Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

TELAAH KURIKULUM (CURRICULUM REVIEW)


KOMPETENSI DASAR 3.6
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Telaah Kurikulum
yang dibina oleh Bapak Sutrisno

Oleh :

ILLIYIN FRIZKI
INTAN AYU

(140331600558)
(140331605170)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
Oktober 2016

Penugasan Kelompok Bagian 1

Kelompok : V
Anggota :

Illiyin Frizki (140331600558)

Intan Ayu

(140331605170)

Kelas : X
Kompetensi Dasar :
3.6 Menerapkan Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dan
Teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul
Indikator:
3.6.1
3.6.2
3.6.3
3.6.4

Menjelaskan teori Domain elektron


Menerapkan teori Domain elektron dalam menentukan bentuk molekul
Menjelaskan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSEPR)
Menentukan bentuk molekul berdasarka teori tolakan pasangan elektron kulit
valensi (VSEPR)

Pengetahuan Prasyarat

: Struktur Lewis dan Ikatan Kimia

Bahan Kajian Utama : Bentuk Molekul


Deskripsi Bahan Kajian :
Pada KD ini kita akan mempelajari tentang penentuan bentuk molekul.
Selain bentuk molekul, istilah lain yang digunakan untuk menyatakan
susunan tiga dimensi atom-atom dalam suatu molekul dan ion poliatomik
adalah geometri molekul dan struktur molekul. Bentuk molekul sendiri
memiliki definisi yakni bentuk molekul merupakan bentuk tiga dimesi dari
suatu molekul yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besarnya sudut-sudut
ikatan yang ada di sekitar atom pusatnya. Berdasarkan definisi tersebut
nampak bahwa jumlah ikatan dan besarnya sudut ikatan adalah dua faktor
penting dalam menentukan bentuk suatu molekul.

Teori Tolakan Pasangan Elektron Pada Kulit Valensi (Teori


VSEPR)

Teori VSEPR dikembangkan oleh Gillespie dan Nyholm pada tahun


1957. Berdasarkan teori ini, bentuk molekul dapat diramalkan berdasarkan
jumlah ikatan atau banyaknya pasangan elektron ikatan yang terdapat
disekitar atom pusatnya. Pasangan-pasangan elektron yang terdapat pada
kulit valensi atom pusat selalu berada dalam kedudukan tertentu untuk
mencapai tolakan yang minimal, maka adanya sejumlah tertentu pasangan
elektron pada kulit valensi atom pusat dan sejumlah tertentu substituen
yang berupa atom-atom atau gugus yang terikat pada atom pusat akan
menghasilkan molekul-molekul dengan berbagai bentuk pula. Sehingga teori
ini bias digunakan dalam meramalkan bentuk molekul baik yang atom
pusatnya
memiliki pasangan elektron
maupun tidak.
Langkah-Langkah
dalam bebas
Meramalkan
Bentuk Molekul

A.1

Peramalan bentuk molekul dapat dilakukan melalui empat langkah :


a. Menemukan atom pusat
b. Menentukan bilangan koordinasi atom pusat
c. Menentukan banyaknya pasangan elektron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron bebas (PEB) pada kulit valensi atom pusat,
dan
d. Menentukan bentuk molekul beserta perkiraan besarnya sudutsudut ikatan yang ada
Pada cara tersebut bilangan koordinasi (BK) menunjukkan banyaknya
pasangan elektron ikatan (PEI) sigma () dan pasangan elektron bebas (PEB)
pada kulit valensi atom pusat. Pasangan elektron ikatan pi () berapa pun
jumlahnya tidak diikutkan dalam penentuan bilangan koordinasi atom pusat.
Harga bilangan koordinasi atom pusat tergantung kepada banyaknya
elektron pada kulit valensi atom pusat dan banyaknya elektron yang
disumbangkan pada atom pusat oleh substituen-substituen dalam
membentuk ikatan kovalen serta muatan yang ada. Ketentuan ini dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
BK = (elektron valensi atom pusat + banyaknya elektron
yang disumbangkan oleh substituent muatan yang ada)

Banyaknya elektron yang akan disumbangkan oleh subtituen pada atom


pusat adalah sebagai berikut :
Substituen

Banyaknya
elektron yang
didonasikan

Substituen

Banyaknya
elektron yang
didonasikan

OH

Cl

O ( jembatan )

Br

O ( terminal )

Berikut contoh atom oksigen terminal dan jembatan dalam asam nitrat :

Aplikasi dari empat langkah diatas dalam memprediksi bentuk dari molekul
sederhana adalah seperti contoh dibawah ini :

Bentuk Molekul dengan Atom Pusat Tidak Memiliki Pasangan


Elektron Bebas
Contoh 1 : BeCl2
Atom pusat : Be
Bilangan koordinasi (BK) atom Be = (2+2x1) = 2
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 2
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Dua PEI tersebut akan minimal tolakannya bila letaknya berlawanan. BeCl2
berbentuk linier.

Contoh 2 : BF3
Atom pusat : B
Bilangan koordinasi (BK) atom Be = (3+3x1) = 3
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 3
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Tiga PEI tersebut akan minimal tolakannya bila ketiganya mengarah pada
pojok-pojok segitiga sama sisi. BF3 berbentuk trigonal planar.

Contoh 3 : CCl4
Atom pusat : C
Bilangan koordinasi (BK) atom C = (4+4x1) = 4
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 4
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Empat PEI tersebut akan minimal tolakannya bila letaknya mengarah pada
pojok-pojok tetrahedral. CCl4 berbentuk tetrahedral normal.

Contoh 4 : PF5
Atom pusat : P
Bilangan koordinasi (BK) atom C = (5+5x1) = 5
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 5
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Lima PEI tersebut akan minimal tolakannya bila posisinya mengarah pada
pojok-pojok trigonal bipiramida. Bentuk PF5 adalah trigonal bipiramida.

Contoh 5 : SF6

Atom pusat : S
Bilangan koordinasi (BK) atom C = (6+6x1) = 6
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 6
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Enam PEI tersebut akan minimal tolakannya bila posisinya mengarah pada
pojok-pojok oktahedral. Bentuk SF6 adalah oktahedral.

Contoh 6 : IF7
Atom pusat : I
Bilangan koordinasi (BK) atom I= (7+7x1) = 7
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 7
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Tujuh PEI tersebut posisinya mengarah pada pojok-pojok dari pentagonal
bipiramidal (PBB). Sehingga IF7 berbentuk pentagonal bipiramidal.

Contoh 7 : NH4+
Atom pusat : N
Bilangan koordinasi (BK) atom I= [5+4x1-(+1)] = 4
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 4
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 0
Empat PEI tersebut akan minimal tolakannya bila posisinya mengarah pada
pojok-pojok tetrahedral. NH4+ berbentuk tetrahedral.

Bentuk Molekul dengan Atom Pusat Memiliki Pasangan Elektron


Bebas

Contoh 1 : NH2Atom pusat : N


Bilangan koordinasi (BK) atom I= [5+2x1-(-1)] = 4
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 2
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 2
Empat pasang elektron yang ada posisinya mengarah pada pojok-pojok
tetrahedral. NH2- berbentuk huruf V.

Contoh 2 : SF4
Atom pusat : S
Bilangan koordinasi (BK) atom S= (6+4x1)= 5
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 4
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 1
Lima pasang elektron yang ada posisinya mengarah pada pojok-pojok
trigonal bipiramidal. SF4 berbentuk seesaw.

Contoh 3: ClF3
Atom pusat : Cl
Bilangan koordinasi (BK) atom Cl= (7+3x1) = 5
Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 3
Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 2
Dua PEB menempati posisi ekuatorial dan diperoleh bentuk T bengkok.
Contoh 4 : ICl2Atom pusat : I
Bilangan koordinasi (BK) atom I= [7+2x1-(-1)] = 5

Jumlah pasangan elektron ikatan (PEI) = 2


Jumlah pasangan elektron bebas (PEB) = 3
Tiga PEB menempati posisi ekuatorial dalam kedudukan simetris sehingga
diperoleh bentuk linear.
Suatu molekul dengan ikatan-ikatan tunggal dapat dinyatakan dengan
rumus umum sebagai berikut :

Keterangan :

AXmEn

A : atom pusat
X : substituent yang
terikat pada atom pusat
E : pasangan elektron
bebas yang terdapat pada
kulit valensi atom pusat
m : banyaknya substituen
yang terikat pada atom
pusat atau banyaknya
pasangan elektron ikatan
sigma
n : banyaknya pasangan
elektron bebas

Tabel bentuk molekul dari AXmEn


Bilangan
Koordinasi (BK)

Formula

Bentuk

Contoh

Linear
2

AX2

AX3

BeCl2, BeH2

Trigonal planar

BF3, BCl3, GaI3,


NO3-, CO32-

Huruf V
SnCl2, SnBr2,
SnI2, NO2-

AX2E

Tetrahedral

BF4-, CH4, CCl4

AX4

Trigonal Piramidal
AX3E

NH3, NF3, NCl3

4
Huruf V
H2O, OCl2,
SCl2, SeCl2

AX2E2

Linear
HF, OH-

AXE3
5

AX5

Trigonal bipiramidal

PF5, PCl5, SbCl5

Seesaw

AX4E

SF4, SeF4, TeCl4

Huruf T bengkok

AX3E2

ClF3, BrF3

Linear
ICl2-, I3-, XeF2

AX2E3

Oktahedral

AX6

AX5E

SF6, SeF6, TeF6

Piramida alas

BrF5, IF5

bujursangkar terdistorsi

Bujursangkar

ICl4-, BrF4-, XeF4

AX4E2

Teori Domain Elektron

Secara fundamental, teori domain elektron dengan teori VSEPR dapat


dianggap tidak memiliki perbedaan. Keduanya dapat dianggap teori yang
sama yang berbeda hanya istilah yang digunakan. Dimana domain elektron
adalah daerah tertentu dalam ruang pada kulit valensi atom yang ditempati
oleh awan muatan elektron-elektron. Di dalam domain elektron inilah
elektron-elektron paling mungkin untuk ditemukan.
Daerah tertentu pada ruang pada kulit valensi suatu atom yang
ditempati oleh awan muatan pasangan elektron disebut dengan domain
pasangan elektron. Domain pasangan elektron ada dua macam, yaitu
domain pasangan elektron ikatan (DEI) dan domain pasangan elektron bebas
(DEB).
Langkah meramalkan bentuk molekul dengan teori domain elektron
1. Menentukan domain elektron total (DET)
DET dapat dihitung dengan persamaan berikut :
DET = [EV + ES (muatan)]

EV adalah elektron valensi pusat; ES adalah jumlah elektron yang


disumbangkan oleh atom-atom atau gugus yang terikat pada atom
pusat.
2. Menentukan domain elektron ikatan (DEI), yaitu jumlah substituen
yang diikat oleh atom pusat.
3. Menentukan domain elektron bebas (DEB), yaitu selisih antara domain
elektron total (DET) dengan domain elektron ikatan (DEI)
Tabel bentuk molekul menurut teori domain elektron
Jumlah
pasangan
Electron ikatan
(DEI)

Jumlah
pasangan
Electron bebas
(DEB)

Tipe molekul

Bentuk molekul

contoh

AX2

Linier

BeCl2

AX3

Trigonal datar

BF3

AX2E

Trigonal bentuk V

SO2

AX4

Tetrahedron

CH4

AX3E

Piramida trigonal

NH3

AX2E2

Planar bentuk V

H2O

AX5

Bipiramida triginal

PCl5

AX4E

Bidang empat

SF4

AX3E2

Planat bentuk T

CIF3

AX2E3

Linier

XeF2

AX6

Octahedron

SF6

AX5E

Piramida sisi empat

BrF5

AX4E2

Segi empat planar

XeF4

Berikut adalah contoh penentuan bentuk molekul berdasarkan table diatas :


Contoh 1 : BCl3
Atom pusat : B
DET = (3+3x1)=3
DEI = 3
DEB = 0
BCl3 berbentuk trigonal planar.
Contoh 2 : SO3
Atom pusat : S
DET = (6+3x0)=3
DEI = 3
DEB = 0
SO3 berbentuk trigonal planar.
Contoh 3 : CF4
Atom pusat : C

DET = (4+4x1)=4
DEI = 4
DEB = 0
CF4 berbentuk tetrahedral.
Contoh 4 : NH4+
Atom pusat : N
DET = (5+4x1-1)=4
DEI = 4
DEB = 0
+
NH4 berbentuk tetrahedral.
Contoh 5 : NF3
Atom pusat : N
DET = (5+3x1)=4
DEI = 3

DEB = 1
NF3 berbentuk trigonal piramidal.
Contoh 6 : PCl5
Atom pusat : P
DET = (5+5x1)=5
DEI = 5
DEB = 0
PCl5 berbentuk trigonal bipiramidal.
Contoh 7 : SF4
Atom pusat : S
DET = (6+4x1)=5
DEI = 4
DEB = 1
SF4 berbentuk seesaw.
Contoh 8 : BrF3
Atom pusat : Br

DET = (7+3x1)=5
DEI = 3
DEB = 2
BrF3 berbentuk huruf T bengkok.
Contoh 9 : SF6
Atom pusat : S
DET = (6+6x1)=6
DEI = 6
DEB = 0
SF6 berbentuk oktahedral.
Contoh 10 : XeF4
Atom pusat : Xe
DET = (8+4x1)=6
DEI = 4
DEB = 2
XeF4 berbentuk bujursangkar.

Referensi :
Effendy. 2006. Teori VSEPR, Kepolaran dan Gaya Antar Molekul. Malang: Bayu
Media Publishing
Effendy. 2008. A Level Chemistry Volume 1B. Malang : Bayu Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai