Anda di halaman 1dari 44

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktek Kerja Lapang adalah salah satu bentuk implementasi
secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di bangku
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu.
Dalam pelaksanaan  praktek kerja industri (Prakerin ) siswa
diharapkan tidak hanya mampu mengaplikasikan segala ilmu dan
teori- teori yang telah didapatkan di bangku sekolah, tetapi harus mampu
menimba pengetahuan baru dan bekerja sama ditempat praktek kerja
industri, baik dalam instansi swasta maupun pemerintahan.
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan
sumber devisa negara dari sektor non migas. Kakao sebagai salah satu
komoditas hasil perkebunan yang bernilai ekonomis cukup tinggi memiliki
potensi untuk terus dikembangkan di Negara kita ini. Selain itu kakao ini
juga merupakan salah satu komoditas yang sesuai untuk perkebunan
rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun,
sehingga dapat menjadi pendapatan harian atau mingguan bagi
masyarakat.
Menurut Karmawati et al (2010), Indonesia merupakan salah satu
negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia dan termasuk
Negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Ivory-Coast dan Ghana,
yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/thn. Dalam kurun
waktu lima tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao
meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan
saat ini mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut
merupakan perkebunan rakyat (http://laporanpklkakao.blogspot.com/).

1
Hasil penelitian yang dilakukan Zaenudin dan Baon (2004),
menunjukkan bahwa tanaman kakao produktivitasnya mulai menurun
setelah umur 15-20 tahun. Tanaman tersebut umumnya memiliki
produktivitas yang hanya tinggal setengah dari potensi produktivitasnya.
Kondisi ini berarti bahwa tanaman kakao yang sudah tua potensi
produktivitasnya rendah, sehingga perlu dilakukan rehabilitasi.
Upaya yang telah dilakukan oleh petani selama ini untuk mengatasi
penurunan produksi tanaman kakao yang dipengaruhi  umur tanaman yang
sudah tua adalah dengan melakukan peremajaan. Peremajaan dilakukan
dengan cara mengganti tanaman kakao yang tidak produktif (tua/rusak)
dengan tanaman baru secara keseluruhan atau bertahap dengan
menggunakan bahan tanaman unggul. Kegiatan ini membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk memperoleh hasil, dilain pihak kebutuhan hidup
sehari-hari petani terus meningkat. Apabila permasalahan tersebut  tidak
segera ditangani, maka dapat mengganggu kelangsungan produksi kakao
sebab akan terjadi penurunan produksi dari waktu ke waktu.
Perbanyakan secara generatif yang paling sering dilakukan oleh
masyarakat dibandingkan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif.
Perbanyakan secara generatif dianggap lebih mudah untuk dikembangkan,
selain itu perbanyakan ini mampu menghasilkan bibit dalam jumlah yang
banyak dengan waktu yang singkat. Namun diperlukan waktu yang cukup
lama dalam pertumbuhan bibit tanaman kakao yang diperbanyak secara
generatif.
Dalam rangka membangun kebijakan pembangunan pertanian yang
berorientasi pada pembangunan agribisnis atau agroindustri untuk
merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan
masyarakat, penyelenggaraan pendidikan menengah menengah

2
1.2. TUJUAN

Kegiatan praktek kerja industri diselenggarakan dengan tujuan :

1. Memantapkan pengetahuan belajar memiliki jiwa berwirausaha dan


mampu mengelola suatu usaha yang bergerak di bidang agribisnis
ataupun agroindustri.
2. Melatih siswa untuk menghayati kehidupan di masyarakat khususnya
yang bergerak di bidang agribisnis atau agroindustri.
3. Agar dapat mempraktekan secara langsung kegiatan pembibitan
tanaman kakao (Theobroma cacao l.).
4. Siswa dapat mengenal dan mengetahui tentang teknik pembibitan
kakao (Theobroma cacao l.).
5.  Siswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang teknik
pembibitan  tanaman kakao (Theobroma cacao l.) secara generative.
6. Agar siswa mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia
kerja.
7.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di bangku
sekolah.
1.3. MANFAAT
1. Agar dapat mempraktekan secara langsung kegiatan pembibitan
tanaman
kakao (Theobroma cacao l.).
2. Agar siswa dapat menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah atau
intansi swasta, pengusaha, petani dalam pengembang produk
pertanian.
3. Menanbah pengetahuan dan pengalaman siswa terhadap pembibitan
dan perawatan pembibitan tanaman kakao.
4. Meninbulkan minat siswa untuk berwira usaha dalam bidang
pembibitan tanaman kakao (Theobroma cacao l.).

3
5. Siswa dapat mengenal dan mengetahui tentang teknik pembibitan
kakao (Theobroma cacao l.).
6. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman di bidang
pembibitan tanaman kakao.

4
BAB II. PROFIL DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

2.1. Lokasi prakerin (Demplot)

Siswa melakukan prakerin di mulai pada tanggal 25 juni 2020


sampai dengan tanggal 25 agustus 2020. Kegiatan ini dilakukan atas kerja
sama antara sekolah SMK PP Negeri Kutacane dengan Dinas pertanian
setempat melalui perantara Badan Penyuluhan Pertanian ( BPP ) yaitu
khususnya BPP kecamatan Dheleng Pokhkisen, berdasarkan hubungan
kerja sama tersebut kegiatan prakerin ini yang sepenuhnya diawasi oleh
BPP setempat dan berdasarkan hasil permusawarahan bersama kami
melakukan kegiatan di suatu desa yang mana desa tersebut merupan desa
binaan oleh BPP Dheleng Pokhkisen yiutu di Desa Lawe Pangkat
kecamatan Dheleng Phokisen kabupaten Aceh tenggara.

Kegiatan prakerin ini memiliki demplot yang terletak di desa lawe


Pangkat berada tepat di pertengahan perumahan warga desa lawe
pangakat, dengan letak yang tidak jauh dari jalan raya ini merupakan salah
satu cara agar kegiatan prakerin di desa tersebut memiliki nilai positif bagi
masyarakat setempat. Ada pun kegiatan yang penulis lakukan pada
demplot yang telah di tetapkan adalah mealakukan kegiatan pembibitan
tanaman kako dengan mengunakan perbanyakan secara generative
(perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji ), kanapa kami meilih
pembibitan di karnakan berdasarkan pengamatan penulis bahwasannya
petani setempat rata – lata memiliki lahan perkebunan yang dominan akan
tanaman kakao dan karna bibit kakao yang mereka budidayakan bibitnya
disedikan dari luar daerah, dangan adanya hal ini maka penulis melakukan
perbanyakan tanaman kakao secara generative. Penulis melakukan kegitan
pembibitan tanaman kakao dengan tujuan agar dapat membantu
masyarakat sekitar memperoleh bibit kakao yang lebih mudah dan
berkualitas, dengan adanya kegiatan ini penulis melihat antusias dan
apresiasi masyarakat sekitar yang luar biasa.

5
Adapun posisi demplot yamg penulis kerjakan yaitu tepat berada
di dekat gedung serbaguna Desa Lawe pangkat dan berdampingan dengan
tempat tinggal pria (peserts prakerin )dengan memiliki batas – batas
seperti berikut :

1. Sebelah timur demplot berbatasan dengan jalan PNPM Desa Lawe


Pangkat, Kecamatan Deleng Phokisen
2. Sebelah barat lokasi demplot berbatan dengan rumah warga tepatnya
di belakang rumah bidan Jus
3. Sebelah selatan demplot berbatasan dengan halam belakang rumah
warga atau tepat berada di depan gedung serba guna desa lawe pangka
4. sebelah utara berbatasan dengan bekas gedung Bulog Lawe Pangkat
kecamatan Dheleng Pokhkisen.

2.2. Fungsi Demplot

Demplot ( Demontrasi Plot ) adalah merupakan salah satu metode


dari kegiatan penyuluhan pertanian terhadap masyarakat atau petani
setempat. demplot adalah salah satu metode yang efektif dalam
menyampaikan materi penyuluhan karena banyak melibatkan panca
indra dalam proses belajar mengajar.

(https://evrinasp.com/demonstrasi-plot-demplot)

Adapun fungsi dari demplot ini adalah  :

1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dan masyarakat


tani di sekitar lokasi demplot
2) Mendorong dan memebrikan contoh kepada masyarakat tani tentang
tata cara kerja inovasi teknologi baru yang dapat meningkatkan
pendapatan petani, sehingga dapat diterapkan oleh petani selaku
pelaku utama dalam usaha tani.

6
3) Menyediakan percontohan atau demplot yang ber-spesifik lokasi.
(http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/69641/KEGIATAN-
DEMPLOT-TANAMAN-PADI/)

7
2.3. BPP Kecamatan Dheleng Pokhkisen

BPP kecamatan Deleng Phokisen bertempat di desa salang


Sigotom dan berdampingan dengan kantor camat Kecamatan dheleng
Phokisen kabupaten aceh tenggara yang berdiri sejak tahun 2013 samapi
dengan sekarang. Adapun tujuan di dirikannya kantor BPP kecamatan
Deleng Phokisen adalah agar memudahkan petani berkonsultasi dengan
penyuluh pertanian dan dinas pertanian tentang permasalahan yang ada
pada lahan pertanian yang ada di wilayah kecamatan tersebut.

BPP ( Badan Penyuluhan Pertanian ) juga merupan salah satu


perpanjangan tangan dari dinas pertanian dan perkebunan aceh tenggara,
oleh karna itu BPP (Badan Penyuluhan Pertanian ) di tempatkan pada
semua kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Aceh Tenggara.

Gambar 2. Foto BPP Kecamatan Deleng Phokisen

8
PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN
DEPOK
( BPP )
KECAMATAN DELENG POKHKISEN
JL.Lawe harum – salang muara, Nomor : 57, HP . 0823
1428 9973

STRUKTUR ORGANISASI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN DEPOK


N
NAMA JABATAN DESA WKPP
O
Ds. Salang
Ir. ROSMITA
muara
Penata TK. I (III/c) KEPALA BPP
1 & DEPOK III
NIP.1966042 720070 1 PP.Muda
Ds. Lawe
2011
pangkat
HAJIDUN
Div.
Penata TK. I (III/d) Ds. Terutung
2 SUPERVISI DEPOK XII
NIP.19630511 198711 1 mbelang
PP. Penyelia
001
ZULFADLY BS, SP,
Penata Muda TK.I (III/b) Div. SDM Ds. Tenembak DEPOK
3
NIP.19751217 201706 1 PP. Pertama Lang-Lang XIII
001
MAHBUB ALHAFIZ,
Div. Ds. Sepakat
SP,
PROGRAM &
4 Penata Muda (III/a) DEPOK II
PP. Ds. Salang
NIP.19840406 201706 1
PERTAMA baru
001
KARMILA, SP
Penata (III/c) Ds.
5 PP. Muda DEPOK XV
NIP.19810520 200801 1 Penampaan
001

9
SUPRIYADI
Pengatur Muda (II/a) PP. Pelaksana Ds. Lembah DEPOK
6
NIP.19851014 201706 1 Pemula alas VIII
001
SUHAIMIN
Pengatur Muda (II/a) PP. Pelaksana Ds. Peseluk
7 DEPOK IX
NIP.19870323 201706 1 Pemula Pesimbe
002
Ds. Tading
MAHARANI
Niulihi
Pengatur Muda (II/a) PP. Pelaksana DEPOK
8 &
NIP.19861206 201706 2 Pemula XVI
Ds. Tualang
001
Lama
FITRI EKA SARI
Pengatur Muda (II/a) PP. Pelaksana Ds. Bunga
9 DEPOK XI
NIP.19880712 201706 2 Pemula Melur
001
Ds. Kaya
Pangur
DEPOK
10 WARDAH, SP. THL TB &
XIV
Ds. Gusung
Batu
Ds. Salang
Sigotom
11 HAJIMAH, SP. THL TB DEPOK IV
&
Ds. Kati Jeroh
Ds. Muhajirin
&
12 SUMINARTY THL TB DEPOK VI
Ds. Beriring
Naru
Ds. Tanoh
13 MASIAH THL TB DEPOK
Khukahen
14 ADE IRMA THL TB Ds. Lawe DEPOK

10
SURIANTI Hakhum
TPK. PPL Ds. Ranto
15 MUKHLISIN, SP. DEPOK
HONDA Dior
TPK. PPL
16 HASANAH, SP. Ds. Kane Lot DEPOK
HONDA

11
2.3.2. Visi dan Misi BPP

A. Visi dan Misi BPP kecamatan Deleng Phokisen

1. Visi BPP kecamatan Deleng Phokisen


2. Mewujudkan Ketahanan pangan dan gizi
3. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian
4. Mewujudkan kesejahteraan petani
5. Mewujudkan kementerian pertanian transparan, Akuntabel,
Profesional dan berintegitas Tinggi.

B. Misi BPP Kecamatan Deleng Pokhkisen

1. Memantapkan sytem penyuluahan pertanian yang terpadu


dan berkelanjutan
2. Memperkuat pendidikan pertanian yang kredibel
3. Memantapkan system platihan pendidikan pertanian,
standarisasi, profesi pertanian yang berbasis kompetensi
dan daya saing.
4. Memantapkan system admistrasi dan manajemen yang
transparan dan akuntabel.

12
BAB III. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

3.1. PELAKSANAAN

3.1.1. Waktu dan tempat

a. waktu

kegitan prakerin dilaksana kan mulai dari tanggal 25 juni 2020


sampai dengan tanggal 25 agustus 2020 lamanya waktu kegiatan
prakerin ini berkisar 2 bulan.

b. tempat

Penulis melakukan kegiatan Prakerin bertempat di desa Lawe


pangkat, kecamatan Deleng Phokisen kabupaten aceh tenggara

3.1.2. Alat dan Bahan

a. alat

alat – alat yang di gunakan pada saat prakerin ( pembibitan tanaman


kako ) yaitu :

1. Cangkul 11. Garu


2. parang 12. Gunting
3. meteran 13. Soil tertes
4. paranet 14. Gembor
5. tali 15. ATK
6. paku 16. Camera
7. martel 17. Viar
8. gergaji. 18. Karung goni
9. Kayu
10. bambu

13
b. bahan

1. buah kakao

2. pupuk kandang

3. polibag

4. sekam padi

5. Arang sekam

6. abu gosok

7.pasir

3.1.3. Jenis kegiatan

a. kegiatan umun

Kegitan penulis ketika melakukan kegiatan prakerin selama dua


bulan

No Hari/Tgl Kegiatan lokasi


1 Kamis Serah terima siswa Asrama putra
25-06 prakerin dan Gotong
royong membersihkan
tempat tinggal putrid
2 Jum’at Lanjutan kegitan gotong Asrama putra
26-06 royong lingkungan asrama
3 Sabtu Perkenal lokasi prakerin Desa lawe pangkat
27/06
4 Minggu Hari libur
28/06 -
5 Senen Pembersihan lahan Lahan Prakerin
29/06 prakerin
6 Selasa Pengolahan lahan pertama Lahan prakerin
30/06
7 Rabu Lanjutan pengolahan lahan Lahan prakerin

14
01/07 pertama
8 Kamis Pengolahan tanah kedua Lahan prakerin
02/07
9 Jum’at Lanjutan pengolohan lahan Lahan prakerin
03/07 kedua
10 Sabtu Penggemburan tanah Lahan prakerin
04/07
11 Minggu Hari libur Lahan prakerin
05/07
12 Senen Pembekalan pengisian Gedung serbaguna
06/07 jurnah oleh pembimbing desa lawe pangkat
interen
13 Selasa Pembuatan demplot Lahan prakerin
07/07 percobaan pembibitan
kakao (Theobroma Cacao
L)
14 Rabu Pembuatan demplot Lahan prakerin
08/07 pembibitan tanaman kakao
(Theobroma Cacao L )
lanjutan
15 Kamis Pengambilan kauyu untuk Lahan prakerin
09/07 naungan pembibitan kakao
(Theobroma Cacao L)
16 Jum’at Pembutan tempat Lahan prakerin
10/07 pembibitan tanaman kakao
(Theobroma Cacao L )
17 Sabtu Pembutan tempat Lahan prakerin
11/07 pembibitan tanaman kakao
(Theobroma Cacao L )
lanjutan I
18 Minggu Libur -
12/07
19 Senen Pembutan tempat Lahan Prakerin
13/07 pembibitan tanaman kakao
(Theobroma Cacao L ) II

15
20 Selasa Pengambilan bahan tanam Desa bunga melur
14/07 -sekam padi
-arang selam
-kompos
21 Rabu Pengambilan bahan tanam Desa bunga melur
15/07 lanjutan
22 Kamis Pencapuran media tanam Lahan prakerin
16/07 dan pengisian polibag
23 Jum’at Pengisian polibag lanjutan Lahan prakerin
17/07
24 Sabtu Penyusan polibag kedalam Lahan prakerin
18/07 naungan pembibitan
25 Minggu
19/07 Libur -

26 Senen Pemilihan bahan tanam Kebun warga


20/07
27 Selasa Penyemain biji kakao Demplombjolt
21/07 dalam polybag
28 Rabu Pemeliharaan pembibitan Demplot
22/07 kakao
29 Kamis Pemeliharaan pembibitan Demplot
23/07 tanaman kakao
30 Jum’at Kunjungan pembimbing Lokasi prakerin
24/07 intern
31 Sabtu Evaluasi jurnal Gedung serbaguna
25/07 desa lawe pangkat
32 Minggu Libur -
26/07
33 Senen Kegiatan sosialisa Desa lawe pangkat
27/07 masyarakat setempat
34 Selasa Pendataan usaha tani Desa lawe pangkat
28/07 masyarakat lawe pangkat
35 Rabu Kunjungan pembimbing Lokasi prakerin
29/07 intern
36 Kamis Libur idul adha _

16
30/07
37 Jum’at Libur idul adha -
31/07
38 Sabtu Libur idul adha -
01/08
39 Minggu Libur -
02/08
40 Senen Libur idul adha -
03/08
41 Selasa Bimbingan pembuatan Gedung serbaguna
04/08 laporan oleh pembimbing desa lawe pangkat
intern
42 Rabu Kunjungan tim panitia Desa lawe pangkat
05/08 prakerin
43 Kamis Menghitung persentase Demplot
06/08 pertumbuhan bibit kakao
44 Jum’at Pemeliharaan pembibitan Demplot
07/08 tanaman kakao
45 Sabtu Kerja kelompok Gedung serbaguna
08/08 desa lawe pangkat
46 Minggu Libur -
09/08
47 Senen Pemeliharaan pembibitan Demplot
10/08
48 Selasa Pemeliharaan pembibitan Demplot
11/08
49 Rabu Pemeliharaan pembibitan Demplot
12/08
50 Kamis Pemeliharaan pembibitan Demplot
13/08
51 Jum’at Pemeliharaan pembibitan Demplot
14/08
52 Sabtu Pemeliharaan pembibitan Demplot
15/08
53 Minggu Libur -
16/08

17
54 Senen Pemeliharaan pembibitan Demplot
17/08
55 Selasa Pemeliharaan pembibitan Demplot
18/08
56 Rabu Persiapan ujian Desa lawe pangkat
19/08
57 Kamis Persiapan ujian Desa lawe pangkat
20/08
58 Jum’at Persiapan ujian Desa lawe pangkat
21/08
59 Sabtu Ujian akhir prakerin Desa lawe pangkat
22/08
60 Minggu Libur -
23/08
62 Senen Perpisahan bersama Desa lawe pangkat
24/08 masyarakat disekitar lokasi
prakerin
63 Selasa Penjemputan siswa Desa lawe pangkat
25/08 prakerin dari lokasi

b. kegiatan khusus

sesuai dengan judul laporan kegiatan praktek dunia industri


(prakerin) ini penulis melakukan kegiatan pembibitan tanaman
kakao dan pemeliharaan pembibitan tanaman kakao de demplot
percobaan pada kegiatan prakerin yang terletak pada desa lawe
pangkat.

3.2. Pembahasan

3.2.1. Syarat Tempat Pembibitan tanaman Kakao

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) atau yang lebih


familiar dikenal dimasyarakat dengan sebutan tanaman coklat
merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan.

18
Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur
hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim
dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor
pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi
dan kualitas akan rendah. Sebagai tananam yang dalam
budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah
diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap
diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang
baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan,
serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai
penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam
budidaya kakao.

Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada


daerah-daerah yang berada pada 10º LU sampai dengan 10°
LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara
umum berada diantara 7° LU sampai 18° LS. Hal ini erat
kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran
matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada
daerah 20° LU sampai 20° LS. Dengan demikian Indonesia
yang berada pada 5° LU sampai dengan 10° LS masih sesuai
untuk pertanaman kakao. Sejumlah faktor iklim dan tanah
menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman
kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu
udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang
menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia
tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan
kemampuan akar menyerap hara.

1) Ketinggian Tempat Ideal Untuk Budidaya Kakao

19
Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk
penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari
permukaan laut.

2) Curah Hujan Yang Sesuai Untuk Tanaman Kakao

Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan


produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal
tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda
dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah
daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per
tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun
tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk
buah (blask pods). Daerah yang curah hujannya lebih
rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami
kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air
yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air
yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman
harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe
iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah
yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B
(menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang
tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang
baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang
panjang.

3) Temperatur Ideal Untuk Tanaman Kakao

Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan


ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-
faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan,
penataan tanaman pelindung dan irigasi.

20
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan
flush, pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil
penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah
30°C – 32°C (maksimum) dan 18°C-21°C (minimum).
Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur
minimum 15°C perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan
distribusi tahunan 16,6°C masih baik untuk pertumbuhan
kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang.
Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 25°-
26°C
merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor
terbatas.

Temperatur yang lebih rendah 10°C dari yang dituntut


tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan
mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya
berkurang. Temperatur yang tinggi akan memacu
pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan
akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 23°C.
Demikian juga tempertur 26°C pada malam hari masih
lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada
temperatur 23°-30°C.

Temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang


berpengaruh terhadap bobot biji. Tempertur yang relatif
rendah akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung
asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.
Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan
tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun
waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk. Daun
kakao masih toleran sampai suhu 50°C untuk jangka waktu

21
yang pendek. Temperatur yang tinggi tersebut
menyebabkan gejala necrossis pada daun.

4) Kebutuhan Sinar Matahari Tanaman Kakao

Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan


tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan
untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya matahari
yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan
mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang
relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal
mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi
cahaya dan pencapaian indeks luas daun optimum. Kakao
tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada
suhu daun  rendah.

Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan


cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan
penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun
yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30
persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya
matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan
stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang
diterima lebi banyak.

5) Kebutuhan Air dan Hara Tanaman Kakao

Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao


akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung
sehingga terus menerus mendapat sinar matahari secara
penuh.

6) Naungan Tanaman Kakao

22
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih
kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada
pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa
pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena
berhubungan dengan biaya penanaman maupun
pemeliharaan.

Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan


tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan
turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari
kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang
merupakan faktor penentu bila mana cahaya matahari
dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao

Gambar pembutan naungan pembibitan

7) Jenis Tanah yang Cocok untuk Budidaya Kakao

Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan


persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi.
Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas
adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang
perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah

23
kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse,
struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan
lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi kakao.

3.2.2. Persiapan Benih

Benih tanaman kakao yang akan diperbanyak di peroleh dari


perkebunan rakyat atau warga setempat. Penyemain biji kakao
juga sangat menentukan sukses atau tidaknya budidaya kakao.
Oleh karena itu tahapan ini juga sangat penting diperhatikan.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah Biji Kakao
Berkualitas, Polybag, Tanah, Sekam, Pupuk Organik, dan Air.

Langkah penyemaian bibit kakao adalah sebagai berikut:

 Siapkan campuran tanah, sekam, dan pupuk organik seperti


pupuk kandang ataupun kompos dan campuran ini haruslah
rata dengan perbandingan 2:1:2.

 Setelah campuran tanah siap, masukkanlah ke dalam


polybag kecil sebanyak tiga per empat bagian saja

 Buatlah lubang kecil disetiap polibag menggunakan


telunjuk jari anda seukuran biji coklat yang ditanam.

 Masukkanlah biji coklat tersebut ke dalam lubang tesebut


dan tekanlah dengan lembut, lalu tutuplah dengan
campuran tanah hingga agak penuh dan biji coklat tertutupi
dengan baik.

 Usahakan untuk satu polybag berisi satu biji coklat agar


pertumbuhan tunas tidak terganggu dan dapat tumbuh
dengan baik.

24
 Siramlah menggunakan semprotan dengan sedikit air
hingga kondisi air lemabab dansiramlah secara rutin
sebanyak dua kali sehari setiap pagi dan sore. Biarkan
hingga tunas tumbuh dan bibit berusia 4 hingga 6 bulan.

25
Gambar 3. buah kakao untuk di jadikan benih

26
3.2.3. Media Tanam

Media tanam merupakan bagian terpenting dalam pembibitan


tanaman kakao, media yang digunakan berupa arang sekam
padi, sekam padi, kompos atau pupuk kandang. Setelah benih
kakao berkecambah, benih harus segera dipindahkan ke
polibag. Polibag yang digunakan adalah polibag yang
berukuran 20 cm x 30 cm dengan tebal 0,08 mm. Polibag ini
kemudian diisi dengan media tanam berupa campuran tanah top
soil, pupuk kandang, dan pasir yang telah diayak dengan
perbandingan 2:1:1. Pengisian media tanam dilakukan hingga
1-2 cm dari tepi batas atas polibag.
Polibag-polibag yang sudah terisi media tanam kemudian
disusun di bawah naungan yang sudah disiapkan. Naungan
pembibitan polibag serupa dengan naungan persemaian.
Polibag disusun dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 60
x 60 x 60 cm. Polibag yang sudah tersusun rapi kemudian
disiram air hingga jenuh.

Gambar Pengambilan media tanam ( tanah kompos)

27
Gambar 4. Biji kakao yang di jadikan sebagai bibit

Gambar 5. Penyussunan media tanam

28
3.2.4. Pemeliharaan

Setelah benih kakao berkecambah, benih harus segera


dipindahkan ke polibag. Polibag yang digunakan adalah
polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm dengan tebal 0,08 mm.
Polibag ini kemudian diisi dengan media tanam berupa
campuran tanah top soil, pupuk kandang, dan pasir yang telah
diayak dengan perbandingan 2:1:1. Pengisian media tanam
dilakukan hingga 1-2 cm dari tepi batas atas polibag.
Polibag-polibag yang sudah terisi media tanam kemudian
disusun di bawah naungan yang sudah disiapkan. Naungan
pembibitan polibag serupa dengan naungan persemaian.
Polibag disusun dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 60
x 60 x 60 cm. Polibag yang sudah tersusun rapi kemudian
disiram air hingga jenuh.

bibit kakao di dalam polibag harus dipelihara bersama dengan


baik supaya tumbuh kuat dan sehat. kegiatan pemeliharaan
bibit meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama
penyakit.

29
 penyiraman mutlak harus dilakukan supaya bibit tidak
mengalami kekeringan. saat musim kemarau, penyiraman
dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, namun saat
musim hujan penyiraman sesuaikan dengan situasi media
tanam di dalam polibag.

 pemupukan pada bibit kakao dilakukan tiap-tiap 14 hari


sekali sampai bibit berumur 3 bulan. pemupukan dilakukan
bersama dengan pupuk urea yang sudah dilarutkan di dalam
air. larutan pupuk urea bersama dengan konsentrasi 1%, ini
diartikan bahwa di dalam 1 liter larutan terkandung pupuk
urea sebanyak 10 gram.setiap bibit disiram larutan pupuk
sampai dengan 100 ml. setelah penyiraman pupuk, bibit
harus disiram ulang kembali dengan menggunakan air
bersih supaya larutan pupuk urea yang menempel pada
bagian tanaman dapat hilang.
 pengendalian hama penyakit pada pembibitan kakao
dilakukan pada situasi serangan OPT terjadi. jika hama dan
penyakit layaknya kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau

30
cendawan pembusuk menyerang bibit, pengendalian dapat
ditunaikan bersama dengan aplikasi insektisida sesuai
dosis.

setelah 3 bulan, bibit kakao sudah memiliki sekurang-


kurangnya 18 - 24 helai daun, diameter batang lebih kurang 8
mm, dan tinggi 50 – 60 cm. jika bibit kakao sudah memiliki
kriteri seprti yang di sebutkan, maka bibit kakao sudah siap
untuk ditanam di lapangan atau dapat pula diokulasi dan
disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang
dihasilkan.
(http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/74653/teknikpembi
bitan-kakao-secara-generatif/)

31
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktek kerja industry ( prakerin ) yang telah di
laksankan pada tangga 25 juni 2020 sampai dengan tanggal 25 agustus
2020 di DEsa Lawe Pangkat Kecamatan Delang Phokisen Kabupaten
Aceh renggara, maka dari itu penulis dapat mengambil beberapa
kesimpul yang menyangkut tentak kegitan yang telah berlangsung.
1. Mmelakukan kugiatan pembibitan tanaman kakao dengan cara
membuat demplot percobaan di tengah – tengah masyarakat sudah
murapakan salah satu alternative bagi petani kakao dalam
mensiasati dan kekurangan pengadaan bibit tanaman kakao.
2. Dengan adanya kegiatan prakerin yang di laksanakn di desa
melalui kerjasama antara sekolah SMK PP negeri Kutacane dngan
BPP kecamatan adalah salah satu kiat meningkatkan kerja sama
antara sekolah dengsn dinas pertanian dalam mencetak gernerasi
berjiwa penyuluh yang tujuannya membangun pertanian di
kabupaten aceh tenggara.
3. Dengan adanya kegiatan ini penulis dapat melakukan
perbandingan anatara perbanyakan tanaman kakao melalui cara
generative dan pegetative.
4. Dengan adanya kegiatan prakerin ini penulis dapat
meninggkatkan rasa solidaritas dan melihat secara langsung
permasahan petani khususnya di bidang perkebunan tanaman
kakao, dan belajar dalam mencari solusi yang mnnbaik dalam
penyelesaian permasahan tersebut.

32
4.2. Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Dalam pemeliharaan bibit tanaman kakao ( Theobroma cacao L )
harus memperhatian keadaan bibit tersebut
2. Untuk kegiatan prakerin berikutnya saya harap lokasi prakerin
dapat disesuaikan berdasarkan jurusan masing – masing agar
tercapai kegiatan prakerin yang lebih baik lagi
3. Ketika dalam melakukan perawatan pada pembibitan tanaman
kakao agar lebih memperhatikan media tanaman.
4. Pemilihan Lokasi pembibitan agar lebih dekat dengan sumber air
agar lebih mudah dalam perawatannya

33
DAFTAR PUSTAKA

https://mitalom.com/iklim-dan-syarat-tumbuh-ideal-tanaman-kakao/

https://alamtani.com/pembibitan-kakao/

https://herbafarmmakassar.com/budidaya-tanaman-kakao/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/74653/teknikpembibitan-kakao-
secara-generatif/)

https://www.nusantaratv.com/ekonomi/perdagangan/mei-2020-harga-referensi-
biji-kakao-turun-30623-dolar-asmt

34
LAMPIRAN

1. Analisa usaha pembibitan tanaman kakao ( Theobroma cacao l.)


Analisa bisnis usaha tanaman kakao
Investasi

NO PERALATAN HARGA
1 Pembuatan tempat pembibitan Rp.   2.769.000
2 bibit tanaman kakao Rp.   1.752.500
3 keranjang panen Rp.     82.500
4 Timbangan Rp.      192.800
5 selang air, gunting,  dan terpal Rp.      157.600
6 Polybag Rp.      178.300
7 pompa air Rp.      242.350
8 gerobak dorong Rp.      321.500
9 Paranet Rp.       300.000
1
mesin semprot Rp.      228.600
0
1
golok dan sabit Rp.        63.500
1
1
Peralatan tambahan yang lainnya  Rp.      200.000
2
1
Jumlah investasi Rp. 6.225.150
3

Biaya operasional per 3 bulan

No Biaya tetap Nilai


1 Penyusutan pembuatan tempat pembibitan Rp. 692.000
3/12 x Rp.2.769.000
2 Penyusutan gerobak dorong Rp. 3.750
1/62 x232.500
3 Penyusutan timba dan terpal 1/14 x 77.200 Rp. 1.755
4 Penyusutan keranjang panen 1/44 x 77.200 Rp. 1.183
5 Penyusutan paranet 1/12 x 300.000 Rp. 24.999
6 Penyusutan benih kakao 3/12 x 1.752.000 Rp. 438.000
7 Penyusutan mesin semprot 1/62 x Rp.228.600 Rp. 3.655
8 Penyusutan selang air dan gunting 1/62 x Rp. 1.952
121.000
9 Penyusutan pisau 1/62 x Rp. 68.000 Rp. 1.097

35
10 Penyusutan cangkul 1/44 x Rp.121.000 Rp. 2.750
11 Penyusutan pompa air 1/62 x Rp.217.750 Rp. 3.512
12 Penyusutan peralatan tambahan
1/44 x Rp. 98.060 Rp. 2.229
13 Upah pekerja Rp. 1.600.000
14 Total biaya Tetap Rp. 2.775.882

Biaya Variabel

1 Pupuk RP. 22.000 x 30 Rp. 660.000


2 Pupuk kimia Rp. 28.000 x 30 Rp. 840.000
3 Pestisida dan obat Rp. 37.000x 30 Rp.1.110.000
4 Tali raffia dan bamboo Rp. 18.000x 30 Rp.540.000
5 Biaya lainnya Rp. 20.000x 30 Rp.600.000
6 Biaya transportasi Rp. 24.000x 30 Rp.720.000
7 Pengemasan Rp. 8.000x 30 Rp.240.000
8 BBM Rp. 25.000x 30 Rp.750.000
9 Total Biaya Variabel Rp. 5.460.000

Total biaya oprasional


Biaya tetap + biaya variable
Rp. 2.775.882 + Rp. 5.460.000= Rp. 8.234.882

Pendapatan per bulan


1000 btg x Rp. 5.000 = Rp. 5.00.000
Rp.5.000.000 x 3 kali penjualan = Rp. 15.000.000

Pendapatan per panen


Laba = total pendapatan – total biaya operasional
Rp. 15.000.000 – Rp. 2.775.882 = Rp. 2.295.609
Rp.12.224.118

36
1. Foto kegiatan selama prakerin Gerakan Gerda bersama PPL Depok

37
Gambar kegiatan penyemprotan insectisida pada tanaman padi

38
2. Kunjungan alumni SMK PP Negeri kutacane

3. Kegiatan kunjungan tim supervise dari sekolah

Kegiatan supervisi

39
Kegiatan kunjungan pembimbing Intern

Kunjung Kabid Penyuluhan Dinas pertanian Aceh Tenggara

40
4. Kunjungan kepalasekola

5. Penggunaan Viar di zona Depok

41
Kegiatan sosialisasi ke masyarakat

Kegiatan sosialisasi jenis usaha masyarakat

42
2. Daftar pelaksanaan kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal Kegiatan prakerin 2020
NO Tanggal Kegiatan
1 20 Juni 2020 Rapat tentang biaya dan lokasi prakerin
bersama kepala sekolah, komite, panitia
prakerin, Pihak wali siswa di SMK-PP Negeri
Kutacane.
2 22 Juni 2020 Penjajakan Lokasi prakerin di 3 (tiga)
Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh
tanggara, Gayo lues dan Aceh utara.
3 24 Juni 2020 Coaching / Pembekalan prakerin di SMK-PP
Negeri Kutacane.
4 25 Juni 2020 Peresmian dan pengantaran siswa prakerin
lokasi Kab. Aceh tenggara oleh Pihak-Pihak
Panitia prakerin dan kepala dinas pertanian
Aceh Tenggara.
5 25 Juni 2020 Peresmian dan pengantaran siswa kegiatan
oleh Kepala Dinas Pertanian Kab. Aceh
tenggara dan Panitia Prakerin.
6 25 Juni 2020 Peresmian dan pengantaran siswa kegiatan
oleh Kepala Dinas Pertanian dan pangan
Kab. Aceh utara dan Panitia Prakerin.
7 27 Juni 2020 Peresmian dan pengantaran siswa kegiatan
oleh Kepala Dinas Pertanian Kab. Gayo lues
dan Panitia Prakerin.
8 20 Juli 2020 Kegiatan sosialisasi dan motivasi bersama
alumni yang sedang kuliah di Polbangtan.
9 25 Juli 2020 Pemasangan papan demplot di Kab. Aceh
tenggara.
10 28 Juli 2020 Supervisi I prakerin di Kab. Aceh tenggara.
11 28 Juli 2020 Supervisi I prakerin dan pemasangan papan
demplot di Kab. Gayo lues.
12 28 Juli 2020 Supervise I prakerin di Kab. Aceh utara.
13 19 Agustus 2020 Supervise II prakerin di Kab. Aceh tenggara.
14 19 Agustus 2020 Supervisi II prakerin di Kab. Gayo lues.

43
15 21 – 23 Agustus 2020 Ujian prakerin di Kab. Aceh tenggara dan
Kab. Aceh utara.
16 25 Agustus 2020 Penjemputan Siswa/I lokasi prakerin di
Kab. Aceh tenggara dan Kab. Aceh utara.
17 26 Agustus 2020 Ujian prakerin di Kab. Gayo lues.
18 27 Agustus 2020 Penjemputan Siswa/I di Kab. Gayo lues.
19 28 Agustus – 14 Bimbingan dan pengetikan laporan.
September 2020
20 15 September 2020 Perencanaan seminar prakerin.
21 20 September 2020 Perencanaan penyerahan laporan prakerin
siswa kepada panitia.

44

Anda mungkin juga menyukai