Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ADE NURJANAH

NIM : 855794593
KELAS : PGSD 2B
MAKUL : PEMBELAJARAN IPA di SD
TUTON : SAFITRI AGUSTINA ,S.T.,M.Pd

1. Jelaskan tentang tahap perkembangan mental anak menurut teori Piaget?


Jawaban:
Menurut teori perkembangan mental Piaget ada 4 tahapan perkembangan Kognitif pada
anak antara lain sebagai berikut:
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Setiap bayi atau anak juga terlahir memiliki reflex untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Contoh sederhana dari adanya reflex adalah ketika kita menyentuh
bibir bayi dengan jari, bayi akan menghisap jari tersebut. Tidak selamanya refleks
terjadi karena danya stimulus. Ada saat refleks terjadi karena anak melatih
kemampuan motor mereka
b. Tahap preoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap preoperasional, mereka membangun pengetahuan tentang objek,hubungan
kausalitas, ruang , dan waktu melalui media atau representaasi mental. Kemampuan
representasi mental dalah kemampuan anak memahami suatu benda yang
disimbolkan dengan benda lain.
Misalnya, orang tua yang menyuapi anaknya dengan sendok pura-pura bahwa sendok
yang melayang di udara adalah pesawat. Anak memiliki skemata awal bahwa pesawat
terletak di udara. Dalam hal ini, media atau representasi mental yang digunakan
adalah gesture. Selain gestur, media lain yang juga digunakan adalah gambar dan
kata-kata.
c. Tahap operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap operasional konkret anak lebih sadar akan hubungan dalam keluarga,
tema, atau ruang lingkup sosial yang lebih besar. Walaupun demikian, operasi
konkret tetap membutuhkan permasalahan konkret yang dapat dilihat anak. Mereka
belum mampu memcahkan atau memikirkan masalah atau konsep abstrak
d. Tahap operasional formal (11-15 tahun)
Pada tahap operasional formal, anak mulai mampu memikirkan konsep abstrak,
berpikir logis dan menarik kesimpulan. Mereka bisa membuat prediksi tentang
kemungkinanyang dapat terjadi dari sebuah isu. Dengan mencapai tahap operasional
formal, berakhirlah rangaikan tahap perkembangan kognitif. Namun Pemikiran
bersifat logis, abstrak dan fleksibel. Pemikiran dapat terus berubah dan berkembang
karena operasional formal diaplikasikan ke dalam berbagai macam situasi dan
konteks.

2. Jelaskan pula tentang model belajar penemuan (discovery learning) yang disusun
oleh Bruner!
Jawaban:
Brunner menyusun suatu model belajar yang disebut dengan model belajar penemuan
(discovery learning). Brunner beranggapan bahwa model belajar sesuai dengan hakiki
manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif,
memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya serta akhirnya akan mendapatkan
pengetahuan yang bermakna. Model belajar penemuan dapat dipandang sebagai suatu
belajar yang terjadi apabila seseorang (siswa) tidak diberikan dengan konsep atau teori,
melainkan siswa sendiri yang harus mengelola, dan melakukan penemuan sehingga dapat
menemukan konsep atau teori itu. Hal ini mensyaratkan siswa untuk menemukan
hubungan-hubungan di antara informasi yang ada. Penemuan merupakan suatu
pembentukan kategorisasi atau lebih seringnya pembentuan sistem koding.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan. Kelebihan
tersebut antara lain : Pengetahuan yang diperolehakan bertahan lama dan akan lebih
mudah untuk diingat dibandingkan dengan cara-cara belajar yang lainnya. Ada istilah
yang popular yaitu siapa yang mengerjakan, dia yang mengerti dan mengingatnya.
Model penemuan ini juga dapat mengubah motivasi belajar pencarian pujian dari luar ke
kepuasan batin. Model penemuan juga membekali siswa atau pembelajar dengan
prosedur yang praktis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta
secara aktif dalam membangun pengetahuan yang akan mereka peroleh. Keikutsertaan
siswa mengarahkan pembelajaran pada proses pembelajaran yang bersifat student-
centered, aktif, menyenangkan, dan memungkinkan terjadinya informasi antar-siswa,
antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan lingkungan

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:

 Pemberian rangsangan (stimulation)


 Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
 Pengumpulan data (data collection)
 Pengolahan data (data processing)
 Pembuktian (verification)
 Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

3. Berikan contoh penerapan model Bruner dalam Pembelajaran IPA Sd kelas III, IV,
V DAN VI (Pilih satu kelas )
Jawaban

Contoh penerapan teori belajar bruner dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD

KD IPA 3.7: Menerapkan sifat-sifat cahaya dan keterkaiatannya dengan indra penglihatan,materi
pokok : sifat cahaya dapat menembus benda bening dengan memperhatikan A. Alat dan bahan B.
Cara pelaksanaan pembelajaran

A. Alat dan bahan

1. Gelas bening atau plastic bening

2. Korek api

3. Lilin

4. Kertas

5. Air

6. Untuk membuat dudukan :

* Paku dan Palu

* Kayu
B. Cara pelaksanaan pembelajaran

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membuat dudukan dengan menggunakan kayu dan paku

3. Menempelkan lilin di ujung dudukan dan menyalakannya.

4. Meletakan gelas bening pada ujung dudukan dengan arah yang berlawanan lilin pada jarak 25
cm. Dan mencatatkannya pada hasil pengamatan table.

