Kode/Nama Mata Kuliah :PDGK4104/Perspektif Pendidikan di SD
Kode/Nama UPBJJ :80/ UT MAKASSAR
Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Contoh kegiatan untuk menggambarkan implementasi dari 4 sasaran utama (Kemelekwacanaan, Kemampuan Berkomunikasi, Kemampuan memecahkan masalah, dan Kemampuan bernalar) dalam pendidikan di SD (menurut Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2006), sebagai berikut: 1) Kemelekwacanaan Kegiatan literasi rutin setiap hari selama 15 menit sebelum waktu belajar mengajar dimulai, hal ini dapat meningkatkan minat baca pada murid SD dengan cara yang menyenangkan. One Month One Book. Peserta didik diwajibkan membaca minimal satu buku dalam sebulan dengan tema bebas sesuai minat murid-murid. Kegiatan ini dijamin akan meningkatkan kecintaan para siswa- siswi untuk mencari buku kesukaan mereka dan semakin tertarik untuk menghabiskan waktu luang mereka dengan berliterasi. 2) Kemampuan Berkomunikasi “bagaimana kabarmu?” ini adalah metode yang sangat sederhana yang dapat diaplikasikan setiap minimal 15 menit sehari dengan berusaha menanyakan hal-hal yang dilakukan para murid pada hari libur mereka. Dengan membiarkan mereka mengutarakan pendapat dan pengalaman, maka keberanian mereka untuk berkomunikasi didepan umum juga akan meningkat. Presentasi interaktif. Tidak hanya membaca, peserta didik juga dianjurkan untuk menanyakan pendapat para audiens saat sedang mempresentasikan suatu project. Hal ini bertujuan untuk membangun semangat leadership untuk memimpin suatu kelompok dan keberanian untuk mengutarakan pendapat terkait suatu pembahasan. Bagi peserta didik yang mencoba akan diberi point plus, hal ini tentunya akan menambah daya saing mereka untuk terus berlatih mengutarakan pendapat yang baik dan konstruktif. 3) Kemampuan memecahkan masalah Diskusi kelompok interaktif dengan media e- learning. Misalnya, disediakan sebuah video kemudian murid-murid diminta untuk berkelompok dan mendiskusikan masalah serta solusi yang ada divideo tersebut. Hal ini akan memupuk kebiasaan diskusi yang baik antar kelompok dan guru yang sedang mengajar. Praktek pembalajaran kooperatif. Disediakan sebuah kasus, misalnya kasus pencurian ayam disebuah kampung. Para peserta didik harus berkelompok dan diberi peran masing-masing. Dengan cara ini murid- murid akan memerankan suatu peran masing-masing. Dengan cara ini murid-murid akan memerankan suatu peran dan harus mampu memposisikan dirinya menjadi oranglain. Metode ini akan membantu kemampuan problem solving mereka sekaligus dapat membangun bibit kerjasama dalam suatu kelompok. 4) Kemampuan bernalar (berpikir kritis dan kemampuan menalar matematis) Permainan logika. Guru menyediakan sebuah topik yang ternyata adalah sebuah riddle, para murid diminta untuk memikirkan apakah topik yang diutarakan guru tersebut fakta atau fiktif. Dengan cara ini murid dilatih pemikirannya untuk terhindar dari sifat mudah percaya, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis agar tidak mudah termakan hoax. Membacakan cerita misteri atau teka-teki. Setiap 10 menit sebelum pulang sekolah, guru akan membacakan suatu cerita misteri dan bagi murid yang dapat menyelesaikan jalan cerita tersebut diperbolehkan pulang duluan. Hal ini akan mendorong semangat kompetitif mereka serta kemampuan berpikir kritis para murid. 1. Hubungan antara pentingnya melatih kemampuan motorik kasar dan halus pada siswa SD terhadap perkembangan berpikir mereka, sebagai berikut: Contoh motorik kasar yaitu kemampuan duduk, menendang, berlari, atau naik turun tangga. Perkembangan motorik kasar ini beriringan dengan proses kematangan fisik anak. Dan kemampuan motorik kasar merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem saraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika sistem sarafnya sudah matang, proporsi kakinya cukup kuat untuk menopang tubuhnya, dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya. Sedangkan saraf motorik halus dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan secara rutin, seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda kedalam lubang sesuai bentuknya, dan lain-lain sebagainya. Kemampuan motorik halus setiap anak berbeda-beda, baik dalam hal kekuatan dan ketepatannya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang didapatnya. Setiap anak bisa mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi yang tepat. 2. Kegiatan kokurikuler: Tujuan Aktivitas Produk/hasi Nilai Metode Alokas pembelajaran kokurikuler l karakter dan alat i siswa yang bantu waktu ditanamkan 1. Meningkatka Berkunjung Anak dapat Disiplin, Pustu 35 n rasa Langsung memahami ketelitian atau menit ingin tahu ketempat umum dengan baik tempat siswa (Misalnya ketika kesehata tempat melihat n kesehatan) objek atau bendanya langsung 2. Mengajarkan Rekreasi/wisa Anak selalu Religius Alam 60 kepada ta ke alam mengingat menit siswa untuk (Misalnya Air penciptaNya selalu terjun, bersyukur sungai) kepada sang pencipta 3. Meningkatka Anak lebih Disiplin, 35 n memahami toleransi, menit pengetahuan hal yang tanggung siswa baik dan jawab tentang buruk tata tertib yang harus dipatuhi
4. Meningkatka Membaca buku Minat Disiplin, Buku 15
n minat dan cerita, membaca tekun cerita menit bakat siswa dongeng, dan anak lain-lain meningkat diawal kegiatan pembelajaran 5. Lebih Mengikuti Selalu Keberanian 30 mencintai kegiatan aktif, , percaya menit bangsa dan upacara tidak pasif diri, tanah air bendera, disiplin ataupun menyaksikanka n kegiatan 17-san 3. Cerita: “Bersosialisasi dan berkomunikasi membuat kita mengenal oranglain dan mengenal diri sendiri” Ayu adalah seorang siswi SD, dia termasuk salah satu murid yang pintar disekolahnya dalam berbagai mata pelajaran yang ada. Namun ayu adalah anak yang kurang dalam hal bersosialisasi dan berkomunikasi, terutama kepada teman-temannya. Padahal banyak yang ingin berkenalan dan berteman dengan baik dengannya, tetapi ayu menutup dirinya dalam berteman dan lebih memilih untuk diam dan hanya fokus pada pelajaran. Dengan keadaan seperti ini, guru kelas ayu berperan untuk membuat ayu menjadi anak yang aktif dalam bersosialisasi dan berkomunikasi kepada oranglain terutama teman-temannya. Guru kelas ayu berinisiatif mengadakan kegiatan Tanya jawab yang bersifat santai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, dimana semua murid wajib memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan . semua murid bebas untuk melontarkan pertanyaan kepada siapapun dan sebanyak apapun, dan para murid melontarkan banyak pertanyaan kepada ayu, mau tidak mau dan ayu pun harus menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Beberapa hari kemudian ayu menjadi anak yang lumayan mau diajak berdiskusi, mau berteman, dan sedikit terbuka terhadap teman- temannya. Ternyata cara yang diberikan kepada ayu sangat berguna dan bermanfaat dan tentunya membawa dampak yang baik. Melontarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan termasuk salah satu cara untuk bersosialisasi dan berkomunikasi yang baik, dan untuk mengenal oranglain juga diri sendiri.