dari beberapa pihak, yang berjudul ―Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan‖.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi perbaikan dari kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Kuningan , 20 September 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
2.1 Sejarah Hizbul Wathan ............................................................................ 2
2.2 AD/ART Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ........................................ 5
2.3 Struktur Organisasi Hizbul Wathan ......................................................... 16
2.4 Tata Upacara Hizbul Wathan ................................................................... 20
2.5 Kurikulum Hizbul Wathan ....................................................................... 26
2.6 Materi Kepanduan Hizbul Wathan .......................................................... 34
2.7 Progran Hizbul Wathan ............................................................................ 46
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 54
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 54
3.2 Saran ........................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da‘wah
Amar Ma‘ruf nahi Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur‘an dan
As Sunnah, bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam
segala bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial
ekonomi.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, memiliki
tugas mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak,
remaja dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya
dan siap menjadi kader Persyarikatan, Umat, dan Bangsa. Sebagai suatu
gerakan, setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki tugas dan
tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan menyebar-
luaskan maksud dan tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Hizbul Wathan sendiri memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal ini
dimaksudkan agar setiap anggota memiliki jiwa dan semangat nasionalisme
yang tinggi, sehingga sanggup untuk membela dan mempertahankan tanah air
Indonesia dari segala hal yang dapat mengancam keutuhan dan
kedaulatannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam Makalah ini adalah:
1. Sejarah Hizbul Wathan?
2. AD/ART Hizbul Wathan?
3. Organisasi Hizbul Wathan?
4. Tata Upacara Hizbul Wathan?
5. Kurikulum Hizbul Wathan?
6. Jenjang Pendidikan Hizbul Wathan?
7. Program Kegiatan Hizbul Wathan?
8. Materi kepanduan Hizbul Wathan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Hizbul Wathan dan mengetahui serta memahami
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hizbul Wathan


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah
satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Ortom Muhammadiyah lainnya adalah: 'Aisyiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah (NA),
Pemuda Muhammadiyah (PM), Ikata Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M) atas
prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri Muhammadiyah.
Prakarsa itu timbul saat dia selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat
latihan Pandu di alun-alun Mangkunegaran. Gerakan ini kemudian meleburkan
diri ke dalam Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan SK Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999
tanggal 10 Sya'ban 1420 H (18 November 1999 M) dan dipertegas dengan SK
Nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003)
HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina
anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan
berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya
pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan,
umat, dan bangsa.

1. Sifat Hizbul Wathan


HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar
lingkungan keluarga dan sekolah
a. bersifat nasional, artinya ruang lingkup usaha HW meliputi seluruh
wilayah Negara Kesatuan Repulik Indonesia.
b. bersifat terbuka, artinya keanggotaan HW terbuka untuk seluruh lapisan
masyarakat, tanpa membedakan gender, usia, profesi, atau latar belakang
pendidikan. Penggolongan keanggotaan HW menurut usia hanyalah
untuk membedakan status sebagai peserta didik atau anggota dewasa
(pembina)
c. bersifat sukarela, artinya dasar seseorang menjadi anggota HW adalah
suka dan rela, tanpa paksaan atau tekanan orang lain.
d. tidak berorientasi pada partai politik, artinya secara organisatoris HW
tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik dan HW tidak melakukan
aktivitas politik praktis. Induk organisasi HW adalah Persyarikatan
Muhammadiyah.

2
2. Identitas HW
HW adalah kepanduan islami, artinya pendidikan kepanduan yang
dilakukan oleh HW adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan
membentuk peserta didik berakhlak mulia.
a. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya
mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan

3. Ciri Khas HW
Ciri khas HW adalah Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode
Kepanduan, yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. Pelaksanaannya
disesuaikan kepentingan, kebutuhan, situasi, kondisi masyarakat, serta
kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah.
a. Prinsip Dasar Kepanduan adalah
1) Pengamalan akidah Islamiyah;
2) Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam;
3) Pengamalan kode kehormatan pandu.
b. Metode Kepanduan
1) Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu;
2) Kegiatan dilakukan di alam terbuka;
3) Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan
menantang;
4) Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan;
5) Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu
puteri.

4. Janji Pandu Athfal


a. ―Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah‖
b. Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-
sungguh:
c. Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Tuhan
d. Dua, selalu menurut Undang-undang Athfal dan setiap hari berbuat
kebajikan

5. Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan:


a. Pandu Hizbul Wathan itu dapat dipercaya
b. Pandu Hizbul Wathan itu setia dan teguh hati
c. Pandu Hizbul Wathan itu siap menolong dan wajib berjasa
d. Pandu Hizbul Wathan itu cinta perdamaian dan persaudaraan
e. Pandu Hizbul Wathan itu sopan santun dan perwira
f. Pandu Hizbul Wathan itu menyayangi semua makhluk
g. Pandu Hizbul Wathan itu siap melaksanakan perintah tanpa membantah
3
h. Pandu Hizbul Wathan itu sabar dan pemaaf
i. Pandu Hizbul Wathan itu teliti dan hemat
j. Pandu Hizbul Wathan itu suci dalam hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan.
k. Janji Pandu Hizbul Wathan:
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-
sungguh:
1) Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang,
dan Tanah Air.
2) Menolong siapa saja semampu saya.
3) Setia menepati Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan

Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan
Singkatan HW
Slogan Berlomba Lomba Dalam
Kebaikan
Tanggal 1918
pembentukan
Badan hokum Organisasi otonom dalam
Muhammadiyah
Tujuan Pendidikan anak/pemuda
Kantor pusat Yogyakarta
Wilayah layanan seluruh Indonesia
Jumlah anggota Perorangan
Ketua Umum Muchdi PR
Organ utama Kwartir Pusat
Organisasi induk Persyarikatan Muhammadiyah
Situs web www.hizbulwathan.or.id

4
2.2 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Untuk landasan dasar Organisasi Kepanduan Hizbul Wathan, disusunlah
Anggaran Dasar, sebagai berikut.

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Waktu
1. Organisasi Kepanduan satu-satunya dalam Muhammadiyah bernama
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, disingkat HW.
2. HW adalah Gerakan Kepanduan sekaligus Gerakan Da‘wah Amar Ma‘ruf
Nahi Munkar, berasas Islam, bersumber pada Al Qur‘an dan As Sunnah.
3. HW didirikan pertama kali di Yogyakarta oleh K.H.A.Dahlan pada tahun
1336 H/1918 M, dan dibangkitkan kembali atas amanat Sidang Tanwir
Muhammadiyah 1998 di Semarang. Dideklarasikan oleh PP
Muhammadiyah melalui Surat Keputusan No. 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999
tanggal 10 Sya‘ban 1420 H/18 Nopember 1999 M dan dipertegas dengan
SK No.10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H/2 Februari 2003 M,
untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 2
Tempat Kedudukan
1. HW berpusat di tempat kedudukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
2. Kantor Pusat HW berada di Yogyakarta dan di ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
3. Kegiatan HW dapat diselenggarakan di mana saja, termasuk yang belum
terdapat Pimpinan Muhammadiyah.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA USAHA
Pasal 3
Maksud dan Tujuan
1. Mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anak, remaja dan pemuda
melalui pendidikan dan latihan Kepanduan, supaya menjadi orang Islam
yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti luhur, berbadan sehat
dan tangkas, hingga berguna bagi diri sendiri, Persyarikatan dan masyarakat.
2. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud
masyarakat Kepanduan yang Islami.

5
Pasal 4
Usaha
1. Menyelenggarakan latihan dan pendidikan Kepanduan meliputi bidang
Agama Islam, Teknik Kepanduan, Ketrampilan Kepanduan dan
Ketrampilan Penunjang Kepanduan.
2. Memperdalam dan meresapkan jiwa Islam dalam latihan Kepanduan dan
memajukan amal ibadah sehari-hari.
3. Menanamkan pendidikan kemandirian, kejujuran, keterbukaan dan akhlak
mulia sebagai khittah (cita-cita, langkah, kebijaksanaan dan tugas pokok)
Gerakan.
4. Mengembangkan Kepanduan HW di seluruh wilayah NKRI dan ditempat
lain.
5. Menjalin kerjasama kelembagaan dengan semua pihak yang sejalan dengan
maksud dan tujuan HW, di dalam / luar negeri.
6. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada Persyarikatan,
Tanah Air, dan Bangsa.
7. Menumbuhkan rasa percaya diri, rasa tanggungjawab, sikap dan perilaku
kreatif serta inovatif, disiplin, dan istiqamah.
8. Melakukan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan maksud dan
tujuan HW.

BAB III
Pasal 5
Azas Dan Dasar
1. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan berasas Islam.
2. Latihan, pelajaran, dan permainan, disesuaikan dengan ilmu jiwa dan
metoda Kepanduan yang sesuai dengan keadaan, kemauan, dan tingkat usia.
3. Pendidikan dan latihan dilaksanakan tidak dengan paksaan dan diusahakan
untuk menumbuhkan kemauan, keinsyafan, kesanggupan diri menuju
perbaikan budi pekerti, dan kesempurnaan amal perbuatan.
4. Permainan dan pelajaran yang dilatihkan, cara permainan dan cerita
disesuaikan dengan jiwa dasar negara dan masyarakat Indonesia.

6
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN ORGANISASI
Pasal 6
Keanggotaan
1. Anggota HW adalah warga negara Indonesia, beragama Islam, dan bersedia
melaksanakan maksud dan tujuan HW.
2. Anggota HW terdiri dari 2 (dua) kelompok, yakni :
a) Kelompok anggota muda, berusia 6-25 tahun.
b) Kelompok anggota dewasa, berusia diatas 25 tahun.
3. Setiap anggota HW mempunyai kewajiban dan hak.
4. Kewajiban dan hak anggota HW diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga,
anggota HW mempunyai hak bersuara, memilih dan dipilih.
5. Peraturan keanggotaan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 7
Susunan Organisasi
H.W. bergerak dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan tersusun dalam
tingkatan sebagai berikut:
1. Qabilah adalah kesatuan anggota dalam suatu tempat/kawasan.
2. Kwartir Cabang disingkat KWARCAB adalah kesatuan Qabilah-Qabilah
dalam suatu kecamatan.
3. Kwartir Daerah disingkat KWARDA adalah kesatuan KWARCAB-
KWARCAB dalam suatu kota / kabupaten.
4. Kwartir Wilayah disingkat KWARWIL ialah kesatuan KWARDA-
KWARDA dalam suatu provinsi.
5. Kwartir Pusat disingkat KWARPUS ialah kesatuan KWARWIL-
KWARWIL

Pasal 8
Penetapan Organisasi
1. Penetapan KWARWIL dan KWARDA dengan ketentuan luas
lingkungannya diputuskan oleh KWARPUS.
2. Penetapan KWARCAB dengan ketentuan luas lingkungannya diputuskan
oleh KWARWIL.
3. Penetapan QABILAH dengan ketentuan luas lingkungannya diputuskan
oleh KWARDA.
4. Dalam hal-hal luar biasa KWARPUS dapat mengambil ketetapan lain.

7
BAB V
PIMPINAN
Pasal 9
Kwartir Pusat
1. Kwartir Pusat disingkat KWARPUS adalah pimpinan tertinggi yang
memimpin HW secara keseluruhan.
2. KWARPUS terdiri atas sekurang-kurangnya tiga belas orang anggota,
dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar HW untuk satu masa jabatan dari
calon-calon yang diusulkan oleh Tanwir HW.
3. Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum KWARPUS
dikenalkan langsung sebelum penutupan Muktamar HW atas kesepakatan
dari tiga belas anggota KWARPUS yang terpilih.
4. Apabila dipandang perlu, KWARPUS dapat mengusulkan tambahan
anggotanya kepada Tanwir HW.
5. KWARPUS dilantik dan disahkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
6. KWARPUS mewakili HW untuk tindakan di dalam dan di luar pengadilan,
KWARPUS diwakili Ketua Umum atau seorang Ketua bersama seorang
Sekretaris.

Pasal 10
Kwartir Wilayah
1. Kwartir Wilayah disingkat KWARWIL memimpin HW dalam wilayahnya
serta melaksanakan kebijakan KWARPUS.
2. KWARWIL terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang, ditetapkan oleh
KWARPUS untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam
Musyawarah KWARWIL.
3. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara KWARWIL dikenalkan langsung sebelum
penutupan Musyawarah atas kesepakatan sebelas anggota KWARWIL yang
terpilih.
4. KWARWIL dilantik oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
setempat dan disahkan dengan Surat Keputusan KWARPUS.
5. KWARWIL dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Rapat Kerja
KWARWIL yang kemudian dimintakan ketetapan KWARPUS.

Pasal 11
Kwartir Daerah
1. Kwartir Daerah disingkat KWARDA memimpin HW dalam wilayahnya
serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya.
2. KWARDA terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang, ditetapkan oleh
KWARWIL untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam
Musyawarah KWARDA.

8
3. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara KWARDA dikenalkan langsung sebelum
penutupan Musyawarah atas kesepakatan sembilan anggota KWARDA
yang terpilih.
4. KWARDA dilantik oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan
disahkan dengan Surat Keputusan KWARWIL setempat.
5. KWARDA dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Rapat Kerja
KWARDA yang kemudian dimintakan ketetapan KWARWIL.

Pasal 12
Kwartir Cabang
1. Kwartir Cabang disingkat KWARCAB memimpin H.W. dalam wilayahnya
serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya.
2. KWARCAB terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang, ditetapkan oleh
KWARDA untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang dipilih dalam
Musyawarah KWARCAB.
3. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara KWARCAB dikenalkan langsung
sebelum penutupan Musyawarah atas kesepakatan tujuh anggota
KWARCAB yang terpilih.
4. KWARCAB dilantik oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan
disahkan dengan Surat Keputusan KWARDA setempat.
5. KWARCAB dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Rapat Kerja
KWARCAB yang kemudian dimintakan ketetapan KWARDA.

Pasal 13
Qabilah
1. Qabilah memimpin HW dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan
pimpinan di atasnya.
2. Qabilah terdiri atas sekurang-kurangnya lima orang, ditetapkan oleh
KWARCAB/KWARDA untuk satu masa jabatan dari calon-calon yang
dipilih dalam Musyawarah Qabilah.
3. Ketua, dan Staf Qabilah disahkan dengan Surat Keputusan
KWARCAB/KWARDA dan dilantik oleh Pimpinan Ranting
Muhammadiyah (PRM) setempat atau oleh Pimpinan Lembaga bagi
Qabilah yang berbasis di suatu Lembaga.
4. Qabilah dapat mengusulkan tambahan anggotanya kepada Rapat Kerja
Qabilah yang kemudian dimintakan ketetapan KWARCAB/KWARDA.

Pasal 14
Pemilihan Pimpinan
1. Anggota Pimpinan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan Qabilah
terdiri atas anggota HW dan Muhammadiyah.
2. Cara pemilihan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

9
Pasal 15
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Pimpinan Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang selama 5
(lima) tahun dan Qabilah selama 2 (dua) tahun.
2. Ketua Kwartir Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, dan Qabilah, masing-
masing dapat dijabat oleh orang yang sama maksimal dua kali masa jabatan
berturut-turut.
3. Dalam hal-hal luar biasa, KWARPUS dapat mengambil ketetapan lain.

Pasal 16
Unsur Pendukung Pimpinan
1) Unsur Pendukung Pimpinan terdiri atas, Lembaga, Badan, Dewan, Panitia,
atau Tim Satuan Kerja.
2) Unsur Pendukung Pimpinan dibentuk melalui Surat Keputusan masing-
masing Kwartir dan Qabilah yang bersangkutan.
3) Unsur Pendukung Pimpinan memiliki wewenang dan tanggungjawab
sebagaimana yang diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan
pengangkatannya.

BAB VI
PERMUSYAWARATAN
Pasal 17
Muktamar
1. Muktamar ialah permusyawatan tertinggi dalam HW diadakan atas
undangan KWARPUS, yang anggotanya terdiri atas :
a. Anggota KWARPUS,
b. Ketua KWARWIL,
c. Anggota Tanwir Wakil KWARWIL,
d. Ketua KWARDA,
e. Wakil-wakil KWARDA yang dipilih oleh Rapat Kerja KWARDA,
f. Ketua, dan Sekretaris Unsur Pendukung Pimpinan KWARPUS.
2. Muktamar HW diadakan sekali dalam lima tahun.
3. Apabila dipandang perlu oleh KWARPUS, atas keputusan Tanwir, dapat
diadakan Muktamar Luar Biasa.

Pasal 18
Tanwir
1. Tanwir ialah permusyawaratan tertinggi dalam H.W. di bawah Muktamar,
diadakan atas undangan KWARPUS, yang anggotanya terdiri dari:
a. Anggota KWARPUS,
b. Ketua KWARWIL,

10
c. Wakil-wakil KWARWIL,
d. Ketua dan Sekretaris Unsur Pendukung Pimpinan KWARPUS.
2. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya tiga kali selama masa jabatan
KWARPUS.

Pasal 19
Musyawarah Kwartir Wilayah
1. Musyawarah Kwartir Wilayah ialah permusyawaratan HW dalam wilayah
Kwarwil, diadakan atas undangan Pimpinan Kwarwil, yang anggotanya
terdiri dari:
a. Anggota KWARWIL,
b. Ketua KWARDA,
c. Anggota KWARDA yang jumlahnya ditetapkan olek KWARWIL,
d. Ketua KWARCAB,
e. Wakil – wakil KWARCAB yang jumlahnya ditetapkan oleh KWARWIL,
f. Ketua, dan Sekretaris Unsur Pendukung Pimpinan KWARWIL,
2. Musyawarah KWARWIL diadakan sekali dalam lima tahun.

Pasal 20
Musywarah Kwartir Daerah
1. Musyawarah Kwartir Daerah ialah permusyawaratan HW dalam wilayah
KWARDA, diadakan atas undangan Pimpinan KWARDA, yang anggotanya
terdiri dari :
a. Anggota KWARDA
b. Ketua KWARCAB,
c. Anggota KWARCAB yang jumlahnya ditetapkan olek KWARDA,
d. Ketua QABILAH,
e. Anggota Qabilah yang jumlahnya ditetapkan oleh KWARDA,
f. Ketua, dan Sekretaris Unsur Pembantu Pimpinan KWARDA,
2. Musyawarah KWARDA diadakan sekali dalam lima tahun.

Pasal 21
Musyawarah Kwartir Cabang
1. Musyawarah Kwartir Cabang ialah permusyawaratan HW dalam
KWARCAB, diadakan atas undangan Pimpinan KWARCAB, yang
anggotanya terdiri dari :
a. Anggota KWARCAB,
b. Ketua, dan Sekretaris Qabilah,
c. Anggota / Staf Qabilah,
d. Ketua dan Sekretaris Unsur Pendukung Pimpinan KWARCAB.
2. Musyawarah KWARCAB diadakah sekali dalam lima tahun.

11
Pasal 22
Musyawarah Qabilah
1. Musyawarah Qobilah ialah permusyawaratan dalam Qobilah, diadakan oleh
Pimpinan Qobilah, yang anggotanya terdiri atas segenap anggota dalam
Qobilah.
2. Musyawarah Qobilah diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun.

Pasal 23
Keabsahan Musyawarah
1. Musyawarah tersebut dalam pasal 16 sampai dengan pasal 21 dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh dua pertiga anggota yang diundang oleh pimpinan
Kwartir / Qabilah masing-masing.
2. Setiap Musyawarah mengundang Pimpinan setingkat di atasnya.

Pasal 24
Keputusan
Keputusan-keputusan Musyawarah tersebut dalam pasal 16 sampai dengan pasal
21, diambil secara mufakat atau dengan suara terbanyak.

Pasal 25
Rapat Kerja
1. Rapat kerja ialah rapat pimpinan yang diadakan untuk membicarakan segala
sesuatu yang menyangkut jalannya organisasi.
2. Rapat kerja dibedakan dalam dua jenis, yaitu Rapat Kerja Pimpinan dan
Rapat Kerja Unsur Pendukung Pimpinan.
3. Rapat Kerja Pimpinan Kwartir Wilayah, Daerah, Cabang, dan Qabilah
masing-masing diadakan sekurang- kurangnya tiga kali dalam satu periode,
sedangkan Rapat Kerja Unsur Pendukung Pimpinan diadakan sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun.
4. Ketentuan mengenai masing-masing jenis rapat kerja pimpinan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 26
Tanfidz
1. Tanfidz adalah pernyataan berlakunya keputusan Muktamar, Tanwir,
Musyawarah, Rapat Pimpinan, atau Rapat Kerja yang dilakukan oleh
Kwartir pada tingkatnya masing-masing.
2. Keputusan Muktamar, Musyawarah, Rapat Pimpinan, atau Rapat Kerja
berlaku sejak ditanfidzkan oleh Pimpinan Kwartir atau Qabilah masing-
masing.

