Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian Teori

Pada penelitian ini, kami memuat informasi tertulis (teori) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel atau masalah yang diteliti berupa. Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar Selama Pandemi ini yang digunakan sebagai rujukan dalam menentukan masalah dan
kerangka berfikir sekaligus sebagai acuan / landasan dalam penelitian.

1. Hakikat Pembelajaran IPA di SD


IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis
dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri
Sulistyorini, 2007: 39).

Di dalam pembagian hakikat IPA dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a. IPA sebagai Produk


IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan dari para ahli saintis sejak berabad-abad,
yang menghasilkan berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi hasil yang berupa
fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data, konsep, prinsip dan
teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.

Dalam hakikat IPA dikenal dengan istilah :


 Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif atau
bisa disebut sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya. Misal : Air membeku dalam
suhu 0° C.
 Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya. Misal : Makhluk hidup dipengaruhi oleh
lingkungannya.
 Prinsip IPA adalah generalisasi ( kesimpulan ) tentang hubungan diantara konsep-konsep
IPA. Prinsip bersifat analitik dan dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab
prinsip bersifat tentative ( belum pasti ). Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah
prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika
udara tersebut dipanaskan.
 Hukum alam adalah prinsip – prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat
tentative, tetapi karena mengalami pengujian – pengujian yang lebih keras daripada
prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Misal : Hukum kekekalan energi.
 Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika
ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : teori meteorologi
membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan
terbentuk.

b. IPA sebagai Proses


IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam
menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-
kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. Melalui proses ini kita bisa
mendapatkan temuan-temua ilmiah, dan perwujudannya berupa kegiatan ilmiah yang disebut
penyelidikan ilmiah.

c. IPA sebagai Sikap Ilmiah


Maksudnya adalah dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan
dalam memecahkan masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap
tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap
ilmiah. Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan
pada anak SD yaitu: Sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, Sikap
kerja sama, Sikap tidak putus asa, Sikap tidak berprasangka, Sikap mawas diri, Sikap
bertanggung jawab, Sikap berpikir bebas, Sikap kedisiplinan diri, Adapun Sikap ilmiah lain
yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi yang sekarang lebih dikenal sengan
karakteristik adalah : Jujur, Teliti , Cermat
2. Prinsip-Prinsip Dalam Pembelajaran IPA SD
a) Prinsip 1
Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara
inderawi maupun noninderawi. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan memperoleh
pengalaman itu. Para siswa perlu dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar memperoleh
pengalaman.

b) Prinsip 2
Pengetahuan yang diperoleh ini tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu
diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman
itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

c) Prinsip 3
Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan
para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut
miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini
selama pembelajaran.

d) Prinsip 4
Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan
konsep yang lain. Tugas Anda sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk
mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep,
symbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.

e) Prinsip 5
IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Karena itu, Anda perlu mengenalkan ketiga
aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada
produk IPA saja. Namun, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Kita tidak
mampu mengikuti secara terus-menerus perkembangan itu setiap saat. Dan, kalaupun
mampu, menajdi pertanyaan besar adalah apakah semuanya disampaikan kepada siswa. Oleh
karena itu, akan lebih baik jika siswa dibekali dengan keterampilan menemukan pengetahuan,
yaitu: proses dan prosedur IPA. Proses menyangkut kegiatan penelitian. Sedangkan prosedur
menyangkut metode ilmiah yang digunakan dalam kegiatan penelitian.
B. Kerangka Pemikiran

1. Pentingnya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Pembelajaran IPA pada sekolah terutama pada sekolah dasar (SD) diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan
juga merupakan suatu proses penemuan.

Pembelajaran bidang studi IPA di sekolah berfungsi untuk


 Meningkatkan rasa ingin tahu dan kesadaran mengenai berbagai jenis lingkungan alam
dan lingkungan buatan dalam hubungannya dengan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari bagi manusia.
 Mengembangkan keterampilan proses siswa agar mampu memecahkan masalah melalui
“doing science”.
 Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan IPA, teknologi dan keterampilan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi.
 Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna serta keterkaitan dengan
kemajuan IPTEK, keadaan lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan
pelestariannya.

Menurut Standar Isi yang ditetapkan oleh Depdiknas RI yang mana juga digunakan oleh
Depag RI, terungkap bahwa tujuan pembelajaran sains di MI/SD, yakni agar peserta didik
memiliki kemampuan: sebagai berikut:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
 berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
 bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
 adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
 teknologi dan masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
 memecahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
 dan melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
 keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MT.

2. Pebelajaran Daring E-Learning


E-learning merupakan suatu proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi
(dalam hal ini internet) sebagai sarana efektif dan memperluas pengetahuan sesuai dengan
perkembangan ilmu secara real-time. E-learning tidak akan menggantikan pertemuan di kelas
tetapi meningkatkan dan mengambil manfaat dari materi-materi dan teknologi pengiriman
baru untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan e-learning, para siswa akan lebih
diberdayakan, karena kini proses belajar-mengajar tidak lagi berpusat pada guru tetapi beralih
ke siswa. Dengan koneksi ke internet, seorang siswa punya akses ke berbagai sumber
informasi yang tak terbatas. Selain itu, e-learning bersifat individual sehingga siswa yang
aktif dan cepat menyerap materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.

Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya whatsapp,
zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani
ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi covid 19 ini. Melansir laman resmi
Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di
rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google
foreducation; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipperschool (9) Ruang guru;
(10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Ciscowebex
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode atau Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Metode / jenis Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis penelitian ini dilihat dari tingkat
eksplanasi adalah Asosiatif. Menurut Sugiyono, penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif
karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bahapal Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun,


Sumatera Utara. Tepatnya di SDN 091326 Bahapal Raya. Waktu penelitian yaitu pada
tanggal 1 Desember 2020

C. Subjek Penelitian

Sibjek penelitian ini diajukan kepada siswa kelas 5 SDN 091326 Bahapal Raya

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan satu langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sistem angket dan observasi. Observasi
merupakan kegiatan ktivitas penelitian dalam rangka pengumpulan data yang berkaitan
dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan. Dalam
observaasi ini peneliti mengumpulkan data tengtang aktivitas aktifitas siswa selama pandemi
dengan belajar dari rumah (Learning From Home)

Anda mungkin juga menyukai