Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RAGAM PENDIDIKAN AGAMA DALAM PRAKTEK


PENDIDIKAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh:
Syarif Mamang

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MARET
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Definisi dan Tujuan dari Pendidikan Agama dalam Sistem Pendidikan Internasional.......5
2.2 Ragam Pendidikan Agama Diterapkan dalam Praktek Pendidikan Internasional di
Berbagai Negara dan Wilayah........................................................................................................5
2.3 Kebijakan Pemerintah Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama Yang Dilaksanakan Di
Negara-Negara Tertentu.................................................................................................................6
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama, Seperti Kebijakan
Pemerintah, Kepercayaan Agama, Budaya Lokal, Dan Kebutuhan Siswa.................................7
2.5 Kepercayaan Agama Dan Budaya Lokal Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama Yang
Diterapkan Di Suatu Wilayah........................................................................................................8
2.6 Sekolah Dan Pendidik Mempertimbangkan Kebutuhan Siswa Dan Masyarakat Di
Sekitarnya Dalam Memilih Pendekatan Pendidikan Agama Yang Tepat..................................8
2.7 Ragam Pendekatan Pendidikan Agama Dalam Praktek Pendidikan Internasional, Dan
Bagaimana Implikasinya Terhadap Pembentukan Nilai Dan Moral Siswa................................9
2.8 Mengevaluasi Efektivitas Dan Implikasi Dari Berbagai Pendekatan Pendidikan Agama
Dalam Membentuk Nilai Dan Moral Siswa Di Lingkungan Internasional...............................10
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan suatu bangsa. Semakin


berkualitas pendidikan yang diberikan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka semakin
baik pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh masyarakat atau bangsa
tersebut. Hal ini dapat menghasilkan peradaban yang memiliki nilai tinggi yang dibangun
atas dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat dan menghadapi tantangan yang timbul dalam masyarakat, dengan cara
mengubah melalui pendidikan dan pengajaran di sekolah formal dan non-formal (Azlan,
2020).
Dalam dunia pendidikan, era globalisasi menuntut sekolah untuk mengambil
langkah-langkah yang mengarah pada penciptaan lulusan yang memiliki kemampuan
bersaing secara global. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dalam hal pengetahuan dan teknologi, serta memiliki rasa nasionalisme yang
kuat sehingga dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara dan selalu
mematuhi aturan agama, di mana pun mereka berada (Bao, 2020).
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat tak dapat
disangkal lagi akan menjadi faktor yang memudahkan pendirian sekolah/madrasah
berstandar internasional di Indonesia. Menghadapi era tahun 2020, perekonomian
Indonesia akan berkembang ke arah perekonomian global, sehingga perubahan dalam
industri dan arah perubahan harus mengikuti tuntutan global. Oleh karena itu, pendidikan
dan pelatihan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi dan
mengimbangi kebutuhan lokal, regional, dan internasional sangatlah dibutuhkan dan
penting untuk dilakukan. (Dogra, 2021)
Pendidikan agama merupakan salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan di
seluruh dunia. Sebagai bagian dari kurikulum, pendidikan agama memiliki peran dalam
membentuk nilai dan moral siswa, serta mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi
dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat (Cousineau, 2020)
Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter. Dalam konteks
tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh
guru, pimpinan sekolah dan warga sekolah melalui kegiatan sekolah untuk membentuk

1
akhlak, watak atau kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (Virtues) yang
terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang beragama Islam, mereka senantiasa menjadikan
Al Qur’an sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak (Anas,
2020).
Namun, dalam praktek pendidikan internasional, ragam pendidikan agama dapat
bervariasi tergantung pada negara atau wilayah tempat pendidikan tersebut dilaksanakan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ragam pendidikan agama dalam praktek
pendidikan internasional, di antaranya adalah: (Rud, 2019)
1. Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan agama dapat
mempengaruhi ragam pendidikan agama yang dilaksanakan di sebuah negara.
Beberapa negara memiliki kebijakan yang memandatkan pengajaran agama di
sekolah, sementara yang lain tidak.
2. Kepercayaan agama: Kepercayaan agama yang dominan di suatu wilayah dapat
mempengaruhi ragam pendidikan agama yang diterapkan di sekolah. Misalnya, di
negara-negara mayoritas Muslim, pendidikan agama Islam akan menjadi bagian
penting dari kurikulum pendidikan.
3. Budaya lokal: Budaya lokal dapat mempengaruhi cara pendidikan agama
dilaksanakan di suatu wilayah. Misalnya, di beberapa negara Asia, pendidikan agama
dapat diintegrasikan dengan seni tradisional atau keterampilan praktis.
4. Kebutuhan siswa: Kebutuhan siswa juga mempengaruhi ragam pendidikan agama
yang diterapkan di sekolah. Misalnya, sekolah yang melayani siswa dari berbagai
kepercayaan agama mungkin memilih untuk menyediakan pengajaran agama yang
tidak mengacu pada satu agama tertentu.
Dalam prakteknya, ragam pendidikan agama dalam praktek pendidikan
internasional dapat bervariasi dari pengajaran agama yang sangat konservatif hingga
pendekatan yang lebih inklusif dan pluralistis. Penting bagi sekolah dan pendidik untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi ragam pendidikan agama dalam
lingkungan mereka dan memilih pendekatan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa
dan masyarakat di sekitarnya (Saada, 2020)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan tujuan dari pendidikan agama dalam sistem pendidikan
internasional?

2
2. Bagaimana ragam pendidikan agama diterapkan dalam praktek pendidikan
internasional di berbagai negara dan wilayah?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi ragam pendidikan agama yang
dilaksanakan di negara-negara tertentu?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi ragam pendidikan agama, seperti
kebijakan pemerintah, kepercayaan agama, budaya lokal, dan kebutuhan siswa?
5. Bagaimana kepercayaan agama dan budaya lokal mempengaruhi ragam pendidikan
agama yang diterapkan di suatu wilayah?
6. Bagaimana sekolah dan pendidik mempertimbangkan kebutuhan siswa dan
masyarakat di sekitarnya dalam memilih pendekatan pendidikan agama yang tepat?
7. Apa saja ragam pendekatan pendidikan agama dalam praktek pendidikan
internasional, dan bagaimana implikasinya terhadap pembentukan nilai dan moral
siswa?
8. Bagaimana evaluasi efektivitas dan implikasi dari berbagai pendekatan pendidikan
agama dalam membentuk nilai dan moral siswa di lingkungan internasional?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian terkait ragam pendidikan agama dalam praktek pendidikan


internasional adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari pendidikan agama dalam sistem
pendidikan internasional
2. Untuk memahami ragam pendidikan agama diterapkan dalam praktek pendidikan
internasional di berbagai negara dan wilayah
3. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah mempengaruhi ragam pendidikan agama
yang dilaksanakan di negara-negara tertentu
4. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ragam pendidikan agama,
seperti kebijakan pemerintah, kepercayaan agama, budaya lokal, dan kebutuhan siswa
5. Untuk mengetahui kepercayaan agama dan budaya lokal mempengaruhi ragam
pendidikan agama yang diterapkan di suatu wilayah
6. Untuk mengetahui bagaimana sekolah dan pendidik mempertimbangkan kebutuhan
siswa dan masyarakat di sekitarnya dalam memilih pendekatan pendidikan agama
yang tepat

3
7. Untuk mengetahui ragam pendekatan pendidikan agama dalam praktek pendidikan
internasional, dan bagaimana implikasinya terhadap pembentukan nilai dan moral
siswa
9. Untuk mengevaluasi efektivitas dan implikasi dari berbagai pendekatan pendidikan
agama dalam membentuk nilai dan moral siswa di lingkungan internasional

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penelitian terkait Ragam Pendidikan Agama Dalam Praktek


Pendidikan Internasional antara lain:
1. Memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam tentang ragam pendidikan
agama dalam praktek pendidikan internasional di berbagai negara dan wilayah,
sehingga dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
2. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
ragam pendidikan agama, seperti kebijakan pemerintah, kepercayaan agama, budaya
lokal, dan kebutuhan siswa, sehingga dapat membantu sekolah dan pendidik dalam
memilih pendekatan yang tepat.
3. Memberikan evaluasi dan analisis mengenai efektivitas dan implikasi dari berbagai
pendekatan pendidikan agama dalam membentuk nilai dan moral siswa di lingkungan
internasional.
4. Memberikan rekomendasi dan saran bagi sekolah dan pendidik dalam memilih
pendekatan pendidikan agama yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
masyarakat di sekitarnya, sehingga dapat membantu peningkatan kualitas pendidikan
agama di seluruh dunia.
5. Memberikan kontribusi dalam pengembangan dan perbaikan sistem pendidikan
internasional terkait pendidikan agama, sehingga dapat menghasilkan generasi yang
memiliki nilai dan moral yang kuat dan sesuai dengan tuntutan zaman.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan dari Pendidikan Agama dalam Sistem Pendidikan
Internasional

Pendidikan agama dalam sistem pendidikan internasional adalah pendidikan yang


bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai dan moral dalam konteks agama tertentu kepada
siswa. Tujuan utama dari pendidikan agama dalam sistem pendidikan internasional adalah
untuk membentuk karakter siswa yang memiliki keimanan, ketakwaan, moral yang baik,
dan penghargaan terhadap keragaman agama dan budaya.
Selain itu, pendidikan agama juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih luas tentang agama dan budaya, meningkatkan pemahaman antar agama dan
kerukunan antar umat beragama, serta membantu siswa mengembangkan toleransi,
empati, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, pendidikan agama dapat
membantu membangun masyarakat yang harmonis, saling menghargai, dan berbudaya
tinggi di lingkungan pendidikan internasional.

2.2 Ragam Pendidikan Agama Diterapkan dalam Praktek Pendidikan Internasional di


Berbagai Negara dan Wilayah

Ragam pendidikan agama yang diterapkan dalam praktek pendidikan internasional


dapat berbeda-beda di setiap negara dan wilayah, tergantung pada kebijakan dan kondisi
sosial-budaya yang ada. Beberapa contoh penerapan ragam pendidikan agama dalam
praktek pendidikan internasional di beberapa negara dan wilayah adalah sebagai berikut:
1. Amerika Serikat: Pendidikan agama di sekolah-sekolah umum di Amerika Serikat
tidak diwajibkan. Namun, sebagian besar lembaga pendidikan agama seperti gereja
dan sekolah agama memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan agama.
Selain itu, beberapa sekolah umum menyediakan program pendidikan agama sebagai
program ekstrakurikuler.
2. Inggris: Pendidikan agama di Inggris diwajibkan dalam kurikulum nasional, tetapi
siswa dapat memilih untuk mengikuti pelajaran agama atau tidak. Siswa yang
mengikuti pelajaran agama dapat mempelajari berbagai agama yang ada di Inggris,
termasuk agama Kristen, Islam, Hindu, dan Buddha.

5
3. Jepang: Pendidikan agama di Jepang tidak diwajibkan dalam kurikulum nasional,
tetapi beberapa sekolah menawarkan program pendidikan agama sebagai program
ekstrakurikuler. Sebagian besar pendidikan agama di Jepang didominasi oleh agama
Buddha dan Shinto.
4. Indonesia: Pendidikan agama di Indonesia diwajibkan dalam kurikulum nasional
untuk semua tingkatan pendidikan, baik di sekolah umum maupun di sekolah agama.
Siswa diajarkan tentang agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia,
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
5. India: Pendidikan agama di India terkait erat dengan agama Hindu, yang merupakan
mayoritas agama di negara tersebut. Sekolah-sekolah agama Hindu memainkan peran
penting dalam memberikan pendidikan agama, sementara pendidikan agama di
sekolah-sekolah umum terbatas pada pelajaran tentang agama Hindu.
6. Timur Tengah: Pendidikan agama di negara-negara Timur Tengah, seperti Arab
Saudi, diterapkan secara ketat dengan fokus pada agama Islam. Pelajaran agama Islam
diwajibkan dalam kurikulum nasional, dan siswa diharuskan mengikuti program
pendidikan agama selama beberapa jam setiap minggu.
Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat bahwa ragam pendidikan agama dalam
praktek pendidikan internasional dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi sosial-
budaya dan kebijakan yang ada di masing-masing negara dan wilayah. Meskipun
demikian, tujuan pendidikan agama di setiap negara dan wilayah tetap sama, yaitu untuk
membangun karakter siswa yang memiliki moral dan nilai yang baik berdasarkan ajaran
agama yang dianut.

