Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : AYU ROHIMAH

NomorIndukMahasiswa/ NIM : 859739645

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4104/Perspektif Pendidikan SD

Kode/Nama UPBJJ : 83/KENDARI

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN
1. Berikut rancangan kegiatan pembelajaran disekolah dasar dengan cara belajar menemukan, menyimak,
meniru, merangkai, menghafal, mengamalkan, dan menganalisis :
1) Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar Menemukan, guru dapat menerapkan
metode discovery learning. Contoh: guru menjelaskan macam-macam bentuk daun, lalu meminta
murid untuk menemukan beberapa daun yang berbeda sesuai apa yang dijelaskan.
2) Contoh kegiatan belajar menyimak siswa adalah Bermain dengan kata seperti bercerita, membaca
serta menulis, Bermain dengan pertanyaan dan didampingi dengan hadiah kecil untuk
memancing semangat belajar siswa sehingga siswa dapat lebih menyimak.
3) Untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru guru dapat Menggunakan kegiatan bermain
peran mengenai profesi yang ada disekitar siswa.
4) Untuk mengembangkan kemampuan belajar merangkai dapat dilakukan dengan permainan aneka
jenis binatang.
5) Pada pengembangan kemampuan menghafal, sebaiknya siswa diberi bekal pengetahuan dan
berfikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan
pemahaman saja.
6) Metode belajar mengamalkan biasanya terdapat hanya pada mata pelajaran agama dan PKN,
sebab pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai-nilai moral.
7) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka-teki atau tebak-
tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang
tersedia dan mencari jawabannya.

2. Menurut pendapat saya, cara program bimbingan di SD yang melibatkan peran orang tua siswa yaitu,
dengan cara memberikan catatan kecil, menghubungi kontak orangtua atau melakukan pertemuan orang
tua terkait pembelajaran pada siswa untuk menunjang pendidikan anak tersebut agar lebih efisien, karena
pembelajaran anak di sekolah akan lebih baik lagi dengan adanya bimbingan dari orang tua di rumah
sehingga siswa mencapai perkembangan individu secara optimal. Dengan kata lain, ada hubungan peran
yang kuat diantara orang tua dan guru dalam bimbingan dan konseling di SD. Peran yang sebaiknya
dilakukan oleh orang tua siswa dalam bimbingan dan konseling di SD meliputi :
a. Mengadakan konsultasi dengan guru tentang anak.
b. Memberikan balikan kepada guru tentang anak.
c. Menjadi sumber belajar jika diperlukan.
d. Berbagi informasi tentang membimbing anak.
e. Mengetahui jadwal belajar anak.
f. Mengetahui kondisi sekolah dan lingkungan sekitar.
g. Berdialog dengan anak.
h. Memberi ganjaran atau balikan kepada anak.
i. Memberikan bantuan atau dukungan yang dibutuhkan oleh anak.
j. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
k. Berupaya memenuhi perlengkapan belajar.
l. Menerima dan menghargai individualitas anak.
m. Memperlakukan anak sesuai norma sosial.
Hal-hal perlu digarisbawahi oleh orang tua siswa didalam bekerja sama dengan seorang guru siswa, tidak
bisa salah satu pihak bersikap mendominasi, merasa lebih baik atau lebih unggul.

3. Berikut rancangan desain model layanan bimbingan untuk anak berbakat disekolah dasar diantaranya :
a. Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi ini yaitu
dengan cara “lompat kelas”, artinya, anak dari Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui
kelas I Sekolah Dasar, tetapi langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian
juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang
untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk seluruh mata pelajaran
b. Cara lain yang dapat ditempuh selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di
rumah atau di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua
atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa
anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja
dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
c. Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya
jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual
masih bisa cukup memadai.
d. Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat yang
kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas
tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana
pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat
harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak
berbakat.

4. Menurut analisis saya profil kompetensi guru SD yang tidak dimiliki bu Ratna adalah pendidikan sarjana
keguruan yang dimana kompetensi tersebut sangat penting bagi seorang pengajar, yang dimana Bu Ratna
adalah seorang ibu yang berlatar belakang pendidikan sarjana pertanian yang kurang cocok dengan
jurusannya apabila dia ingin membangun sekolah dasar karena pada dasarnya dia menuntut ilmu sarjana
pertanian bukan sarjana keguruan sehingga Bu Ratna hendaknya menempuh pendidikan sarjana keguruan
untuk melaksanakan keinginannya dalam membangun sekolah dasar.

5. Berikut prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di sekolah dasar yaitu:


a. Prinsip relevansi yaitu secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum, Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. tuntutan dan potensi peserta didik serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat.
b. Prinsip efektivitas yaitu mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
c. Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
d. Prinsip fleksibilitas yaitu dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya. Hal ini, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
e. Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai