Anda di halaman 1dari 4

IMPLIKASI TEORI BELAJAR vLAWSON

A. Implikasi Siklus Belajar


1. Tahap implementasi
Penerapan dan pengembangan pembelajaran pada prinsipnya mengikuti sintaks model LC
yang dapat dimodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Menurut Lawson, sintaks atau siklus belajar memiliki tiga tahapan yaitu eksplorasi,
pengenalan istiah, dan penerapan atau aplikasi konsep. (Lawson,1988)

Tabel 1 Sintaks Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar

Tahap Tingkah Laku Guru/Siswa


Tahap 1 Guru. Mengeksplorasi gagasan siswa tentang konsep kimia
eksplorasi Siswa. Aktif dan memanipulasi materi
Tahap 2 Guru. Memperkenalkan suatu konsep dengan demonstrasi dan
Pengenalan Konsep diskusi informasi
Siswa. Berpartisipasi secara mental dan sosial
Tahap 3 Guru. Memberikan situasibaru atau masalah
Aplikasi Konsep Siswa. Mencari solusi atau jawaban dari masalah yang diberikan
sesuai dengan konsep atau prinsip kimia
(Carin, 1993)

Kemudian, untuk menyesuaikan dengan lapangan, tahapan tahapan dalam siklus belajar
dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Langkah pembelajaran menggunakan
model ini adalah (Wena,2011;173-175) engagement, eksplorasi, eksplanasi, elaborasi dan
evaluasi
Berdasarkan sintaks tersebut, Secara operasional kegiatan guru dan peserta didik selama
proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut

Tabel 1.Error! No text of specified style in document..2 Kegiatan Guru dan Aktivitas Siswa dalam
Proses Belajar Menggunakan Siklus Belajar Menurut Wena

Tahapan Siklus Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Tahapan pembangkit a. Membangkitkan minat dan a. Mengembangkan minat/
minat (engagement) keingintahuan (curiousity) rasa ingin tahu
siswa. b. Memberikan respon
b. Mengajukan pertanyaan- terhadap pertanyaan guru
pertanyaan tentang proses c. Berusaha mengingat
faktual dalam kehidupan pengalam sehari-hari
sehari.(yang berkaitan dengan dengan topik pembelajaran
topik bahasan. yang dibahas
c. Mengaitkan topik yang
dibahas dengan pengalaman
peserta didik. Menolong
peserta didik untuk
mengingat pengalaman
sehari-hari hanya dengan
menunjukkkan
keterkaitannya dengan topik
pembelajaran
Tahap Eksplorasi a. Membentuk kelompok, a. Membentuk kelompok dan
memberi kesempatan untuk berusaha bekerja sama
bekerja sama dalam dalam kelompok
kelompok kecil secara b. Membuat prediksi baru
mandiri c. Mencoba alternatif
b. Guru sebagai fasilitator pemecahan dengan teman
c. Memberi definisi dan sekelompok, mencatat
penjelasan dengan memakai pengamatan, serta
penjelasan peserta didik mengembangkan ide baru
terlebih dahulu sebagai dasar d. Menunjukkan bukti dan
diskusi memberi klarifikasi
terhadap ide-ide baru
e. Mencermati dan berusaha
memahami penjelasan guru
Tahap penjelasan a. Mendorong peserta didik a. Mencoba memberi
menjelaskan konsep dengan penjelesan terhadap konsep
kalimat mereka sendiri yang ditemukan
b. Meminta bukti dan klarifikasi b. Menggunakan pengamatan
penjelasan peserta didik, dan catatan dalam
mendengar secara kritis memberi penjelasan
penjelasan antarsiswa atau c. Melakukan pembuktian
guru terhadap konsep yang
c. Memberi definisi dan diajukan
penjelasan dengan memakai d. mendiskusikan
penjelasan peserta didik
terlebih dahulu sebagai dasar
diskusi
Tahap elaborasi a. mengingatkan siswa pada a. menerapkan konsep
penjelasan alternatif dan keterampilan dalam situasi
mempertimbangkan baru dan menggunakan
data/bukti saat label dan definisi formal
mengeksplorasi situasi baru b. Bertanya, mengusulkan
b. mendorong dan memfasilitasi pemecahan, membuat
peserta didik keputusan, melakukan
mengaplikasikan percobaan dan pengamatan
konsep/keterampilan dalam
setting yang baru/lain
Tahap Evaluasi a. Mengamati pengetahuan atau a. Mengevaluai belajar
pemahaman peserta didik sendiri dengan mengajukan
dalam hal penerapan konsep pertanyaan terbuka dan
baru mencari jawaban yang
b. Mendorong peserta didik menggunakan observasi,
melakukan evaluasi diri bukti dan penjelasan yang
c. Mendorong peserta didik diperoleh sebelumnya
memahami b. mengambil
kekurangan/kelebihannya
dalam kegiatan pembelajaran

2. Tahap Pengembangan
Tahapan pengembangan pembelajaran Kimia dengan pendekatan kontruktivistik
menggunakan modul berorientasi siklus belajar meliputi enam tahapan, yaitu:
a. penetapan mata pelajaran (pokok bahasan)
b. Mengidentifikasi kurikulum
c. Menganalisis tujuan pembelajaran
d. Mengembangkan butir tes
e. Mengembangkan strategi pembelajaran
f. Menulis modul berorientasi siklus belajar

Melalui pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik menggunakan siklus belajardiharapkan


kesalahan konsep siswa dapat diperbaiki. Belajar menurut pandangan kontruktivis adalah proses aktif
sehingga dalam pembelajaran kimia perlu diupayakan agar pebelajar dapat mengkontruksi
pengetahuan yang diperolehnya dengan memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki pebelajar.
Jika pengetahuan awal itu tidak sesuai dengan konsep ilmiah, maka perlu diklarifikasi melalui
kegiatan observasi, eksperimentasi, atau konflik kognitif. Pebelajar membangun pengetahuan dari
kegiatan, refleksi, dan interpretasi serta pemahaman sesuai dengan skemata yang dimilikinya.dengan
demikian, pembelajaranlebih banyak diarahkan untuk melayani keperluan pebelajar dan pengajar
lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.(Bodner, 1986).

Daftar Pustaka

Bodner, G. (1986). Contructivism: A Theory of Knowledge. Journal of Chemical Education, 63.

Carin. (1993). Teaching Modern Sciences 6 th ed. New York: Macmillan Publishing Company.

Lowson, A. (1995). Science Teaching and The Development of Thinking . California: Wadsworth
Publishing Company.

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai