Anda di halaman 1dari 7

Nama : Upit Murniati

NIM : 857836736

Kelas : 3B

Makul : Perspektif Pendidikan

Tutor : Zainuri, Drs, M. MPd

JAWABAN TUGAS TUTORIAL II

1. Sebutkan aspek karakteristik perkembangan anak usia SD!


Jawab:
Karakteristik perkembangan anak usia SD dapat dilihat dari berbagai aspek perkembangan,
meliputi: perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan emosi, dan
perkembangan sosial.

2. Jelaskan tahapan-tahapan hubungan sosial anak SD!


Jawab:
a) Tahap pemenuhan kebutuhan
Pada tahap ini anak menganggap berteman merupakan salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhannya. Anak secara perlahan mulai meninggalkan egosentrisnya, mulai
menghargai teman sebagai individu. Anak lebih tertarik kepada anak lain yang mau
bermain bersama sehingga terjalin persahabatan.
b) Tahap balas jasa
Pada tahap ini anak mendapat teman karena adanya suatu kepentingan rasa keadilan,
biasanya tahap balas jasa ini biasanya dilakukan pada kelompok-kelompok dengan berjenis
kelamin sama. Misalnya Rudi membantu Doni saat ia terjatuh dari sepeda, maka Doni
berpikir suatu saat ia akan membantu Rudi jika ia mengalami kesulitan.
c) Tahap akrab
Pada tahap ini anak-anak menjalin persahabatan yang begitu erat, mereka bisa saja berbagi
perasaan, masalah, bercanda, tertawa, sampai berbagi cerita, hingga mengalami
perselisihan-perselisihan kecil. Namun setelah mereka mengalami perselisihan kecil
kemudian mereka dapat bersahabat lagi. Bahkan persahabatannya dapat semakin erat dari
sebelumnya.

3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral anak SD!


Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak di antaranya adalah:
a) Lingkungan rumah
Lingkungan rumah sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, anak akan lebih
sering menghabiskan waktu dirumah dibanding diluar. Anak akan meniru sikap dan
perilaku seluruh anggota keluarga. Sebagai orang tua harus memberikan contoh bersikap
dan berprilaku yang baik. Dengan adanya model yang baik, akan mendorong anak untuk
berbuat dan berprilaku yang baik pula.
b) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang nyaman dan sehat sangat mendukung perkembangan moral
yang baik bagi anak. Sebagai guru kita harus bisa menciptakan kegiatan yang dapat
menumbuhkan kerjasama, melatih berjiwa besar, menerima kekalahan, berjiwa sportif
dan menghormati kemenangan orang lain. Membina hubungan yang baik antar siswa,
guru dengan guru, siswa dengan guru maupun siswa dengan staf sekolahan dapat
memperkecil kemungkinan tumbuhnya perbuatan-perbuatan mapun nilai-nilai moral yang
kurang baik.
c) Teman sebaya dan Aktivitasnya
Semakin bertambah usia anak, semakin luas pula lingkungan sosialnya dan semakin
beragam pula aktivitasnya. Lingkungan sosial yang luas dan beragam dapat menimbulkan
konflik bagi anak, jika anak tidak mau melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan
norma lingkungannya. Selain itu aktivitas anak yang banyak seperti melihat tayangan tv,
membaca buku dan berorganisasi dengan lingkungan sosialnya dapat mempengaruhi
perkembangan moral anak.
d) Intelegensi dan Jenis Kelamin
Anak yang mempunyai intelegensi rendah cenderung pemalu dan akan menarik diri
terhadap lingkungannya, sehingga anak tersebut mengalami penolakan di lingkungannya
yang mengakibatkan anak tersebut menjadi agresif.
Anak laki-laki cenderung kurang matang dalam penyesuaian diri terhadap nilai-nilai
moral dibandingkan anak perempuan yang lebih cendenrung matang dalam penyesuaian
diri terhadap lingkungannya. Terbukti dengan kenyataan bahwa kenakalan anak laki-laki
jumlahnya lebih besar dibandingkan anak perempuan.

