(Rono)
“Gusti”
Gusti…
Dalem namung tiyang kang lemah
Kang boten saged mlampah piyambak
Gusti…
Dalem namung tiyang ingkang gampil gripil
Tansah kegoda kesenengan donya
Gusti…
Hamung siji panyuwunku
Tuntun dalem wonten ing margi kang padhang gusti
Duh Gusti…
Contoh Geguritan Bahasa Jawa – Apakah Anda suka dalam menulis puisi? Puisi apa
yang sering Anda buat? puisi romantis atau puisi tentang pendidikan?
Banyak sekali orang yang menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan puisi, baik
membuat puisi ataupun membaca puisi.
Puisi-puisi tersebut dapat dibuat dengan berbagai bahasa, baik bahasa Inggris, bahasa
Indonesia, bahkan bahasa Jawa. Dalam Bahasa Jawa puisi dikenal sebagai geguritan.
Sudah tahukah Anda apa itu geguritan? Kalau belum, yuk simak penjelasan mengenai
geguritan dan contoh-contoh geguritan.
Baca Juga:
Daftar Isi
Pengertian Geguritan
Kata geguritan dalam kamus umum Indonesia (KBBI) geguritan itu berasal dari kata
“gurit” artinya sajak atau syair.
Dalam kamus Baoesastra, geguritan berasal dari kata “gurit” artinya tulisan, kidung.
Sedangkan dalam Kamus Kawi Indonesia diungkapkan “gurit” artinya goresan,
dituliskan.
Pengertian geguritan adalah seni sastra puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dan
biasanya dilagukan dengan tembang (pupuh) yang sangat merdu.
Geguritan bahasa jawa sudah ada sejak jaman dulu. Pada saat itu geguritan dibuat oleh
para pujangga sebagai bentuk sindiran kepada para raja atau kolonial yang berkuasa.
Para penulis atau pencipta geguritan disebut penggurit. Penggurit menggunakan sastra
bahasa Jawa yang tinggi dan bermajas-majas, sehingga mampu membuat orang yang
disindir dalam isi geguritan tidak akan merasa tersindir, bahkan mereka sendiri akan ikut
menembangkan geguritan tersebut.
Awalnya geguritan hanya bisa dibuat oleh para pujangga dengan aturan-aturan yang
terikat, tapi sekarang geguritan jawa lebih bebas dalam artian tidak terikat aturan dan bisa
dibuat oleh siapa saja.
Puisi Jawa yang berkembang pada saat ini lebih bersifat bebas dan memiliki tipografi
yang bebas.
Cara penulisan geguritan sama seperti halnya penulisan puisi modern. Geguritan
biasanya dibuat berdasarkan pengalaman si penggurit atau bisa juga untuk
menggambarkan suatu keadaan atau objek.
Meskipun penggunaan bahasanya bebas, tidak mesti menggunakan bahasa jawa krama,
tapi pemilihan kata yang tepat dan indah harus tetap diperhatikan.
Bisa juga disisipi bahasa jawa krama sebagai penekanan makna. Tentu setiap penggurit
mempunyai ciri khas tersendiri dalam membuat geguritan.
Dalam menyajikan sastra geguritan ini tidak sama dengan penyajian prosa. Biasanya
geguritan ditembangkan dengan diiringi tabuhan gamelan dengan intonasi yang khusus.
Baca Juga:
Di bawah ini ada kumpulan contoh geguritan bahasa Jawa dengan berbagai macam tema
yang bisa Anda tembangkan atau bisa Anda jadikan referensi dalam latihan menulis
geguritan bahasa Jawa.
Contoh-contoh geguritan ini diambil dari berbagai sumber. Berikut 50+ contoh geguritan
bahasa jawa dengan berbagai tema.
“Gusti”
Gusti…
Dalem namung tiyang kang lemah
Kang boten saged mlampah piyambak
Gusti…
Dalem namung tiyang ingkang gampil gripil
Tansah kegoda kesenengan donya
Gusti…
Hamung siji panyuwunku
Tuntun dalem wonten ing margi kang padhang gusti
Duh Gusti…
Geguritan yang berjudul “Gusti” ini menceritakan tentang seorang manusia yang
hakikatnya adalah ciptaan dari Tuhan.
Manusia hanyalah makhluk yang lemah dan sangat mudah masuk kedalam jurang
keburukan. Banyak manusia di dunia ini akhirnya tersesat karena mereka hanya
memikirkan dan terlena dengan dunia.
Pesan yang dapat di ambil dari geguritan “Gusti” ini adalah manusia sebagai makhluk
Tuhan harus selalu mengingat dan beribadah kepada Allah SWT, karena tujuan
diciptakannya manusia di dunia ini adalah agar selalu beribadah kepada-Nya. Selalu
berdoa agar diberikan petunjuk dan jalan yang lurus dalam mengarungi kehidupan di
dunia.
