Anda di halaman 1dari 24

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1995

Lembaga tempat menyimpan, merawat, mengamankan,


dan memanfaatkan benda-benda bukti material hasil
budaya manusia serta alamlingkungannya, guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan
budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan
datang (PP RI No.19, 1995:3).
Asosiasi Museum Amerika (AMA)

Mendefinisikan museum sebagai suatu

lembaga (institusi) “yang dikelola seperti halnya sebuah institusi sosial dan swasta nirlaba, yang
berada pada suatu dasar permanen untuk tujuan-tujuan pendidikan dan estetis secara esensial”
yang “memelihara dan memiliki atau memanfatkan obyek-obyek nyata, yang bergerak maupun
tak bergerak dan memamerkannya secara teratur “yang” memiliki paling sedikit satu anggota staf
profesional atau pegawai yang bekerja penuh waktu, “dan dibuka untuk masyarakat secara
teratur sedikitnya 120 hari per tahun” (Kotler dan Kotler, 1998: 6).

konferensi umum ICOM (International Council Of Museums) ke-11 di Kopenhagen pada tahun
1974

yakni:

“ A Museum is a non profit making, permanent institution in the service of society and of its
development and open to the public, which acquires, conserves, communicates and exhibits for
purposes of study, education, and enjoyment, material evidence of man and environment”.

Museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang
pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum,2008:15).

Museum Nasional Indonesia


Koleksi Museum Nasional
Museum Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang
termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang
kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi,
perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku langka dan benda berharga.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa
koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal
sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi
140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba No. 27, Jakarta
Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-
naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di Perpustakaan
Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia
Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup
lengkap.
Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini
(414 cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan
perwujudan Boddhisatwa(pancaran Buddha) di Bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas
mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan
keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan
di Padang Roco, Sumatera Barat ini berasal dari abad ke 13 - 14.
Koleksi arca Buddha tertua di museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari
perunggu disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri. Sementara itu,
arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar abad ke-4 M) terletak di Ruang Arca
Batu. Koleksi ini dipajang tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon.

Bangunan Museum Nasional


Museum Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang
termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang
kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi,
perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku langka dan benda berharga.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa
koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal
sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi
140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba No. 27, Jakarta
Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-
naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah lainnya kini disimpan di Perpustakaan
Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia
Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup
lengkap.
Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini
(414 cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan
perwujudan Boddhisatwa(pancaran Buddha) di Bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas
mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan
keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan
di Padang Roco, Sumatera Barat ini berasal dari abad ke 13 - 14.
Koleksi arca Buddha tertua di museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari
perunggu disimpan dalam Ruang Perunggu dalam kotak kaca tersendiri. Sementara itu,
arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar abad ke-4 M) terletak di Ruang Arca
Batu. Koleksi ini dipajang tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari Candi Banon.

Aktivitas[sunting | sunting sumber]


Museum Nasional Indonesia memiliki aktivitas setiap minggunya yang dimaksudkan untuk
meningkatkan minat masyarakat terhadap sejarah, artefak, dan museum. Setiap akhir pekan pagi
hingga siang hari di Hall B selalu ada kegiatan seperti membatik, belajar tari tradisional, dan Pentas
Dongeng yang bekerja sama dengan Teater Koma. Pentas Dongeng membawa peserta
mempelajari masa lalu melalui cerita menarik dan lakon yang mudah dipahami.

Museum Gunung Merapi, Berwisata, Belajar dan


Melihat Sejarah Fenomena Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi berada di lereng Selatan Gunung Merapi, di Jalan Boyong, Dusun
Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Museum
Gunung Merapi diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Mentri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Bapak Purnomo Yusgiantoro. Museum ini didirkan bertujuan untuk wahana
pendidikan, wahana konservasi berkelanjutan serta pengembangan ilmu tentang bencana gunung
merapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Museum ini terdiri dari dua lantai dan mempunyai
fasilitas yang cukup lengkap sebagai media pembelajaran. Lantai pertama berisikan benda- benda
koleksi museum yang dibagi menjadi beberapa ruangan dengan setiap ruangan mempunyai tema
yang berbeda-beda, mulai dari Vulcano World, On the Merapi Vulcano Trail, Manusia dan Gunung
Merapi, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Pergerakan Tanah, Diorama, Peralatan
Survei, Extra- Terestrial Vulcano, dan Fasilitas penunjang lainnya. Dilantai dua terdapat Gedung
Pemutaran film tentang gunung merapi.

