Danirahma670@gmail.com
PENDAHULUAN
SMP Negeri 1 Sumbang merupakan salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP di
Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dalam menjalankan kegiatannya SMP Negeri 1
Sumbang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP Negeri 1
Sumbang menyediakan akses internet yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih mudah. Pembelajaran di SMP Negeri 1 Sumbang dilakukan pada sehari
penuh. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 5 hari. Peserta didik di SMP Negeri 1
Sumbang memiliki karakteristik yang beraneka ragam. Dengan adanya hal tersebut, guru sangat
berperan penting yang harus adil dan memfasilitasi berdasarkan karakteristik peserta didik. Guru
dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Pembelajaran berdiferensiasi dilatar belakangi akan kebutuhan belajar peserta didik yang
berbeda-beda, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
yaitu “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Oleh sebab itu, guru itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”. Pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk
membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan kesiapan belajar siswa (differentiated by
readiness), minat siswa (differentiated by interest) dan profil siswa (differentiated by learning 5
profil). Selanjutnya guru dapat mendeferensiasikan pembelajaran dari segi konten, proses dan
produk. Dengan demikian kebutuhan siswa dapat diakomodasi. Untuk mempermudah akomodasi
kebutuhan ini, pembuatan pemetaan profil, minat dan kesiapan belajar dalam bentuk survei
merupakan kunci utama sebagai langkah awal merencanakan pembelajaran. Pemetaan ini
memungkinkan kita untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan keberagaman karakteristik
peserta didik (Tomlinson, 2001).
Sebagai aktor utama dalam menjalankan roda pendidikan nasional seorang guru
hendaknya memahami bahwa setiap anak itu unik, mereka memiliki mimpi, intelegensi, bakat
dan kemampuan yang berbeda. Ungkapan tersebut sejalan dengan teori seorang psikolog
bernama Urie Bronfenbrenner (2019) yang menuturkan bahwa setiap anak mempunyai minat,
bakat, kemampuan kognitif yang berbeda tergantung pada latar belakang budaya dimana mereka
dibesarkan. Oleh karenanya, memiliki kompetensi pedagogik yang baik adalah keutamaan
menjadi seorang guru. Guru perlu mempertimbangkan tindakan yang masuk akal untuk diambil
kemudian, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti memperlakukan atau bertindak
secara berbeda untuk setiap peserta didik untuk belajar, juga tidak berarti bahwa peserta didik
yang cerdas dibandingkan dengan peserta didik yang kurang cerdas dalam pembelajaran
berdiferensiasi.
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
Pada Topik 1 menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar
peserta didik, yaitu:
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan
bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi sama halnya dengan menggunakan tombol
equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya
Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Ketika mengajar,
menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta didik akan menyamakan
peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar
yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif
kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan peserta didik. Pada modul
ini, kita hanya akan mencoba membahas enam dari beberapa contoh perspektif kontinum
tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer.
Sepanjang tahun, peserta didik yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang
berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" peserta
didik pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Seorang guru menjaga minat murid tetap
tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja peserta didik.
Beberapa contoh ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat
diantaranya misalnya:
a. Meminta peserta didik untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan
pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau bentuk lain
sesuai minat mereka.
b. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
c. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
d. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Peserta didik diminta mempelajari
bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka
boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
1. Konten
Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya
dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek
kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau
kombinasi dari ketiganya. Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala
sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar.
2. Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang
pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Pada bagian ini peran guru harus menganalisis apakah pembelajaran dilakukan secara
mandiri atau berkelompok. Guru juga perlu melihat siapa saja siswa yang memerlukan bantuan
dan pertanyaan pemandu dalam pembelajaran sebelum siswa melakukan pembelajarannya secara
mandiri. Tentunya guru perlu mempertimbangkan berdasarkan pada rancangan pembelajaran
yang telah disusun. Adapun dalam diferensiasi proses meliputi; 1) kegiatan berjenjang, pada
bagian ini siswa harus membangun pemahaman yang sama, namun tetap perlu memperhatikan
dukungan, tantangan dan tantangan yang berbeda; 2) menyediakan pertanyaan pemandu yang
mampu mendorong siswa dalam mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari; 3) membuat
agenda individual, seperti membuat catatan daftar tugas yang mencakup pekerjaan siswa terkait
kebutuhan individual siswa; 4) memfasilitasi durasi waktu bagi siswa dalam menyelesaikan
tugasnya. Dalam hal ini peran guru harus memberi dukungan kepada siswa yang mengalami
kesulitan atau sebaliknya untuk mendorong siswa agar menganalisis materi lebih mendalam; 5)
mengembangkan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik; 6) mengklasifikasi kelompok yang
sesuai dengan kemampuan dan minat murid.
3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi
untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-masing peserta
didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang
sama. Produk ini merupakan pekerjaan yang harus ditunjukan kepada guru. Wujud dari produk
tersebut bisa berbentuk karangan, tulisan hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman,
diagram, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar pemahaman siswa berkaitan dengan apa yang
menjadi tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembuatan produk bertujuan agar
pemahaman siswa bisa lebih luas lagi terkait apa yang telah mereka pelajari baik secara
individual atau berkelompok. Dalam diferensiasi produk terdapat dua yang menjadi fokus yaitu
tantangan dan kreativitas hasil dari ekspresi pembelajaran yang diinginkan siswa. Pada bagian ini
peran guru sangat penting untuk menentukan ekspektasi siswa diantaranya; 1) menentukan
indikator pekerjaan yang ingin dicapai; 2) dalam produk tersebut konten harus muncul; 3)
merencanakan proses pengerjaannya; 4) merancang output yang diharapkan dari produk tersebut.
Meskipun siswa dapat membuat produk yang sesuai minat dan kebutuhan belajar, namun guru
juga perlu memberikan indikator yang harus dicapai terkait kualitas produk yang telah dibuat.
4. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan
berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan
hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta
rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal
tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi,
2022). Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun
psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk
belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar
kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu
topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan
menciptakan ruang kelas tenang.
HASIL ANALISIS
Hasil observasi dan assistensi mengajar selama mengikuti PPL di SMP Negeri 1
Sumbang pada kelas 9A dan 9E, diperoleh temuan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan
guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Teks Diskusi belum sepenuhnya
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Jika dikaitkan dengan Topik 1 dalam hal penugasan,
guru memberikan tugas pada peserta didik secara individu dan berkelompok. Pembagian
kelompok belum melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik seperti berdasarkan
kesiapan belajar peserta didik (readiness), minat peserta didik, dan profil belajar peserta didik.
Guru membagi kelompok secara acak tanpa memperhatikan pemetaan kebutuhan belajar
peserta didik. Permasalahannya tidak semua peserta didik dapat aktif dalam berdiskusi. Hanya
beberapa peserta didik yang aktif mengerjakan tugas tersebut lalu mempresentasikan di depan
kelas. Penyebab lain dari masalah pembelajaran ini yaitu banyak dijumpai peserta didik yang
tidak memiliki minat belajar dengan alasan tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia
karena dianggap susah. Saat peserta didik tidak memiliki minat belajar yang baik, maka hasil
belajar yang diperoleh pun akan buruk.
Guru seharusnya memahami bahwa dalam pembelajaran hasil tidak selalu menjadi fokus
utama, tetapi prosesnya sampai suatu tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dalam
proses pembelajaran, setiap peserta didik memiliki keunikan yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Ada peserta didik yang cepat menangkap pelajaran dan dapat
menyelesaikan tugas dan kegiatan pembelajaran lebih cepat dari yang diperkirakan. Sebaliknya,
ada juga peserta didik yang lambat dalam menerima pembelajaran sehingga sering tertinggal
dalam pembelajaran dan butuh waktu yang lebih lama dibanding peserta didik yang lain. Dalam
hal ini, guru harus memahami bagaimana kebutuhan belajar peserta didik. Kemampuan yang
dimiliki setiap peserta didik beragam, sehingga guru tidak boleh beranggapan bahwa semua
peserta didik memiliki potensi yang sama. Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang
berbeda-beda sehingga guru perlu mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan
memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar
peserta didik. Dengan demikian, minat dan semangat belajar peserta didik akan meningkat yang
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
a. Stimulation
Peserta didik mengamati video, gambar, dan teks diskusi (Diferensiasi Konten)
b. Problem Statement
c. Data Collage
Peserta didik bekerja kelompok dan mencari informasi dari berbagai sumber
(Diferensiasi Proses) dan (Diferensiasi Produk)
d. Data Processing
Peserta didik menganalisis kalimat pro & kontra danunsur kebahasaan teks
diskusidengan benar, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru / tutor teman
sebaya.(Diferensiasi Lingkungan Sebaya)
e. Verification
f. Generalitation
PENUTUP
Pradina, Q., Faiz, A., & Yuningsih, D. (2021). Peran Guru dalam Membentuk Karakter Disiplin (
Studi Pada Siswa di Mi Nihayatul Amal Gunungsari Cirebon ). Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6),
4118–4125.