Disusun Oleh:
Fitrotun Nikmah (201703039)
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3
A. Hakikat IPA ...............................................................................................3
B. Teori Albert Bandura dan Penerapannnya pada Pembelajaran IPA ..........6
C. Teori Jean Piaget dan Penerapannnya pada Pembelajaran IPA ................9
D. Teori Vigostky dan Penerapannnya pada Pembelajaran IPA ....................14
BAB III PENUTUP ...................................................................................................18
A. Simpulan ....................................................................................................18
B. Saran ..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah :
1.2.1 Bagaimana Hakikat IPA.
1.2.2 Bagaimana Teori Albert Bandura dan Penerapannnya pada
Pembelajaran IPA
1.2.3 Bagaimana Teori Jean Piaget dan Penerapannnya pada Pembelajaran
IPA.
1.2.4 Bagaimana Teori Vigotsky dan Penerapannnya pada Pembelajaran
IPA.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah :
1.3.1 Untuk Mengetahui Hakikat IPA.
1.3.2 Untuk Mengetahui Teori Albert Bandura dan Penerapannnya pada
Pembelajaran IPA
1.3.3 Untuk Mengetahui Teori Jean Piaget dan Penerapannnya pada
Pembelajaran IPA.
1.3.4 Untuk Mengetahui Teori Vigotsky dan Penerapannnya pada
Pembelajaran IPA
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas
dari fakta-fakta, data-data, konsep-konsep, dan prinsip-
prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah
jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori
tersebut.
b) IPA sebagai proses atau metode berarti bahwa IPA merupakan
suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. IPA
disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang
dimaksud proses IPA adalah metode ilmiah. Sepuluh
keterampilan proses meliputi : (1) observasi; (2) klasifikasi; (3)
interpretasi; (4) prediksi; (5) hipotesis; (6) mengendalikan
variabel; (7) merencanakan dan melaksanakan penelitian; (8)
inferensi; (9) aplikasi; (10) komunikasi.
c) IPA sebagai sikap berarti dalam proses IPA mengandung cara
kerja, sikap, dan cara berfikir. Dan dalam memecahkan masalah
atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap
tertentu yang memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan.
Sikap ini dinamakan sikap ilmiah.
d) IPA sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa IPA
terkait dengan peningkatan kualitas kehidupan.
Contoh Riil Hakikat IPA menurut cain and evans, dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Produk Proses Sikap Teknologi
a. Fakta : minayk tanah Proses Jujur, Lampu
termasik benda cair nyalanya Teliti, bolam,
b. Konsep : Zat cair berubah api yang Cermat, Lampu
bentuk mengikuti tempatnya ada dalam Rasa Pijar,
c. Prinsip : daya kapilaritas lampu ingin Senter
d. Hukum : gaya Adhesi dan pelita. tahu,
Gaya Kohesi Kerja
e. Teori : Teori Newton /Teori sama,
Partikel disiplin,
kritis.
4
2.1.2 Hakikat IPA menurut Carin and Sund
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai
“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen”. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat
disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi 3 unsur utama yaitu:
a) Sikap.
Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA
bersifat open ended. Artinya IPA sebagai pengembangan sikap
ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikap-sikap
ilmiah siswa
b) Proses.
Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan; dan aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Artinya IPA sebagai proses
yang berupa cara-cara bagaimana memperoleh, mengembangkan,
merumuskan, memecahkan, dan mempublikasikan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum IPA.
c) Produk
Berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; artinya IPA sebagai
produk/hasil yang berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
hukum-hukum IPA.
Contoh Riil Hakikat IPA menurut carin and sund, dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Sikap Proses Produk
Jujur, Proses terjadinya a. Fakta : bentuk air adalah
Teliti, angin cair, Air membeku dalam
Cermat, suhu 0⁰C.
5
Rasa ingin b. Konsep : Makhluk hidup
tahu, dipengaruhi oleh
Kerja lingkungannya.
sama, c. Prinsip : udara yang
disiplin, dipanaskan memuai
kritis. d. Hukum : Hukum kekekalan
energi.
e. Teori : Teori Meteorologi
6
c. Reproduction (Reproduksi Gerakan)
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku,
subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau
menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
d. Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura
karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan
sesuatu.Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku
yang telah dimodelkan.
2.2.3 Penerapan Albert Bandura dalam Pembelajaran IPA
Contoh Pembelajaran berdasarkan teori Piaget pada kelas
VI Tema 2 “ Persatuan dalam Perbendaan” Subtema 2 “Rukun
dalam Perbedaan “ Pembelajaran 1
KI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
KD : 3.3 Mengalisis cara makhluk hidup menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
Indikator : 3.3.1 Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
3.3.2 Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
3.3.3 Menganalisis ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan pembelajaran Keterangan
1. Setelah guru melakukan
serangkaian kegiatan awal, guru
menjelaskan kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari.
7
“kita berada di tempat yang baru
maka kita perlu menyesuaikan diri
dengan keadaan setempat agar kita
bisa diterima dan hidup
berdampingan dengan damai. Hal
ini juga berlaku pada tumbuhan.
Agar keberlangsungan hidupnya
terjamin, maka tumbuhan harus
mampu melakukan adaptasi sesuai
kondisi lingkungannya.”
2. Kemudian guru memperlihatkan pada tahap ini
beberapa gambar jenis-jenis terjadi Atensi
tumbahan diberbagai lingkungan (Perhatian)
3 guru bersama menganalisis bentuk Pada langkah ini
ciri-ciri pada tumbuhan sesuai terjadi tahap
dengan gambar Retention
(Mengingat)
4 Guru mengajak siswa berkeliling
taman sekolah, yang sebelumnya
sudah disiapkan terlenih dahuku
tanaman kaktus, teratai dan
beberapa tanaman air
5 siswa diminta menganalisis ciri-ciri pada tahap ini
pada masing tanaman yang terjadi
ditemuai ditaman sekolah Reproduction
berdasarkan pengamatannya (Reproduksi
Gerakan) karena
siswa melakukan
observasi secara
langsung.
6 guru menampilkan video tentang kegiatan ini dapat
tumbuhan-tumbuhan langak yang memotivasi siswa
ada diIndonesia dan beberapa untuk mencarri
kegiatan penelitian pada tumbuhan jenis-jenis
tersebut. tumbuhan laian
dan mengalisis
ciri-cirinya.
7 Diakhir pembelajaran guru bertanya
materi apa yang didapat pada
pembelajaran hari ini.Guru
menyimpulkan dan meluruskan jika
ada pemahaman anak yang salah.
8
2.3 Teori Jean Piaget dan Penerapanya dalam Pembelajaran IPA
2.3.1 Biografi Jean Piaget
Teori Piaget (Hergenhahn,2009) mempunyai nama lengkap
Jean Piaget, lahir di Swiss tepatnya di Neuchatel pada tanggal 9
Agustus 1896. Ayahnya adalah ahli sejarah yang konsentrasi pada
bidang sejarah literature abad pertengahan. Semenjak kecil Piaget
tertarik dengan masalah biologi terutama tentang hewan (zoologi).
Piaget mulai tertarik pada kemampuan intelegensi anak ketika
bekerja di Laboratorium Biner. Minat ini, bersama dengan minatnya
pada bidang biologi dan epistimologi. Meresap diseluruh karya
Piaget.
2.3.2 Konsep Teoritis Utama Jean Piaget
Untuk memahami teori dari Jean Piaget, ada beberapa konsep
utama yang harus dipahami terlebih dahulu, (Hergenhahn,2009)
yaitu:
a. Inteligensi, menurut (Hergenhahn,2009) Menurut Piaget,
tindakan yang cerdas adalah tindakan yang menimbulkan
kondisi yang mendekati optimal untuk menangani secara efektif
lingkungannya.
b. Skema. adalah struktur mental seseorang dimana ia secara
intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. atau
dengan kata lain, skema (Hergenhahn,2009) adalah suatu
potensi untuk bertindak dengan cara tertentu.
c. Asimilasi dan Akomodasi. Suatu proses meresponlingkungan
sesuai dengan struktur kognitif seseorang, atau dengan kata lain,
pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan
lingkungan fisik disebut asimilasi. Sedangkan akomodasi adalah
proses memodifikasi struktur kognitif.
d. Ekuilibrasi (imbang) adalah tindakan untuk mencapai
keseimbangan. Equilibrium adalah keadaan harmoni atau
stabilitas.
9
e. Interiorisasi adalah penurunan ketergantungan pada lingkungan
fisik dan meningkatnya penggunaan struktur kognitif.
2.3.3 Tahap-Tahap Perkembangan Jean Piaget
Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap secara berurutan.
No Tahap Dasar Ciri Pokok Contoh
Pemikiran Perkembangan
1. Sensorimotor Tindakan dan Tidak ada Pengalaman bayi
(0-2 Tahun) Meniru bahasa. Anak ketika menghisap
masih bersifak putting susu
egosentris. ibunya. Maka
Pengembangan bayi akan
konsep Object memeerlakukan
Permanence jari, hidung atau
benda lain
dengan sama
seperti putting
susu.
2. Praoperasional
a. Pemikiran Simbolis atau Mulai semua laki-laki
Pra konseptual Bahasa membentuk adalah "ayah"
(2-4 Tahun) konsep dan semua
sederhana, mulai perempuan
mamapu adalah "ibu"
mengklasifikasi
berdasarkan
kesamaan
meskipun
banyak
kesalahan
10
b. Periode Intuitif, memecahkan ketika anak
Pemikiran Imaginal masalah secara melihat dua
Intuitif Intuitif, belum wadah berisi
mamapu cairan (wadah
mengembangkan berbentuk lebar
konservasi dan tinggi) maka
anak akan
mengatakan
bahwa wadah
yang lebih tinggi
berisis air lebih
banyak karena
isis airnya lebih
tinggi.
3. Operasional Transformasi, Dapat anak sudah
Konkret reversibel,dan melakukan mamapu
kekekalan, konservasi mengelompokkan
masih konkrit logika tentang binatang benda
kelas dan berdasarkan
hubungan besar kecilnya.
pengetahuan
tentang angka
berpikir terkait
dengan yang
nyata
4. Operasi Formal deduktif, pemikiran yang anak sudah
Hipotesis dan sudah lengkap mampu berfikir
Induktif, pemikiran yang "Apabila
Abstrak proporsional mendung maka
kemampuan akan turun hujan,
untuk mengatasi hari ini mendung,
hipotesis jadi hujan akan
perkembangan turun."
idealisme yang
kuat
11
b. Penata awal, yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan
diajarkan, agar murid mempunyai kerangka kerja untuk
mengasimilasikan informasi baru ke dalam struktur kognitifnya.
c. Pergunakanlah kegiatan yang bervariasi karena murid mempunyai
tingkat perkembangan kognitif yang berbeda dan gaya belajar yang
berlainan.
d. Guru harus selalu memperhatikan pada setiap siswa apa yang
mereka lakukan, apakah mereka melaksanakan dengan benar,
apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan.
e. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan
sendiri jawabanya, sedangkan guru harus selalu siap dengan
alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
f. Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana siswa
dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
Contoh Pembelajaran berdasarkan teori Piaget pada kelas VI Tema 2 “
Persatuan dalam Perbendaan” Subtema 2 “Rukun dalam Perbedaan “
Pembelajaran 1
KI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KD : 3.3 Mengalisis cara makhluk hidup menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
Indikator : 3.3.1 Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
3.3.2 Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
3.3.3 Menganalisis ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
12
Langkah Pembelajaran:
n
g4 Guru tetap menyiapkan alternative jawaban.
13
2.4 Teori Vygotsky dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA
2.4.1 Biografi Singkat Vigotsky
Nama lengkap Vigostky adalah Lev Semonovich Vygostky, ia
lahir di Tsarist Russia, disuatu kota Orscha, Belorussia pada tahun
1896.
Menurut Vygostky, interaksi social merupakan factor
terpenting dalam memicu perkembangan kognitif seseorang. Ia
berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan
efektif apabila anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak
lainnya dalam suasana dan lingkungan yang mendukung
(supportive),dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu.
2.4.2 Teori Perkembangan Menurut Vygostky
a) Konsep Sosiokultural
Sosiokultural masyarakat menyediakan “alat-alat” yang
diwariskan kepada anak-anak oleh para anggota kebudayaan
yang lebih tua. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur
dan semakin mendalam akan membentuk gambaran dunia pada
batin anak. Maka, anak akan berfikir dengan cara yang sama
dengan anggota lain dalam kebudayaannya.
b) Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk
rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri
tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang
dewasa atau anak-anak yang terlatih.
c) Konsep Scaffolding
Scaffolding merupakan suatu bantuan yang besar yang besar
yang diberikan kepada anak selama tahap-tahap awal
pembelajaran
d) Bahasa dan Pemikiran
Anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan,
membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky
14
mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya
berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain
sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran
mereka sendiri.
2.4.3 Penerapan Teori Jean Piaget dalam Pembelajaran IPA
Teori perkembangan Vygotsky mempunyai dua implikasi
utama dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a. Menghendaki suasana kelas yang koooperatif sehingga para
peserta didik dapat saling berinteraksi dan memunculkan
strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-
masing ZPD mereka.
b. Pendekatan Vigotsky dalam pembelajaran menekankan adanya
scaffolding sehingga memungkinkan terjadinya interaksi social,
interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, dan antara
peserta didik dengan pendidik dalam usaha menemukan konsep-
konsep dan pemecahan masalah.
Contoh Pembelajaran berdasarkan teori Piaget pada kelas VI Tema 2
“ Persatuan dalam Perbendaan” Subtema 2 “Rukun dalam Perbedaan
“ Pembelajaran 1
KI : 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KD : 3.3 Mengalisis cara makhluk hidup menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
Indikator : 3.3.1 Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
15
3.3.2 Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
3.3.3 Menganalisis ciri-ciri tumbuhan terkait
habitatnya.
Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan pembelajaran Keterangan
1. 1. Setelah guru melakukan
serangkaian kegiatan awal, guru
menjelaskan kepasa siswa tentang
materi yang akn dipelajari.
“kita berada di tempat yang baru maka
kita perlu menyesuaikan diri dengan
keadaan setempat agar kita bisa
diterima dan hidup berdampingan
dengan damai. Hal ini juga berlaku
pada tumbuhan. Agar keberlangsungan
hidupnya terjamin, maka tumbuhan
harus mampu melakukan adaptasi
sesuai kondisi lingkungannya.”
2. Guru membagi siswa menjadi beberapa Konsep scaffolding
kelompom dengan mempertimbangkan dengan harapan siswa
kemampuan siswa. yang lebih mampu
dapat membantu siswa
yang mengalami ZPD
3 Siswa secara berkelompok akan Konsep scaffolding
berpetualang di lingkungan sekolah. berupa Peer tutoring
Guru telah menyiapkan beberapa pos. adalah pengajaran
Pada setiap pos sudah tersedia berbagai yang dilakukan oleh
jenis tumbuhan atau gambar tumbuhan teman sebaya
beserta informasi tentang cara
tumbuhan tersebut beradaptasi.
4 Siswa mendiskusikan hasil petualangan
5 Kemuadan siswa diminta berkunjung upaya scaffolding
kekelompok lain, dan kelompok yang pada tipe Peer
menerima kunjungan harus tutoring. Pada tahap
menjelaskan hasil diskusi pada anggota ini anak juga
kelompok yang berkunjung. melakukan konsep
bahasa dan pemikiran
6 Diakhir pembelajaran guru bertanya
materi apa yang didapat pada
pembelajaran hari ini.
7 Guru menyimpulkan dan meluruskan
jika ada pemahamana anak yang salah.
16
Bedasarkan langka-langkah pembelajaran diatas merupakan model
pembelajaran yang menganut teori Vigotsky. Model pembelajaran
Vygotsky salah satu ciri yang paling menonjol adalah adanya
scaffolding dan pembelajaran cooperative.
Konsep scaffolding dapat dilihat pada langkah pembagian kelompok
yang mempertimbangkan kemampuan siswa dengan harapan siswa
yang lebih mampu dapat membantu siswa yang mengalami ZPD, hal
tersebut dikenal dengan peer tutoring. Peer tutoring adalah
pengajaran yang dilakukan oleh teman sebaya atau seseprang anak
mengajari anak lainnya yang tertinggal dalam pembelajaran.
Kemudian dalam langkah berkunjung kekelompok lain, dan kelompok
yang menerima kunjungan harus menjelaskan hasil diskusi pada
anggota kelompok yang berkunjung, juga merupakan salah satu upaya
scaffolding pada tipe Peer tutoring. Pada tahap ini anak juga
melakukan konsep bahasa dan pemikiran karena anak menyampaikan
atau mengkomunikasikan hasil diskusi yang merupakan hasil
pemikiran kepada orang lain.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam mengandung empat hal yaitu: IPA
Sebagai konten atau produk, IPA sebagai proses atau metode, IPA sebagai
sikap, dan IPA sebagai teknologi. Hal tersebut berdasarkan pendapat Cain &
Evans serta pendapat Carin & Sund.
Dalam menerapkan IPA pasa sebuah pembelajaran di kelas, para guru
dapat berpedoman pada beberapa teori belajar agar pembelajaran menjadi
lebih efektif, pertama teori Albert Bandura, teori ini beraliran behaviorisme
kerane focus pada perubahan tingkah laku yang diperoleh dari hasil
pengalaman individu. Sehingga, jika terjadi perubahan tingkah laku yang
diinginkan karena adanya respons dari tingkah laku atau pengalaman orang
lain (modeling). Beberapa tahapan yang menjadi penyebab terjadinya proses
modeling adalah atensi (perhatian), retention (mengingat), reproduction
(reproduksi gerakan) dan motivasi.
Kedua Teori Piaget, teori ini beraliran kontruktivisme. Untuk
memahami teori dari Jean Piaget, ada beberapa konsep utama yang harus
dipahami terlebih dahulu, yaitu: inteligensi, skema. asimilasi dan akomodasi.
ekuilibrasi (imbang) dan interiorisasi Tahap-Tahap Perkembangan Jean
Piaget. Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap secara berurutan yaitu
sensorik motor, preoparasional, operasional konkrit, dan operasi formal.
Untuk anak usia SD berada pada tahap operasi konkrit dengan ciri-ciri dapat
melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan
tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata.
Ketiga teoti Vygitsky, beraliras sama dengan Piaget yaitu
kontruktivisme. Dengan tahap perkembangan konsep sosiokultural, konsep
zona perkembangan Proksimal (ZPD), konsep scaffolding dan bahasa dan
pemikiran.
18
3.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
a. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan
mata pelajaran IPA di SD.
b. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya
baik berupa buku, jurnal maupun website yang jelas dalam penulisan
setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20