Museum ini memang diciptakan untuk media pembelajaran, mulai dari pintu masuk utama anda
akan disambut dengan maket gunug merapi yang terus menerus mengelurkan asap dan magma,
suara gemuruh dibuat sedimikian rupa agar maket gunung merapi ini terlihat seperti aslinya,
walaupun berukuran mini. Maket ini juga bisa menceritakan kronologis letusan gunung merapi
dipadu dengan musik jawa, membawa anda masuk kedalam suasana mencekam. Terdapat juga
tiga tombol yang masing- masing bertuliskan tahun terjadinya letusan gunung merapi, mulai dari
tahun 1969, 1994 dan 2006. Anda bisa melihat kronologi letusan gunung merapi dari maket
tersebut berdasarkan tombol tahun yang anda pencet. Aliran magma pada maket akan berubah
sesuai tombol tahun.
Terdapat juga ruangan zona dunia gunung merapi yang berisikan foto- foto dokumentari mengenai
erupsi gunug merapi dan alat- alat peraga fenomena gunung merapi yang disajikan bersama
keterangan dan penjelasannya, dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, akan menambah
pengetahuan anda. Selanjutnya memasuki ruangan yang dipenuhi alat- alat yang digunakan pos
pengamat gunung merapi yang sudah tidak terpakai lagi,seperti radio, komputer tua, sismograf, dan
masih banyak lagi yang dipajang dalam etalase kaca. Memasuki ruangan zona khusus gunung
merapi anda bisa mempelajari foto- foto tentang terjadinya kubah lava gunung merapi, mitos tentang
gunung merapi, pos pemantau gunung merapi dari era jaman Belanda sampai yang modern dan
proses evakuasi disajikan diruangan ini.
Anda akan mendapati ruangan yang berisikan koleksi puing – puing yang dihasilkan dari terjangan
awan panas, yang mengakibatkan dua korban tewas didalam banker, dipamerkan juga kerangka
motor , batu bom, peralatan memasak warga yang terkena erupsi, dan berbagai foto efek dari
wedus gembel.
Berkunjung ke Museum Rekor-Dunia Indonesia di
Semarang

By mangkoko : last updated 26 Sep 2016

1 Comment

Anda pasti telah mengenal MURI, Museum Rekor-Dunia Indonesia yang


merupakan sebuah lembaga swasta untuk mencatat data prestasi apapun yang
terjadi di Indonesia. Tetapi apakah anda juga tahu bahwa MURI juga memiliki
museum untuk menyimpan dokomentasi rekor-rekor yang di catatnya?
Ruang museum, tempat menyimpan dokumentasi rekor-rekor MURI

Museum MURI ada di dua lokasi. Pertama di Jakarta yaitu di Mall of Indonesia
LG Floor Kelapa Gading, dan yang kedua ada di Semarang, yaitu di Jalan
Perintis Kemerdekaan 275 Srondol. Museum yang ada di Semarang menjadi
satu dengan kawasan industri Jamu Jago. Jaya Suprana memang tak mungkin
lepas dari Jamu Jago sebagai basis aktifitas bisnis keluarganya. Kali ini sahabat
sekalian akan saya ajak untuk mengeksplorasi, ada apa sih museum MURI yang
ada di Semarang?
Rekor MURI Lipstik terbesar di Indonesia

Awalnya lembaga yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tanggal 27 Januari
1990 ini disebut Museum Rekor Indonesia yang disingkat menjadi MURI. Dalam
perkembangannya kemudian berubah menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia
pada tanggal 14 Agustus 2005, bersamaan dengan peresmian galeri muri di
kawasan wisata candi Borobudur. Lembaga ini mirip seperti Guinness World
Records yang didirikan oleh Sir Hugh Beaver pada tahun 1951, yang sekarang
telah mendunia, mencatat segala macam rekor yang terjadi di seluruh dunia.
Bersamaan dengan perjalanan waktu sambutan masyarakat terhadap aktifitas
yang dilakukan MURI dinilai sangat positif. Banyak sekali tercipta rekor-rekor
baru dan konon bukan hanya terbatas lingkup Indonesia namun rekor-rekor
tersebut bisa dikatakan juga merupakan rekor dunia. Inilah alasan mengapa
nama MURI bertransformasi menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia. Tak
dinyana, ternyata ide pendirian MURI ini mampu menginspirasi negara-negara
lain, yang tertarik pula mendirikan lembaga sejenis di negara masing-masing.
Tidak semua rekor yang dicatat MURI dapat disimpan secara fisik. Sebagian
besar berupa pemecahan rekor yang berupa aktifitas ataupun event sesaat yang
hanya didokumentasikan dalam bentuk foto-foto. Meskipun ada pula yang
berwujud fisik monumental yang dapat disimpan di dalam ruang museum.
Seperti misalnya rekor “lipstik terbesar BRA Mooryati Soedibyo” dari PT Mustika
Ratu Tbk, dalam tema “Bias Aneka Warna 2002”, berhasil membuat lipstik
terbesar dengan ukuran tinggi 3 meter, diameter bingkai bawah 80 cm, diameter
lingkar atas 70 cm.

Tidak jauh berbeda dengan Guinness Book of Record, MRI juga telah
menerbitkan buku-buku REkor MURI. Sampai tahun 2014 telah terbit sampai
edisi ke 3.

Di dalam ruang Museum MURI Semarang ini, selain tersimpan dokumentasi


rekor yang telah dicatat, juga terdapat pernak-pernik aneka macam benda
bersejarah yang berhubungan dengan jamu. Tidak mengherankan kerena
museum memang berada dalam lingkungan industri Jamu Jago. Ada sebuah
plang antik Jamu Jago yang disimpan dan dirawat dengan baik, ada mesin ketik
antik, dan mesin hitung antik. Di simpan pula di sana berbagai macam bahan
jamu-jamu-an dan peralatan untuk membuat jamu secara tradisional.

Papan nama antik Djamoe Tjap Djago

Secara umum, memang tidak banyak koleksi berwujud benda fisik berhubungan
dengan rekor yang telah dicatat MURI dapat kita saksikan disana. Namun
sebagai salah satu destinasi wisata edukasi, tidak ada salahnya untuk mampir
sebentar jika anda sedang berada di Semarang. Apalagi letaknya sangat
strategis, berada di pinggir jalur Semarang – Ungaran. Jalur yang sama yang
mesti anda lalui (jika tidak menggunakan jalan tol) untuk menuju banyak
kawasan wisata di selatan kota Semarang seperti Bandungan, Umbul Sidomukti,
Gedongsongo, Wisata Kuliner Jimbaran, Kampoeng Rawa Ambarawa, Museum
Kereta Api Ambarawa, Kampoeng Kopi Banaran dan masih banyak lagi lokasi
asyik yang terletak di sekitar Gunung Ungaran.

Museum Nasional Sejarah Alam


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search


National Museum of Natural History

Didirikan 1910

Lokasi National Mall di Washington, D.C., Amerika Serikat

Jenis sejarah alam

Situs web www.mnh.si.edu

Museum Nasional Sejarah Alam (National Museum of Natural History) adalah museum yang
dikelola Lembaga Smithsonian, terletak di sisi utara National Mall, Washington, D.C., Amerika
Serikat.
Museum memamerkan lebih dari 125 juta
spesimen tumbuhan, binatang, fosil, mineral, batu, meteorit, dan peninggalan budaya. Museum ini
merupakan museum terpopuler nomor dua dari seluruh museum yang dikelola Lembaga
Smithsonian. Sejumlah 185 ilmuwan sejarah alam berada di bawah naungan museum sebagai
tenaga peneliti. Mereka tercatat sebagai kelompok ilmuwan dengan anggota terbanyak di dunia
untuk bidang penelitian sejarah alam dan budaya.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Gedung museum dilihat dari National Mall, bangunan Old Post Office terlihat di bagian kanan latar belakang

Museum ini didirikan pada tahun 1910, gedungnya dirancang oleh arsitek Hornblower &
Marshall.[1] Gedungnya dirancang dengan gaya arsitektur neoklasisisme, dan dibangun di sebelah
utara National Mall di Constitution Avenue sebagai bagian dari rencana pembangunan Washington
D.C. yang dibuat oleh Komisi McMillan tahun 1901. Pada tahun 2000, Kenneth E.
Behring menyumbangkan uang sejumlah AS$80 juta (sumbangan terbesar yang pernah diterima
museum). Sebelumnya Behring juga pernah menyumbangkan AS$20 juta untuk modernisasi
gedung.[2]
Pameran batu mulia yang diadakan museum pada tahun 2005 dengan nama "Butterfly of Peace".
Pameran ini untuk pertama kalinya dilangsungkan di Amerika Serikat.[3] Pada tahun 2008, museum
ini membuka arena pameran seluas 464,5 meter² yang diisi dengan tanah dengan unsur-unsur
penunjang kehidupan

Peragaan[sunting | sunting sumber]

Pintu masuk museum dari National Mall


Aula geologi, batu mulia, dan mineral[sunting | sunting sumber]
Koleksi Mineral dan Batu Mulia Nasional di museum ini adalah salah satu dari koleksi terpenting di
dunia. Koleksinya terdiri dari batu mulia paling terkenal di dunia, termasuk Berlian Hope dan
batu safir yang disebut Safir Bintang Asia. Museum memiliki lebih dari 15 ribu batu mulia, 350 ribu
batu mineral, dan 300 ribu sampel batuan dan bijih.[5] Selain itu, Smithsonian memiliki sekitar 35
ribu meteorit yang dianggap sebagai salah satu koleksi terlengkap di dunia.
Berlian Hope adalah salah satu dari bintang pameran. Beratnya 45,52 karat[5] dan dipercaya sebagai
berlian yang membawa sial bagi pemiliknya. Ketika dimiliki individu, hampir semua dari pemilik
Berlian Hope mengalami kesulitan keuangan dan terpaksa menjualnya. Safir Bintang Asia adalah
safir terbesar di dunia, berasal dari Sri Lanka, dan beratnya 330 karat.
Koleksi Aula Geologi, Batu Mulia, dan Mineral antara lain berasal dari Washington A.
Roebling (pendiri Jembatan Brooklyn) yang menyumbangkan 16 ribu spesimen, Frederick A.
Canfield menyumbangkan 9 ribu spesimen, dan Dr. Isaac Lea yang menyumbangkan 1312 batu
mulia dan mineral sebagai koleksi awal.

Aula dinosaurus[sunting | sunting sumber]


Museum memiliki 570.000 spesimen reptilia dari seluruh dunia. Koleksi Nasional Amfibia dan
Reptilia telah bertambah dua kali lipat selama 40 tahun terakhir (190 ribu spesimen menjadi lebih
dari 570 spesimen pada tahun 2008.[6] Selain rangka asli dinosaurus yang telah menjadi fosil, Aula
Dinosaurus memiliki model replika. Di antara replika dinosaurus yang telah dibuat
adalah Tyrannosaurus Rex yang berhadap-hadapan dengan Triceratops.[7][8]

Aula mamalia[sunting | sunting sumber]


Koleksi vertebrata yang dimiliki museum ini adalah koleksi terbesar di dunia, termasuk spesimen
dari abad ke-19 dan awal abad ke-20.[9] Koleksi ini awalnya dimulai oleh C. Hart Merriam dan
Departemen Pertanian Amerika Serikat.[10]

Fasilitas lain[sunting | sunting sumber]


Di dalam museum terdapat bioskop IMAX, kebun binatang serangga O. Orkin, dan ruang bermain
keluarga yang disebut Discovery Room. Di kebun binatang serangga, pengunjung bisa melihat dan
memegang serangga hidup. Kedua fasilitas tersebut berada di lantai satu.[11]

Galeri[sunting | sunting sumber]


Tengkorak kepala Camarasaurus lentus


Gajah spesies Elephas recki hasil ofset


Fosil Hesperornis regalis

Berlian Hope

Anda mungkin juga menyukai