12
BAB VII
KEUANGAN DAN PENGAWASAN
Pasal 27
Keuangan
Keuangan HW diperoleh dari:
1. uang pangkal, iuran anggota dan bantuan yang tidak mengikat,
2. zakat, infaq, shadaqah, wakaf, wasiat dan hibah,
3. badan usaha milik Hizbul Wathan,
4. sumber-sumber lain yang halal.

Pasal 28
Pengawasan
1. Pengawasan meliputi keuangan dan harta kekayaan serta sumber daya insani
dan organisasi HW.
2. Pada setiap tingkat Pimpinan Kwartir dan Qabilah dibentuk satuan
pengawasan yang berkedudukan sebagai unsur pendukung pimpinan.

BAB VIII
LAMBANG, SIMBOL, BENDERA, MARS DAN HIMNE
Pasal 29
Lambang dan Simbol
1. Lambang HW adalah lingkaran matahari bersinar utama dua belas dan di
tengahnya ditulis huruf HW.
2. Simbol HW adalah sekuntum bunga melati dengan pita di bawah yang
bertuliskan : ‫ﻓﺎﺳﺘﺒﻘﻮﺍﻟﺨﻴﺮﺍﺕ‬

Pasal 30
Bendera
Bendera resmi HW berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan
lebar dan panjangnya dua berbanding tiga, di dalamnya berisi enam garis hijau
dan lima garis kuning, mendatar berselang-seling, di sudut kiri atas terdapat
lambang HW berwarna putih di atas dasar persegi panjang hijau.

Pasal 31
Mars dan Himne
HW mempunyai Mars dan Himne yang menyatakan jati diri dan
perjuangannya dalam bentuk lirik lagu yang bernada dan berirama.

13
BAB IX
KODE KEHORMATAN, JANJI DAN UNDANG-UNDANG PANDU

Pasal 32
Kode Kehormatan
1. Kode Kehormatan berupa janji, semangat, dan akhlak Pandu, baik dalam
kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
2. Kode Kehormatan Pandu adalah janji Pandu HW dan Undang-Undang
Pandu HW.

Pasal 33
Janji dan Undang-Undang Pandu H.W.
1. Janji Pandu Pengenal dan Penghela:
Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-
sungguh:
Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang,
dan Tanah Air;
Dua, siap menolong siapa saja, semampu saya;
Tiga, siap melaksanakan Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan.
2. Janji Pandu Athfal:
Didahului dengan membaca Syahadat;
Maka saya berjanji
Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah dan selalu menurut
undang-undang Athfal.
Dua, setiap hari mengerjakan kebajikan.
a. Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan:
Satu: Pandu HW dapat dipercaya;
Dua: Pandu HW setiawan;
Tiga: Pandu HW siap menolong, dan wajib berjasa;
Empat: Pandu HW suka perdamaian, dan persaudaraan;
Lima: Pandu HW mengerti adat, sopan santun, dan perwira;
Enam: Pandu HW penyayang kepada semua makhluk;
Tujuh: Pandu HW melaksanakan perintah tanpa membantah;
Delapan: Pandu HW sabar dan pemaaf;
Sembilan: Pandu HW teliti dan hemat;
Sepuluh: Pandu HW suci dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan.

14
BAB X

ANGGARAN RUMAH TANGGA


Pasal 34
1. Hal-hal yang tidak disebut dalam Anggaran Dasar, diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh KWARPUS, dengan tidak menyalahi
Anggaran Dasar, dan disahkan oleh Tanwir.
3. Dalam keadaan yang sangat darurat, KWARPUS dapat mengadakan
perubahan dalam Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai diadakan
Tanwir berikutnya.

BAB XI
ANGGARAN DASAR
Pasal 35
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar.
2. Rencana Perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah
tercantum dalam acara Muktamar.
3. Perubahan Anggaran Dasar sah apabila diputuskan dengan suara sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir.

BAB XII
KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP
Pasal 36
Pembubaran
1. Pembubaran HW hanya dapat dilakukan dengan Surat Keputusan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.
2. Sesudah HW dinyatakan bubar, segala hak miliknya menjadi hak milik
Muhammadiyah.

Pasal 37
Penutup
1. Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan atau petunjuk yang akan ditetapkan
kemudian.
2. Anggaran Dasar ini sebagai pengganti Anggaran Dasar sebelumnya, telah
disahkan oleh Muktamar Hizbul Wathan ke-2 di Jakarta pada tanggal 11
Shafar 1432 H bertepatan dengan tanggal 15 Januari 2011 M, dan mulai
berlaku sejak ditanfidzkan.

15
2.3 Struktur Organisai Hizbul Wathan
1. Kwartir Pusat–Kwartir Wilayah–Kwartir Daerah–Kwartir Cabang–Qabilah
a. Qabilah
Rumpun Athfal Pasukan Pengenal Kerabat Penghela
Kafilah Penuntun
2. Tugas Dan Tanggungjawab Pimpinan Qabilah
a. Memimpin HW ditingkat Qabilah
b. Menetapkan kebijakan HW berdasarkan kebijakan Kwartir di atasnya,
keputusan Musyawarah Qabilah dan Rapat Pimpinan Qabilah
c. Membuat pedoman kerja, pembagian tugas dan wewenang anggotanya
d. Membina rumpun Athfal, Pasukan Pengenal, Kerabat Penghela, Kafilah
Penuntun
e. Membina hubungan dengan Pimpinan Muhammadiyah, Ortom AUM
setempat
f. Memberi laporan kepada kwartir di atasnya
3. Program Kerja Qabilah
a. Organisasi:
1) Membangun organisasi/manajemen kepanduan islami terdepan
2) Membangun organisasi professional, efektif, efisien, sehat, akuntabel,
tanggungjawab bersama
3) Meningkatkan mutu anggota
4) Membina rumpun athfal, pasukan pengenal, kerabat penghela, dan
kafilah penuntun
5) Membangun dan membina organisasi yang amanah
b. Administrasi, Dana , dan Keuangan
Melengkapi buku – buku administrasi seperti:
1) Buku Induk Anggota
2) Buku Keuangan
3) Buku Agenda Kegiatan
4) Buku Inventaris
5) Buku Ekspedisi Surat
6) Buku Harian
7) Buku Risalah Rapat
8) Buku Kenaikan Tingkat
9) Kartu Pribadi
c. Mewujudkan kemandirian pendanaan, memiliki ruang kerja, iuran
anggota

16
4. Diklat
a. Peserta didik:
1) Mengadakan kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang
yang mampu membekali dengan nilai-nilai yang islami
2) Mengintensifkan pelaksanaan SKT dan SKP
3) menyelenggarakan temu giat peserta didik yang berjenjang seperti
ceria pandu athfal, perkemahan besar pandu pengenal, mahrojan
pandu penghela dan penuntun
4) pemberian tanda penghargaan sepeti TKT, TKP, Bintang Tahunan
5) upacara penerimaan anggota, kenaikan tingkat, pemindahan golongan,
penyerahan kepada masyarakat
b. Anggota Dewasa:
1) mengikuti pelatihan jabatan seperti jaya pertiwi, jaya melati, jaya
matahari
2) pertemuan pelatih athfal, pengenal, penghela dan penuntun
3) Pembinaan dan Akreditasi Pelatih Qabilah
c. Humas, Komunikasi dan Informasi
1) Menjalin kerjasama dengan Muhammadiyah, AUM dan Ortom
2) Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah, swasta, orangtua
peserta didik dan masyarakat
3) Mensosialisasikan kepanduan HW dengan kegiatan yang maslahat dan
manfaat
4) Pelatihan tenaga terampil pengguanaan alat-alat komunikasi/informasi
5) Membuat data base keanggotaan
6) Pelatihan muballigh dan kemampuan berkunikasi

17
18
19
2.4 Tata Upacara Hizbul Wathan
1. Upacara
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan
dalam tata cara tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib
dilaksanakan dengan kidmat sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan
tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian, watak dan budi pekerti
yang baik.
Sasaran upacara agar peserta didik mampu:
a. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara
b. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi
c. Selalu tertib dalam kehidupan sehari – hari
d. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain
e. Dapat memimpin dan dipimpin
f. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib
g. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai
bersyukur
2. Upacara Athfal
Istilah kuntum adalah sekumpulan dari anggota Athfal. Biasanya dalam satu
regu terdiri dari ± 10 orang. Rumpun adalah sekumpulan dari kuntum –
kuntum Athfal. Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu
HW. Pelatih Qobilah/Sekolah adalah pelatih yang mengelola kegiatan di
Qobilah/Sekolah yang dipanggil dengan sapaan Ramanda/Ibunda. Kepala
Sekolah disebut dalam pandu HW dengan Dewan Pembina. Jenis Upacara
dalam Athfal
a. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
b. Upacara Pelantikan Calon Pandu Athfal
c. Upacara Kenaikan Tingkat
d. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya
e. Upacara Pindah Satuan Athfal ke Pengenal
1) Perlengkapan
a) Tiang Bendera
b) Bendera (Bendera Rumpun, boleh ditambah Bendera Merah Putih
dan HW)
2) Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
a) Pendahuluan
Formasi Upacara adalah Lingkaran
Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis Dalam Pembacaan
Undang-Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.
b) Pembukaan
Tangan Ramanda/Ibunda ditepukkan, kemudian di tolakkan
ke kiri dan ke kanan.

