Anda di halaman 1dari 3

Nama : Malinda Puspita Sari

NIM : 19312241006
Kelas : Pendidikan IPA A 2019

1. Artikel 1 Nature of Science


Istilah Nature of Science (Lederman, 1992) merujuk pada epistimologi sains, yaitu
sains sebagai cara untuk mengetahui atau nilai dan kayakinan yang melekat pada
perkembangan pengetahuan ilmiah.
Lederman (2006) membagi NOS menjadi beberapa aspek, yaitu terkait
pemahaman sains: 1) membedakan antara observasi dan inferensi, 2) membedakan
antara hukum dan teori, 3) merupakan hasil imajinasi dan kreativitas manusia,4)
bersifat subjektif/ theory–laden, 5) merupakan produk dari kebudayaan, 6) bersifat
tentative dan dapat berubah, 7) berdasarkan bukti empiris.
Menurut Abd-El-Khalick, menjelaskan bahwa pendekatan eksplisit-reflektif
merupakan jenis pendekatan sukses yang efektif digunakan untuk mengajarkan
NOS.
NOS berkaitan erat dengan literasi sains bahwa seseorang yang paham NOS secara
luas akan memiliki pengetahuan dari konten yang diperoleh, ditambah dengan
pengetahuan yang berkaitan dengan tatanama ilmiah.
Cara mengimplementasikan NOS yaitu siswa diberikan kesempatan untuk berfikir
apa yang telah mereka lakukan dan mengapa itu dapat terjadi. NOS dapat terlihat
melalui pertanyaan reflektif.
Pemahaman NOS dapat dilakukan dengan pembelajaran inkuiri dan inkuiri lab.
Pembelajaran inkuiri merupakan cara terbaik untuk mengekspisitkan NOS.
Sedangkan pembelajaran inkuiri lab membantu peserta didik belajar dan
memahami proses intelektual dan keterampilan ilmiah.
2. Artikel 2 (Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android dan NOS Pada
Materi Ikatan Kimia dan Gaya Antar Molekul Untuk Menumbuhkan Literasi Sains
Siswa)
Di zaman modern, penting bagi guru untuk mempersiapkan dan meningkatkan
kemampuan literasi sains siswa. Literasi sains tidak hanya membutuhkan konsep,
teori dan hukum ilmu pengetahuan serta proses ilmiah tetapi juga sifat dari usaha,
semangat dan karakter ilmiah.
Memahami Nature of Science (NOS) merupakan bagian penting dari literasi sains.
Banyak dokumen pendidikan sains seperti American Association for the
Advancement of Science dan National Research Council menekankan peran
penting dalam meningkatkan pemahaman NOS siswa. NOS menjadi penting karena
diperlukan untuk membuat, mengelola serta memproses objek.
Pembelajaran berbasis NOS harus direncanakan dengan matang dan sistematis
dengan menyusun perangkat pembelajaran berbasis NOS.
Menurut Wenning (2006), model pembelajaran NOS memiliki enam langkah
utama, yaitu:(1) background readings, (2) case study discussions, (3) inquiry
lessons, (4) inquiry labs, (5) historical studies, (6) multiple assessments.
E-modul interaktif berbasis android dan Nature of Science pada materi ikatan kimia
dan gaya antar molekul untuk menumbuhkan literasi sains siswa, dimana
pengembangan bentuk prototype e-modul interaktif dilengkapi dengan model
Nature of Science yang memiliki langkah-langkah terdiri dari (1) background
readings (2) Case study discussions (3) inquiry lessons (4) Inquiry labs (5)
historical studies (6) multiple assessments.
3. Artikel 3 (Pengembangan LKPD Berbasis NOS Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains)
Pembelajaran yang dapat meningkatkan KPS peserta didik salah satunya adalah
pembelajaran berbasis Nature of Science (NOS).
Melalui NOS, KPS peserta didik dapat meningkat karena terciptanya konsep jangka
panjang pada memori peserta didik (Wiryanti, 2014).
Berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan respon pengguna maka LKPD berbasis
NOS materi pencemaran lingkungan yang telah dikembangkan dikatakan layak
untuk diterapkan dalam pembelajaran. LKPD hasil pengembangan dinyatakan
layak untuk meningkatkan KPS. KPS dapat meningkat melalui serangkaian
kegiatan sesuai dengan sintaks NOS.
4. Artikel 4 (Pengembangan Bahan Ajar Modul Bermuatan NOS Pada Materi Sistem
Pernapasan Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII SMP 2 Mlati)
PISA menyatakan bahwa bahwa rerata skor dan peringkat Indonesia masih dalam
kategori literasi sains masih rendah.
Unyuk itu, pemahaman tentang NOS memainkan peran penting dalam
pengembangan literasi sains.
Usaha menambahkan muatan NOS dalam bahan ajar dapat mengenalkan siswa
dalam mempelajari IPA secara menyeluruh. Permasalahan atau isu-isu yang
beredar di masyarakat dapat dihadirkan dalam bahan ajar dengan pandangan yang
berbeda, sehingga siswa dapat memandang permasalahan atau isu-isu dengan sudut
pandang IPA yang menyeluruh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar modul IPA bermuatan NOS
dikembangkan dengan model 4D dari Thiagarajan yang dinyatakan layak untuk
digunakan oleh siswa .
5. Artikel 5 (Pentingnya Mengeksplisitkan NOS dan Berpikir Kritis Pada Bahan Ajar
IPA Topik Suhu dan Kalor Untuk Siswa SMP)
Dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkan bahan ajar IPA untuk siswa SMP
yang mengeksplisitkan nature of science (NOS) dan berpikir kritis pada topik suhu
dan kalor.
Bahan ajar tersebut dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dan dapat
memahami sains secara utuh dan luas.
Adanya bahan ajar dengan mengeksplisitkan nature of science (NOS) dan berpikir
kritis pada topik suhu dan kalor untuk siswa SMP diharapkan mampu menjadi
solusi untuk membantu siswa meningkatkan literasi sains sebagai fokus utama
pembelajaran IPA pada kurikulum 2013.

Anda mungkin juga menyukai