Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

“PELAYANAN PERPUSTAKAAN UNIK”

Di Susun Oleh :
Naufal Faalih Muhammad (40020318060015)
Aditya Rifa Sindarja (40020318060029)
Francisco Natanael Girsang (40020318060001)
Alfira Nur Hidayah (40020318060008)
Tirza Yulia Verasita (40020318060022)

Bapak Mecca Arfa

PROGRAM STUDI : D3 PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


DAFTAR ISI
BAB 1
1. Permainan di Dalam Perpustakaan
2. Peminjaman Online di Eropa
3. Berbagai Lomba Anti Mainstream

BAB 2
Layanan yang dipilih

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

1. Permainan di dalam Perpustakaan


Salah satu fungsi perpustakaan yang sering dilupakan adalah sebagai tempat rekreasi. Untuk
menarik pemustaka menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi adalah menyediakan
beberapa permainan yang melatih kesabaran, kecerdasan dan keuletan.
Berikut beberapa permain yang disediakan perpustakaan SMA Negeri 2 Metro dan semoga
bisa diterapkan di perpustakaan lainnya:
1. SCRABBLE

Menurut WIKIPEDIA, Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang
dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk
dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak (15 kolom dan 15 baris).
Scrabble menjadi permainan pertama yang disediakan perpustakaan SMA Negeri 2 Metro.
Awalnya hanya ada tiga, itupun sumbangan dari mahasiswa PPL STAIN tahun 2013. Karena
sudah lumayan lama, makin lama makin nggak berbentuk scrabble yang ada, hurufnya
kurang, apalagi sering dijadikan mainan oleh siswa buat foto-foto.
Lalu perpustakaan membeli baru dua sekaligus; satu kecil dan satu besar.
2. Catur

Awalnya sumbangan dari salah satu bapak guru di sekolah yang memang hobi bermain catur.
Beliau menyumbangkan tiga buah papan catur. Sayangnya yang satu dibawa satpam sekolah
untuk hiburannya di pos satpam. Kemudian perpustakaan membeli lagi tiga buah papan catur
kecil, lagi-lagi ada satu yang rusak karena dipatahkan oleh seorang guru karena tidak suka
ada siswanya yang bermain catur di kelas. Jadi, waktu itu perpustakaan kecolongan satu
papan catur. Sebenarnya sudah diwanti-wanti, tidak diperbolehkan membawa mainan
perpustakaan ke kelas, tapi terkadang ada juga siswa yang tidak menggubris, alhasil
perpustakaan yang sering kenan getahnya. Kini hanya tiga papan catur yang masih layak
pakai.
3. UNO Stacko

Dari dulu perpustakaan menginginkan punya mainan ini, sayangnya karena harganya cukup
mahal jadi tidak terjangkau untuk membelinya. Siapa sangka mahasiswa PPL STO tahun
2016 memberikan kenang-kenangan berupa permainan ini. Meski hanya ada satu, tapi antri
banget yang mau mencobanya. Permainannya bikin geregetan. Dulu suka kaget kalo ada
siswa yang histeris karena tumpukan unonya ambruk, sekarang sudah terbiasa dengan jeritan
mereka di perpustakaan.
4. Sudoku

Permainan ini melatih kecerdasan, karena akan ketemu dengan angka-angka. Mungkin karena
sulit dan butuh berpikir yang cukup tinggi, permainan ini kini kurang diminati, kecuali bagi
yang benar-benar hobi menghitung. Padahal belinya lumayan mahal.
5. Puzzle carpet

Sebenarnya dulu membeli ini dengan niatan sebagai alas duduk yang lesehan sebagai
pengganti karpet. Dalam kenyataannya, puzzle carpet ini malah dijadikan permainan siswa
dan juga sebagai modal buat foto-foto di instagram.
Sebenarnya masih banyak lagi permainan yang bisa disediakan di perpustakaan. Rencana ke
depannya akan menyediakan beberapa permainan sesuai request dari siswa; ular tangga,
congklak, monopoli dan halman.
2. Perpustakaan Kampus Eropa: Mau Self-Service Bisa, Mau Pesan Online Oke Juga

Pernah melihat cuplikan film Harry Potter saat dia asyik membaca di perpustakaan yang
megah dengan bangunan khas Eropa? Ingin tahu bagaimana sistem perpustakaan kampus di
Eropa dan apa perbedaannya dengan perpustakaan di Indonesia? Yuk, simak ulasan di bawah
ini!
Saat membayangkan perpustakaan kampus Eropa, pasti yang terlintas di benak adalah
layanan cepat, alat serba canggih, serta tempat yang bersih dan rapi. Benar, kebanyakan
perpustakaan kampus Eropa memang demikian. Salah satunya adalah perpustakaan yang
berada Turin, Italia, bernama Biblioteca Centrale Di Ingegneria. Perpustakaan ini merupakan
perpustakaan milik universitas teknik terbaik di Italia.
Menurut Muhammad Fakhruzaman, salah satu mahasiswa UGM yang mendapatkan beasiswa
Erasmus, perpustakaan di sana bersifat self-service. “Kalau mau pinjam buku, kita akan
menuju komputer untuk peminjaman. Lalu kita search buku yang ingin dipinjam, catat kode
buku di kertas yang sudah disediakan, lalu penjaga perpustakaan yang akan mengambilkan
buku itu. Jadi kita enggak bisa memilih buku sendiri,” tuturnya.
Kecanggihan yang ada di perpustakaan ini juga terdapat pada setiap buku di perpustakaan.
Tiap buku di perpustakaan Biblioteca Centrale Di Ingegneria sudah dilengkapi Radio
Frequency Identification (RFID) yang berguna untuk keamanan dan keutuhan buku itu. “Jadi
setiap peminjam diharuskan untuk melakukan scanning kartu pelajar dan RFID yang ada di
tiap buku. Misal kita tidak melakukan scanning pada buku itu, ketika kita keluar
perpustakaan akan bunyi alarm-nya,” jelas laki-laki yang kuliah di jurusan teknik elektro ini.
Salah satu perbedaan perpustakaan kampus Eropa ini dibandingkan dengan perpustakaan
kampus di Indonesia adalah adanya sistem peminjaman secara online. Untuk melakukan
peminjaman online ini, peminjam harus melakukan pemesanan secara online terlebih dahulu
untuk bisa mengambil bukunya.
Berbicara tentang perpustakaan, pasti kita juga akan berbicara tentang lama peminjaman
buku. Rata-rata lama peminjaman buku hampir sama dengan di Indonesia yaitu maksimal 14
hari dan bisa melakukan satu kali perpanjangan. Namun ada juga beberapa jenis buku
dengan lama peminjaman hingga 30 hari.
Lengkapnya perpustakaan kampus Eropa juga dirasakan oleh Salsabilla Sakinah yang kini
tengah menempuh studi pascasarjana di Newcastle University, Inggris. "Kalau soal
kemudahan belajar, aku takjub banget sama akses referensi yang disediakan di sini.
Perpustakaan buka 24 jam, tujuh hari seminggu. Batas maksimal pinjam buku bukan cuma 3-
5 buku kayak di Indonesia tetapi 35 buku," terang Salsa, sapaan akrabnya.
Selain itu, bila buku yang dicari tidak tersedia di perpustakaan, mahasiswa dapat
mengajukan inter-library loan request dengan membayar 1,5 pounds. Perpustakaan kemudian
akan mencarikan buku tersebut ke perpustakaan-perpustakaan lain di Inggris dan mahasiswa
bisa meminjamnya selama 1-2 bulan. Tak kalah menarik, akses buku elektronik dan jurnal
pun mudah dan melimpah.
Wow, ternyata asyik ya perpustakaan kampus di Eropa. Walaupun dari segi teknologi
mungkin perpustakaan di Indonesia masih kalah, perpustakaan tetaplah tempat kita menimba
ilmu dari buku. Harapan kita semua semoga perpustakaan di Indonesia bisa mengembangkan
sistemnya lagi supaya kita makin nyaman belajar. Tetap semangat membaca buku dan ambil
manfaatnya.
3. Berbagai Lomba Anti Mainstream

Lomba meresensi buku atau lomba bercerita itu sudah sangat lazim di lakukan di
perpustakaan. Di zaman serba digitalisasi ini, perpustakaan bisa mencoba hal-hal baru yang
bisa mendekatkan perpustakaan dengan pemustakanya melalui lomba yang menarik minat
mereka. Beberapa diantaranya yang bisa dilakukan adalah; lomba menghitung buku di lemari,
lomba selfie bersama buku, lomba membuat poster bertema membaca, lomba membuat meme
bertema perpustakaan, dan masih banyak lagi. Jadi diadakan lomba tersebut menjadi banyak
yang tertarik untuk datang ke perpustakaan.
BAB 2
Layanan yang dipilih
1. Permainan di perpustakaan
Permainan di perpustakaan bisa menjadi edukasi untuk melatih motorik anak. Sehingga
perpustakaan tidak membosankan dan banyak pengunjungnya. Contohnya:
1. SCRABBLE

Menurut WIKIPEDIA, Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang
dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk
dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak (15 kolom dan 15 baris).
Scrabble menjadi permainan pertama yang disediakan perpustakaan SMA Negeri 2 Metro.
Awalnya hanya ada tiga, itupun sumbangan dari mahasiswa PPL STAIN tahun 2013. Karena
sudah lumayan lama, makin lama makin nggak berbentuk scrabble yang ada, hurufnya
kurang, apalagi sering dijadikan mainan oleh siswa buat foto-foto.
Lalu perpustakaan membeli baru dua sekaligus; satu kecil dan satu besar.

2. Catur

Awalnya sumbangan dari salah satu bapak guru di sekolah yang memang hobi bermain catur.
Beliau menyumbangkan tiga buah papan catur. Sayangnya yang satu dibawa satpam sekolah
untuk hiburannya di pos satpam. Kemudian perpustakaan membeli lagi tiga buah papan catur
kecil, lagi-lagi ada satu yang rusak karena dipatahkan oleh seorang guru karena tidak suka
ada siswanya yang bermain catur di kelas. Jadi, waktu itu perpustakaan kecolongan satu
papan catur. Sebenarnya sudah diwanti-wanti, tidak diperbolehkan membawa mainan
perpustakaan ke kelas, tapi terkadang ada juga siswa yang tidak menggubris, alhasil
perpustakaan yang sering kenan getahnya. Kini hanya tiga papan catur yang masih layak
pakai.
3. UNO Stacko

Dari dulu perpustakaan menginginkan punya mainan ini, sayangnya karena harganya cukup
mahal jadi tidak terjangkau untuk membelinya. Siapa sangka mahasiswa PPL STO tahun
2016 memberikan kenang-kenangan berupa permainan ini. Meski hanya ada satu, tapi antri
banget yang mau mencobanya. Permainannya bikin geregetan. Dulu suka kaget kalo ada
siswa yang histeris karena tumpukan unonya ambruk, sekarang sudah terbiasa dengan jeritan
mereka di perpustakaan..
DAFTAR PUSTKAKA

Sumber:
http://perpus.sman2metro.sch.id/berita-macammacam-permainan-di-
perpustakaan.html#sthash.qZCmcG1Q.dpbs

Sumber:
http://perpus.sman2metro.sch.id/berita-macammacam-permainan-di-
perpustakaan.html#sthash.qZCmcG1Q.dpbs

Sumber:
perpus.sman2metro.sch.id/berita-13-hal-unik-perpustakaan-sma-negeri-2-
metro.html#sthash.ug7AFsUw.dpbs

Anda mungkin juga menyukai