4. Bagaimanakah cara guru untuk mengembangkan kemampuan siswa SD dalam belajar


menemukan. Berikan contoh masing-masing cara tersebut!
Jawab:
a) Menerapkan model pembelajaran discovery learning dimana dalam proses
pembelajarannya siswa mencari pengetahuan untuk menemukan suatu pemecahan
masalah atau fakta. Dengan kata lain, siswa berusaha sendiri untuk mencari
pengetahuannya demi menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya
adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa
ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan,
mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.
Contoh:
Pada pembelajaran IPA Topik kelistrikan dan teknologi listrik di lingkungan, sub
topik konsep listrik statis.
1) Stimulasi/Pemberian rangsang
Pada tahap ini peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik kelistrikan pada saraf dengan cara mengajak peserta didik
memukulkan sikutnya ke meja.
2) Identifikasi masalah
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan kelistrikan pada saraf sampai
peserta didik dapat berpikir dan bertanya.
Guru menanyakan kepada peserta didik:
Apa yang kalian rasakan setelah memukul sikut pada meja? 
Peserta didik diminta merumuskan pertanyaan terkait dengan percobaan ini. 
Pertanyaan diarahkan terkait dengan peran saraf dalam menanggapi rangsang,
seperti: 
 Mengapa kita merasakan sakit ketika sikut dipukul?
 Apakah peran saraf dalam menanggapi rangsangan tersebut?
 Bagaimana kelistrikan terjadi pada sel saraf manusia?
Peserta didik diminta membuat hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan
yang mereka rumuskan.
3) Pengumpulan data
Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Informasi ini diperoleh melalui
kegiatan:
 Membaca literatur tentang “Sel Saraf pada Manusia”, 
 Mengamati gambar sel saraf manusia, kemudian membaca tabel tentang bagian-
bagian saraf manusia dan fungsinya.
Kegiatan-kegiatan di atas dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis atau
jawaban sementara yang telah dirumuskan.
4) Pengolahan data
Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk mengolah
informasi yang diperoleh dengan cara:
 Mendiskusikan hasil pengumpulan informasi dari hasil pengamatan gambar dan
bahan bacaan literatur tentang “Sel saraf pada manusia”.
 Memperhatikan pertanyaan - pertanyaan pada lembar kegiatan, dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan informasi yang diperoleh dari bahan
bacaan dan pengamatan gambar.
5) Pembuktian
Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil pengumpulan informasi dan
diskusi misalnya dengan cara:
 Memeriksa secara cermat rumusan hipotesis;
 Mencocokkan rumusan hipotesis tentang sel saraf pada manusia dengan informasi
yang berhasil ditemukan; apakah sesuai atau tidak.
6) Menarik kesimpulan
Pada tahap ini peserta didik menyimpulkan hasil pengumpulan informasi dan
diskusi misalnya dengan cara:
 Menyimpulkan bahwa tubuh dapat merasakan rangsang dari lingkungan karena
adanya sistem saraf yang memanfaatkan prinsip kelistrikan;
 Memberikan contoh hewan-hewan yang menghasilkan listrik.
Demikianlah contoh penerapan model pembelajaran discovery learning pada
pembelajaran. 
b) Melakukan percobaan atau eksperimen
Contoh: melakukan percobaan perubahan energi
Bahan untuk eksperimen adalah lilin, kertas dan korek api. Teknik yang divariasikan
pada kegiatan belajar dengan memanfaatkan media lilin sebagai sumber energi panas
yaitu sebagai berikut:
1) Pemahaman materi awal (siswa dikenalkan apa sumber energi dan apa saja
sumber energi panas).
2) Anak mendiagnosa benda yang menjadi sumber energi panas.
3) Anak menggunting kertas berbentuk spiral, kemudian melubangi salah satu
ujungnya dengan benang. Ikat ujung yang lain pada pensil, nyalakan lilin,
letakkan kertas spiral di atas api. Jaga jarak supaya tidak terbakar. Ketika prosedur
eksperimen dilaksanakan, diperoleh hasil kertas bergerak ketika terkena panas.
4) Anak mendiskusikan hasil eksperimen secara berkelompok.
5) Anak menyimpulkan hasil eksperimen, bahwa lilin sebagai sumber energi panas
dapat menggerakan kertas (energi panas menjadi energi gerak).

5. Sebutkan tujuan dan fungsi bimbingan anak di SD!


Jawab:
Tujuan bimbingan anak di SD
a) Tujuan umum
Tujuan umum bimbingan anak di SD adalah terwujudnya manusia seutuhnya yang
cerdas, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, Kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantab dan mandiri, serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan
kebangsaan.
b) Tujuan khusus
Siswa dapat memahami pribadi diri sendiri sehingga mampu mengatasi masalah dan
kesulitan yang dialami serta dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungan baik
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, selanjutnya siswa juga dapat
menyalurkan potensi yang dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja
nantinya.

Fungsi bimbingan anak di SD

 Fungsi pengungkapan
Guru melakukan pendekatan kepada siswa yang bermasalah agar siswa mau
mengungkapkan apa yang menjadi masalahnya, sehingga guru dapat membantu
memberikan solusi untuk penyelesaian masalah siswa tersebut.
 Fungsi penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan maupun program-
program yang dapat menunjang perkembangan siswa secara optimal.
 Fungsi penyesuaian
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya.
 Fungsi pencegahan
Mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya agar tidak dialami siswanya.
 Fungsi perkembangan
Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda, semua potensi yang dimiliki siswa
harus dikembangkan secara optimal. Agar dapat dikembangkan secara optimal perlu
adanya dukungan dan dorongan pihak lain.
 Fungsi perbaikan
Fungsi ini bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar siswa mempunyai
perubahan tingkah laku dan sikap kea rah yang lebih baik, sehingga siswa menjadi
pribadi yang memiliki pola piker yang sehat, rasional, dan perasaan yang tepat pada
tindakan yang produktif dan normatif.

Anda mungkin juga menyukai