Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI MUSEUM KOTA MAKASSAR

“Koleksi Museum Benda Cagar Budaya (SDA)”

Laporan Observasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Multikultural dengan dosen pengampu yaitu Dr. Muh. Azhar, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Muh. Tezar 10120210003


Andi Fadel Muhammad 10120210007
Muhammad Taufiq 10120210013
Muh Nurhidayat 10120210023
Ahmadul Haady Ihsan Amir 10120210025
Zaenal 10120210033
Khairudin Baina Safar 10120210035
Muh. Israr Almin 10120210040
Muhammad Al Ghazali 10120210053

PRODI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT , sang pencipta alam semesta
dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan hasil observasi kami dengan judul objek observasi yaitu
“Koleksi Museum Benda Cagar Budaya (SDA)”. Maksud dan tujuan dari penulisan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural.

Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, dimana kami pun sadar bahwasanya
kami hanyalah seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,
sedangkan kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT, sehingga dalam penyusunan laporan
ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran akan senantiasa kami terima sebagai upaya evaluasi
diri. Akhirnya penyusun hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penyusunan
laporan ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah
bagi penyusun dan pembaca.

Makassar, 20 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................2
C. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
D. Gagasan/Ide Pokok..........................................................................................................2
E. Tujuan Perancangan........................................................................................................3
F. Manfaat Perancangan......................................................................................................3
G. Lokasi Observasi.............................................................................................................3
H. Metode Pengumpulan Data.............................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................5
A. Sejarah Museum Kota Makassar.....................................................................................5
B. Beberapa Koleksi Benda Cagar Budaya (SDA) di Museum Kota Makassar.................6
BAB III.......................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
LAMPIRAN...............................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV,
“Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda
yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu, dan juga
tempat menyimpan barang kuno”. Pemanfaatan museum bagi masyarakat masih kurang,
kemungkinan dikarenakan pemahaman masyarakat tentang Museum sendiri masih kurang.
Pemahaman masyarakat tentang Museum sebagai tempat penyimpanan benda-benda kuno
dan menyeramkan, mungkin menjadi suatu alasan kurangnya apresiasi masyarakat terhadap
fungsi Museum. Ketika ditelaah lebih dalam, maka museum cukup signifikan dalam
pengembangan wawasan dan pengetahuan.

Di Makassar terdapat sebuah museum yang bernama Museum Kota Makassar yang
merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah, seni dan
budaya yang ada di Makassar, Selawesi Selatan. Museum Kota Makassar adalah salah satu
museum dimana menjadi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah tentang Makassar,
mencakup rumah adat, pakaian adat dan pakaian tradisional, senjata, guci, alat musik, dan
piring porselen (keramik).

Budaya adalah aset yang telah tertanam dalam kehidupan bersama masyarakat
Makassar (Sulawesi Selatan) dimana salah satu nilai yang terkandung dalam instrumen
pelaksanaannya meliputi Siri Na Pacce yang merupakan filosofi hidup masyarakat Sulawesi
Selatan yang berarti menjaga harga diri serta kokoh dalam pendirian. Dalam perjalanan
sejarah dan lingkup geografi budaya, wilayah Makassar secara umum berada pada
lingkungan kebudayaan gotong royong dan sebagai kebudayaan daerah yang menunjang
pembangunan kebudayaan Nasional. Peninggalan budaya yang bernilai tinggi banyak
tersebar dikawasan Sulawesi Selatan, baik yang hampir punah maupun yang masih
berkembang hingga kini.

Perkembangan budaya berlangsung sepanjang masa sesuai dengan pasang surut


kehidupan. Perkembangan globalisasi yang telah melanda dunia saat ini telah mengintroduksi
fenomena baru dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali pada masyarakat Makassar.

Pengaruh budaya luar cenderung mempercepat proses kepunahan budaya asli


Makassar. Kekhawatiran terhadap ancaman erosi budaya di Selawesi Selatan, maka
Pemerintah mengambil kebijakan untuk menerapkan dalam pendidikan formal yang pada
dasarnya dilandasi oleh kenyataan bawah Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat
kesenian, tata cara, tata karma, pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan
secara turun temurun dari nenek moyang terutama pada daerah Sulawesi Selatan. Hal tersebut
tentunya perlu dilestarikan dan di kembangkan agar masyarakat tidak kehilangan harta
sejarah bagi daerah itu sendiri.

1
Kondisi ideal dari sebuah museum yakni para pengunjung dapat menyerap ilmu–ilmu
yang terdapat di dalam museum dengan dibantu oleh seorang pemandu agar pengunjung
dapat mencerna dan mengetahui sejarah yang terkandung dalam benda–benda koleksi
museum. Para pengunjung mendapatkan alat bantu sesuai dengan perkembangan teknologi
saat ini untuk mengingat benda–benda bersejarah yang ada di dalam Museum Kota Makassar,
namun pada kenyataannya para pengunjung terutama pelajar hanya lebih senang melihat
koleksi tanpa memahami informasi yang didapat dan tidak sedikit juga yang merasa bosan
saat berada di dalam museum. Mulai dari penyajian objek-objek yang merupakan isi dari
museum tersebut hanya merupakan etalase, menjadikan visual yang kurang menarik.
Pemandu pun kurang melakukan perannya dengan baik, sehingga ilmu yang terdapat di
dalam museum kurang begitu dimengerti. Sebagian besar dari pengunjung terutama pelajar
dari berbagai tingkatan lupa akan ilmu–ilmu yang terdapat di museum, karena terdapat
perbedaan kondisi ideal dan kondisi saat ini, diperlukan pemecahan masalah agar informasi
yang terdapat di dalam museum dapat disampaikan dengan baik dan menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pengunjung khususnya para pelajar hanya senang melihat tanpa memahami makna
benda bersejarah yang ada di museum.
2. Beberapa dari pengunjung Museum Kota Makassar merasa bosan saat mendatangi
museum.
3. Pengunjung lupa akan ilmu yang ada di dalam museum setelah keluar dari museum.
4. Tidak ada media yang membantu mengingatkan para pengunjung mengenai benda–
benda yang terdapat di museum
5. Isi yang disajikan hanya merupakan pajangan atau etalase tanpa visual yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut: “Bagaimana merancang museum yang dapat membantu memberikan informasi yang
dikemas untuk mengingatkan benda-benda dan peristiwa bersejarah yang terdapat di Museum
Kota Makassar dengan cara lebih interaktif dan sesuai dengan perkembangan teknologi saat
ini kepada para pengunjung.”

D. Gagasan/Ide Pokok

Adapun gagasan/ide pokok dari perancangan ini yang merupakan ide–ide pokok dalam
perancangan ini adalah:

1. Menjadikan tempat untuk melestarikan budaya Makassar.


2. Membuat museum budaya yang tidak membosankan.
3. Museum sebagai tempat pembelajaran dan pariwisata.
4. Membuat fasilitas-fasilitas pendukung bagi museum itu sendiri.

2
E. Tujuan Perancangan

Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Apresiasi masyarakat terhadap
museum masih dirasakan kurang, kemungkinan tingkat pemahaman mereka tentang museum
masih kurang. Museum Kota Makassar merupakan museum umum yang di dalamnya
terdapat koleksi penyimpanan peninggalan-peninggalan bersejarah serta budaya tentang
Sulawesi Selatan. Adapula tujuan perancangan sebagai berikut:

1. Menciptakan interior museum yang nyaman termasuk di dalamnya berupa sistimatika/


urutan/ story line yang diterapkan dalam penyajian teknik.
2. Membuat ruangan interaktif agar pengunjung tidak jenuh dan lebih menarik
3. Menggunakan teknologi masa kini dalam perancangan desain ruangan

F. Manfaat Perancangan

Bagi Penyusun:

1. Lebih mengenali lebih dalam manfaat dan fungsi dari museum dan sejarah Makassar
(Sulawesi Selatan).
2. Dapat melestarikan Budaya Makassar (Sulawesi Selatan).

Bagi Masyarakat:

1. Dapat mengenali lebih dalam manfaat dan fungsi dari museum.


2. Informasi dapat disampaikan dengan menyenangkan, melalui audio dan visual, serta
didukung dengan latar musik, akan membuat pengunjung lebih menyenangkan.

G. Lokasi Observasi

Adapun observasi ini kami lakukan bertempat, yaitu:

Lokasi : Museum Kota

Makassar

Alamat : Jl. Balaikota No.11, Baru, Kec. Ujung Pandang, Kota


Makassar, Sulawesi Selatan 90171

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 November 2022

Waktu : Pukul 09.00 (WITA)-Selesai

H. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan ini, teknik pengumpulan data yang kami gunakan yaitu:

1. Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung


dengan melakukan pencatatan dan pengamatan. Dalam hal ini penulis mencari informasi

3
tentang apa saja objek dan benda bersejarah yang ada di dalam museum.

4
2. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertanya jawab langsung dengan
pihak yang bersangkutan, mengenai informasi yang diperlukan. Penulis melakukan tanya
jawab kepada ibu Reni selaku pemandu museum.

3. Studi Pustaka

Dalam pengumpulan data, kami menggunakan cara kepustakaan, yaitu dengan mecari dan
mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi terkait objek yang
kami observasi melalui browsing internet.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Museum Kota Makassar

Museum kota Makassar, sebenarnya didirikan berkat inisiatif walikota Makassar


bernama Amiruddin Maula yang saat itu menjabat. Pendirian museum tersebut bukanlah
sekedar iseng semata, sebab sang walikota tengah berupa mewariskan segala pengetahuan
mengenai sejarah kota kesayangannya tersebut hingga bisa secantik sekarang. Lika liku
perjalan hidupnya inilah yang menarik untuk dikupas lebih dalam.

Sebelum dialihkan menjadi sebuah museum, bangunan yang telah didirikan sejak
1916 silam tersebut dahulunya difungsikan sebagai kantor Balaikota pada masa pemerintahan
Belanda. Berdasarkan tahun pembangunan, wajar jika gaya arsitekturnya mengusung konsep
art deco yang tampak menawan bahkan jika dilihat dari kejauhan. Warna putih pada dinding
yang dipadukan dengan warna merah marun di bagian atapnya, membuatnya tampak
menarik.

Museum Kota Makassar yang dibuka perdana pada tanggal 7 Juni 2000 silam, hadir
untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai identitas Kota Makassar,
sejarah dan budaya penduduknya yang pluralistis melalui kegiatan seminar, pameran dan
festival.

Layaknya museum pada umumnya, gedung berlantai dua dengan gaya Eropa abad 17
ini menyimpan aneka macam benda bersejarah. Tidak tanggung tanggung, jumlah benda
bersejarahnya pun mencapai sekitar 460 yang tentu saja telah berumur ratusan tahun.
Banyaknya benda bersejarah yang dipajang, membuat siapapun bisa merasakan bagaimana
kehidupan orang orang pada zaman tersebut.

Sejak memasuki area gedung bersejarah ini, pengunjung bisa merasakan nuansa
kolonial Belanda yang cukup kental berkat dinding dindingnya yang tebal dan dipadukan
dengan beberapa jendela kayu yang lebar. Bahkan ada pula ornamen gantung tampak awet
dan terjaga dengan baik sudah berhasil membawa pengunjung ke masa lampau. Hanya dari
membayangkannya saja, dapat dirasakan betapa kerennya bangunan tersebut.

Setapak demi setapak memasuki bangunannya, tampak jelas perjalanan panjang dari
kota Makassar dan bagaimana perubahannya dari zaman ke zaman tampak terekam rapi dan
sempurna. Pada lantai pertamanya terdapat aneka lukisan klasik dari peninggalan Belanda,
berbagai benda arkeologi, beberapa foto hasil dokumentasi bagaimana perkembangan kota
Makassar, serta aneka mata uang yang berlaku pada masa penjajahan hingga saat ini.

Sedangkan di lantai dua lebih didominasi dengan berbagai foto dokumentasi, lambang
lambang kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan, sebuah meja yang kononnya pernah
digunakan oleh Walikota Ujung Pandang, serta aneka pernah pernik tradisional kerajinan

6
rakyat. Karena telah berumur ratusan tahun lalu, beberapa barangnya terlihat berdebu dan
sedikit usang mengingat usianya yang sudah cukup tua.