5. Mengulangi lagi langkah empat dengan jarak yang berbeda yaitu 30 cm, 20 cm, dan 15 cm.
Dan mencatatkannya pada hasil pengamatan table

6. Mengisi gelas bening dengan air sampai pada jarak 25 cm serta meletakan kertas dibelakang
gelas. Dan mencatatkannya pada hasil pengamatan table

7. Mengulangi lagi langkah enam dengan jarak yang berbeda yaitu 30 cm, 20 cm, dan 15 cm.
Dan mencatatkannya pada hasil pengamatan table

4. Berikan contoh penerapan pendekatan yang tepat untuk materi IPA yang sesuai
dari kelas 1 sampaai dengan kelas 6 (pilih salah satu kelas)
Jawaban:
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan ini melatih keteraampilan memecahkan masalah dan sekaligus melatih siswa
bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tanggap terhadap berbagai kondisi dan
situasi yang dihadapinya, dan memiliki kreativitas. Salah satunya caranya adalah
mengupayakan siswa belajar secara aktif, mengumpulkan data, menanggapi pertanyaan,
dan mengorganisasikan informasi.
Contoh gambaran penerapan pendekatan pemecahan masalaah:
Kelas/Semester: VI/1
Aspek: Benda dan Sifatnya
Standar kompetensi: Kemampuan memahami saling kaitan antara suhu, sifat hantaran
dan kegunaan benda an mengidentifikasi factor penyebab perubahn benda serta
kemampuan memanfaatkan keterkaitan timbal balik anatara sifat benda dan kegunaannya
Kompetensi dasar : Siswa mampu
1) Membandingkan sifat kemampuan menghantrakan panas dari berbagai benda dan
penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari
2) Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa perubahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) dipengaruhi oleh berbagai faktor

Pendekatan dan prosedur untuk kompetensi dasar butir 1) guru membimbing siswa
merumuskan dan memecahkan permasalahan dengan :

1) Mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan sehari-hari, misalkan


mencari cara agar makanan/minuman bertahan lama untuk tetap panas
2) Merumuskan permasalahan: Bagaimana menyimpan minuman agar tetap
panas ? Bahan terbuat dari apa yang membuat inuman tetap panas?
3) Merumuskan hipotesis : Air panas yang disimpan dalam botol yang
dibungkus busa tipis akan lebih tahan panas daripada yang dibungkus kain
katun dan yang dibungkus aluminium foil
4) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk
membuktikan hipotesis bahwa air panas yang disimpan dalam botol yang
dibungkus busa tipis akan lebih tahan lama panasnya.
5) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan cara
menyimpan minuman (air panas) agar tetap panas
6) Merumuskan hipotesis: Sendok logam memiliki sifat mengahnatar panas
lebih baik daripada batang kaca, sendok plastic, dan pensil kayu
7) Melakukan kegiatan (demonstrasi atau kerja kelompok) untuk
membuktikan hipotesis bahwa bahan logam memiliki sifat menghantar
panas paling baik dibandingkan dengan kaca, plastik dan kayu
8) Merumuskan kesimpulan dari kegiatan tersebut terkait dengan
mengidentifikasi penghantar panas (konduktor) dan bukan penghantar
panas (isolator)

Evaluasi : Evaluasi formatif untuk memperbaiki program pembelajaran dan memantapkan


pemahaman dan ketrampilan serta pengembangan sikap. Dilakukan evaluasi sumatif untuk
menilai pemahaman, ketrampilan, dan kecenderungan bersikap. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan instrument tes untuk Konsep dan Keterampilan serta instrument non tes untuk
keterampilan dan sikap.

5. Jelaskan pengertian berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam


pembelajaran IPA minimal 3 jenis pendekatan!
Jawaban:
Berikut adalah bebrapa pendekatan yang dapat dgunakan dalam pemeblajaran IPA
1) Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa
mengembangkan kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan
secara bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis
yang mempengaruhi manusia dalam dan memperlakukan lingkungan tersebut.
Kebiasaan siswa tersebut dibangun melalui pemahaman siswa terhadap lingkungan
itu sendiri. Pada pendekatan ini, pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk mengembangkan sikap perilaku peduli
mencintai ligkungan, dan untuk mengembangkan keterampilan meneliti lingkungan.
2) Pendekatan Faktual
Pendekatan Faktual adalah suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-
hasil peemuan IPA dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting tentang IPA. Metode yang paling efisien untuk
menindaklanjuti pendekatan ini adalah dengan membaca, menyampaikan pendapat
ahli dari buku, demonstrasi, latihan (drill) dan memberikan tes.
3) Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan Pemecahan maslaah merupakan suatu pendekatan yang penting. Setiap
masalah memiliki suatu daya positif atau daya pendorong yang cenderung menuju
kearah perubahan yang positif untuk memperbaiki suatu kondisi atau keadaan. Naun
dilain pihak terdapat pula daya piker negative atau pengahambat yang berupaya untuk
mempertahankan permasalahan tersebu. Oleh sebab itu dalam pemecahan masalah
perlu dilakukan identifikasi day pendorong positif yang dapat digunakan dan
identifikasi daya penghambat untuk diminimalkan pegaruhnya.

Anda mungkin juga menyukai