NIM : 3101418084
Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah, adalah sebuah museum
arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan
Merdeka Barat 12. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu
wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad
18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas
perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan
menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1929. Museum ini telah direnovasi
dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah
mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden
RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen
bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan
nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah,
seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di
Indonesia sejak 1850. Masa Penjajahan Belanda Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat
dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak
pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada
pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar
industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah
Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat
ditunjang. Maka, pada tahun 1850, dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini
berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan
penyelidikan geologi serta sumber daya mineral.
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di kota
Bandung yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 65. Museum ini merupakan memorabilia
Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung
Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama
disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang berada di samping
Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia
Konferensi Asia Afrika. Latar belakang dibangunnya museum ini adalah adanya keinginan
dari para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui tentang Gedung
Merdeka dan sekitarnya tempat Konferensi Asia Afrika berlangsung. Hal ini membuat
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M
memiliki ide untuk membangun sebuah museum. Ide tersebut disampaikannya pada forum
rapat Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri oleh Direktur
Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 24 April 1980 bertepatan
dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Museum Tsunami Aceh atau adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang
sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004
sekaligus pusat pendidikan bencana dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi
lagi. Pameran di museum ini meliputi simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra
Hindia 2004, serta foto korban dan kisah yang disampaikan korban selamat.
DAFTAR PUSTAKA