2.3 Kebijakan Pemerintah Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama Yang


Dilaksanakan Di Negara-Negara Tertentu

Kebijakan pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan


ragam pendidikan agama yang dilaksanakan di negara-negara tertentu. Setiap negara
memiliki kebijakan pendidikan yang berbeda, termasuk dalam hal pendidikan agama.
Beberapa negara memiliki kebijakan yang memandatkan pelaksanaan pendidikan
agama di sekolah-sekolah, sementara negara lain tidak memasukkan pendidikan agama
sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Bahkan di negara yang sama, kebijakan
pendidikan agama dapat berbeda tergantung pada wilayah atau negara bagian.

6
Selain itu, kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi konten dan metode
pembelajaran pendidikan agama. Misalnya, di beberapa negara, pendidikan agama hanya
diajarkan dalam satu agama tertentu, sementara di negara lain, pendidikan agama
mencakup beberapa agama dan diberikan secara komparatif.
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi pendanaan dan dukungan untuk
pendidikan agama. Di beberapa negara, pemerintah memberikan dana dan dukungan yang
signifikan untuk pendidikan agama, sementara di negara lain, pendidikan agama tidak
mendapatkan dukungan yang cukup.
Dalam hal ini, kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi ragam pendidikan
agama yang dilaksanakan di negara-negara tertentu. Oleh karena itu, penting untuk
memperhatikan kebijakan pemerintah dalam merancang program pendidikan agama yang
efektif dan relevan dalam konteks pendidikan internasional.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama, Seperti Kebijakan


Pemerintah, Kepercayaan Agama, Budaya Lokal, Dan Kebutuhan Siswa

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ragam pendidikan agama dalam


praktek pendidikan internasional, di antaranya:
1. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait pendidikan agama dapat
mempengaruhi ragam pendidikan agama yang diterapkan di suatu negara. Beberapa
negara memiliki pendekatan sekuler terhadap pendidikan dan membatasi pengajaran
agama di sekolah-sekolah publik, sedangkan negara lain mewajibkan pengajaran
agama di sekolah-sekolah publik.
2. Kepercayaan Agama: Kepercayaan agama dan keyakinan masyarakat dapat
mempengaruhi ragam pendidikan agama yang diterapkan. Negara-negara dengan
mayoritas penduduk beragama Islam, Kristen, Hindu, atau Buddha, misalnya,
cenderung memasukkan pendidikan agama yang sesuai dengan kepercayaan agama
tersebut.
3. Budaya Lokal: Budaya lokal juga dapat mempengaruhi ragam pendidikan agama yang
diterapkan. Misalnya, di beberapa negara di Asia Timur, pendidikan agama lebih
menekankan pada ajaran moral dan etika daripada kepercayaan agama yang spesifik.
4. Kebutuhan Siswa: Kebutuhan siswa dan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi
pendekatan pendidikan agama yang dipilih oleh sekolah dan pendidik. Misalnya, di
negara dengan populasi multiagama, sekolah mungkin akan memilih untuk

7
mengajarkan tentang semua agama yang ada, sambil menghindari mengajarkan agama
yang spesifik.
Semua faktor ini dapat mempengaruhi ragam pendidikan agama yang diterapkan
di suatu wilayah dan dapat berdampak pada nilai dan moral siswa. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam memilih pendekatan
pendidikan agama yang tepat

2.5 Kepercayaan Agama Dan Budaya Lokal Mempengaruhi Ragam Pendidikan Agama
Yang Diterapkan Di Suatu Wilayah

Kepercayaan agama dan budaya lokal mempengaruhi ragam pendidikan agama


yang diterapkan di suatu wilayah karena pendidikan agama yang diterapkan harus sesuai
dengan nilai-nilai dan kepercayaan agama serta budaya lokal yang dominan di wilayah
tersebut.
Sebagai contoh, di Indonesia, mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga
pendidikan agama Islam menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah. Sementara di
negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Kristen atau Hindu, pendidikan
agama yang diberikan akan sesuai dengan agama mayoritas tersebut.
Pendidikan agama juga harus mempertimbangkan budaya lokal dalam
pengajarannya. Misalnya, di negara-negara yang menganut budaya yang sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan, maka pendidikan agama harus mengajarkan
nilai-nilai agama yang berhubungan dengan keluarga.
Selain itu, kepercayaan agama dan budaya lokal juga dapat mempengaruhi metode
pembelajaran pendidikan agama. Misalnya, di beberapa wilayah, metode pembelajaran
pendidikan agama dilakukan melalui tradisi lisan, sementara di wilayah lain, metode
pembelajaran menggunakan teknologi modern.
Dengan demikian, kepercayaan agama dan budaya lokal sangat mempengaruhi
ragam pendidikan agama yang diterapkan di suatu wilayah. Oleh karena itu, penting bagi
pengajar dan pembuat kebijakan pendidikan untuk memahami dan mempertimbangkan
nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam merancang program pendidikan agama yang
relevan dan efektif dalam konteks pendidikan internasional.

8
2.6 Sekolah Dan Pendidik Mempertimbangkan Kebutuhan Siswa Dan Masyarakat Di
Sekitarnya Dalam Memilih Pendekatan Pendidikan Agama Yang Tepat

Dalam memilih pendekatan pendidikan agama yang tepat, sekolah dan pendidik
harus mempertimbangkan kebutuhan siswa dan masyarakat di sekitarnya. Beberapa hal
yang harus dipertimbangkan adalah:
1. Kebutuhan Siswa: Siswa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, seperti kebutuhan
psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual. Oleh karena itu, sekolah dan pendidik
harus memahami kebutuhan siswa tersebut dan memilih pendekatan pendidikan
agama yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Kebutuhan Masyarakat: Pendidikan agama juga harus mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat di sekitarnya, terutama jika masyarakat memiliki nilai-nilai agama dan
budaya yang khas. Misalnya, jika masyarakat memiliki budaya yang sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan, maka pendidikan agama harus
mengajarkan nilai-nilai agama yang berhubungan dengan keluarga.
3. Konteks Sekolah: Konteks sekolah juga mempengaruhi pendekatan pendidikan agama
yang dipilih. Misalnya, jika sekolah adalah sekolah Islam, maka pendekatan
pendidikan agama yang dipilih harus sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
Sementara jika sekolah adalah sekolah multikultural, maka pendekatan pendidikan
agama harus mengakomodasi keberagaman agama dan budaya yang ada di sekolah.
4. Tujuan Pendidikan: Tujuan pendidikan agama juga harus dipertimbangkan dalam
memilih pendekatan pendidikan agama yang tepat. Misalnya, jika tujuan pendidikan
agama adalah untuk mengembangkan spiritualitas siswa, maka pendekatan yang
dipilih harus lebih fokus pada pengembangan nilai-nilai spiritual.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, masyarakat, konteks sekolah, dan
tujuan pendidikan, maka sekolah dan pendidik dapat memilih pendekatan pendidikan
agama yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat di sekitarnya.

2.7 Ragam Pendekatan Pendidikan Agama Dalam Praktek Pendidikan Internasional,


Dan Bagaimana Implikasinya Terhadap Pembentukan Nilai Dan Moral Siswa

Terdapat beberapa ragam pendekatan pendidikan agama dalam praktek


pendidikan internasional, diantaranya:
1. Pendekatan Didaktik: Pendekatan ini lebih fokus pada pengajaran pengetahuan
agama, seperti ajaran-ajaran, tradisi, dan ritual. Implikasinya adalah siswa akan

9
memiliki pengetahuan yang baik tentang agama, tetapi tidak selalu memahami nilai-
nilai dan praktik spiritual dari agama tersebut.
2. Pendekatan Pengalaman: Pendekatan ini lebih fokus pada pengalaman dan praktik
spiritual yang dilakukan oleh siswa. Implikasinya adalah siswa akan memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang nilai dan praktik spiritual dari agama tersebut.
3. Pendekatan Kritis: Pendekatan ini mendorong siswa untuk mempertanyakan nilai-
nilai dan praktik spiritual dari agama tersebut. Implikasinya adalah siswa akan
memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada
dalam agama tersebut.
4. Pendekatan Multikultural: Pendekatan ini mengakomodasi keberagaman agama dan
budaya yang ada di sekolah. Implikasinya adalah siswa akan memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang keberagaman agama dan budaya yang ada di masyarakat.
Dalam pembentukan nilai dan moral siswa, pendekatan pendidikan agama yang
dipilih dapat mempengaruhi bagaimana siswa memahami nilai dan moral yang ada
dalam agama tersebut. Misalnya, pendekatan didaktik cenderung lebih fokus pada
pengetahuan tentang agama, sementara pendekatan pengalaman lebih fokus pada nilai
dan praktik spiritual. Implikasi dari kedua pendekatan tersebut adalah siswa akan
memiliki pemahaman yang berbeda tentang nilai dan moral dalam agama tersebut.
Pendekatan kritis dapat membantu siswa untuk mempertanyakan nilai-nilai yang
ada dalam agama tersebut, sehingga mereka dapat memahami nilai dan moral yang
sesuai dengan konteks sosial dan budaya yang ada. Sementara pendekatan multikultural
dapat membantu siswa untuk memahami nilai dan moral yang ada dalam berbagai agama
dan budaya yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memilih pendekatan
pendidikan agama yang tepat untuk membangun nilai dan moral siswa yang positif dan
relevan dengan konteks sosial dan budaya yang ada.