“Ibu”
Ibu
anakmu kang dak wanti wanti
Kang dak kawatirake
Kak kok titipake ana pawiyatan luhur iki
Iki anakmu
Kang durung isa nyenengke ibu
Kang durung bisa nyenengke keluarga
Kang isih dadi tanggunganmu ibu
Nanging ibu
Anakmu iki bakal banggakke ibu
Banggakke keluarga kabeh
Anakmu rak bakal nyerah bu
Contoh Geguritan Bahasa Jawa – Apakah Anda suka dalam menulis puisi? Puisi apa
yang sering Anda buat? puisi romantis atau puisi tentang pendidikan?
Banyak sekali orang yang menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan puisi, baik
membuat puisi ataupun membaca puisi.
Puisi-puisi tersebut dapat dibuat dengan berbagai bahasa, baik bahasa Inggris, bahasa
Indonesia, bahkan bahasa Jawa. Dalam Bahasa Jawa puisi dikenal sebagai geguritan.
Sudah tahukah Anda apa itu geguritan? Kalau belum, yuk simak penjelasan mengenai
geguritan dan contoh-contoh geguritan.
Baca Juga:
Daftar Isi
Pengertian Geguritan
Kata geguritan dalam kamus umum Indonesia (KBBI) geguritan itu berasal dari kata
“gurit” artinya sajak atau syair.
Dalam kamus Baoesastra, geguritan berasal dari kata “gurit” artinya tulisan, kidung.
Sedangkan dalam Kamus Kawi Indonesia diungkapkan “gurit” artinya goresan,
dituliskan.
Pengertian geguritan adalah seni sastra puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dan
biasanya dilagukan dengan tembang (pupuh) yang sangat merdu.
Geguritan bahasa jawa sudah ada sejak jaman dulu. Pada saat itu geguritan dibuat oleh
para pujangga sebagai bentuk sindiran kepada para raja atau kolonial yang berkuasa.
Para penulis atau pencipta geguritan disebut penggurit. Penggurit menggunakan sastra
bahasa Jawa yang tinggi dan bermajas-majas, sehingga mampu membuat orang yang
disindir dalam isi geguritan tidak akan merasa tersindir, bahkan mereka sendiri akan ikut
menembangkan geguritan tersebut.
Awalnya geguritan hanya bisa dibuat oleh para pujangga dengan aturan-aturan yang
terikat, tapi sekarang geguritan jawa lebih bebas dalam artian tidak terikat aturan dan bisa
dibuat oleh siapa saja.
Puisi Jawa yang berkembang pada saat ini lebih bersifat bebas dan memiliki tipografi
yang bebas.
Cara penulisan geguritan sama seperti halnya penulisan puisi modern. Geguritan
biasanya dibuat berdasarkan pengalaman si penggurit atau bisa juga untuk
menggambarkan suatu keadaan atau objek.
Meskipun penggunaan bahasanya bebas, tidak mesti menggunakan bahasa jawa krama,
tapi pemilihan kata yang tepat dan indah harus tetap diperhatikan.
Bisa juga disisipi bahasa jawa krama sebagai penekanan makna. Tentu setiap penggurit
mempunyai ciri khas tersendiri dalam membuat geguritan.
Dalam menyajikan sastra geguritan ini tidak sama dengan penyajian prosa. Biasanya
geguritan ditembangkan dengan diiringi tabuhan gamelan dengan intonasi yang khusus.
Baca Juga:
Di bawah ini ada kumpulan contoh geguritan bahasa Jawa dengan berbagai macam tema
yang bisa Anda tembangkan atau bisa Anda jadikan referensi dalam latihan menulis
geguritan bahasa Jawa.
Contoh-contoh geguritan ini diambil dari berbagai sumber. Berikut 50+ contoh geguritan
bahasa jawa dengan berbagai tema.
“Gusti”
Gusti…
Dalem namung tiyang kang lemah
Kang boten saged mlampah piyambak
Gusti…
Dalem namung tiyang ingkang gampil gripil
Tansah kegoda kesenengan donya
Gusti…
Hamung siji panyuwunku
Tuntun dalem wonten ing margi kang padhang gusti
Duh Gusti…
Geguritan yang berjudul “Gusti” ini menceritakan tentang seorang manusia yang
hakikatnya adalah ciptaan dari Tuhan.
Manusia hanyalah makhluk yang lemah dan sangat mudah masuk kedalam jurang
keburukan. Banyak manusia di dunia ini akhirnya tersesat karena mereka hanya
memikirkan dan terlena dengan dunia.
Pesan yang dapat di ambil dari geguritan “Gusti” ini adalah manusia sebagai makhluk
Tuhan harus selalu mengingat dan beribadah kepada Allah SWT, karena tujuan
diciptakannya manusia di dunia ini adalah agar selalu beribadah kepada-Nya. Selalu
berdoa agar diberikan petunjuk dan jalan yang lurus dalam mengarungi kehidupan di
dunia.
