PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, pemannfaatan teknologi diawali dari dunia pendidikan untuk
meningkatkan SDM muda penulis akan membahas tentang Karakteristik
Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam
pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Karakteristik Pembelajaran IPA?
2. Apa saja Karateristik Pembelajaran Terpadu?
3. Apa saja Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna?
4. Apa saj Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan
Teknologi Tepat Guna?
C. Tujuan
A. Memehami Karakteristik Pembelajaran IPA
B. Memahami Karakteristik Pembelajaran Terpadu
C. Mengetahui Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna
1
Prawiradilaga, dewi s dan evelinesiregar.2004.mozaik teknologi pendidikan.Jakarta:pranada media
hal 274
1
D. Memahami Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan
Teknologi Tepat Guna
BAB II
PEMBAHASAN
http://robinvanmurdock.blogspot.com/2013/07/pengembangan-model-pembelajaran-ipa.html
diunduh kamis tanggal 11-09-2014 jam 21:01 wib
2
2. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi
oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang
dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada
lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan
benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum
mengalami perubahan.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan
cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya
kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Dengan bagan-
bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi,
yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
3
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan
masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis
melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan
masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir,
dan berbagai macam gerakan otot. Contoh : untuk mempelajari pemuaian pada
benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat
untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan
gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
4
sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh
data pengukuran kuantitatif yang akurat.
e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus
siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa
mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan,
menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-
cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.4
4
http://robinvanmurdock.blogspot.com/2013/07/pengembangan-model-pembelajaran-ipa.html
diunduh kamis tanggal 11-09-2014 jam 21:01 wib
5
Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses
mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu holistic, bermakna, otentik
dan aktif.
1) Holistik
Suatu gejala atau fenomena yng menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajiansekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak.
2) Bermakna
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitanya dengan
konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah –masalah yang
muncul didalam kehidupannya.
3) Otentik
6
banyak bersifat fasilitator atau katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor
pencari informasi dan pengetahuan.uru member bimbingan kearah mana yang dilalui
dan memberika fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Aktif
1) Pembelajaran yang berawal dari adanya pusat minat (center of interes) yang
digunakan untuk memehami gejala gejala konsep lain, baik yang berasal dari
bidang ilmu yang sama maupun yang berbeda.
2) Suatu cara untuk mengembangkan sikap pengetahuan dan keterampilan anak
secara simultan
3) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi atau
berbagai konsep dalam suatu bidang setudi yang mencerminkan dunia nyata di
sekeliling sesuai kebutuhan dan perkembagan anak
4) Menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda,
dengan harapan anak dapat belajar lebih baik dan bermakna 6
C. Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna
5
Trianto.2011.model pembelajaran terpadu.Jakarta:bumi aksara hal.61-63
6
Prawiradilaga, dewi s dan evelinesiregar.2004.mozaik teknologi pendidikan.Jakarta:pranada media
hal 384-385
7
Definisi TTG sesuai TTG sesuai Kepmendikbud No. 25/O/1995
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada
untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdayaguna atau untuk
pelaksanaan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari--hari menjadi lebih
mudah, murah dan sederhana.
Sub Unsur Menemukan Teknologi Tepat Guna di Bidang Pendidikan
Kriteria :Berupa teknologi tepat guna dalam proses belajar mengajar atau bimbingan
dan konseling.Teknologi tersebut bersifat lebih memudahkan
pelaksanaan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konsleing dengan hasil
yang lebih baik atau lebih optimal.
Bukti Fisik :
Uraian tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan yang dilengkapi dengan
gambar dan lain lain yang dianggap perlu
Pemberian Angka Kredit :
Angka kredit diberikan setiap penemuan teknologi Angka kredit diberikan setiap
penemuan teknologi tersebut (dengan nilai 5).
Bidang teknologi tepat guna
Teknik (Bangunan, Elektronika, Teknik Listrik, Mesin, Otomotif)
IPA (Kimia, Fisika, Biologi)Pendidikan Pendidikan,Pertanian, Peternakan, dll.
Contoh Teknologi Tepat Guna Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai
Dengan Kriteria (Alat Praktikum)
Mikroskop dan teleskop sederhana Alat uji/pelatih kelincahan dalam olah
Raga, Alat pengukur derajat keasaman (pH)Alat pengukur kekuatan magnit
Alat Uji Elektrolit Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan
Kriteria Yang Sesuai Dengan (Alat Bantu Mengajar)
Papan tulis mekanis (lipat, gulung dsb) OHP dengan kotak sederhana OHP
Proyektor slide
Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Alat Berlatih
Bentuk Permainan)
8
Alat permainan untuk melatih kecerdasan keterampilan
Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Instrumen
Uji/Alat Bimbingan)
Instrumen uji kecerdasan intelektual yang baru,Instrumen uji kecerdasan emosional,
Instrumen uji kecerdasan spiritual
Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Alat Lainnya)
Bangku lipat untuk siswa, Software aplikasi computer, Sumber belajar berbasis
computer Contoh Teknologi Tepat Guna berupa Aplikasi Komputer Bahan ajar
lengkap satu semester dengan menggunakan Flash Macro Media,Visual Basic atau
program lain Sistem informasi pendidikan untuk sekolah yang berhubungan dengan
proses menggunakan program/bahasa komputer tertentu (Java, PHP program/bahasa
komputer dll).7
D. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi
Tepat Guna
7
http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2012/06/02_Teknologi_TG.pdf diunduh kamis 11-09-2014 jam
21:15 wib
9
4) Pembelajaran lebih bermakna karena mereka memahami dari hasil belajarnya
sendiri dan sesuai kebutuhan dan perkembagan anak.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3 kemampuan dalam IPA yaitu (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang
diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan
kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya
sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan
dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban , memahami jawaban,
menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana ” tentang
gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara – cara sistematis yang
akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan
kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.
11