20
Athfal bersembunyi di belakang tiang pohon, semak dan
sebagainya atau tidak ada boleh bergandengan tangan.
c) Inti
 Setelah Ramanda/Ibunda berseru, ―Aulaaadiii....
 Semua Athfal menjawab : Ya Ramanda/Ibunda... sambil lari
membuat lingkaran dengan bergandengan tangan
Setelah Ramanda/Ibunda memberi isyarat (tanda lingkaran
besar) turun, semua Athfal menurunkan tangan dengan cepat tetapi
tak berbunyi kalau berbunyi diulang Ramanda/Ibunda memegang
tiang bendera rumpun
Athfal merentangkan tangan dengan telapak tangan di
hadapan Ramanda / Ibunda, dada terbuka, kepala agak ke atas,
dagu ke muka. Ini berarti hai Ramanda/Ibunda saya telah datang di
mukamu dan siap sedia.
 Ramanda/Ibunda memandang tiang bendera
 Semua Athfal berseru ―Ya‖Ramanda/Ibunda, kami selalu tetap
giat‖ wahai Ramanda/Ibunda kami selalu giat bekerja, lalu
berdiri tegak bersiap.
 Ramanda/Ibunda mengatakan, ―Giat, giat, giat, giatlah‖.
 Giat kesatu sampai ketiga dengan suara perlahan-lahan, dan
keempat dengan suara keras.
Semua Athfal mengatakan, ―Mi Kan Gia, Tap Giat, Giatlah‖
artinya : kita akan selalu tetap giat bekerja. Pada teriakan terakhir
(giaaat), tangan kanan di kepalkan, kaki kiri maju selangkah, pada
akhir kata ―aaaat‖ kaki kanan maju dan memberi salam.
Ramanda/Ibunda mengucapkan Assalamu‘alaikum, Wr, Wb
 Athfal menjawab ―Wa‘alaikum salam, Wr.Wb
 Ramanda/Ibunda mengucapkan terimakasih atas perhatian dan
kedatangan semua Athfal
 Ramanda/Ibunda memanggil salah seorang athfal
 Athfal menjawab: ―Ya Ramanda/Ibunda‖ kemudian berlari di
hadapan Ramanda/Ibunda memberi salam kepada
Ramanda/Ibunda dan Ramanda/Ibunda membalas salam.
 Ramanda/Ibunda memerintah balik kanan kepada anak itu dan
disuruh membaca undang-undang.
Setelah selesai, athfal menghadap Ramanda/Ibunda dan
member salam kepada Ramanda/Ibunda
 Ramanda/Ibunda menyuruh anak itu kembali ke lingkaran.
 Ramanda/Ibunda memanggil seorang lagi untuk membaca janji
Athfal, kalau perlu lagi memanggil satu lagi untuk membaca
doa.

21
d) Penutup
 Ramanda/Ibunda membubarkan barisan
 Ramanda/Ibunda melanjutkan dengan permainan-permainan dan
latihan-latihan di baik di ruangan atau di lapangan. Namun
sebaiknya kegiatan Athfal sebaiknya dilakukan di luar ruangan
(lapangan)
3. Upacara Pengenal
Istilah, regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya
dalam satu regu terdiri dari ± 10 orang.
a) Pasukan adalah sekumpulan dari regu-regu.
b) Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
c) Pemimpin Regu adalah pemimpin dari sekumpulan dari anggota
pengenal (regu).
d) Pemimpin Pasukan adalah pemimpin dari sekumpulan regu – regu.
e) Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan pasukan –
pasukan dalam kegiatan upacara.
f) Pemimpin Qobilah/Sekolah adalah pembina yang mengelola kegiatan di
Qobilah/Sekolah
g) Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah
1) Jenis Upacara dalam Pengenal
a) Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
b) Upacara Pelantikan Calon Pengenal
c) Upacara Kenaikan Tingkat
d) Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan
Lainnya
e) Upacara Pindah Satuan Pengenal ke Penghela
2) Perlengkapan Upacara
a) Tiang Bendera
b) Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih
dan HW)
3) Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
a) Pendahuluan
 Formasi Upacara adalah Angkare
 Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis
 Dalam Pembacaan Undang-Undang Athfal dan Doa boleh
memakai teks.
b) Pembukaan
 Pemimpin Regu memeriksan kerapihan pakaian anggota
 Masing-masing pemimpin regu menyiapkan anggotanya di
lapangan upacara membentuk angkare.

22
 Pemimpin pasukan menyiapkan di depan pasukan yang
terbentuk, kemudian kembali ke barisan paling kanan pasukan
yang dipimpin.
c) Inti
 Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara dengan lari
pandu dan menghadap ke pasukan.
 Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
 Pemimpin-pemimpin pasukan laporan kepada pemimpin
upacara.
 Pemimpin Upacara menjemput pemimpin Qobilah/Sekolah di
tempat transitnya dengan lari pandu dan melaporkan bahwa
upacara siap dilaksanakan dan mohon kepada Pemimpin
Qobilah/Sekolah untuk menempatkan diri. Pemimpin Upacara
mengikuti dibelakang dengan langkah biasa.
 Pemimpin Qobilah/Sekolah siap di samping tiang bendera dan
pemimpin upacara di tempatnya menghadap ke Pembina
Qobilah/Sekolah .
 Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah dilanjutkan
oleh laporan.
 Penghormatan merah putih (kalau berdiri bendera merah putih)
 Menyanyikan Mars HW dipimpin oleh petugas dan dinyanyikan
bersama-sama.
 Pembacan UU HW oleh petugas ditirukan peserta upacara.
 Amanah Pemimpin Qobilah/Sekolah pasukan di istirahatkan.
 Pembacaan Doa oleh Pemimpin Qobilah/Sekolah
 Laporan pemimpin upacara kepada Pemimpin Qobilah/Sekolah .
 Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah .
 Pemimpin Qobilah/Sekolah meninggalkan lapangan diikuti
pemimpin upacara.
 Setelah pemimpin Qobilah/Sekolah sampai di tempat transit
pemimpin upacara kembali ke tengah lapangan.
 Pemimpin pasukan menghadap ke pasukan.
 Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.
 Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.
d) Penutup
 Pemimpin pasukan membubarkan pasukannya. (Berada di depan
pasukan masing-masing).
 Pemimpin Qobilah/Sekolah melanjutkan dengan permainan-
permainan dan latihan-latihan di baik di ruangan atau di
lapangan. Namun sebaiknya kegiatan pengenal sebaiknya
dilakukan di luar ruangan (lapangan).
23
4. Upacara Penghela
Istilah Kawan/Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya
dalam satu Kawan/Regu terdiri dari ± 10 orang.
a. Ikhwan/Pleton adalah sekumpulan dari Kawan/Regu , biasanya terdiri
dari 4 Kawan/Regu.
b. Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
c. Ikhwan/Pleton adalah pemimpin dari sekumpulan Kawan/Regu .
d. Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari
sekumpulan Ikhwan/Pleton dalam kegiatan upacara.
e. Pemimpin Qobilah/Pelatih HW/Pembina Upacara adalah pelatih yang
mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah
f. Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah
1) Jenis Upacara dalam Penghela
a) Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan
b) Upacara Pelantikan Calon Penghela
c) Upacara Kenaikan Tingkat
d) Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan
Lainnya
e) Upacara Pindah Satuan dari Penghela
2) Perlengkapan Upacara
a) Tiang Bendera
b) Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih
dan HW)
3) Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
a) Pendahuluan
 Formasi Upacara adalah bershaff
 Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis
 Dalam Pembacaan Undang-Undang Athfal dan Doa boleh
memakai teks.
 Dalam upacara pembukaan dan penutupan latihan penghela,
yang menjadi Pembina Upacara boleh dari Dewan Kerabat
Qobilah/Sekolah.
b) Pembukaan
 Masing-masing Ikhwan/Pleton memeriksa kerapian anggotanya
 Ikhwan/Pleton menyiapkan pasukan di lapangan dalam bentuk
bershaff
c) Inti
 Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara memasuki lapangan
upacara
 Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara
dipimpin oleh Pemimpin Ikhwan/Pleton paling kanan
dilanjutkan laporan.
24
 Pemimpin Kerabat/Pemimpin menjemput Pemimpin
Qobilah/Pembina Upacara ditempatnya.
 Pemimpin Qabilah/ Pembina Upacara memasuki lapangan
upacara
 Penghormatan umum kepada pemimpin Qabilah dipimpin
Pemimpin Ikhwan/Pleton
 Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada
Pemimpin Qabilah
 Penghormatan kepada bendera Qabilah dipimpin oleh Pemimpin
Kerabat
 Menyenyikan Mars Hizbul Wathan
 Pembacaan Undang-undang Pandu Hizbul Wathan
 Amanat Pemimpin Qabilah, pasukan diistirahatkan
 Pembacaan doa oleh petugas
 Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada
Pemimpin Qabilah
 Penghormatan umum kepada Pemimpin Qabilah dipimpin
Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara
 Pemimpin Qabilah/Pembina Upacara meninggalkan lapangan
upacara
 Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara
dipimpin Ikhwan/Pleton paling kanan
 Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan
upacara
d) Penutup
 Masing-masing Ikhwan/Pleton membubarkan pasukannya
 Dewan Kerabat dan atau Pemimpin Qobilah melanjutkan
dengan latihan penghela.

25
2.5 Kurikulum Hizbul Wathan

1. Syarat kenaikan tingkat (SKT)


Kepanduan Hizbul Wathan merupakan kegiatan kepanduan
berdasarkan usia, terbagi dalam jenjang yaitu :
a. Usia 6 - 10 tahun adalah kelompok pandu Athfal
b. Usia 11 - 16 tahun adalah kelompok pandu Pengenal
c. Usia 17 - 20 tahun adalah kelompok pandu Penghela
d. Usia 21 - 25 tahun adalah kelompok pandu Penuntun
e. Usia 26 tahun - Hawo adalah kelompok pandu Dewasa/Senior

Pandu Hizbul Wathan sedang berumur 11-16 tahun termasuk bagian


pandu Pengenal, pada usia ini diberikan kesempatan untuk mengenal segala
sesuatu yang sangat dibutuhkan sebagai bekal menyongsong kehidupan.
Bekal menyongsong kehidupan yang diperlukan pandu pengenal yaitu
budi pekerti baik, kepandaian dan kecakapan bekerja, kesehatan badan, dan
akhlak mulia berbhakti kepada Allah SWT, serta masyarakat.
Upaya membekali kompetensi pandu diperlukan adanya kurikulum sebagai
pedoman pendidikan dan pelatihan kepanduan. Sebagaimana tersebut
dibawah ini, dan diatur dalam tingkatan-tingkatan guna diselesaikan secara
bertahap oleh peserta didik.

