Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
(PDGK 4302)

OLEH:
NAMA : UPIT MURNIATI
NIM : 857836736
KELAS : III B
POKJAR : KALIKOTES, KLATEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran kelas rangkap adalah model pembelajaran di mana beberapa kelas


atau kelompok belajar digabungkan dalam satu ruangan dengan satu guru yang mengajar.
Setiap kelompok belajar bekerja secara mandiri dengan tugas dan materi yang diberikan,
sementara guru memberikan bimbingan dan dukungan individual sesuai kebutuhan.

Model ini telah menjadi topik diskusi dalam konteks pendidikan saat ini. Laporan
analisis ini akan mengeksplorasi dan menganalisis apakah pembelajaran kelas rangkap
dapat dijadikan model pembelajaran yang efektif dan relevan dalam kondisi pendidikan
saat ini.

Pembelajaran kelas rangkap dapat menjadi model pembelajaran yang efektif dalam
situasi pendidikan saat ini. Dengan memadukan beberapa kelas atau kelompok belajar
dalam satu ruangan, model ini dapat memberikan manfaat seperti kolaborasi antara
siswa, pengelolaan waktu yang lebih efisien, dan pemberian dukungan individual yang
lebih baik. Namun, implementasi yang sukses membutuhkan manajemen kelas yang
baik, pembedaan instruksi yang efektif, dan alokasi sumber daya yang memadai.
BAB II
ANALISIS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A. ANALISIS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


Analisis pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap melibatkan evaluasi dan penilaian
terhadap aspek-aspek berikut ini:
1. Manajemen Kelas: Pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap membutuhkan
manajemen kelas yang efektif. Guru perlu memiliki keterampilan dan strategi dalam
mengelola ruangan yang ramai dengan beberapa kelompok belajar yang bekerja
secara mandiri. Tantangan dalam manajemen kelas termasuk menjaga disiplin,
memastikan fokus siswa pada tugas mereka, dan menjaga keberlanjutan interaksi
yang positif antara kelompok belajar.
2. Perencanaan dan Pengorganisasian: Pembelajaran kelas rangkap memerlukan
perencanaan yang matang dan pengorganisasian yang baik. Guru perlu
merencanakan dan menyiapkan materi, tugas, dan sumber daya yang sesuai dengan
tingkat pemahaman dan kemampuan siswa di setiap kelompok belajar. Perencanaan
yang efektif memastikan bahwa semua siswa mendapatkan pengajaran yang relevan
dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Pembedaan Instruksi: Dalam pembelajaran kelas rangkap, pembedaan instruksi
menjadi kunci untuk memenuhi kebutuhan individual siswa di setiap kelompok
belajar. Guru perlu menyediakan materi dan tugas yang disesuaikan dengan tingkat
pemahaman dan kemampuan siswa. Pembedaan instruksi yang efektif
memungkinkan setiap siswa untuk berkembang dan mencapai potensi mereka secara
optimal.
4. Kolaborasi dan Diskusi: Salah satu keuntungan utama dari pembelajaran kelas
rangkap adalah meningkatkan kolaborasi dan diskusi antara siswa. Guru perlu
menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi aktif antara kelompok belajar.
Hal ini dapat mencakup memberikan waktu untuk diskusi kelompok, memberikan
tugas kelompok yang mendorong kerjasama, dan memfasilitasi refleksi dan
pembelajaran bersama.
5. Dukungan Individual: Pembelajaran kelas rangkap memberikan kesempatan bagi
guru untuk memberikan dukungan individual kepada setiap siswa. Guru dapat
memberikan bimbingan dan bantuan tambahan kepada siswa yang
membutuhkannya. Penting bagi guru untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan
individual siswa dan memberikan respon yang sesuai dalam mengajar dan
membimbing mereka.
6. Evaluasi dan Umpan Balik: Proses evaluasi dan umpan balik terhadap siswa menjadi
penting dalam pembelajaran kelas rangkap. Guru perlu menilai pemahaman siswa
dan kemajuan mereka secara individual serta dalam kelompok belajar. Umpan balik
yang efektif membantu siswa untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka
dalam pembelajaran.
7. Pengelolaan Waktu yang Efisien: Pembelajaran kelas rangkap membutuhkan
pengelolaan waktu yang efisien. Guru perlu memastikan bahwa waktu yang
diberikan untuk setiap kelompok belajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pengaturan waktu yang baik membantu menjaga keteraturan dan produktivitas
dalam proses pembelajaran.

B. Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran Kelas Rangkap


1. Kelebihan Pembelajaran Kelas Rangkap:
a. Dukungan Individual
Model pembelajaran ini memungkinkan guru memberikan dukungan individual
kepada setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru dapat fokus pada
kebutuhan khusus siswa, memberikan bimbingan, dan memastikan pemahaman
yang lebih baik.
b. Kolaborasi dan Diskusi
Pembelajaran kelas rangkap mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dalam kelompok belajar. Ini meningkatkan keterlibatan siswa dan memfasilitasi
diskusi antar siswa untuk memperdalam pemahaman konsep.
c. Pengelolaan Waktu yang Efisien: Dalam model ini, siswa dapat bekerja secara
mandiri dengan tingkat kesulitan yang sesuai. Hal ini memungkinkan guru untuk
memanfaatkan waktu yang lebih efisien dengan memberikan perhatian lebih
kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
d. Pengembangan Keterampilan Sosial: Pembelajaran kelas rangkap memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelas mereka,
membangun keterampilan sosial, dan belajar bekerja dalam tim.
2. Kelemahan Pembelajaran Kelas Rangkap
a. Pengelolaan Kelas yang Tidak Efektif
Model ini membutuhkan manajemen kelas yang baik agar siswa tetap fokus pada
tugas mereka dan tidak terganggu oleh kelompok belajar lainnya. Jika manajemen
kelas tidak efektif, pembelajaran kelas rangkap dapat menjadi tidak efisien dan
mengganggu proses belajar.
b. Tantangan Pembedaan Instruksi
Guru perlu mengatur materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat pemahaman
dan kemampuan siswa di setiap kelompok belajar. Ini bisa menjadi tantangan
dalam menghadapi variasi kecepatan dan kemampuan belajar siswa di kelas
rangkap.
c. Membutuhkan Ruang yang Memadai
Pembelajaran kelas rangkap membutuhkan ruang yang cukup untuk
mengakomodasi beberapa kelompok belajar. Jika sumber daya fisik terbatas,
implementasi model ini mungkin menjadi sulit.
d. Perencanaan yang Lebih Rumit
Guru perlu merencanakan dengan cermat dan mempersiapkan materi, tugas, dan
sumber daya yang sesuai untuk setiap kelompok belajar. Hal ini dapat
membutuhkan waktu dan usaha yang lebih banyak daripada model pembelajaran
tradisional.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan, pembelajaran kelas rangkap dapat


dijadikan model pembelajaran yang efektif dan relevan dalam situasi pendidikan saat ini.
Dengan memadukan beberapa kelas atau kelompok belajar dalam satu ruangan, model
ini dapat memberikan manfaat seperti kolaborasi siswa, pengelolaan waktu yang lebih
efisien, dan pemberian dukungan individual yang lebih baik. Namun, implementasi yang
sukses membutuhkan manajemen kelas yang baik, pembedaan instruksi yang efektif, dan
alokasi sumber daya yang memadai.
Pembelajaran kelas rangkap memiliki beberapa kelebihan sebagai model
pembelajaran saat ini, seperti dukungan individual, kolaborasi, pengelolaan waktu yang
efisien, dan pengembangan keterampilan sosial. Namun, ada juga kelemahan yang perlu
diperhatikan, seperti pengelolaan kelas yang tidak efektif, tantangan pembedaan
instruksi, kebutuhan akan ruang yang memadai, dan perencanaan yang lebih rumit.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran kelas rangkap, penting untuk
mempertimbangkan manajemen kelas yang baik, pembedaan instruksi yang efektif, dan
alokasi sumber daya yang memadai. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran kelas
rangkap dapat menjadi model pembelajaran yang bermanfaat dan efektif bagi siswa saat
ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Education World. "Multi-Grade Classroom: An Effective Model for Today's


Education System"
(https://www.educationworld.com/a_curr/profdev/profdev117.shtml)

2. The World Bank. "The Benefits of Multigrade Classrooms in Rural Education"


(https://www.worldbank.org/en/news/feature/2015/02/11/the-benefits-of-multigrade-
classrooms-in-rural-education)

3. Brooks, J. G., & Brooks, M. G. (1993). The case for multiage grouping. Educational
Leadership, 51(5), 50-55.

4. Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological


processes. Harvard University Press.

5. Tomlinson, C. A. (2001). How to differentiate instruction in mixed-ability


classrooms. Association for Supervision and Curriculum Development.

6. Johnson, D. W., & Johnson, R. T. (1999). Learning together and alone: Cooperative,
competitive, and individualistic learning. Allyn and Bacon.

7. Fredricks, J. A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H. (2004). School engagement:


Potential of the concept, state of the evidence. Review of Educational Research,
74(1), 59-109.

Anda mungkin juga menyukai