“Ibu”
Ibu
anakmu kang dak wanti wanti
Kang dak kawatirake
Kak kok titipake ana pawiyatan luhur iki
Iki anakmu
Kang durung isa nyenengke ibu
Kang durung bisa nyenengke keluarga
Kang isih dadi tanggunganmu ibu
Nanging ibu
Anakmu iki bakal banggakke ibu
Banggakke keluarga kabeh
Anakmu rak bakal nyerah bu
Kanggo nyekel lintang ana langit
Kang kadhang ditutup mendhung
Kang kadhang mripat wae wis ora bisa weruh
Nanging anakmu iki janji ibu
“Anggerku”
Ngger,
Biyung nyuwun ngapura
Ora bisa dadi biyung kang sampurna
Ora bisa nglegakne atimu
Ngger,
Uripku kebak kaluputan
Ngiwa luput, nengen luput
Rumangsaku aku wis manut
Bangun turut karo sing jare winasis
Nanging nyatane isih tetep luput lan diluputne
“Begal”
Begal…
Wong liya nyebut brandhal!
Saben dina ngasah gaman nganggo ungkal
Kanggo nodhong njero terminal
Begal…
Pinter golek akal
Sapa wae bakal didadekake tumbal
Begal utege wis mirip kadhal
Yen kecekel dulangen sandhal!
Begal saiki…
Luwih tega nglarani!
Nggawa pitul nembak wong nganti mati!
Nggawe gregetan para pulisi!
Begal dibrantas ana ngendi-endi
Ketemon ngrampas ditembak mati
–Iswahyudi–
(Sumber: geguritan.com)
“Korupsi”
Saiki apa?
Kowe ngapusi, kowe korupsi
Cangkemmu amba kebak arta
Raimu gedhek, ora duwe isin
Dijak rembug malah kepara angler
Rakyatmu kuru, kowe lemu
Rakyatmu mlarat, duitmu sak arat-arat
“Uripe Manungsa”
(Sumber: nor-baru.blogspot.co.id)
“Merapi”
Merapi…
Saka kadohan katon gagah
Asep putih ndedel ing awiyat
Tilas dalan lahar katon cetha
Kena sunare Hyang Bagaskara
Merapi…
Saumpama kowe bisa crita
Kabeh kadadean ing tanah Jawa
Wiwit jaman Mataram Kuna
Nganti madege Kraton Ngayogyakarta
Merapi…
Sliramu anyekseni kridhaning bangsa
Wiwit nalika ngusir penjajah Walanda
Jaman mardika jaman Soekarno
Nganti jaman Soeharto
Jaman Habibie tumekaning Megawati lan Susilo
Merapi dadi saksi
–Puthu Aryana–
“Esuk Iki”
–Ariesta Widya–
(Sumber: geguritan.com)
“Arga Iki”
Mataun-taun
Sira ngrusak geger lan awakku
Makaping-kaping
Landhepe bendho lan pacul
Yoh
Entenana
Yen tekan titi mangsa
Arga iki nagih prasetya…
–Siswidiadi Ngesti N–
(Sumber: geguritan.com)
“Kidung Wengi”
–Hadi Pamungkas–
(Sumber: geguritan.com)
Nanging geneya?
Kori kula kasumpet aspal
Beton, ngantos nduwa margi kula
Kados pundi punika Gusti?
Nyingkur kawula, Gusti …
“Kluwung”
“Endahe Alam”
–Slamet SA–
(Sumber: geguritan.com)
“Kitir”
Kitir iki
Isi panantangku marang wengi
Sing kebacut anggone nguja sepi
Dolanan swarane asu baung nggeririsi
Kitir iki
Wujud pangundhamanaku marang awang-awang
Sing kebacut brangasan
Ngrentengi lintang, nguntal rembulan
Kitir iki
Srana gugatku marang isen-isening jagad
Sing pijer royokan brekat
Tan keguh njaluk ruwat
–Anonim–
“Tresna”
–Erlita Fajrani–
(Sumber: geguritan.com)
“Dluwang Njero Laci”
nimas …..
apa panjenengan pirsa .. ?
yen ana dluwang sak lembar keri ing laci
meja pojok mburi ngisor jendela
kang ora nate kawaos nganti purna
(Sumber : www.ekasulistiyana.web.id)
“Tresnaku-Tresnamu”
Kangmas,
Tresnaku tresnamu ginubel wektu
Lawase padha paprentahan Orde Baru
Wis kukut, wis kemput …
Nadyan nora bisa nyawiji
Nanging tresna aji lan suci, tresna sejati
Bakal dakrukti nganti tumekeng janji.
“Alang-alang”
aku ….
cinipta dadi alang-alang
tumungkul saka sela-selaning bumi
aku … ngrumangsani
mung saderma alang-alang
kang ngebaki pekarangan lan ngalang-alangi sesawangan
tanpa daya lan guna
(Sumber : www.ekasulistiyana.web.id)
–Iswahyudi–
(Sumber: geguritan.com)
“Jodhoku”
(Sumber : www.ekasulistiyana.web.id)
Mesem bebarengan
Crita marang aku
Senajan ora mesthi bisa mungkasi
Lilakna aku andum donyamu
Kang kebak dening kaendahan
“Kapang”
Apa sing dipengine saliyane pengin cepet ketemu kalawan sing ndusta ati
Sing pada-padane laksana kidung swarga sing ngalun-alun ing karnaku
Sing nggawe kentir kapal jiwaku ing tengahing samudra rasa sing tan winates
–Anonim–
“Kanggo Kanca”