Anda di halaman 1dari 4

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran dimana guru memberi memberi


keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar,
minat, dan profil belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdeferensiasi memberikan ruang yang
sama bagi murid untuk menumbuhkembangkan minat dan bakatnya saat belajar didalam kelas.
Pembelajran berdeferensiasi adalah bentuk keadilan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid
yang beragam.
Seorang guru harus mampu megidentifikasi dan memetakan serta memberikan keadilan
dalam proses kebutuhan belajar murid yang beragam. keadilan yang dimaksud disini adalah guru
berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia butuhkan dalam
menumbuhkankembangkan minat dan bakatnya, dan tetunya saja hal itu akan menjadikan porsi
yang berbeda-beda untuk semua murid. Adapun 3 aspek yang harus diperhatikan guru dalam
memetakan dan mengidentifikasi kebutuhan belajar murid dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Kesiapan Belajar murid ( READINESS )
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep,
atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid
akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka
tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai,
mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Disini guru dapat
menyiapkan pembelajaran dengan dinamika yang sesuai kebutuhan belajar murid yang
beragam.
2. Minat Murid
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah
kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan
diri. Minat sebenarnya dapat dilihat dalam 2 perspektif. Pertama sebagai minat
situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan
oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu.
Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan,
meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya
berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat
bantu visual.
Kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk
terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga
dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan,
maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru
yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau
menghibur.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid
diantaranya adalah dengan:menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian
murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb), menciptakan konteks
pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, mengkomunikasikan nilai
manfaat dari apa yang dipelajari murid, dan menciptakan kesempatan-kesempatan belajar
di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).
3. Profil Belajar Murid
Profil belajar adalah karakteristik unik setiap individu yang mempengaruhi gaya dan
kebiasaannya dalam belajar, yang membantunya untuk bisa lebih cepat memahami
konsep dan menguasai ketrampilan baru. Profil Belajar mengacu pada cara-cara
bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau
memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan
kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Terdapat beberapa
factor yang mempengaruhi profil belajar murid yaitu preferensi terhadap lingkungan
belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar, dan preferensi berdasarkan kecerdasan
majemuk ( multiple intelegence ).
Guru adalah kunci dari keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi. Murid di dalam kelas
berasal dari latar belakang yang berbeda, preferensi belajar yang berbeda, minat yang berbeda
dan belajar dengan kecepatan berbeda sehingga kesiapan belajar mereka pun berbeda -beda.
Guru harus mampu mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar murid agar dapat
membuat perencanaan pembelajaran yang mengkoordinir semua kebutuhan belajar murid.
Terdapat berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar dapat
mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar murid diantaranya menggunakan Asesmen.
Terdapat 3 jenis asesmen yaitu :
1. Pra Asesmen
Pra Asesmen adalah tahapan awal dalam untuk memvalidasi bukti pendukung sebelum
dilakukan uji kompetensi. Lewat pra asesmen ini, guru dapat mengukur kemampuan awal
murid – muridnya. Guru dapat menggunakan berbagai macam strategi untuk melakukan
pra asesmen diantaranya yaitu memberikan pre test, peta konsep, survei minat, bagan T-I-
B ( Apa yang aku Tahu, ingin Tahu, dan telah Belajar ), diskusi dan kuis informal.
2. Asesmen Formatif
Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen
formatif dapat dilakukan secara formal maupun informal. Secara informal dapat
dilakukan dengan cara membuat daftar periksa ( checklist ) kemajuan murid, menjawab
pertanyaan, mengerjakan kuis, observasi, dll sementara secara informal dapat dilakukan
dengan cara mengamati dan mendengarkan pendapat saat murid melakukan diskusi,
meminta murid mengekspresikan bagaimana pemahaman mereka materi yang baru saja
diajarkan kepada mereka dengan menggunakan cara – cara atau respon tertentu.
3. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran
atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai
dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Asesmen sumatif
dilakukan dalam bentuk ters objektif atau portofolio akhir yang nantinya akan mendapat
nilai.
Keterkaitan antara modul ini dan modul sebelumnya yaitu pada modul 1.1 mempelajari 6
Dasar pemikiran ki hajar Dewantara. Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada murid dimana pendidikan harus menyesuaikan dengan kodrat
alam yaitu kondisi murid sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya, lingkungan tempat murid
berada dan kodrat zaman yaitu perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun anggota masyarakat.
Pada modul 1.2 mempelajari tentang nilai – nilai dan peran guru penggerak agar
mengetahui hakikat dan kodrat pekembangan dan pertumbuhan peserta didik baik itu secara
psikologis dan biologis dimana dasar – dasar perkembangan otak anak yaitu thinking fast and
slow dan berlanjut pada 5 dasar kebutuhan anak yaitu kebebasan, kasih sayang dan rasa diterima,
kesenangan dan bertahan hidup. Salah satu poin dari nilai-nilai guru penggerak adalah berpihak
kepada murid yang artinya harus bisa memenuhi kebuatuhan belajar murid, selain itu peran guru
penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran yang artinya harus mampu mengatur dan
merencanakan pembelajaran dengan baik dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid.
Pada modul 1.3 mempelajari tentang Visi guru penggerak. Visi adalah tujuan atau arah
apa yang kita cita – citakan, mimpi,harapan dalam Pendidikan dalam hal ini peserta didik di
masa depan. Dalam proses pembelajaran di kelas setelah saya mempelajari modul ini guru harus
mampu menjadi pribadi yang lebih maju dengan visi yang telah dibuat. Guru juga harus mampu
mengelolah pembelajaran dengan baik dan menyenangkan sesuai dengan visinya. salah satu poin
penting adalah guru penggerak harus mampu menggerakan perubahan di sekolahnya masing-
masing terutama terkait dengan pemeblajran yang berpihak kepada murid.
Modul 1.4 mempelajari tentang budaya positif. salah satu poin penting yang berkaitan
dengan modul 2.1 pembelajaran berdeferensiasi adalah guru harus berperan sebagai posisi
control manajer agar dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaialkan setiap
permasalahan siswa agar siswa keluar dengan karakter yang lebih kuat lagi serta menghargai
dirinya sendiri dan nilai – nilai yang ada di dalam dirinya.
Salam Guru Penggerak!
Tergerak!

Bergerak!
Menggerakan!

Guru Bergerak Indonesia Maju!

Anda mungkin juga menyukai