Anda di halaman 1dari 3

OBSERVASI SEJARAH MUSEUM PENDIDIKAN NASIONAL

INDONESIA

MATA KULIAH: SEJARAH DUNIA

Dosen Pengampu : Imam Budiman

Di Susun oleh :
Kelompok 2

Sakipov Arthur 202320303


Zulfa Mahiratu Marwa 232030010
Afny Hayatin Nufus 232030020
Devano Satria Pandu. D 232030030
Jihan Fadhilah 232030039

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
20
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Awal Mula Berdiri Museum Nasional Pendidikan Indonesia


Awal mula Museum Nasional Indonesia didirikan pada saat Universitas Pendidikan
Indonesia dibangung, namun bangunan belum dijadikan museum. Pada tanggal 2 mei 2012
gedung tersebut dialih fungsikan khusus museum untuk memberikan informasi mengenai
Sejarah dan perkembangan Pendidikan di Indonesia. Pembangunan museum dicetuskan oleh
Sunaryo Kartadinata atas dukungan gubernur Jawa Barat saat itu, Yaitu Ahmad Heryawan
dan pada tanggal 25 November 2015 museum resmi dapat dikunjungi oleh Masyarakat
umum. Museum ini juga memberikan informasi mengenai pendirian dan perkembangan dari
Universitas Pendidikan Indonesia.

2.2 Tujuan Pembangunan Museum Nasional Pendidikan Indonesia


Museum Nasional Pendidikan Indonesia ini sebagai Lembaga yang menghadirkan
citra yang berguna untuk Pendidikan, kebudayaan, rekreasi dan Sarana pembelajaran.

2.3 Fasilitas yang ada di Museum Nasional Pendidikan Indonesia


Terdapat 5 lantai di museum ini, Pada lantai pertama terdapat beberapa ruangan audio
visual sebagai informasi mengenai museum dan profilnya, dilantai ini pun terdapat diorama
yang menceritakan sejarah museum Pendidikan Nasional yang dimulai pada masa prasejarah.
Ada beberapa sejarah pendidikan seperti pendidikan klasik, pendidikan agama, juga
pendidikan colonial. Disini pun terdapat beberapa koleksi benda benda prasejarah seperti
miniature yang digunakan untuk penyebaran sejarah keagamaan seperti masjid dan gereja
serta miniature kegiatan pembelajaran dan alat tulis pada masanya.
Pada lantai dua terdapat beberapa patung yang menampilkan perkembangan
pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial. Contohnya patung seragam di Indonesia dan
beberapa koleksi seperti ijazah, rapot, dan buku buku pelajara pada zaman nya.
Pada lantai tiga terdapat beberapa permainan tradisonal seperti konclang, engrang,
katapel dan lainnya. Selain itu juga terdapat alat musik tradisional seperti khas Jawa Barat
seperti angklung, suling, kecapi, kendang, dan masih banyak lagi. Adapun tokoh kesenian
sekaligus karya karya dari tokoh tokoh sunda yang dipajang diarea ini seperti Raden Dewi
Sartika yang merupakan salah satu tokoh sunda yang seorang advokat yang merupakan tokoh
pendidikan untuk Wanita.
Lalu pada lantai ke-empat terdapat beberapa patung pahlawan seperti ki hajar
dewantara, Ahmad Dahlan, R.A. Kartini, Mohamad Yamin, Raden Dewan Sartikan,
Muhamad Syafei, Rohana Kuddus dan R.A.A Lasminingrat. Juga beberapa Template yang
menceritakan Sejarah dari pahlawan tersebut. Disini juga terdapat sarana pembelajaran
seperti ruangan Diorama simulasi kelas padda masa colonial. Di Lantai ini pun terdapat
rangkaian perkembamgan kurikulum dari masa colonial hingga masa kini.
Pada lantai lima atau lantai terakhir terdapat terdapat beberapa template Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun ruangan koleksi senjata senjata peninggalan para
pejuang dahulu yang dinamakan Museum Wirayudhabatara dan beberapa template yang

2
menceritakan tentang Arsitek dan pemilik pertama bangunan yang dinamakan “ISOLA” yang
terdapat di Universitas Pendidikan Indonesia.
2.4 Pengaruh Tempat Tersebut Bagi Kalangan Masyarakat
Terdapat Beberapa pengaruh museum bagi Masyarakat;
 Membantu perekonomian; karena bisa menambah produktifitas Masyarakat seperti
membangun lapangan pekerjaan di sekitar museum tersebut. Contohnya pedagang
kaki lima disekitar museum tersebut, petugas penjaga museum, petugas kebersihan
museum dan beberapa petugas lainnya, bukan hanya itu di sekitar museum punya
banyak peluang untuk Masyarakat bisa membuka rumah makan/restoran
 Memudahkan beberapa peneliti untuk mencari bahan penelitian untuk
kepentingannya.
 Bisa menjaga benda-benda koleksi yang dipamerkan dari masa ke masa, agar generasi
selanjutnya bisa mengetahui sekaligus menjaga benda-benda prasejarah tersebut.
 Bisa mengenalkan sejarah-sejarah kepada masyarakat maupun turis, setidaknya
mereka bisa mengetahui beberapa peninggalan prasejarah yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai