Disusun Oleh:
Aisyah Rahma Kusumaningtyas (162231037)
Christantri Delia Pardede (007231020)
Dandy Dyanza (121231037)
Muhammad Maulana (143231055)
Nadira Keysha Zalfa Putri (177231111)
Natasya Armelita Manullang (146231037)
Naufal Ferdiansyah (184231050)
Rajendra Yayi Bhagaskara (131231048)
Wiritanaya Bian Putri Atmaja (191231050)
Kata Pengantar
Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan rahmat-
Nya, makalah studi lapangan ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kuliah pembelajaran dasar di tahun ajaran
2023. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “Museum Pendidikan: Sarana
Kontekstual untuk Membangun Karakter Bangsa Berlandaskan Kearifan Lokal Menyongsong
Indonesia Maju 2045”.
Dengan membuat tugas ini, penulis diharapkan mampu untuk lebih mengetahui
bagaimana cara membangun karakter bangsa yang berlandaskan kearifan lokal guna
menyongsong Indonesia maju 2045 yang salah satunya dengan mengunjungi Museum
Pendidikan.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan laporan yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat tersendiri bagi pembaca.
Surabaya, 12 November 2023
Penulis
ii
Ringkasan
Museum ini memiliki beragam koleksi benda bersejarah, artefak, dan dokumentasi
terkait pendidikan di Surabaya, antara lain buku-buku kuno seperti “Ayo Belajar Bahasa
Indonesia” dan buku berbahasa Sansekerta, mesin tik yang dulunya merupakan alat tulis
ikonik yang digunakan masyarakat di masa lalu. masa lalu, dan masih banyak koleksi
lainnya. Museum ini juga berfungsi sebagai sumber bahasa yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman dan apresiasi bahasa dan budaya Jawa di kalangan masyarakat.
Koleksinya dapat digunakan untuk mempelajari sejarah perkembangan bahasa dan budaya
Jawa di Surabaya. Selain itu juga, Museum Pendidikan Surabaya berfungsi sebagai
laboratorium pendidikan serta sarana pembelajaran dan penelitian bagi sivitas akademika dan
anggota masyarakat. Berkunjung ke museum dapat membantu para pengunjung seperti
siswa/i, mahasiswa/i, masyarakat sekitar dalam menambah pengetahuan dan informasi,
menemukan minat mereka, serta meningkatkan rasa nasionalisme dan kebangsaan.
Museum ini merupakan sumber berharga bagi mereka yang tertarik mempelajari
sejarah pendidikan di Surabaya serta bahasa dan budaya Jawa. Museum juga dapat
menginspirasi generasi muda untuk menemukan passion mereka di berbagai bidang seperti
seni, sejarah, dan sains. Museum dapat berkontribusi dalam membangun karakter bangsa
berbasis kearifan lokal dan meningkatkan keberagaman, toleransi, dan saling pengertian
diantara Masyarakat Indonesia.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan museum sejatinya menjadi tempat bagi kita terutama generasi muda
untuk dapat menggali pengetahuan dan pemahaman lebih dalam mengenai berbagai hal.
Adanya museum juga membantu kita mengetahui kilas balik dan bukti nyata dari berbagai
peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Tanpa adanya museum mungkin kita tidak akan
mengetahui seberapa panjang perjalanan yang telah dilalui oleh bangsa kita hingga sejauh ini.
Museum menjadi salah satu tempat yang bisa kita kunjungi untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Seringkali museum dijadikan sebagai kunjungan wisata pendidikan bagi
sekolah-sekolah di Indonesia. Pendidikan sendiri merupakan kebutuhan manusia yang sangat
penting karena dari pendidikan inilah bisa mencetak SDM yang bisa membawa Indonesia
lebih maju lagi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah suatu
usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Pengetahuan yang kita dapatkan tidak hanya bisa diraih dengan menempuh
pendidikan formal saja tetapi juga bisa dengan berkunjung ke situs bersejarah seperti
museum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995 museum adalah lembaga,
tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materi
hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan
pelestarian kekayaan budaya bangsa. Berkunjung ke museum selain mendapatkan
pengetahuan baru tapi juga sebagai cara untuk menanamkan rasa bangga menjadi orang
Indonesia. Selain itu, museum juga menjadi salah satu alternatif untuk mengenalkan kearifan
lokal bangsa kita terutama kepada anak muda dan wisatawan asing. Kearifan lokal
merupakan suatu pandangan hidup yang diwariskan secara turun-temurun dan telah dilakukan
secara terus-menerus dari generasi ke generasi. Kearifan lokal ini dipegang teguh oleh
masyarakat sebagai bentuk menjaga warisan dan melestarikan budaya yang telah dilakukan
oleh orang-orang terdahulu. Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk menggali lebih
dalam mengenai kearifan lokal apa saja yang ada pada Museum Pendidikan.
1
3. Mengetahui museum pendidikan dapat menyongsong Indonesia maju 2045
2
BAB II
METODE PENELITIAN
3
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari subjek, maka akan dilakukan wawancara berdasar
pada waktu dan tempat yang sudah disepakati. Setelah wawancara selesai dilakukan,
dilanjutkan pemindahan hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk tulisan. Setelah itu,
dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh dari wawancara yang sudah dilakukan,
membuat kesimpulan, dan memberi saran untuk penelitian selanjutnya.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Di zona ini tersimpan koleksi skrip kuno dengan perkiraan era 1800-an. Kebanyakan
skrip yang ada di sini masih tertulis di atas daun lontar. Di zona ini juga terdapat
diorama manusia purba, khususnya menyorot pendidikan pada zaman manusia purba.
Pendidikan di sini bukan merujuk pada kegiatan sekolah. Melainkan belajar
bagaimana cara bertahan hidup.
2. Zona Periode Klasik
Periode ini meliputi masa-masa saat kerajaan-kerajaan besar berkuasa di Indonesia.
Berdasarkan koleksi-koleksi yang ada, terlihat bahwa pendidikan pada masa itu
mendapat banyak pengaruh dari luar. Pengaruh ini sebelumnya telah berasimilasi
dengan unsur-unsur budaya lokal. Seperti misalnya pada ajaran pesantren yang
menyesuaikan dengan budaya masyarakat yang masih Hindu saat itu.
6
kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat dilihat dari landasan idiil
Pancasila, dan landasan konstitusional UUD 1945 yaitu pada pasal 32 ayat (1) yang
berbunyi:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku untuk saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”
Pada Museum pendidikan juga ini terdapat banyak peninggalan-
peninggalan sejarah agama seperti tulisan ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis
pada pelepah bambu. Ayat Al-Quran dalam bentuk pelepah bambu adalah
salah satu bentuk peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Pelepah bambu ini
digunakan untuk menuliskan ayat-ayat Al-Quran pada masa awal penyebaran
Islam di Indonesia. Pelepah bambu dipilih karena merupakan bahan yang
mudah didapat dan murah. Selain itu, pelepah bambu juga memiliki sifat yang
tahan lama dan tidak mudah rusak. Ayat-ayat Al-Quran yang ditulis di pelepah
7
bambu ini biasanya ditulis dengan menggunakan tinta hitam atau coklat. Tinta
ini dibuat dari bahan-bahan alami, seperti arang atau buah bit. Bukan hanya
sampai disitu saja tulisan ayat-ayat ini juga di akulturasikan dalam bentuk
bahasa jawa. Akulturasi ke dalam bahasa Jawa dalam ayat Al-Quran bertujuan
untuk memudahkan pemahaman bagi masyarakat Jawa. Hal ini menunjukkan
bahwa Islam adalah agama yang terbuka dan dapat menyesuaikan diri dengan
budaya setempat. Terdapat pula peninggalan lembaran ayat-ayat Al-Qur’an
yang ada pada Museum Pendidikan Surabaya ini.
Di tengah-tengah ruangan juga terdapat patung Sunan Ampel yang
menyimbolkan beliau telah berperan penting dan aktif dalam penyebaran
agama islam di Surabaya. Peranan Sunan Ampel dalam usahanya
mengembangkan agama Islam di pulau Jawa khususnya daerah Surabaya pada
tahun 1443 – 1481 M.
Museum Pendidikan Surabaya juga merupakan sarana bahasa yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat
terhadap bahasa dan budaya Jawa. Museum ini memiliki koleksi yang
beragam, mulai dari benda-benda bersejarah, artefak, dan dokumentasi tentang
pendidikan di Surabaya. Koleksi-koleksi ini dapat digunakan untuk
mempelajari sejarah perkembangan bahasa dan budaya Jawa di Surabaya.
Terdapat buku-buku lama yang berjudul “Ayo Belajar Bahasa Indonesia” dan
terdapat pula bahasa sansekerta pada museum tersebut yang dikemas dalam
bentuk buku. Terdapat pula mesin tik yang menjadi ikon pada jaman dahulu
sebagai alat untuk menulis yang banyak digunakan masyarakat pada waktu itu.
Oleh karena itu Museum Pendidikan dapat berperan dalam mencetak
generasi emas 2045 melalui edukasi dan riset perkembangan Indonesia.
Museum Pendidikan ini dapat meningkatkan kompetensi pendidik maupun
wawasan pembelajar dalam mengupayakan peningkatan mutu pendidikan,
sekaligus menjadi tujuan wisata budaya masyarakat luas. Museum ini
menyajikan bagaimana pendidikan dimasa yang akan datang, karena saat ini
pendidikan menjadi bersifat forecasting atau ramalan. Oleh karena itu,
Museum Pendidikan Nasional dapat berperan dalam mencetak generasi emas
2045 melalui edukasi dan riset perkembangan Indonesia
8
3.4 Mini Literature Article
Artikel 1
Judul Artikel : Perancangan Outdoor Space untuk Mewadahi Aktivitas Komunal di Museum
Pendidikan Surabaya
Artikel 2
Pernyataan penelitian yang ingin diselidiki : Apakah kunjungan museum pendidikan dapat
meningkatkan kemampuan warga negara dalam pengembangan wawasan nusantara?
9
Artikel 3
Pernyataan penelitian yang ingin diselidiki : bagaimana keterkaitan mata kuliah data dan
pustaka dengan museum pendidikan surabaya?
Judul Artikel : Peran Museum Deli Serdang sebagai sarana literasi budaya di Lubuk Pakam
Metadata Artikel Latar Belakang Studi Metodologi
Penulis Tahun Problem Penelitian Pertanyaan Penelitian Hipotesis Penelitian Cakupan Penelitian Desain Penelitian Karakteristik Sampel Variable yang Diteliti Teknik Analisis Data Temuan Penelitian
Muhammad Riski, Yusra Dewi 2023 Bagaimana sumber bagaimana keterkaitan Data historis yang Melibatkan aspek penelitian Pengunjung museum, Potensi museum, Observasi, Museum Deli Serdang
Siregar daya data historis mata kuliah data dan disediakan oleh kekayaan dan kuantitatif, pengelola museum literasi budaya wawancara Lubuk Pakam
dalam Museum pustaka dengan museum akan menjadi keberagaman deskriptif berpotensi besar dari
Pendidikan Surabaya museum pendidikan sumber informasi yang budaya, politik segi koleksi, tampilan,
dapat dimanfaatkan surabaya? berharga dan relevan identitas, dan jumlah
untuk mendukung untuk pengajaran mata golobalisasi, dan pengunjung, mayoritas
pengajaran dan kuliah data. otonomi daerah. pengunjung adalah
pembelajaran mata mahasiswa, museum
kuliah data perlu meningkatkan
upaya promosi literasi
budaya melalui
program unik seperti
kunjungan museum
wajib.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Museum Pendidikan Surabaya merupakan museum tematik yang didirikan sebagai
langkah pelestarian sejarah dan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendukung kegiatan
edukasi, riset, dan rekreasi di Kota Surabaya. Dengan kata lain, Museum Pendidikan
Surabaya memiliki keterkaitan yang erat dengan kearifan lokal.
Museum Pendidikan Surabaya, berperan sebagai pusat pewarisan nilai-nilai budaya
dan dapat dijadikan sarana untuk memahami budaya dan sejarah suatu masyarakat,
kelompok, atau daerah. Dimana, melalui museum ini kita bisa mendapatkan informasi
mengenai perjalanan budaya Indonesia dan mempelajari sejarah serta budaya daerah.
Museum Pendidikan Surabaya menyimpan bukti materiil Pendidikan pada masa Pra-Aksara,
Masa Klasik, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan, sehingga dapat menjadi sarana untuk
mempelajari sejarah pendidikan di Surabaya dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan
mengelola dan menjaga berbagai koleksi bukti materiil pendidikan, museum ini menjadi
tempat yang baik untuk melestarikan kontinuitas budaya dan sejarah lokal.
Oleh karena itu, dengan adanya museum pendidikan yang berlokasi di Surabaya,
masyarakat lokal dapat lebih mengenal dan menghargai sejarah pendidikan di Indonesia,
termasuk Surabaya, yang merupakan bagian dari kesenian budaya dan sejarah lokal.
4.2 Saran
1. Mengembangkan kearifan lokal dalam berbahasa di bidang kurikulum dapat
dilakukan dengan pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah. Hal ini dilakukan
karena, dalam bahasa dan sastra daerah di Indonesia terdapat pendidikan nilai yang
merupakan substansi utama dari pendidikan karakter. Oleh karena itu, perlu
dikukuhkan kembali pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya daerah sebagai mata
pelajaran muatan lokal yang mandiri.
2. Museum pendidikan dapat mengadakan program publik yang melibatkan partisipasi
masyarakat untuk memperkuat kearifan lokal. Program publik dapat berupa pameran
bertema maritim yang dapat dipertukarkan secara bergilir dan melalui program publik
yang melibatkan partisipasi masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nadir. (2016). Urgensi pembelajaran berbasis kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Agama
Islam, 32.
Rustandi, O. D. (2020, Mei 7). Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045. Dipetik
11 12, 2023, dari dikti.kemdikbud.go.id: https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-
dikti/kabar/pendidikan-indonesia-menuju-indonesia-emas-2045/
Tamami, M. H. (2022, Januari 1). Belajar dan Menyelami Sejarah di Museum Pendidikan
Surabaya. Dipetik 11 12, 2023, dari liputan6.com:
https://www.liputan6.com/surabaya/read/4846416/belajar-dan-menyelami-sejarah-di-
museum-pendidikan-surabaya
12
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kelompok
13
2. Dokumentasi Kegiatan
12
13
14
15
16
17