lembaga (institusi) “yang dikelola seperti halnya sebuah institusi sosial dan swasta nirlaba, yang
berada pada suatu dasar permanen untuk tujuan-tujuan pendidikan dan estetis secara esensial”
yang “memelihara dan memiliki atau memanfatkan obyek-obyek nyata, yang bergerak maupun
tak bergerak dan memamerkannya secara teratur “yang” memiliki paling sedikit satu anggota staf
profesional atau pegawai yang bekerja penuh waktu, “dan dibuka untuk masyarakat secara
teratur sedikitnya 120 hari per tahun” (Kotler dan Kotler, 1998: 6).
konferensi umum ICOM (International Council Of Museums) ke-11 di Kopenhagen pada tahun
1974
yakni:
“ A Museum is a non profit making, permanent institution in the service of society and of its
development and open to the public, which acquires, conserves, communicates and exhibits for
purposes of study, education, and enjoyment, material evidence of man and environment”.
Museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang
pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum,2008:15).
Museum Gunung Merapi berada di lereng Selatan Gunung Merapi, di Jalan Boyong, Dusun
Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Museum
Gunung Merapi diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Mentri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Bapak Purnomo Yusgiantoro. Museum ini didirkan bertujuan untuk wahana
pendidikan, wahana konservasi berkelanjutan serta pengembangan ilmu tentang bencana gunung
merapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Museum ini terdiri dari dua lantai dan mempunyai
fasilitas yang cukup lengkap sebagai media pembelajaran. Lantai pertama berisikan benda- benda
koleksi museum yang dibagi menjadi beberapa ruangan dengan setiap ruangan mempunyai tema
yang berbeda-beda, mulai dari Vulcano World, On the Merapi Vulcano Trail, Manusia dan Gunung
Merapi, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Pergerakan Tanah, Diorama, Peralatan
Survei, Extra- Terestrial Vulcano, dan Fasilitas penunjang lainnya. Dilantai dua terdapat Gedung
Pemutaran film tentang gunung merapi.
Museum ini memang diciptakan untuk media pembelajaran, mulai dari pintu masuk utama anda
akan disambut dengan maket gunug merapi yang terus menerus mengelurkan asap dan magma,
suara gemuruh dibuat sedimikian rupa agar maket gunung merapi ini terlihat seperti aslinya,
walaupun berukuran mini. Maket ini juga bisa menceritakan kronologis letusan gunung merapi
dipadu dengan musik jawa, membawa anda masuk kedalam suasana mencekam. Terdapat juga
tiga tombol yang masing- masing bertuliskan tahun terjadinya letusan gunung merapi, mulai dari
tahun 1969, 1994 dan 2006. Anda bisa melihat kronologi letusan gunung merapi dari maket
tersebut berdasarkan tombol tahun yang anda pencet. Aliran magma pada maket akan berubah
sesuai tombol tahun.
Terdapat juga ruangan zona dunia gunung merapi yang berisikan foto- foto dokumentari mengenai
erupsi gunug merapi dan alat- alat peraga fenomena gunung merapi yang disajikan bersama
keterangan dan penjelasannya, dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, akan menambah
pengetahuan anda. Selanjutnya memasuki ruangan yang dipenuhi alat- alat yang digunakan pos
pengamat gunung merapi yang sudah tidak terpakai lagi,seperti radio, komputer tua, sismograf, dan
masih banyak lagi yang dipajang dalam etalase kaca. Memasuki ruangan zona khusus gunung
merapi anda bisa mempelajari foto- foto tentang terjadinya kubah lava gunung merapi, mitos tentang
gunung merapi, pos pemantau gunung merapi dari era jaman Belanda sampai yang modern dan
proses evakuasi disajikan diruangan ini.
Anda akan mendapati ruangan yang berisikan koleksi puing – puing yang dihasilkan dari terjangan
awan panas, yang mengakibatkan dua korban tewas didalam banker, dipamerkan juga kerangka
motor , batu bom, peralatan memasak warga yang terkena erupsi, dan berbagai foto efek dari
wedus gembel.
Berkunjung ke Museum Rekor-Dunia Indonesia di
Semarang
1 Comment
Museum MURI ada di dua lokasi. Pertama di Jakarta yaitu di Mall of Indonesia
LG Floor Kelapa Gading, dan yang kedua ada di Semarang, yaitu di Jalan
Perintis Kemerdekaan 275 Srondol. Museum yang ada di Semarang menjadi
satu dengan kawasan industri Jamu Jago. Jaya Suprana memang tak mungkin
lepas dari Jamu Jago sebagai basis aktifitas bisnis keluarganya. Kali ini sahabat
sekalian akan saya ajak untuk mengeksplorasi, ada apa sih museum MURI yang
ada di Semarang?
Rekor MURI Lipstik terbesar di Indonesia
Awalnya lembaga yang didirikan oleh Jaya Suprana pada tanggal 27 Januari
1990 ini disebut Museum Rekor Indonesia yang disingkat menjadi MURI. Dalam
perkembangannya kemudian berubah menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia
pada tanggal 14 Agustus 2005, bersamaan dengan peresmian galeri muri di
kawasan wisata candi Borobudur. Lembaga ini mirip seperti Guinness World
Records yang didirikan oleh Sir Hugh Beaver pada tahun 1951, yang sekarang
telah mendunia, mencatat segala macam rekor yang terjadi di seluruh dunia.
Bersamaan dengan perjalanan waktu sambutan masyarakat terhadap aktifitas
yang dilakukan MURI dinilai sangat positif. Banyak sekali tercipta rekor-rekor
baru dan konon bukan hanya terbatas lingkup Indonesia namun rekor-rekor
tersebut bisa dikatakan juga merupakan rekor dunia. Inilah alasan mengapa
nama MURI bertransformasi menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia. Tak
dinyana, ternyata ide pendirian MURI ini mampu menginspirasi negara-negara
lain, yang tertarik pula mendirikan lembaga sejenis di negara masing-masing.
Tidak semua rekor yang dicatat MURI dapat disimpan secara fisik. Sebagian
besar berupa pemecahan rekor yang berupa aktifitas ataupun event sesaat yang
hanya didokumentasikan dalam bentuk foto-foto. Meskipun ada pula yang
berwujud fisik monumental yang dapat disimpan di dalam ruang museum.
Seperti misalnya rekor “lipstik terbesar BRA Mooryati Soedibyo” dari PT Mustika
Ratu Tbk, dalam tema “Bias Aneka Warna 2002”, berhasil membuat lipstik
terbesar dengan ukuran tinggi 3 meter, diameter bingkai bawah 80 cm, diameter
lingkar atas 70 cm.
Tidak jauh berbeda dengan Guinness Book of Record, MRI juga telah
menerbitkan buku-buku REkor MURI. Sampai tahun 2014 telah terbit sampai
edisi ke 3.
Secara umum, memang tidak banyak koleksi berwujud benda fisik berhubungan
dengan rekor yang telah dicatat MURI dapat kita saksikan disana. Namun
sebagai salah satu destinasi wisata edukasi, tidak ada salahnya untuk mampir
sebentar jika anda sedang berada di Semarang. Apalagi letaknya sangat
strategis, berada di pinggir jalur Semarang – Ungaran. Jalur yang sama yang
mesti anda lalui (jika tidak menggunakan jalan tol) untuk menuju banyak
kawasan wisata di selatan kota Semarang seperti Bandungan, Umbul Sidomukti,
Gedongsongo, Wisata Kuliner Jimbaran, Kampoeng Rawa Ambarawa, Museum
Kereta Api Ambarawa, Kampoeng Kopi Banaran dan masih banyak lagi lokasi
asyik yang terletak di sekitar Gunung Ungaran.
Didirikan 1910
Museum Nasional Sejarah Alam (National Museum of Natural History) adalah museum yang
dikelola Lembaga Smithsonian, terletak di sisi utara National Mall, Washington, D.C., Amerika
Serikat.
Museum memamerkan lebih dari 125 juta
spesimen tumbuhan, binatang, fosil, mineral, batu, meteorit, dan peninggalan budaya. Museum ini
merupakan museum terpopuler nomor dua dari seluruh museum yang dikelola Lembaga
Smithsonian. Sejumlah 185 ilmuwan sejarah alam berada di bawah naungan museum sebagai
tenaga peneliti. Mereka tercatat sebagai kelompok ilmuwan dengan anggota terbanyak di dunia
untuk bidang penelitian sejarah alam dan budaya.
Gedung museum dilihat dari National Mall, bangunan Old Post Office terlihat di bagian kanan latar belakang
Museum ini didirikan pada tahun 1910, gedungnya dirancang oleh arsitek Hornblower &
Marshall.[1] Gedungnya dirancang dengan gaya arsitektur neoklasisisme, dan dibangun di sebelah
utara National Mall di Constitution Avenue sebagai bagian dari rencana pembangunan Washington
D.C. yang dibuat oleh Komisi McMillan tahun 1901. Pada tahun 2000, Kenneth E.
Behring menyumbangkan uang sejumlah AS$80 juta (sumbangan terbesar yang pernah diterima
museum). Sebelumnya Behring juga pernah menyumbangkan AS$20 juta untuk modernisasi
gedung.[2]
Pameran batu mulia yang diadakan museum pada tahun 2005 dengan nama "Butterfly of Peace".
Pameran ini untuk pertama kalinya dilangsungkan di Amerika Serikat.[3] Pada tahun 2008, museum
ini membuka arena pameran seluas 464,5 meter² yang diisi dengan tanah dengan unsur-unsur
penunjang kehidupan
Fosil Hesperornis regalis
Berlian Hope