Meski hanya berupa pajangan, namun dibalik itu semua tersimpan cerita perjuangan
dan sejarah panjang bagaimana kegigihan, kecerdasan, dan keberanian para pendahulu.
Berkat berdirinya museum ini, siapapun yang tertarik mengulik sejarah kota Makassar dapat
menelisik lebih jauh. Ditambah lagi dengan banyaknya peninggalan yang dipanjang, seakan
pengunjung dibawa kembali perjalanan Makassar hingga seperti sekarang.

B. Beberapa Koleksi Benda Cagar Budaya (SDA) di Museum Kota Makassar

1. Batu Reruntuhan Benteng Somba Opu dan Benteng Tallo


Di museum ini pengunjung dapat melihat batu reruntuhan yang diambil dari Benteng
Somba Opu dan Benteng Tello. Dua benteng ini merupakan benteng dari kerjaan yang ada di
Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tello.

2. Koleksi Keramik Cina dan Jepang


Sejak zaman dahulu, Makassar dikenal dengan para pelaut ulungnya. Mereka melaut
hingga ke mancanegara, salah satunya ke negeri Cina. Pada masa itu, Dinasti Ming (Abad ke-
14 hingga 17) berkuasa dan memberikan oleh-oleh berupa keramik cantik dari Cina dan
Jepang kepada para pelaut Makassar.

Juga dalam sejarah yang tercatat dan dipajang di Museum Kota Makassar,
menjelaskan bahwa ketika produksi teh China mendapat permintaan dari pasar Eropa, pihak
kompeni kembali menjalin hubungan perdagangan dengan China. Hal ini yang membuat
pedagang China mengunjungi Makassar dan menjual berbagai keramik yang diproduksinya.

3. Baju Adat
Di Museum Kota Makassar terdapat ruangan yang khusus menampilkan etalase berisi
manekin yang mengenangan baju adat dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Pakaian
yang ditambilkan begitu menarik perhatian yang menandakan betapa indahkan rajutan baju
adat yang ada di Sulawesi Selatan

4. Miniatur Meriam dan Peluru Meriam


Di Museum ini juga terdapat peninggalan sejarah berupa miniatur meriam dan peluru
meriam yang di gunakan pada perang antara masyarakat Sulawesi Selatan melawan Kolonial
Belanda. Peluru meriam yang bolong menandakan bahwa peluru tersebut telah digunakan
sedangkan peluru yang masih utuh tanpa ada bekas bolongan menandakan bahwa peluru
terebut belum pernah digunakan.

Iniah beberapa benda cagar budaya yang merupakan hasil dari buatan manusia yang
dipajang di Museum Kota Makassar beserta sepelik sejarah yang dituangkan dalam tulisan
menjelaskan mengenai benda peninggalan tersebut.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Sebelum dialihkan menjadi sebuah museum, bangunan yang telah didirikan sejak
1916 silam tersebut dahulunya difungsikan sebagai kantor Balaikota pada masa pemerintahan
Belanda. Berdasarkan tahun pembangunan, wajar jika gaya arsitekturnya mengusung konsep
art deco yang tampak menawan bahkan jika dilihat dari kejauhan. Warna putih pada dinding
yang dipadukan dengan warna merah marun di bagian atapnya, membuatnya tampak
menarik.

Museum Kota Makassar yang dibuka perdana pada tanggal 7 Juni 2000 silam, hadir
untuk melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai identitas Kota Makassar,
sejarah dan budaya penduduknya yang pluralistis melalui kegiatan seminar, pameran dan
festival.

Museum Kota Makassar adalah salah satu museum dimana menjadi tempat
penyimpanan benda-benda bersejarah tentang Makassar, mencakup benteng-benteng
kerajaan, pakaian adat dan pakaian tradisional, senjata, guci, alat musik, dan piring porselen
(keramik).

B. Saran

Publikasi dari Museum Kota Makassar harus dilakukan lebih gencar lagi agar
semakin diketahui oleh khalayak ramai dan tentunya Museum Kota Makassar tidak akan sepi
lagi pengunjung.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/menelusuri-sejarah-kerajaan-gowa/

https://www.celebes.co/museum-kota-makassar

https://explore.makassarkota.go.id/museum-kota-makassar-bangunan-eksotik-yang-jadi-pusat-
sejarah-dan-budaya/

https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-kota-makassar

9
LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

1
Lampiran 3

Lampiran 4

1
Lampiran 5

Lampiran 6

Anda mungkin juga menyukai