Anda di halaman 1dari 12

“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No.

1, ISSN 2338-6487
GAGASAN MODELPEMBELAJARAN MOBILE–NOS UNTUK
PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA
Yusran Khery1, Baiq Asma Nufida2, Suryati3, Sri Rahayu4, Endang Budiasih5
1
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Malang
1
Email: yusrankhery@ikipmataram.ac.id,
2
bqasmanufida@ikipmataram.ac.id,
3
suryati@ikipmataram.ac.id
4
sri,rahayu.fmipa@um.ac.id
5
endang.budiasih.fmipa@um.ac.id

ABSTRACT: This article describes the idea of a mobile learning model - NOS for enhancing
students' scientific literacy and student responses to these ideas. This article is compiled based on
literature studies, simple observations on several variables supporting mobile learning at IKIP
Mataram, and evaluating prospective user responses to the development idea using a
questionnaire. Respondents were 54 students of IKIP Mataram Chemistry education. The response
data is processed by percentage formula based on category criteria. Mobile-NOS learning is
learning that applies the Nature of Science (NOS) learning steps with the support of learning
media in the form of mobile applications that can be applied in smart mobilephone. The six main
steps in implementing learning are oriented to Nature of Science (NOS), namely: (1) Reading the
context on electronic articles; (2) In-depth questioning; (3) Observation of cases and targets; (4)
Demonstration Procedure; (5) Library Search; (6) Implementing Procedures; (7) Communicating
Science Knowledge; and (8) Authentic Assessment.The results of this study showed an average
response to the idea of developing NOS-oriented mobile learning at 85.23% with a very good
category

Kata Kunci: Mobile Learning, Nature of Science (NOS), Science Literacy

PENDAHULUAN Membangun literasi sains berati fokus


Perubahan yang revolusioner dalam pada membangun pengetahuan siswa untuk
bidang sains dan teknologi telah terjadi di menggunakan konsep sains secara bermakna,
dalam abad ke-21 ini. Perubahan ini telah berpikir kritis dan membuat keputusan-
meningkatakan kualitas hidup umat manusia keputusan yang seimbang terhadap
melalui berbagai terobosan dalam sains dan permasalahan-permasalahan yang relevan
teknologi yang menyebar ke seluruh penjuru dengan kehidupan siswa. Akan tetapi sering
dunia (Friedman, 2007). Namun penemuan dan dijumpai praktek pembelajaran sains masih
perkembangan baru yang sangat bermanfaat itu mengabaikan dimensi sosial pendidikan dan
dibarengi oleh munculnya permasalahan yang dorongan pengembangan keterampilan
mengkhawatirkan seperti pemanasan global, berpartisipasi aktif di masyarakat (Hofstein,
pengurangan sumber daya energi global, dan Eilks, & Bybee, 2011). Agar dapat membangun
polusi. Agar dapat mengatasi permasalahan- literasi sains pada diri siswa maka siswa perlu
permasalahan itu, diperlukan warga masyarakat dibekali dengan pemahaman tentang nature of
yang memahami konsep-konsep sains, mampu science (hakikat sains/ilmu). Nature fo Science
berpikir kritis, kreatif, bernalar, dan peduli. mencakup konsep tentang pengatahuan sains,
Merekalah yang dapat menjaga kelestarian nilai-nilai dan keyakinan dalam memperoleh
lingkungan, kesehatan, dan mengambil pengetahuan sains, serta pengaruhnya terhadap
keputusan tentang kebijakan sosial untuk diri masyarakat, budaya, dan teknologi (Osborne,
dan masyarakatnya. Harapan ini akan tercapai Collins, Ratcliffe, Millar, & Duschl, 2003).
jika masyarakat memiliki literasi sains (New Menurut Toharudin, Hendrawati &
Zealand Curriculum Guides, 2013). Rustaman (2011) kemampuan rata-rata peserta
Kecenderungan kebijakan pendidikan sains didik Indonesia baru sampai pada kemampuan
menekankan pentingnya literasi sains sebagai mengenali fakta dasar, tetapi belum mampu
transferable outcomes dalam pendidikan sains mengkomunikasikan dan mengaitkan
(Fives et al, 2014). kemampuan tersebut dengan topik-topik sains.
Siswa mengalami kesulitan dalam

44
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
mendapatkan makna dan menggunakan sains dan kenyamanan pembelajaran mobile. Sistem
untuk memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran mobile dapat diterapkan dengan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. mudah dan murah sebagai pelengkap dalam
Rendahnya kemampuan literasi sains siswa proses pembelajaran. Dalam menerapkan
Indonesia ini dapat dipengaruhi oleh kurikulum pembelajaran mobile faktor motivasi sangat
dan sistem pendidikan, pemilihan metode dan perlu dipertimbangkan seperti interaktif dan
model pengajaran oleh guru, sarana dan menarik. Namun, tujuan utama lingkungan
fasilitas belajar, sumber belajar, dan bahan ajar. pembelajaran mobile haruslah untuk
Hasil survey peneliti menunjukkan bahwa pendidikan bukan untuk hiburan (Calimag dkk,
mahasiswa pendidikan kimia IKIP Mataram 2014).
masih memiliki literasi sains dengan kategori Suatu lingkungan pembelajaran
rendah bila mengacu pada nilai mahasiswa mobilepada mata kuliah sains kimia yang
pada matakuliah Kimia Anorganik memuat banyak konsep seperti kimia anorganik
sebagaimana tersaji pada tabel 1. sangat perlu diciptakan di perguruan tinggi
Tabel 1.Nilai Mahasiswa pada Mata Kuliah kependidikanagar mahasiswa calon guru
Kimia Anorganik memiliki bekal pengalaman penerapan
No Tahun Nilai Mahasiswa pembelajaran mobile. Pembelajaran mobile
tidak hanya sebatas untuk meningkatkan minat
Ajaran dan menjadi hiburan namun harus dapat
D& C, C+, B, B+, A-
D+ B- , dan A membantu mahasiswa untuk memahami
1. 2015/2016 6 24 9 orang hakikat sains dan mencapai kemampuan literasi
sains yang baik. Pembelajaran mobile tersebut
orang Orang haruslah dikemas dengan berorientasi pada
Nature of Science (NOS). Bagaimanakah
2. 2016/2017 8 21 7 orang karakteristik pembelajaran Mobile - NOS yang
disarankan untuk meningkatkan literasi sains
Orang Orang
mahasiswa menjadi pembahasan utama dalam
artikel ini.
Sumber: Arsip Daftar Nilai Mahasiswa
Prodi Pendidikan Kimia IKIP Mataram METODE
Calon guru sains seperti kimia perlu Artikel ini disusun berdasarkan studi
dibekali pemahaman Nature of Science agar pustaka, observasi sederhana terhadap beberapa
memiliki literasi sains yang baik sehingga akan variabel pendukung pembelajaran mobile di
mampu menyesuaikan diri dengan IKIP Mataram, dan evaluasi respon calon
perkembangan kurikulum dan tuntutan tujuan pengguna terhadap gagasan pengembangan
pendidikan di masayang akan datang. Bekal ini menggunakan angket. Responden adalah 54
dapat diberikan kepada mereka melalui orang mahasiswa pendidikan Kimia IKIP
pembelajaran matakuliah-matakuliah kimia di Mataram. Data respon diolah dengan rumus
perguruan tinggi salah satunya kimia persentase berdasarkan kriteria kategori.
anorganik. Materi pembelajaran Kimia Angket respon terhadap
Anorganik kaya dengan konsep yang harus pengembangan pembelajaran mobile
dipahami dengan baik yang berguna dalam berorientasi NOS digunakan untuk
penyelesaian masalah terkait kehidupan sehari- mengungkap respon mahasiswa dan dosen
hari. Subjek/materi dalam pembelajaran sains tentang adanya pengembangan pembelajaran
yang disampaikan dengan tepat dapat mobile berorientasi NOS. Angket ini terdiri
berkontribusi untuk mencapai tujuan dari dari 16 item pernyataan yang dapat direspon
pelatihan literasi sains seseorang. Pembelajaran dengan pilihan tidak setuju, ragu-ragu, dan
kimia berkontribusi sebagai literasi kimia setuju. Pada kedua angket ini, skor 0, 1, dan 2
secara khusus, dan literasi sains secara umum berturut-turut diberikan untuk pilihan respon
(Shwartz, Ben-zvi, Hofstein, 2006). yang bersesuaian.
Lebih daripada itu, tuntutan Setelah data dikumpulkan melalui
pembelajaran terkini adalah pemanfaatan angket dan observasi, dilakukan wawancara
teknologi informasi dalam pembelajaran. Saat untuk mengkonfirmasi tanggapan responden
ini teknologi mobile telah memperkenalkan dan hasil observasi. Wawancara dilakukan
bentuk lingkungan pengajaran dan terhadap 9 orang mahasiswa dan 3 orang
pembelajaran baru. Hasil penelitian Hanafi dan dosen. Data yang diperoleh dianalisis dengan
Samsudin (2012) menunjukkan bahwa siswa cara menghitung persentase. Deskripsi terhadap
sangat menyukai interaktivitas, aksesibilitas, hasil analisis data dilakukan dengan mengacu

45
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
pada persentasi kriteria sebagaimana tersaji 61-80 Baik
pada tabel 2. 41-60 Cukup Baik
Table 2. Persentase Kriteria 21-40 Kurang Baik
Persentase Kriteria <21 Sangat Kurang Baik
81-100 Sangat Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN California, dan masing-masing di Indonesia,
India, Argentina, Korea Selatan dan Tanzania.
Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Alasan dipilihnya negara-negara ini, tujuan
Mobile utamanya adalah untuk memahami keuntungan
Terdapat beberapa alasan mengapa dan kerugian dari model pembelajaran mobile
orang-orang menggunakan teknologi informasi. di negara yang memiliki variasi konteks dan
Seseorang percaya bahwa dengan latar belakang. Rekomendasi yang diperoleh
menggunakan teknologi sistem informasi bisa dari penelitian tersebut adalah secara alami
membantunya memperoleh manfaat dan kinerja manusia mengajukan pertanyaan tentang dunia
lebih dalam pekerjaan. Teknologi mobile nyata, melakukan hal itu adalah sebuah jalan
membantu seseorang dapat mengakses penting untuk belajar. Perlu adanya transisi dari
informasi secara cepat, di manapun dan mendikte informasi menuju pembelajaran yang
kapanpun, dan memilih perangkat apapun yang melibatkan siswa dalam belajar dan
dikehendaki. Seseorang dapat dengan mudah menyelesaikan masalah. Teknologi
bergabung secara individual dengan teknologi pembelajaran mobile dapat memberdayakan
atau sistem informasi dan berinovasi. Hal ini siswa belajar sescara mandiri dan aktif
berpengaruh kuat pada siswa-siswa muda untuk merencanakan belajar mereka sendiri.
menggunakan perangkat mobile untuk tujuan Menurut Alden (2013) terdapat 10
akademis (Cabanban, 2013). hal penting yang perlu hadir dalam
Hanafi dan Samsudin (2012) telah pembelajaran mobile di universitas yakni
melakukan survei yang melibatkan 56 Pengguna dapat menerima pemberitahuan dan
responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pengingat tentang tugas dan janji tentang kelas
responden sangat menerima kemudahan yang diikuti; Pengguna dapat berkomunikasi
interaksi, akses, dan sangat menyenangkan secara individu dengan dosen, penasihat, atau
menggunakan sistem belajar mobile, tetapi siswa lain menggunakan suara, email, atau
mahasiswa kadang-kadang cukup frustasi pesan teks; Pengguna dapat melakukan posting
dengan masalah konektivitas internet. Secara atau balas ke item dalam polling, papan
keseluruhan, sistem belajar mobile dapat diskusi, atau aplikasi lain; Pengguna dapat
dimanfaatkan sebagai alat belajar yang murah mencari dan mengakses informasi berbasis web
tetapi ampuh dalam melengkapi proses yang terkait saja; mengunduh dan meninjau
pembelajaran mahasiswa. Hanafi dan Samsudin materi pelajaran dari kelas yang diikuti;
(2012) menyarankan perlunya penelitian Pengguna dapat berinteraksi langsung dan
pengaruh pembelajaran mobilebaik dalam meninjau informasi administratif tentang kelas
perspektif teknologi maupun pedagogis. yang sedang atau akan diambil; Pengguna
Kedepannya penelitian harus fokus pada isu-isu dapat mencari atau meninjau materi di
ini untuk membantu mewujudkan lingkungan perpustakaan universitas; Pengguna dapat
pembelajaran digital yang melengkapi mengunggah item yang mereka rekam dengan
pendekatan pembelajaran konvensional. perangkat seluler pribadinya; Interaktif selama
Buckner & Kim (2013) telah sesi pembelajaran langsung; dan Pengguna
mempelajari integrasi teknologi dan pedagogi dapat mendaftar atau mengundurkan diri dari
dalam pelaksanaan proyek-proyek ICT di kelas yang diikuti.
negara-negara berkembang. Riset ini Pengembangan teknologi pembelajaran
merancang sebuah inovasi pendidikan yang mobile ini harus seiring dengan perkembangan
memanfaatkan teknologi mobile dalam kurikulum pembelajaransains di dunia. Trend
pembelajaran. Peneliti menerapkan aplikasi dalam kebijakan pendidikan sains menekankan
mobile berbasis pertanyaan untuk siswa dengan pentingnya literasi sains sebagai luaran yang
aplikasi manajemen untuk guru, dan dengan dapat di transfer dalam pendidikan sains (Fives
demikian memungkinkan siswa untuk et al, 2014). Menurut Rahayu (2016),
membuat pertanyaan pilihan ganda pada ponsel pencapaian literasi sains siswa dapat
selama pembelajaran dan berbagi pertanyaan- diupayakan melalui pengajaran sains di kelas
pertanyaan ini dengan teman-teman sekelas dan yang menitikberatkan pada kemampuan
guru mereka. Sampel dari penelitian ini dengan epistimologi sains/hakikat sains (Nature of
menggunakan tujuh studi yaitu dua di Science) atau pemahaman tentang ciri khas

