Anda di halaman 1dari 6

MENGERJAKAN TUGAS TUTORIAL 1

KELAS 3B

NAMA : NOVIANA VIDIARNI

NIM : 857819564

MATA KULIAH : PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

HARI TANGGAL : AHAD, 17 APRIL 2022

1. Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk-bentuk kegiatan belajar
yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari-hari.
Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak,
meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon,
mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan
mengamati. Kegiatan pengembangan masing-masing kemampuan belajar pada
siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik
siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan
belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal. Untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan metode
discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga
menggunakan metode eksperimen.
2. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak,biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk
mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru dapat menggunakan kegiatan
bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa. Contoh
kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak siswa
adalah sebagai berikut:
a. Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa,
seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat
menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat,
tanggal, dan hal-hal lainnya dengan cara mendengar dan kemudian
menyebutkan. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda bisik”.
Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang
disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang
lain.
b. Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan
dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan
pertanyaan, hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
c. Bermain dengan gambar, misalnya membuat gambar, merancang, dan
melihat gambar, slide, video, atau film.
d. Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau
kata – katayang terdapat pada lagu.

3. Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari
lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling
dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat,
mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan
hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan
kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh
yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai
dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi
lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya
mereka lihat sehari – hari.

4. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal
pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya
berada pada tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa
belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang terjadi di
sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru
ke siswa kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi.
Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar,
namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang,
Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk
belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari
gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk
kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan
untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi metode
belajar siswa. Disamping memberi bekal keterampilan belajar, guru harus
berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis
pada siswa dalam belajarnya

5. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai siswa, guru dapat menggunakan
permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Melalui permainan ini,
siswa yang dibagi ke dalam beberapa kelompok binatang diharuskan untuk
membuat karakteristik dari binatang yang menjadi kelompoknya. Kemudian
menyuruh siswa untuk merangkai pertanyaan mengenai cirri-cirin yang sudah
dibuat oleh teman di kelompok lain. Misalnya;
- Keluarga kambing
a. Hidupnya di darat
b. Makanannya rumput
c. Kegunaanya; sebagai hewan ternak, bulunya dapat dibuat untuk
kerajinan tangan, dapat menjadi hewan kurban
d. Cirri-cirinya; mempunyai 4 kaki, berbulu lembut,mempunyai kepala ,
berkembang biak dengan melahirkan, tidak punya cakar.

Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan


selama presentasi, kelompok lain boleh bertanya atau menambahkan hal-hal lain
tentang binatang yang sedang dipresentasikan.

Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan mengamalkan tersebut, biasanya


diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran
tersebut siswa diajarkan tentang nilai –nilai moral dan pengalamannya dalam
kehidupan sehari – hari.

6. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran
PPKn dan Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang
nilai –nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka
bersosialisasi dimasyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap
saling menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa
diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari dengan cara menghormati teman yang sedang
berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari
besar agamanya, dan lain-lain.

7. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan
teka-teki atau tebak-tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu
permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya.
Manfaat dari permainan teka-teki ini adalah:
a. Mengasah daya ingat
b. Belajar klarifikasi
c. Mengembangkan kemampuan analisis
d. Menghibur

8. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi
darisuatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan
merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana cara memberi
respon atau tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa
musibah seperti banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.

9. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang
dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses
pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan
pembelajaran, yaitu:
a. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar
b. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
barusebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam
masyarakatmodern berarti belajar tentang proses.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat


membiasakan siswa-siswa untuk berpikir dalam bentuk skema, kemudian
mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam
pemikirannya masing-masing. Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai
dengan teori humanistik yang dikemukakan oleh Rogers.
10. Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan
dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk
mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode
bermain perandengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai