Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Hakikat Dan Tujuan Pembelajaran Ipa


Dosen: Rosmalah Yanti, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH: Pembelajaran Ipa SD

Disusun Oleh:

Putriani Sukisman 1901414212

Mutiara Sinan Sari Abidin 1901414259

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Hakikat Pembelajaran IPA
di SD". Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pembelajaran IPA SD di Universitas Cokroaminoto Palopo..

Dalam makalah ini akan diantarkan kepada suatu pemahaman mengenai pengetahuan
hakikat pembelajaran IPA untuk jenjang anak SD dan dewasa.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Palopo, 5 juli 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikat IPA mencerminkan persoalan yang holistik dalam kehidupan nyata IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) dapat dikaji dari beberapa aspek yaitu sebagai bangunan ilmu (body of
knowledge), cara berpikir (a way of thinking), cara penyelidikan (a way of investigation) dan
kaitannya dengan teknologi dan masyarakat. Dalam IPA terkandung serangkaian proses
ilmiah, yang sering disebut sebagai metode ilmiah, IPA sebagai bangunan ilmu meliputi
serangkaian konsep, prinsip, hukum, teori. Bangunan ilmu ini dikonstruksi melalui proses
ilmiah. Tiap konten materi IPA memiliki karakteristik khas yang mencerminkan cara
memperoleh dan cara menyajikan kepada peserta didik. Karakteristik tiap konten materi
tersebut erat kaitannya dengan cara membelajarkan IPA kepada peserta didik. Cara
memyajikan pembelajaran IPA secara spesifik tercermin dalam perangkat pembelajaran yang
dirancang oleh seorang guru IPA, Istilah yang sesuai untuk perangkat tersebut adalah SSP
(Subject Spesific Pedagogy). Subject berkaitan dengan sasaran materi yang akan disampaikan
yaitu IPA Terintegrasi pada tema atau pokok bahasan tertentu. Spesific berarti berlaku khusus
untuk materi yang akan diberikan. Pedagogy berarti cara mengajarkan materi tersebut. SSP
diartikan sebagai perangkat mengajar yang spesifik pada subjek materi tertentu berkaitan
dengan penggunaan srategi, pendekatan, model, media, cara penilaian, bahan ajar dan lain
sebagainya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanahkan bahwa pembelajaran
IPA di tingkat Sekolah Menengah Pertama disajikan secara terpadu. Keterpaduan
memberikan makna bahwa persoalan IPA. dapat dikaji secara holistik dari aspek fisika,
kimia, biologi dan aspek lainnya.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran IPA terpadu masih mengalami beberapa kendala,


antara lain ketersediaan sumber daya manusia yaitu guru yang belum mempunyai latar
belakang Pendidikan IPA. Guru juga belum memperolch sosialisasi secara merata mengenai
pembelajaran IPA Terpadu. Pada intinya bahwa guru masih merasa asing dengan konsep
pembelajaran IPA Terpadu. Hasil observasi pada PLPG 2012 bahwa guru belum memahami
maksud keterpadua guru memerlukan contoh cara membelajarkan IPA secara terpadu.
Beberapa hal tersebut mendasari perlunya dikembangkan perangkat pembelajaran IPA
terpadu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses peserta
didik. Dengan harapan, siswa akan terbiasa dalam menghadapi persoalan IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian IPA?

1.2.2 Apa Karekteristik dari pembelajaran IPA?

1.2.3 Apa Hakikat pembelajaran IPA di SD?

1.2.4 Apakah tujuan Pembelajar IPA di SD?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian dari IPA

1.3.2 Mengetahui karekteristik dari pembelajaran IPA

1.3.3 Mengetahui hakikat pembelajaran IPA di SD.

1.3.4 Mengetahui tujuan pembelajaran IPA di SD.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan
science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of
well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully studied
phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang
telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang
diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA
suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk
menjelaskan gejala alam. Lebih lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4). mendefinisikan IPA sebagai
berikut: “Science is the investigation and interpretation of events in the natural, physical environment
and within our bodies"

Ilmu pengetahuan alam dikenal dengan istilah science (sains) merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan hasil eksperimen. Oleh karena itu setiap guru
diharapkan tidak melupakan hakikat dari ilmu pengetahuan alam saat pelaksanaan pembelajaran.
Dalam perkembangannya science sering di terjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, konsep
yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam yang diperoleh dari eksperimen. Ilmu
pengetahuan alam tidak hanya kumpulan pengetahuan tetapi memiliki hal-hal lain yang dikemukakan
oleh Carin dan Evan (dalam Rustaman) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan mengandung empat hal
yaitu: konten atau produk yang berarti dalam ipa terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
serta teori yang sudah diterima kebenarannya. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses merupakan
tatacara pengembangan ipa yang dilakukan oleh para ahli, ipa sebagai produk sebagai hasil yang
diperoleh oleh para ahli dari hasil penelitian, sedangkan ipa sebagai sikap yaitu cara yang dilakukan
oleh para ahli untuk menanamkan sikap.

Menurut Elma (2012), banyak definisi tentang IPA, salah satunya IPA atau science yang sebenarnya
adalah natural science, yang dapat didefinisikan sebagai pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum
yang didasarkan atas pengamatan dan disusun dalam suatu sistem yang teratur.

Dapat disimpulkan bahwa sains (IPA) yaitu sekumpulan pengetahuan kealaman, dimana suatu
pengetahuan dengan pengetahuan lainnya yang memiliki hubungan kausal yang tumbuh sebagai hasil
eksperimen dan observasi yang dapat dikembangkan oleh metode tertentu yang dapat diuji
kebenerannya.

IPA sebagai cara berfikir bermaksud aktivitas manusia dengan adanya proses berfikir yang terjadi
didalam pikiran siapapun. Para ilmuwan digerakan oleh rasa keingintahuan yanga sangat besar dalam
penyelidikan yang mereka lakukan.
Hakikat IPA sebagai produk yaitu hasil yang diperoleh oleh para ilmuwan yang disusun

secara lengkap.IPA sebagai produk ada empat antaranya:

1. Fakta yaitu pemyataan tentang benda yang benar ada dan terjadi
2. Konsep yaitu kumpulan dari beberapa fakta yang saling berhubungan.
3. Prinsip yaitu kumpulan dari beberapa konsep
4. Teori yaitu prinsip-prinsip yang telah diterima

Sehingga dapat disimpulkan dalam hakikat IPS ternyata IPA memiliki nilai-nilai kehidupan dan
pendidikan.

2.2 Karekteristik IPA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri, Karakteristik sangat dipengaruhi oleh
sifat keilmuan yang terkandung pada masing-masing mata pelajaran. Perbedaan karakteristik pada
berbagai mata pelajaran akan menimbulkan perbedaan cara mengajar dan cara siswa belajar antar
mata pelajaran satu dengan yang lainnya. IPA memiliki karakteristik tersendiri untuk membedakan
dengan mata pelajaran lain. Harlen (Patta Bundu, 2006: 10) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik
utama Sains yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk menguji
validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara
hipotesis. Teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, memberi
pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan
prediksi sebelum sampai pada kesimpulan.

Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga,
memberi makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar
perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang
perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang
perubahan itu sendiri.

2.3 Fakta Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Syaiful Sagala (2010: 61), pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E Kaligis (1993; 12)
menyatakan bahwa mengajar dan belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar yang
harmoni.

Proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung hanya dalam satu arah, melainkan dari berbagai
arah (multiarah) sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber belajar yang ada.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat
pendidikan IPA menjadi penting. Struktur kognitif anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur
kognitif ilmuwan Anak perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk mendapatkan keterampilan-
keterampilan dan dapat berpikir serta bertindak secara ilmiah. Adapun IPA untuk anak Sekolah Dasar
dalam Usman Samatowa (2006: 12) didefinisikan oleh Paolo dan Marten yaitu sebagai berikut:
mengamati apa yang terjadi, mencoba apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar..
Menurut Sri Sulistyorini (2007: 8), pembelajaran IPA harus melibatkan keaktifan anak secara
penuh (active learning) dengan cara guru dapat merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi
kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan proses meliputi: mencari, menemukan.
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan pengalaman yang
dibutuhkan. Menurut De Vito, et al. (Usman Samatowa, 2006: 146), pembelajaran IPA yang baik
harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa,


membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun
keterampilan (skill) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi
sangat diperlukan untuk dipelajari. Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 7),
pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan
pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan pada
pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan
yang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya
observasi, eksperimen, dan analisis rasional. Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya
berusaha berlaku sobjektif mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data. Proses
dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk IPA.

Jadi dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberi pengetahuan saja atau berbagai fakta yang
dihafal, tetapi siswa dituntut untuk aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala alam.

2.4 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut.
Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia.
Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum 2013 atau kurtilaas namun kurikulum 2013 ini
diberhentikan sementara karena banyaknya kendaa-kendala yang terjadi dilapangan dan akhirnya kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan kembali. Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang
tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA. standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal
di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP
(Depdiknas,2006) secara rinci adalah:

2.4.1 Memperoleh keyakinan akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan ciptaan dengan baik,

2.4.2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari,

2.4.3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

2.4.4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan

2.4.5 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara. menjaga dan melestarikan lingkungan
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

2.4.6 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan
ke SMP atau MTs.
BAB III

KESIMPULAN

IPA dikenal dengan istilah sains atau bisa disebut juga dengan natural science. IPA merupakan
penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti halnya
setiap ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu
berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tersendiri. IPA atau ilmu pengetahuan alam
memiliki 3 karakteristik yaitu, memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk
menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah meskipun kelihatannya logis dan dapat
dijelaskan secara hipotesis. memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi
yang memungkinkan penyusunan prediksi, memberi makna bahwa teori Sains bukanlah kebenaran
yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut.

Pembelajaran IPA didasarkan pada hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan
pengembangan sikap. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan pada
pendekatan empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan dijelaskan
yang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses tertentu, misalnya
observasi, eksperimen, dan analisis rasional.

Pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan yang harus dicapai oleh pembelajaran tersebut. Tujuan
pebelajaran IPA telah drumuskan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sekarang
kembali diberlakukan di Indonesia setelah diberhentikan nya kurikulum 2013 atau Kurtilas. Ada enam
tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rincka Cipta Neni. 2012. Hakikat Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/9741/5/BAB%202%20- %2008108244136.pdf
Repositon UPL. Hakikat Pembelajaran IPA di SD. [online] Tersedia:
http://repository.upi.edu/1712/4/S PGSD_0908238_chapter1.pdf ian.(2010), Karakteristik
Pembelajaran Ipa Tersedia: http://fip.uny.ac.id/pij/wp- content/uploads/2008/02/inisiasi
pengembangan (2011) fakta sedang belajar diakses http:// www.sekolahdasar.net/ 2011/05/ hakekat-
pembelajaran- ipa- di-sekolah.html#ixzz3zZuhuZhl Elma. 2012. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA
Tersedia: http://www.ielma'sblog.com (diaskes tanggal 05 Februari 2016) Tersedia:
http://www.sukasukapraditia.blogspot.com [diaskes pada Praditia Rachma. Hakikat IPA. (tanggal 05
Februari 2016)

Anda mungkin juga menyukai