26
2. Pandu Pengenal Tingkat Purwa

No. Kompetensi /Kurikulum No. Pandu Pengenal Purwa

Tetap cakap menguasai syarat


1. Rukun Iman dan Rukun Islam 1.
Athfal tingkat I dan II
Faham Rukun Iman dan
2. Sholat 2.
Rukun Islam
3. Cara Sholat 3. Hafal bacaan Sholat
Dapat mempersiapkan Shalat
4. Sholat Berjamaah 4.
berjamaah
Dapat menyebutkan tujuan
5. Asas dan Tujuan Muhammadiyah 5.
Pandu Hizbul Wathan
Hafal Undang-Undang dan
6. Asas dan tujuan Pandu HW 6.
Janji Pandu
Dapat menyanyikan lagu
7. Undang-undang dan Janji HW 7. Indonesia Raya baik I dengan
tertib
Dapat menyanyikan lagu Mars
8. Lagu Indonesia Raya 8. Hizbul Wathan dan Hymne
Hizbul Wathan
Dapat menyanyikan lagu Mars
9. Mars Hizbul Wathan 9. Wathoni dan Mars Nasyiatul
‗Aisyiyah
Mengerti susunan dan struktur
10. Mars Nasyiatul ‗Aisyiyah 10. organisasi Pasukan Hizbul
Wathan.
Tahu nama dan alamat
11. Struktur Organisasi Qabilah 11. Pimpinan Muhammadiyah dan
Aisyiyah setempat.
Tokoh-tokoh Muhammadiyah di Tahun dan alamat Pimpinan
12. Lingkungan dan Tokoh-tokoh Hizbul 12. Hizbul Wathan dalam
Wathan di Lingkungan lingkungan Qobilah
13. Tanda-tanda Pengenal dan Atribut 13. Mengerti tanda Pengenal /
27
Atribut Pasukan
Dapat mengerjakan dan
14. Peraturan salam Hizbul Wathan 14. mengetahui peraturan dalam
Hizbul Wathan
Mengetahui ukuran diri sendiri
: a). Berat badan, b). Panjang
Cara Mengetahui Ukuran Diri langkah jalan, c). Tinggi
15. 15.
Sendiri badan, d). Panjang langkah
lari, e). Panjang jengkal,
f).Panjang telapak tangan
Dapat mengibarkan dan
Mengibarkan, Menurunkan, Melipat,
menggulung (menurunkan),
16. dan Menyimpan Bendera Merah 16.
melipat, menyimpan bendera
Putih
Merah Putih dengan benar.
Mengetahui sepuluh (10)
macam tali temali dan dapat
Pemanfaatan Tongkat Tali dan Baju
17. 17. mempergunakannya (meliputi
Pandu
menyambung tali, jerat, ikatan
dan anyaman)
Mengerti dan dapat
18. Menggunakan Kompas 18. memanfaatkan tongkat pandu,
tali pandu dan baju pandu
Mengerti dan dapat
mengerjakan semboyan
dengan tangan dan peluit
19. Semboyan dengan Peluit 19. untuk : a). Semboyan tangan :
formasi barisan, b). Semboyan
peluit : berjalan, mulai,
berhenti dan berlari.
Mengerti dan dapat
menujukkan arah mata angin
20. Membaca Tanda Jejak 20.
dengan kompas dan tanpa
kompas
 Mengerti tanda jejak alam
dan buatan secara sederhana
21. P3K 21.
 Dapat menolong luka
ringan/kecil
 Mengerti tanda-tanda lalu
lintas secara sederhana
22. Rambu-rambu Lalu lintas 22.
 Dapat mengikuti aba-aba
berbaris dalam barisan:

28
a). Panjang, b). Angkare, c).
Tertutup, d). Terbuka,
e). Perlombaan, f). Gerigi
Roda, g). Lingkaran,
h). Telapak Kuda, i). Barisan
Shaf

seorang pandu pengenal telah menyelesaikan kompetensi di tingkat


pandu pengenal purwa selanjutnya mereka dilantik untuk mendapatkan
Tanda Kenaikan Tingkat (TKT), disematkan saat upacara pelantikan, TKT
dipasang diatas saku baju sebelah kanan setelah nama.

3. Pandu Pengenal Tingkat Madya

Syarat Kenaikan Tingkat


No. Kompetensi /Kurikulum No.
Pandu Pengenal Madya
Tetap mengenal mengerjakan
1. Shalat 1. syarat kecakapan tingkat
purwa
Mengerti syarat-syarat sahnya
2. Syarat Sahnya Shalat 2.
shalat
Mengerti tarikh Nabi
Tarikh/Sejarah Nabi Muhammad
3. 3. Muhammad SAW dengan
SAW
ringkas
4. Membaca Al-Quran 4. Dapat membaca Al Qurán
Mengetahui organisasi
5. Organisasi Muhammadiyah 5. Muhammadiyah tingkat
ranting
Mengetahui alamat penting
dalam lingkungan setempat
6. Alamat-alamat Kantor Pemerintahan 6.
(minimal satu desa/satu
lingkungan)
7. Menabung 7. Memiliki tabungan sendiri
29
(sebaiknya tercatat di
sekolah/Bank)
Dapat / tahu melakukan
Pertolongan Pertama Gawat
P3K : a). Cara mengangkat orang
Darurat : a). Cara mengangkut
sakit, b). Mengobati luka ringan, c).
orang sakit, b). Mengobati
8. Cara menyadarkan orang pingsan, d). 8.
luka ringan, c). Cara
Mempergunakan perban panjang dan
menyadarkan orang pingsan,
segitiga
d). Mempergunakan verband
panjang dan segitiga.
Mengetahui dan terampil adab
menerima tamu, dan
9. Etika 9.
memelihara alat-alat rumah
tangga
Dapat memasak sayur minimal
10. Memasak 10. dua (dua) macam, menanak
nasi dan membuat minuman
Dapat
memasang/menyambung kabel
11. Instalasi Ringan (l;istrik) 11.
dengan steker dan kontra
steker
Dapat mengirimkan dan
12. Morse dan Semaphore 12. menerima isyarat morse dan
semaphore
Dapat mendirikan tenda dalam
13. Mendirikan Tenda 13.
kelompok regu
Langkah kakinya dapat
mencapai dua (2) km dalam
14. Langkah Pandu 14.
waktu lima belas menit
(langka pandu)
Dapat menerapkan tali-temali
15. Tali temali 15. untuk dimanfaatkan kegiatan
sehari-hari
Menggunakan Kompas untuk Dapat mempergunakan
16. 16.
Pemetaan kompas dalam pemetaan
Dapat membuat/faham cara
17. Membuat Sketsa Panorama 17.
membuat sketsa panorama
Dapat membuat peta lapangan
18. Membuat Peta 18. minimal seluas 25 meter
persegi
19. Membaca Rasi Bintang 19. Dapat membaca rasi

30
(kumpulan) bintang, orion
(waluku) dan gubuk penceng
(salip sel)
Memiliki logbook yang berisi
kegiatan : foto peringatan,
20. Kliping 20.
tanda, petuah para pemimpin
saat kegiatan
Mengetahui tanda-tanda
21. Log book 21. deteksi kejadian perkara secara
sederhana
Dapat memimpin barisan satu
22. Penginderaan 22.
peleton
Mengetahui ukuran diri sendiri
: a). Panjang depa, b). Panjang
hasta, c). Panjang lengan, d).
Panjang sepatu, e). Panjang
jari, f). Panjang kaki, g).
23. Berbaris 23.
Panjang satu acung, h). Cara
membuat tongkat pandu, i).
Tinggi badan, j). Berat badan,
h). Panjang langkah waktu
lari/berjalan

Seorang pandu pengenal telah menyelesaikan kompetensi di tingkat


pandu pengenal madya selanjutnya mereka dilantik untuk mendapatkan
Tanda Kenaikan Tingkat (TKT), disematkan saat upacara pelantikan, TKT
dipasang diatas saku baju sebelah kanan setelah nama.

31
4. Pandu Pengenal Tingkat Utama

Syarat Kenaikan Tingkat


No. Kompetensi /Kurikulum No. Pandu Pengenal Utama

Tetap mengenal mengerjakan


1. Shalat dan mengartikan bacaan 1. syarat kecakapan tingkat
madya
Hikmah Rukun Islam dan Rukun Dapat mengartikan bacaan
2. 2.
Iman shalat
Mengetahui arti Iman, Islam
3. Memahami Huruf Hijaiyah 3.
da Ihsan
Dapat melatih/memahami
4. Berpidato 4.
bacaan Al Qurán
Dapat berpidato atau membuat
5. Menjadi Imam dalam pasukan 5. naskah keagamaan secara
singkat
Dapat menjadi imam dalam
6. Memasak 6.
pasukannya
Dapat menyediakan makan
7. Organ tubuh manusia 7.
untuk satu keluarga
Mengenal rangka manusia,
aliran darah dalam tubuh
8. Menggunakan alat ukuran 8.
manusia, mengenal cara
bernafas yang baik
Dapat mempergunakan alat
9. Menaksir 9.
timbangan dan ukuran volume
Mengetahui cara/dapat
10. Toga, Apotik Hidup 10. menaksir tinggi, panjang,
jumlah sesuatu, kecepatan arus
Tahu sedikitnya lima (5)
macam tumbuh-tumbuhan
11. Tali Temali 11.
yang mempunyai kasiat
penyembuhan dan tahu

32
penggunaanya
Selain simpul dan ikatan di
tingkat purwa dan madya
12. Semaphore dan Morse 12. disempurnakan dengan ikatan
canggah, menjalin ujung tali,
sosok dan simpul penolong
Dapat menjadi pengisyarat dan
13. Semaphore dan Morse 13. penerima isyarat dengan syarat
satu (1) menit dua puluh huruf.
Dapat melakukan Pertolongan
Pertama Gawat Darurat dalam
14. P3K 14. aliran tubuh manusia, patah
tulang, menghindar dan
mencegah bahaya aliran listrik
15. Peta Topografi 15. Mengerti peta topografi
Dapat membuat peta pita yang
16. Peta Pita 16. disempurnakan dalam peta
wilayahnya
Dapat membuat karya yang
17. Hasta Karya 17.
berguna/bermanfaat
Dapat merencanakan dan
18. Perencanaan 18.
mempersiapkan rapat kecil
Pernah membantu
menjalankan administrasi
19. Administrasi Qobilah 19. keuangan dalam qobilah atau
Muhammadiyah ranting
maupun ortomnya

Seorang pandu pengenal telah menyelesaikan kompetensi di tingkat


pandu pengenal utama, selanjutnya mereka dilantik untuk mendapatkan Tanda
Kenaikan Tingkat (TKT), disematkan saat upacara pelantikan, TKT dipasang
diatas saku baju sebelah kanan setelah nama.
Kompetensi telah lengkap dikuti dan mendapatkan brivet tertinggi seorang
pandu pengenal utama, selanjutnya mereka dapat mengikuti kegiatan lebih
lanjut sesuai dengan kelompok umur 17-20 tahun, sebagai seorang pandu
penghela.

33
2.6 Materi Hizbul Wathan
1. Sandi
Huruf Sandi adalah huruf rahasia yang hanya di mengerti segolongan
orang saja. ada beberapa macam sandi, setiap orang dapat membuatnya
sendiri, tidak ada sandi yang tidak punya kunci. Terkadang kunci harus di
tulis pada suratnya agar penerima tahu cara membongkarnya.

a. Sandi Morse
Pada tahun 1832, seorang bangsa Amerika bernamaSamuel
Morse menemukan abjad morse.
a. Alat- alat yang dapat digunakan :
1) Peluit
2) Tepukan
3) Lampu
4) Asap
5) Tepukan
6) Dan lain-lain

b. Abjad Morse
A =● — Ano
B =—●●● Bona parte
C = — ● — ● Coba-coba
D =—●● Dominan
E =● Egg
F =●●—● Fatar johnan
G =——● Golongan
H =●●●● Himalaya
I =●● Islam
J = ● — — — Jago loro
K =—●— Komando
L =●—●● Leonarde
M =—— Motor
N =—● Notes
O =——— Omoro
P = ● — — ● Pertolongan
Q = — — ● — Qomokaro
R =●—● Rosahe
S = ●●● Sahara
T =— Tong
U = ●● — Unisco
V = ●●● — Versikaro
W =●—— Winoto
34
X = — ●● — Xoxendero
Y = — ● — — Yosimono
Z = — — ●● Zoroaster

Keterangan: A , I , U , E = ●
O = —
Contoh: superman
●●● / ●● —/ ● — — ● / ●/ ● — ● / — —/ ●— / — ●

b. Sandi Angka

A B C D E F G H I J
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
K L M N O P Q R S T
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
U V W X Y Z
21 22 23 24 25 26
Contoh :
SDN = 19, 4, 14
BABAT = 2, 1, 2, 1, 20

c. Sandi Balik

A B C D E F G H I J K L M
Z Y X W V U T S R Q P O N
Contoh :
HEWAN = SVDZM

d. Sandi Jam
Sandi jam berpatokan pada pukul 08.00 dengan menambah 5 menit
tiap urutan huruf
Contoh: 08.00 = A 08.20 = E
08.05 = B 08.30 = G
08.10 = C 08.25 = F
08.15 = D 08.35 = H

35
e. Sandi A-N

A B C D E F G H I J K L M
N O P Q R S T U V W X Y Z
Contoh: AGAMA = NTNZN
ISLAM = VFYNZ

f. Sandi And
Tambahkanhuruf konsonan sebelum kata AND. dan tambahkanhuruf
vocal setelah AND
Contoh :
JANDA MAND BANDO RANDE = JAMBORE
NANDA SANDI ANDO NANDAL = NASIONAL

g. Sandi Kotak

36
2. Kompas

Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-
bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada
permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari
untuk menopang kompas pada saat membidik.

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya


North = Utara = 0
North East = Timur Laut = 45
East = Timur = 90
South East = Tenggara = 135
South = Selatan = 180
South West = Barat Daya = 225
West = Barat = 270
North West = Barat Laut = 325

Cara Menggunakan Kompas


a. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum
kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara
magnet.
b. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit
letak kaca pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik
ke arah visir dan mengintai angka pada dial.
c. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar,
luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah
dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar.

37
3. Tali Temali
Tali temali adalah mencampuradukan antara tali, simpul dan ikatan,
begitu juga di Kepanduan tali di gunakan untuk banyak hal diantaranya
seperti (1) mengangkat benda yang berat, (2) mengikat tongkat atau tiang,
(3) menyambungkan tali yang satu dan lainnya, (4) untuk menarik benda
yang berat, dan (5) untuk mengikat benda yang mudah bergerak.

1. Simpul
Semua simpul di buat menurut, kegunaannya. Simpul yang dimuat
dalam buku ini bersifat intrenasional, mudah dibuat, tetapi tahan dalam
segala tekanan dan mudah dilepaskan. Belajarlah membuat simpul
dengan tali yang sedang besarnya dan jangan dengan seutas benang atau
rami. Di bawah ini diterangkan macam-macam simpul, anyaman dan
ikatan.
Ingatlah, bahwa kesalahan simpul kadang-kadang dapat
membahayakan atau mencelakakan kita sendiri.

a. Simpul mati, berfungsi untuk mengikat tali yang sama besar.

b. Simpul pangkal, digunakan untuk permulaan suatu ikatan.

38
c. Simpul kursi, berfungsi untuk mengangkat atau menurunkan manusia
atau barang.

d. Simpul kembar, digunakan untuk mengangkat dua tali yang sama


ukurannya dalam kondisi licin atau basah.

e. Simpul jangkar, berfungsi untuk membuat tandu darurat.

39
f. Simpul hidup, berfungsi untuk mengikat tiang atau tongkat satu
benda.

4. Peraturan Baris Berbaris (P.B.B)


Pengertian dari PBB adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
menanamkan kebiasaan tata cara hidup disiplin pada suatu organisasi
masyarakat yang diarahkan terhadap terbentuknya perwatakan tertentu.
Kegiatan Peraturan Baris Berbaris atau PBB biasa dilaksanakan pada
kegiatan kepanduan . Pada kegiatan rutinitas, PBB menjadi kegiatan yang
umum dilaksanakan pada tiap pertemuan. Peraturan pada Baris Berbaris
yang digunakan setiap kegiatan kepanduan (umumnya dilaksanakan
menggunakan dua macam cara yakni Baris berbaris menggunakan tongkat
dan tanpa tongkat).

a. Aba-aba yang biasa di pakai dalam kegiatan baris berbaris.


Aba-aba merupakan suatu perintah komando yang diberikan oleh
seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut dalam berbaris.
1) 12 Gerakan Dasar
a) Sikap sempurna atau siap
b) Hadap serong kanan
c) Hadap serong kiri
d) Hadap kanan
e) Hadap kiri
f) Balik kanan
g) Lencang kanan
h) Lencang depan
i) Jalan di tempat
j) Hormat
k) Berhitung
l) Istirahat di tempat

40
2) Definis sikap siap sempurna:
a) pandangan lurus ke depan
b) dada di busungkan
c) ke dua tangan menggenggam seperti memeras santan dan di
letakkan di samping jaitan celana
d) tumit merapat
e) ujung membuka selebar 45 derajat

3) Devinisi sikap istirahat:


a) pandangan lurus ke depan
b) dada di busungkan
c) tangan kanan mengepal dan tangan kiri memegangi pergelangan
tangan kanan, dan di letakkan di belakang ikat pinggang
d) kaki dibuka selebar bahu

4) Definisi sikap hormat


a) pandangan lurus ke depan
b) dada di busungkan
c) tangan kanan memebentuk sudut 90 derajat dan di tekuk 45 derajat
jari jari merapat dan di taruh di pelipis mata kanan jari jari
menghadap ke saku
d) tangan kiri menggenggam seperti memeras santan
e) tumit merapat
f) dan ujung kaki membuka selebar 45 derajat

b. Macam-macam aba-aba pada PBB


Ada tiga macam aba-aba diantaranya:
1) Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk
menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK

2) Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)

41
3) Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk
melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan
tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai
anggota tubuh lain.
Contoh:
 Jalan ditempat -GERAK
 Siap -GERAK
 Hadap kanan -GERAK
 Lencang kanan -GERAK

JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan


meninggalkan tempat.
Contoh:
 Haluan kanan/kiri - JALAN
 Dua langkah ke depan - JALAN
 Satu langkah ke belakang - JALAN

Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan ―MAJU‖
Contoh:
 Maju - JALAN
 Haluan kanan/kiri - JALAN
 Hadap kanan/kiri maju - JALAN
 Melintang kanan/kiri maju - JALAN

Tentang istilah: ―MAJU‖


1. Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap
pasukan dalam keadaan berhenti.

2. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat


diberikan aba-aba ―HENTI‖.
Misalnya:
a) Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula
diberikan aba-aba: hadap kanan/kiri henti GERAK.

42
b) Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula
diberikan aba-aba: hadap kanan/kiri henti GERAK.
c) Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba:
balik kanan henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN,
aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang
sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan
aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba: ―HENTI‖
 Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk
menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak
selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan
Contoh:
 Empat langkah ke depan-JALAN, bukan barisan-jalan.
Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan,
pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah
yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
 Hitung -MULAI
 tiga bersaf kumpul -MULAI
Cara Memberikan Aba-Aba:
 Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri
dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali
dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
 Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba,
maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara-hormat-GERAK
Pelaksanaanya:
 Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang
diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan
bersama-sama dengan pasukan.
 Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang
menerima penghormatan, maka dalam keadaan sikap sedang
memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba
tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
 Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada
pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan
gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala,
pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.

43
 Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada
kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan/4
(empat) langkah untuk berlari.
 Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan
bersemangat.
 Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan
hendaknya diberi antara.
 Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya
dihentakkan.
 Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya
diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
 Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka
dilakukan perintah ULANG!
 Contoh: Lencang kanan= Ulangi-siap GERAK

c. P2HW
Pertolongan pertama dasar pada korban yang dengan cepat dan
tepat sesuai prosedur dasar dalam kesehatan sebelum korban dibawa ke
rumah sakit atau tempat rujukan yang l ain. Prinsip P2HW:
1) Jangan panik
2) Stop pendarahan
3) Hentikan penyebab shock
4) Jangan melakukan sesuatu yang mengancam jiwa
5) Panggil secara bantuan
6) Segera kirim ke rumah sakit
Tujuan P2HW:
1) Menyelamatkan jiwa
2) Menunjang upaya penyembuhan
3) Mencegah bertambahnya penderitaan

Langkah-langkah menangani pasien:


(3A ASNT LDR BHD)
1) 3A:
a) Aman diri
b) Aman lingkungan
c) Aman pasien
2) ASNT:
a) A =Awas
b) S =Suara
c) N =Nyeri
d) T =Tidak respon

44
3) LDR:
a) Lihat
b) Dengar
c) Rasakan

d. Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang
dapat membantu mempertahankan hidup seorang tuk sementara.
Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan
membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan
dan bagaimana membantu mengalikan darah ketempat yang penting
dalam tubuh korban, sehinga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk
mencegah matinya sel otak.
Ukuran kegawatan:
1) Henti nafas
2) Sirkulasi
3) Kesadaran
4) Gawat ginjal
5) Sistem pencernaan
6) Tulang
7) Henti jantung
Ukuran keberhasilan:
1) Cepat
2) Cermat
3) Tepat
4) Efektif
5) Efisien

e. Stratak
Stratak adalah menstrategikan dan mengkonsepkan (cara mengajar
di lapangan)
1) Kegunaan:
Menstrategikan dan mentaktikkan cara pada saat suatu konsep
cara mengajar konsep lapangan.
2) Konsep meliputi:
a) Konsep lapangan
b) Konsep hukuman
c) Konsep materi pengajaran
d) Konsep kemah
e) Konsep outbond (konsep pelatihan)

45
3) Fungsi dari stratak:
a) Melatih kekompakan
b) Mengasah otak
c) Seberapa besar kemampuan yang dimiliki anak tersebut

2.7 Program Hizbul Wathan


1. Strategi Dan Kebijakan Pengembangan
Strategi dasar dan kebijakan dasar pengembangan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Barat tahun pengamalan 2016-2021,
dituangkan dalam 5 (lima) Program Prioritas yang saling terkait, yaitu:
peserta didik; anggota dewasa; hubungan masyarakat (komunikasi dan
informasi); manajemen/organisasi; administrasi, usaha dana, dan keuangan.
2. Tujuan
a. Terciptanya transformasi (perubahan cepat ke arah kemajuan) sistem
organisasi dan jaringan yang modern, profesional, dan berkemajuan
b. Berkembangnya sistem gerakan dan usaha amal yang berkualitas utama
dan mandiri, bagi terciptanya kondisi dan pendukung terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
c. Berkembangnya peran strategis Hizbul Wathan dalam kehidupan umat,
bangsa, dan dinamika global
3. Prioritas Pengembangan
Pada periode lima tahun 2016-2021, program-program prioritas
sebagai bagian dari strategi pengembangan untuk mencapai visi
Muhammadiyah dan amalan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan 2020
adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan kuantitas dan kualitas Qabilah sebagai basis penguatan,
pemberdayaan, dan perluasan gerakan Muhammadiyah di akar rumput
sebagai bagian penting dan strategis dalam pengembangan kekuatan sipil
Islam (masyarakat madani, civil society) melalui Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan di masyarakat.
b. Pengembangan sistem gerakan yang ditekankan pada pengayaan dan
penyebarluasan ideologi dan pemikiran yang menjadi basis bagi
pengembangan nilai nilai keagamaan, intelektualitas, dan praksis gerakan
yang bersifat pembaharuan sebagai bagian penting dan strategis bagi
pengembangan tajdid Muhammadiyah untuk pencerahan masyarakat.
c. Pengembangan kualitas sumberdaya anggota dan kader HW sebagai
pelaku gerakan yang mampu mendinamisasi dan memperluas peran
strategis Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan umat, bangsa,dan
percaturan global.

46
d. Pengembangan amal usaha dan praksis sosial Muhammadiyah yang
unggul dengan mengintensifkan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan
dan memperluas program ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan
gerakan jama‘ah sebagai basis kemandirian dan kekuatan strategis
Muhammadiyah.
e. Pengembangan model gerakan pencerahan Muhammadiyah ke dalam
program Hizbul Wathan berbasis komunitas yang bersifat membebaskan,
memberdayakan dan memajukan bagi kehidupan umat, bangsa dan
kemanusiaan universal.
f. Pengembangan peran strategis Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Muhammadiyah dalam kehidupan bangsa dan negara yang berbasis pada
prinsip kepribadian, kemandirian, keseimbangan, dan kemaslahatan
sesuai misi utama Muhammadiyah.

4. Program 1: Anggota Didik Pandu Hizbul Wathan (Prioritas)


a. Peningkatan mutu kepanduan Hizbul Wathan dalam bentuk kegiatan
yang lebih menarik, menyenangkan, dan menantang yang mampu
memberi bekal nilai-nilai kehidupan islami, kepribadian, watak, moral,
dan disiplin, berlandaskan Program Kegiatan Anggota Didik (Youth
Programme) yang telah dimutakhirkan dan diselenggarakan dengan
menerapkan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan (PDMK) secara
efektif.
b. Memperkokoh kekuatan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam
bidang pendidikan dan latihan yang bercirikan islam, sehingga mampu
menjadi kader yang istiqamah di mana pun ia berada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Kegiatan Anggota Didik Pandu HW
a) Pemutakhiran Program Athfal, Pengenal, Penghela, dan Penuntun
(APPP). Penerapannya dilaksanakan secara terus-menerus agar
lebih segar dan menarik bagi Anak, Remaja, dan Pemuda (ARP)
angkatan muda Muhammmadiyah, serta sesuai dengan
perkembangan minat/selera anak muda dan kebutuhan
persyarikatan dan masyarakat.
b) Program Kegiatan Anggota Didik diarahkan terutama pada
pembentukan kehidupan islami, menumbuhkan jiwa ―wathaniyah‖,
semangat jihad, amal shalih, watak, pendidikan budi pekerti, dan
disiplin. Kegiatan dilakukan di alam bebas (terbuka), berkaitan
dengan lingkungan hidup, penanaman jiwa semangat wiraswasta
dan kemandirian, serta amalan-amalan dalam usaha
Muhammadiyah.

47
c) Dalam pelaksanaan program ini, peran Qabilah sangat besar. Perlu
dikembangkan pelaksanaan program terpadu dengan melibatkan
Kwarda/Kwarcab, adanya pengawasan dan evaluasi dalam
implementasi dikaitkan dengan program ortom Persyarikatan
Muhammadiyah.
2) Qabilah
a) Membenahi dan memantapkan Qabilah-Qabilah sehingga benar-
benar merupakan wadah pembinaan kepribadian Islam dan pangkal
keanggotaan bagi peserta didik, sesuai dengan ketentuan dalam
Petunjuk Pembentukan Qabilah.
b) Qabilah yang berpangkalan di sekolah Muhammadiyah perlu
dibenahi kembali sehingga keberadaannya lebih otonom, dapat
berkembang menjadi Qabilah lengkap dan berorientasi ke Kwartir
Cabang/Daerah. Pihak Sekolah dan Majlis Dikdasmen membantu
dan memberi kemudahan (sesuai Ketentuan Majlis Dikdasmen PP
Muhammadiyah No.08/2013)
c) Qabilah yang berpangkalan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
perlu mempedomani ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan
Qabilah yang masih berlaku.
d) Mengintensifkan koordinasi dan sinkronisasi dengan Majlis
Dikdasmen Muhammadiyah mengenai Qabilah yang berpangkalan
di Sekolah dan di Pesantren, dalam hal pengembangan dan
penegakan aturan terkait masih ditemuinya sekolah/madrasah yang
belum menghidupkan Hizbul Wathan.

3) Kegiatan ini utamanya dilaksanakan di Qabilah. Kegiatan dapat


berupa: Ceria Pandu Athfal, Pengenal Berprestasi, (Al-Mahrojan)
Pandu Penghela/Penuntun dan sebagainya. Utamakan peningkatan
mutu dan nilai pendidikan serta mutu manajemen
penyelenggaraannya. Selanjutnya didorong untuk dapat dilaksanakan
berjenjang dan terjadwal dari tingkat cabang, daerah, dan wilayah
menyesuaikan dengan kalender akademik.

4) Buku Kepanduan Hizbul Wathan


a) Mendorong dan mendukung usaha memutakhirkan dan
mengadakan buku-buku dan petunjuk-petunjuk kepanduan untuk
memperluas kesempatan anggota HW dalam pengembangan diri.
b) Mendorong penulis, pakar, dan aktivis HW untuk melahirkan karya
tulis, terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu kepanduan
dan keterampilan pandu, dengan memperhatikan hak cipta dan
sistem penghargaan (insentif) yang sesuai.

48
c) Mendukung Kwartir Pusat untuk mencetak ulang buku-buku
Kepanduan HW terbitan tahun 1950-1960 setelah terlebih dahulu
diteliti dan disesuaikan dengan perkembangan mutakhir.
Kebutuhan akan buku-buku yang perlu disediakan adalah:
1. Pegangan (Handbook) HW bagi petugas lapangan dengan
berbagai contoh nyata.
2. Buku penuntun bagi anggota didik.
3. Buku saku sejenis pedoman ringkas untuk anggota didik.
4. Buku-buku petunjuk teknik keterampilan kepanduan.
5. Buku panduan (guidebook) bahan acuan bagi para pelaksana
organisasi dan pelaksana kegiatan.
6. Buku bahan bacaan sebagai alat pendidikan terbuka secara
umum.
7. Buku dan bahan-bahan lain dari WOSM, yang sudah
diterjemahkan atau diadaptasikan.
8. Buku aktivitas (karya bakti) anggota didik (amalan yaummiyah)
sebagai dorongan mempercepat tercapainya kurikulum anggota
didik, sesuai dengan golongan.

5. Program 2 : Anggota Dewasa Pandu Hizbul Wathan (Prioritas)


Program ini memprioritaskan implementasi pengelolaan anggota
dewasa dalam kepanduan dengan menitikberatkan pada penyediaan
pemimpin-pemimpin pandu yang berkualifikasi tepat; mempunyai
komitmen kuat akan tugasnya; berkemauan untuk mengembangkan
kecakapan, keterampilan, dan sikap yang dituntut oleh fungsinya. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:

a. Kebijakan mengenai Anggota Dewasa dalam Kepanduan HW


Mengembangkan dan mengimplementasikan peran anggota dewasa
dalam Kepanduan HW sebagai suatu program yang sistematis, mulai dari
pengadaan/rekrutmen sampai pemberhentian/purna tugas. Sebagai acuan
WOSM: Adult in Scouting yang telah dikembangkan dalam World Adult
Resources Policy.
b. Perkiraan dan Rencana Kebutuhan Pemimpin Pandu HW
Penentuan kebutuhan pemimpin dan pelatih pandu HW orang
dewasa sesuai dengan rasio pelatih per pemimpin yang ditetapkan secara
realistis, dihadapkan pada kemampuan mendidik disertai dengan
rancangan jadwal pengadaan untuk memenuhi kebutuhan secara
bertahap.

49
c. Rencana Pengadaan Pelatih pemimpin Hizbul Wathan.
Berdasarkan rencana kebutuhan dibuat Rencana Pengadaan
Pemimpin HW dan Pelatih yang realistis dapat dilaksanakan.
Sasarannnya adalah peningkatan dan pemerataan jumlah pelatih di setiap
kwartir daerah, peningkatan kemampuan menyelenggarakan
pelatihan/kursus bagi lulusan Jaya Matahari, menyertakan para pelatih
untuk menjalani evaluasi dan akreditasi guna menjaga kompetensi,
profesionalitas, dan kepribadian para pelatih.
d. Pelatihan Sesuai Rencana Pengadaan
Proses ini mulai dari merekrut, melatih sampai menghasilkan
pemimpin mahir/ahli yang siap tugas dan pelatih-pelatih pemimpin HW.
e. Pembinaan dan Akreditasi
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, Qabilah Hizbul
Watham harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal
untuk membuktikan bahwa sistem kepanduan Hizbul wathan telah
dilaksanakan dengan baik dan benar.
Qabilah Hizbul Wathan di perguruan Muhammadiyah dimotivasi
untuk mampu mengembangan diri sebagai ujung tombak pendidikan
kepanduan Hizbul Wathan dan kekuatan kehidupan Islami
Muhammadiyah secara berkelanjutan.
Sistem akreditasi itu meliputi registrasi dan pemberian mandat
(SHB dan SHL) demi meningkatkan kontrol terhadap keaktifan dan mutu
pemimpin dan pelatih.

6. Program 3: Hubungan Masyarakat, Komunikasi, Dan Informasi (Prioritas)


a. Peningkatan citra umum Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan
menyelenggarakan hubungan masyarakat lebih terarah, memberikan
layanan informasi internal dan eksternal dengan memanfaatkan teknologi
komunikasi/informasi yang tepat; mengembangkan dan memelihara
hubungan baik dengan semua pihak seperti: majlis, ortom, dan amal
usaha Muhammadiyah, instansi pemerintah, dan swasta.
b. Terbangunnya hubungan masyarakat, komunikasi dan informasi yang
kondusif dan tidak kaku di tengah dinamika perkembangan masyarakat
yang kompleks, dinamis, dan kemajuan teknologi komunikasi/informasi
di era global.

Langkah-langkah yang ditempuh:


1) Meningkatkan hubungan masyarakat secara luas untuk membangun
dan meningkatkan citra Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
2) Mengadakan layanan publikasi cetak dan elektronik
50
3) Mengembangkan sistem komunikasi dan informasi melalui media
tradisional maupun modern
4) Menyusun basis data profil, organisasi, dan kegiatan kwartir dan
qabilah
5) Mengelola website kwarwil dan qabilah

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:


a) Penerangan tentang Gerakan Kepanduan HW yang lebih efektif
Meningkatkan pengertian dan citra Gerakan Kepanduan HW.
Penerangan umum ditujukan kepada masyarakat luas dan lebih fokus
kepada Amal Usaha Persyarikatan Muhammadiyah, kaum muda,
orang tua anggota didik, tokoh yang berpotensi menjadi pemimpin
HW dan/atau penunjang dana, serta tokoh masyarakat dan pejabat
pemerintah.
b) Penampilan dan Kinerja Pandu HW yang positif
Peningkatan citra dan kesadaran tentang kepanduan HW di
lingkungan Gerakan Kepanduan HW sendiri dan masyaakat luas di
forum regional, nasional, dan internasional. Penanganan masalah ini
dikembangkan bersama dengan program kegiatan pengamalan Pandu
HW. Dampak paling besar diberikan oleh penampilan sehari-hari
seperti dalam pemakaian seragam, tingkah laku, dan kesediaan
menolong.
c) Meningkatkan koodinasi dan kerjasama secara tersistem antar
pimpinan persyarikatan, ortom, dan amal usaha Muhammadiyah
Internal dan eksternal Persyarikatan Muhammadiyah.
d) Pelayanan informasi intern dan ekstern yang meluas dengan
memanfaatkan teknologi internet (website, media sosial, forum
diskusi).
e) Membekali anggota HW dengan kemampuan dan panduan sebagai
pelaku humas.

7. Program 4: Manajemen/Organisasi (Prioritas)


a. Mengembangkan manajemen Gerakan Kepanduan HW yang tanggap
perkembangan zaman dan mampu mendayagunakan sumber daya yang
tersedia secara efektif-efisien.
b. Mengefektifkan mekanisme pengambilan keputusan kwartir secara
kolektif kolegial.
c. Memfungsikan optimal kwartir (terutama Kwarda HW sebagai pembina
Qabilah)
d. Pembinaan bank data mengenai Qabilah dan keanggotaan Pandu HW.
51
e. Membangun pelaksanaan organisasi/manajemen dalam memacu Gerakan
Kepanduan HW sebagai kepanduan Islami terdepan (leading) dalam
memfungsikan peranannya dalam dinamika umat dan perkembangan
IPTEK di era informasi global

Langkah-langkah yang ditempuh:


1) Membangun dan membina organisasi/manajemen Gerakan
Kepanduan HW agar berjalan dengan baik (profesional, efektif,
efisien, sehat, akuntabel) dalam mensinergikan (takafulul ijtima)
semua jaringan dan potensi HW untuk mencapai tujuan.
2) Membiasakan dan mengembangkan organisasi/manajemen yang
amanah dan terukur (measurable) di seluruh jenjang
organisasi/manajemen, mengintensifkan penggunaan instrumen-
instrumen evaluasi dan penilaian kinerja organisasi/manajemen yang
amanah.
3) Mempercepat pembentukan Kwarda dan Kwarcab di daerah yang
belum ada kwartirnya.
4) Memberdayakan Qabilah di tingkat Ranting Muhammadiyah.
5) Mengintensifkan model regu/patrol dalam kegiatan di masyarakat.
6) Peningkatan kualitas pengelola Kwartir dan Qabilah untuk kelancaran
misi Gerakan Kepanduan HW dan pembentukan Dewan Sughli untuk
kwartir Wilayah, Kwartir Daerah, dan Kwartir cabang.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:
a) Meningkatkan standardisasi dan perlindungan Hak Milik
Intelektual Gerakan Kepanduan HW mengenai lambang, logo,
nama (merek), pakaian seragam, perlengkapan, dan buku
kepanduan HW.
b) Data Qabilah, keanggotaan Pemimpin HW dan Pelatih merupakan
unsur-unsur yang harus segera dikuasai dalam rangka pembenahan
organisasi/manajemen Gerakan Kepanduan HW. Kwarda/Kwarcab
merupakan kunci dalam susunan sistem informasi organisasi.
c) Mengimplementasikan sistem registrasi qabilah dan anggota HW

8. Program 5: Administrasi, Dana, Dan Keuangan (Prioritas)


a. Mengupayakan kemandirian yang lebih besar dalam pendanaan, guna
mendukung program dan kegiatan.
b. Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih baik,
meliputi: administrasi keuangan, kemampuan usaha dana dan
penggunaannya secara efektif-efisien.
c. Mewujudkan administrasi yang baik, sebagai media kelancaran
proses/rangkaian kegiatan dalam organisasi dan manajemen Gerakan
Kepanduan HW.
52
Upaya yang harus dilakukan adalah:
1) Membina kelancaran proses kegiatan Kwartir dengan tertib
administrasi, membangun keharmonisan kerja, memfungsikan sarana
dan prasarana kantor/sekretariat.
2) Inventarisasi petunjuk/pedoman penyelenggaraan administrasi,
membuat pusat data keanggotaan, kelembagaan, dan mengintensifkan
pengawasan/perlindungan standardisasi hak milik kwartir, seperti
pakaian seragam dan atribut.
3) Intensifikasi iuran anggota, menggiatkan amal shalih, zakat, infak,
shadaqah, dan membentuk koperasi, serta menghidupkan kedai.
4) Menyebarluaskan pedoman adminstrasi keuangan, pedoman asuransi
anggota.
5) Meningkatkan pembuatan dan penyampaian laporan organisasi.

53
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada tahun 1918, KH. A. Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, dengan
didampingi Bapak Mulyadi Djojomartono sepulang pengajian SATF (Sidik ,
amanat, tabligh, Fathonah) di solo melihat NIPV, JPO dan Taruna Kembang
sedang latihan baris-berbaris di alun-alun Mangkunegaraan Surakarta beliau
menghendaki putera Muhammadiyah didik seprti itu, untuk mengabdi atau
menghamba kepada Allah.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan didirikan di Yogyakarta pada tahun
1336 H/1918 M. Namun pada tahun 1943 M. bersama dengan organisasi
kepanduan lainnya, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibubarkan oleh
pemerintah penjajahan Jepang.
Pada tanggal 10 Sya‘ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November
1999 M. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan dibangkitkan kembali untuk kedua kalinya, dengan surat keputusan
nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 dan dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah nomor 10/Kep/I.O/B/2003.

3.2 Saran
Dengan adamya Makalalah yang singkat ini Penulis berharap mudah-
mudahan dapat sedikit memberikan pengetahuan bagi Pembaca tentang
Bagaimana Sejarah dari Kepanduan Hizbul Wathan yang ada di Indonesia.

54
DAFTAR PUSTAKA

(2007). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Kepanduan


Hizbul Wathan (edisi ke-Cetakan Pertama). Yogyakarta: Kwartir Pusat Hizbul
Wathan
(1961). Kenang-kenangan Hizbul Wathan. Yogyakarta: Kwartir Pusat Hizbul
Wathan.
Dewan Amaliyah. 2012,”buku panduan Hizbul Wathan”. Mei 2012
Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Bidang Diklat. Jaya Melati 1, Penerbit Pusat
Penggadaan HW, Yogyakarta, 2009.
Sen. 2018. Organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
http://hizbulwathan.or.id/organisasi-gerakan-kepanduan-hizbul-wathan-serta-
tugas-dan-tanggung-jawab-pimpinan-qabilah/ diakses 10 November 2018
Min. 2017. Kurikulum Kepanduan Hizbul Wathan.
http://kwardahwsurabaya.blogspot.com/2017/11/satu-abad-pandu-hw_89.html 10
November 2018
https://jabar.hw.or.id/program-kegiatan/
(Musyawarah Wilayah Ke-3Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Barat
Bandung, 29 Oktober 2016)

55

Anda mungkin juga menyukai