Istilah Nature of Science (Lederman, 1992) merujuk pada epistimologi sains, yaitu sains sebagai cara untuk mengetahui atau nilai dan kayakinan yang melekat pada perkembangan pengetahuan ilmiah. Lederman (2006) membagi NOS menjadi beberapa aspek, yaitu terkait pemahaman sains: 1) membedakan antara observasi dan inferensi, 2) membedakan antara hukum dan teori, 3) merupakan hasil imajinasi dan kreativitas manusia,4) bersifat subjektif/ theory–laden, 5) merupakan produk dari kebudayaan, 6) bersifat tentative dan dapat berubah, 7) berdasarkan bukti empiris. Menurut Abd-El-Khalick, menjelaskan bahwa pendekatan eksplisit-reflektif merupakan jenis pendekatan sukses yang efektif digunakan untuk mengajarkan NOS. NOS berkaitan erat dengan literasi sains bahwa seseorang yang paham NOS secara luas akan memiliki pengetahuan dari konten yang diperoleh, ditambah dengan pengetahuan yang berkaitan dengan tatanama ilmiah. Cara mengimplementasikan NOS yaitu siswa diberikan kesempatan untuk berfikir apa yang telah mereka lakukan dan mengapa itu dapat terjadi. NOS dapat terlihat melalui pertanyaan reflektif. Pemahaman NOS dapat dilakukan dengan pembelajaran inkuiri dan inkuiri lab. Pembelajaran inkuiri merupakan cara terbaik untuk mengekspisitkan NOS. Sedangkan pembelajaran inkuiri lab membantu peserta didik belajar dan memahami proses intelektual dan keterampilan ilmiah. 2. Artikel 2 (Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android dan NOS Pada Materi Ikatan Kimia dan Gaya Antar Molekul Untuk Menumbuhkan Literasi Sains Siswa) Di zaman modern, penting bagi guru untuk mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Literasi sains tidak hanya membutuhkan konsep, teori dan hukum ilmu pengetahuan serta proses ilmiah tetapi juga sifat dari usaha, semangat dan karakter ilmiah. Memahami Nature of Science (NOS) merupakan bagian penting dari literasi sains. Banyak dokumen pendidikan sains seperti American Association for the Advancement of Science dan National Research Council menekankan peran penting dalam meningkatkan pemahaman NOS siswa. NOS menjadi penting karena diperlukan untuk membuat, mengelola serta memproses objek. Pembelajaran berbasis NOS harus direncanakan dengan matang dan sistematis dengan menyusun perangkat pembelajaran berbasis NOS. Menurut Wenning (2006), model pembelajaran NOS memiliki enam langkah utama, yaitu:(1) background readings, (2) case study discussions, (3) inquiry lessons, (4) inquiry labs, (5) historical studies, (6) multiple assessments. E-modul interaktif berbasis android dan Nature of Science pada materi ikatan kimia dan gaya antar molekul untuk menumbuhkan literasi sains siswa, dimana pengembangan bentuk prototype e-modul interaktif dilengkapi dengan model Nature of Science yang memiliki langkah-langkah terdiri dari (1) background readings (2) Case study discussions (3) inquiry lessons (4) Inquiry labs (5) historical studies (6) multiple assessments. 3. Artikel 3 (Pengembangan LKPD Berbasis NOS Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains) Pembelajaran yang dapat meningkatkan KPS peserta didik salah satunya adalah pembelajaran berbasis Nature of Science (NOS). Melalui NOS, KPS peserta didik dapat meningkat karena terciptanya konsep jangka panjang pada memori peserta didik (Wiryanti, 2014). Berdasarkan hasil validasi oleh ahli dan respon pengguna maka LKPD berbasis NOS materi pencemaran lingkungan yang telah dikembangkan dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran. LKPD hasil pengembangan dinyatakan layak untuk meningkatkan KPS. KPS dapat meningkat melalui serangkaian kegiatan sesuai dengan sintaks NOS. 4. Artikel 4 (Pengembangan Bahan Ajar Modul Bermuatan NOS Pada Materi Sistem Pernapasan Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII SMP 2 Mlati) PISA menyatakan bahwa bahwa rerata skor dan peringkat Indonesia masih dalam kategori literasi sains masih rendah. Unyuk itu, pemahaman tentang NOS memainkan peran penting dalam pengembangan literasi sains. Usaha menambahkan muatan NOS dalam bahan ajar dapat mengenalkan siswa dalam mempelajari IPA secara menyeluruh. Permasalahan atau isu-isu yang beredar di masyarakat dapat dihadirkan dalam bahan ajar dengan pandangan yang berbeda, sehingga siswa dapat memandang permasalahan atau isu-isu dengan sudut pandang IPA yang menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar modul IPA bermuatan NOS dikembangkan dengan model 4D dari Thiagarajan yang dinyatakan layak untuk digunakan oleh siswa . 5. Artikel 5 (Pentingnya Mengeksplisitkan NOS dan Berpikir Kritis Pada Bahan Ajar IPA Topik Suhu dan Kalor Untuk Siswa SMP) Dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkan bahan ajar IPA untuk siswa SMP yang mengeksplisitkan nature of science (NOS) dan berpikir kritis pada topik suhu dan kalor. Bahan ajar tersebut dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dan dapat memahami sains secara utuh dan luas. Adanya bahan ajar dengan mengeksplisitkan nature of science (NOS) dan berpikir kritis pada topik suhu dan kalor untuk siswa SMP diharapkan mampu menjadi solusi untuk membantu siswa meningkatkan literasi sains sebagai fokus utama pembelajaran IPA pada kurikulum 2013.