Anda di halaman 1dari 2

Contoh Paragraf Eksposisi

Perpustakaan Madrasah aliyah negeri sidoarjo ialah salah satu tempat


favorit bagi para siswa di waktu istirahat. Tempat ini memiliki cukup
referensi buku-buku yang dibutuhkan para siswa. Tidak hanya buku-buku
pelajaran saja yang ada juga buku-buku fiksi seperti novel. Meskipun tidak
cukup banyak, setidaknya buku-buku fiksi ini bisa menjadi media hiburan
bagi siswa. Karena diakui bahwa buku-buku pelajaran yang biasa mereka
baca terkadang akan menciptakan suasana bosan. Tapi, ridak perlu
dikhawatirkan buku-buku fiksi yang disediakan perpustakaan hamper
seluruhnya bernuansa islami selebihnya ada 1 atau 2 buku yang bernuansa
tentang cinta. Namun, bahasa-bahasa yang digunakan tetap santun.
Sehingga efek negative yang ditimbulkan tidak mempengaruhi para siswa.
Apalagi adanya pengawasan ketat dari staf perpustakaan yang selalu
selektif dalam memilih buku baru yang akan dihadirkan. Buku-buku yang
tersedia inii tidak hanya sebagai media hiburan tapi juga sebagai media
pembelajaran untuk menemukan informasi-informasi baru yang
dibutuhkan.
Paragraf Eksposisi

06.12 |

Ini contoh paragraf eksposisi yang ane karang sendiri. Kalau mau di copy silahkan aja.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan minat siswa untuk membaca di perpustakaan. Pertama, buku-
buku yang ada di perpustakaan harus menarik. Kedua, ruangan di perpustakaan haruslah nyaman untuk
para siswa. Ketiga, sistem pengelompokan jenis buku harus baik.

Kita akan melihat dasar pemikiran pertama, yaitu buku-buku yang ada di perpustakaan harus menarik.
Hal ini sangat berpengaruh karena apabila buku yang ada di perpustakaan tidak menarik ataupun buku-
bukunya sudah terbitan lama dan tidak ada yang baru maka minat baca siswa pun berkurang sebab
sudah bosan dengan buku-buku yang lama. Sebagai contoh dapat kita lihat yang terjadi pada Roji. roji
sekarang ini sudah rajin membaca buku di perpustakaan karena buku-buku di perpustakaan baru-baru
dan sangat menarik. Awalnya Roji tidak tertarik membaca di perpustakaan karena buku-bukunya yang
sudah usang dan tidak menarik.
Selanjutnya kita akan melihat dasar pemikiran yang kedua, yaitu ruangan di perpustakaan haruslah
nyaman untuk para siswa. Hal ini tentu mempengaruhi minat siswa dalam membaca di perpustakaan.
Apabila ruangan yang ada di perpustakaan tidaklah nyaman, kotor, dan tidak tertata dengan rapi maka
siswa pun enggan untuk dapat membaca di perpustakaan. Maka dari itu seharusnya ruangan yang ada di
perpustakaan dijaga kebersihanya. Sebagai contoh dapat kita lihat yang tejadi pada Andi. Andi sekarang
ini tidak malas lagi membaca buku di perpustakaan karena ruangan diperpustakaan sudah bersih, rapi,
dan nyaman. Awalnya Andi tidak tertarik membaca di perpustakaan karena ruangannya yang tidak
nyaman dan kotor.

Kemudian kita akan melihat dasar pemikiran yang terakhir, yaitu sistem pengelompokan janis buku
harus baik. Pemberian nomor dan pengelompokan buku-buku sesuai dengan bidangnya tersebut
bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mencari buku yang dibutuhkan. Misalnya, apabila ingin
mencari buku biologi maka kita dapat menemukannya di rak bagian IPA. Bagaimana jika buku-buku
tersebut tidak diberi nomor dan belum dikelompok-kelompokkan sesuai dengan bidangnya? Kita pasti
kesulitan untuk menemukan buku yang dibutuhkan tersebut.

Dengan demikian jelaslah bahwa cara untuk meningkatkan minat siswa untuk membaca di perpustakaan
yaitu yang pertama buku-buku di perpustakaan harus menarik, kemudian ruangan yang ada di
perpustakaan haruslah nyaman untuk para siswa dan yang terakhir adalah sistempengelompokan jenis
buku harus baik.

Anda mungkin juga menyukai