2.8 Mengevaluasi Efektivitas Dan Implikasi Dari Berbagai Pendekatan Pendidikan


Agama Dalam Membentuk Nilai Dan Moral Siswa Di Lingkungan Internasional

Evaluasi efektivitas dan implikasi dari berbagai pendekatan pendidikan agama


dalam membentuk nilai dan moral siswa di lingkungan internasional dapat dilakukan
dengan cara mengamati sejauh mana siswa mengaplikasikan nilai dan moral yang mereka
pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Evaluasi ini dapat meliputi: (Wang, 2021)

10
1. Observasi perilaku siswa: Observasi perilaku siswa dapat memberikan gambaran
tentang sejauh mana nilai dan moral yang mereka pelajari di sekolah tercermin dalam
tindakan mereka sehari-hari. Misalnya, apakah siswa mempraktikkan nilai-nilai
seperti toleransi, kejujuran, dan keterbukaan dalam interaksi dengan teman sekelas
dan orang lain.
2. Penilaian akademik: Penilaian akademik dapat memberikan gambaran tentang sejauh
mana siswa memahami dan mampu mengaplikasikan konsep-konsep nilai dan moral
yang dipelajari dalam pelajaran agama. Hal ini dapat dilakukan melalui ujian atau
tugas yang mengevaluasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep tersebut.
3. Survei dan wawancara: Survei dan wawancara dengan siswa, orangtua, dan staf
pengajar dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pendekatan pendidikan
agama memengaruhi nilai dan moral siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan tentang pendapat mereka tentang pendekatan pendidikan
agama yang diterapkan di sekolah.
4. Analisis data: Data yang diperoleh dari evaluasi efektivitas pendekatan pendidikan
agama dapat dianalisis untuk mengidentifikasi pola atau tren dalam pembentukan nilai
dan moral siswa. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi terhadap implikasi dari
pendekatan pendidikan agama tersebut dalam jangka panjang.
Implikasi dari berbagai pendekatan pendidikan agama dalam membentuk nilai
dan moral siswa dapat berdampak positif atau negatif. Pendekatan yang efektif dapat
membantu siswa memahami nilai-nilai universal dan mengembangkan sikap yang positif,
seperti toleransi, saling menghormati, dan sikap kritis. Namun, pendekatan yang tidak
tepat atau kurang efektif dapat berdampak negatif terhadap pembentukan nilai dan moral
siswa, seperti kurangnya pemahaman atau ketidakpedulian terhadap nilai dan moral yang
diajarkan. Oleh karena itu, evaluasi efektivitas dan implikasi dari pendekatan pendidikan
agama perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa pendekatan yang
digunakan benar-benar efektif dalam membentuk nilai dan moral siswa.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ragam


pendidikan agama dalam praktek pendidikan internasional sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti kebijakan pemerintah, kepercayaan agama, budaya lokal, dan kebutuhan siswa.
Dalam hal ini, penting bagi sekolah dan pendidik untuk mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut dalam memilih pendekatan pendidikan agama yang tepat untuk siswa dan
masyarakat di sekitarnya.
Di beberapa negara, pendidikan agama merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah, sementara di negara lainnya pendidikan agama dilakukan di luar lingkup sekolah.
Beberapa negara juga menerapkan pendekatan multikultural dan multireligi dalam
pendidikan agama, yang bertujuan untuk memahami dan menghormati kepercayaan dan
budaya yang berbeda.
Pendekatan pendidikan agama yang diterapkan dalam lingkungan internasional
dapat memiliki implikasi yang besar dalam membentuk nilai dan moral siswa. Beberapa
pendekatan yang terfokus pada teks suci dan ajaran agama tertentu dapat meningkatkan
pemahaman dan penghayatan siswa terhadap nilai-nilai agama. Sementara itu, pendekatan
yang lebih inklusif dan multikultural dapat membantu siswa memahami perbedaan
kepercayaan dan budaya serta membangun toleransi dan penghargaan terhadap
keanekaragaman.
Evaluasi efektivitas dari berbagai pendekatan pendidikan agama dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti melalui penilaian akademik siswa, survei kepuasan siswa dan
orang tua, serta pengamatan langsung oleh pendidik. Hasil evaluasi ini dapat membantu
sekolah dan pendidik untuk memperbaiki dan mengembangkan pendekatan pendidikan
agama yang lebih efektif dalam membentuk nilai dan moral siswa.
Dalam konteks globalisasi dan multikulturalisme yang semakin berkembang,
penting bagi praktek pendidikan internasional untuk mempertimbangkan dan mengakomodasi
kepercayaan dan budaya lokal dalam pendidikan agama. Hal ini dapat membantu
membangun pengertian yang lebih baik antara siswa dari berbagai latar belakang, serta
membentuk nilai dan moral yang lebih inklusif dan toleran pada generasi muda.

12
3.2 Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian sebelumnya, berikut beberapa saran


penelitian yang dapat dilakukan mengenai ragam pendidikan agama dalam praktek
pendidikan internasional:
1. Studi lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam
menentukan ragam pendidikan agama yang dilaksanakan di negara tertentu, seperti aspek
politik, budaya, dan ekonomi.
2. Melakukan penelitian komparatif mengenai ragam pendidikan agama yang diterapkan di
berbagai negara dan wilayah, untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi penerapannya.
3. Meneliti secara mendalam mengenai implikasi dari berbagai pendekatan pendidikan
agama dalam membentuk nilai dan moral siswa, dengan melibatkan partisipasi siswa,
orang tua, dan masyarakat setempat.
4. Meneliti secara khusus mengenai penerapan pendekatan pendidikan agama yang inklusif
dan toleran terhadap perbedaan agama dan budaya dalam lingkungan pendidikan
internasional.
5. Melakukan penelitian tentang efektivitas berbagai metode evaluasi dan pengukuran dalam
menilai hasil dan dampak dari pendidikan agama dalam membentuk nilai dan moral siswa
di lingkungan pendidikan internasional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anas salahudin dan Irwanto Alkrienciehie. 2020. Pendidikan Kartakter (Pendidikan Berbasis
Agama dan Budaya Bangsa). Bandung: Pustaka Setia. Hal 45

Azlan, C. A., Wong, J. H. D., Tan, L. K., MSN, A. D. H., Ung, N. M., Pallath, V., . . . Ng, K.
H. (2020). Teaching and learning of postgraduate medical physics using Internet-
based e-learning during the COVID-19 pandemic -A case study from Malaysia.
Phys Med, 80, 10-16

Bao, W. (2020). COVID-19 and online teaching in higher education: A case study of Peking
University. Hum Behav Emerg Technol, 2(2), 113-115

Cousineau, D. (2020). How many decimals? Rounding descriptive and inferential statistics
based on measurement precision. Journal of Mathematical Psychology,
97.

Dogra, S. A., Rai, K., Barber, S., McEachan, R. R., Adab, P., Sheard, L., & Childhood
Obesity Prevention in Islamic Religious Settings Programme
Management, G. (2021). Delivering a childhood obesity prevention
intervention using Islamic religious settings in the UK: What is most
important to the stakeholders? Prev Med Rep, 22, 101387

Rudd, K. E., Puttkammer, N., Antilla, J., Richards, J., Heffron, M., Tolentino, H., . . . Santas,
X. M. (2019). Building workforce capacity for effective use of health
information systems: Evaluation of a blended eLearning course in
Namibia and Tanzania. International Journal of Medical Informatics, 131

Saada, N. (2020). Perceptions of democracy among Islamic education teachers in Israeli


Arab high schools. The Journal of Social Studies Research, 44(3), 271-280.

Wang, W., & Ma, W. (2021). Construction of a Meaning Effectiveness Model: A new
interpretation of meaning in life. New Ideas in Psychology, 63.

14

Anda mungkin juga menyukai