46
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
sains sebagai bentuk pengetahuan dan inkuiri 100 73.5 88.3 91.7 87.1 86.8
manusia.Tujuan utama mengintegrasikan 52.7

Persentase
Nature of Science (NOS) ke dalam kurikulum 50
sains adalah untuk membantu mendidik siswa 0
menjadi warga negara yang memiliki literasi
sains sehingga dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan sains dan
teknologi yang kompleks dalam kehidupan
modern dan budaya demokratis. Penetapan Bulan
NOS sebagai komponen utama
dalamliterasisains yang merupakan tujuan Gambar 1. Diagram persentase akses internet di
lingkungan FPMIPA IKIP Mataram tahun 2017
belajar yang penting dalam setiap
kurikulumsains (Hudson, 2014). Maka dari itu,
pengembangan teknologi pembelajaran mobile Peningkatan akses internet terjadi
sebaiknya berorientasi Nature of Science. karena pada bulan april sampai juli,
Nature of Science (NOS) mengacu pada perkuliahan berlangsung normal dan banyak
epistimologi ilmu pengetahuan, ilmu sebagai mahasiswa yang mengunjungi kampus.
cara untuk mengetahui, atau nilai-nilai dan Sedangkan penurunan pada bulan agustus
keyakinan yang melekat pada pengembangan terjadi karena pada bulan tersebut memasuki
sains/pengetahuan ilmiah (Lederman, 2007). masa ujian dan libur akhir semester. Hal ini
Pemahaman tentang NOS tersebut merupakan menunjukkan bahwa mahasiswa menggunakan
karakteristik yang diharapkan ada pada diri internet dan mnelakukan akses wifi di fakultas
seseorang yang memiliki literasi sains, dimana mipa IKIP Mataram selama mereka
orang tersebut mampumengembangkan beraktivitas di kampus.
pemahaman konsep, prinsip, teori dan proses Dukungan fasilitas ruang kelas juga
sains, dan menyadari adanya hubungan yang telah memadai untuk diterapkan pembeljaran
kompleks antara sains, teknologi, dan mobile di prodi kimia FPMIPA kimia IKIP
masyarakat (Abd-El-Khalick &Lederman, Mataram. Selain telah tersedianya ruang kelas
2001), Jadi, pada prinsipnya NOS mencakup dengan kelengkapan media audio visual. Akses
konsepsi tentang pengetahuan sains, nilai-nilai wifi juga dapat dilakukan di ruang-ruang kelas.
dan keyakinan dalam memperoleh pengetahuan Ikip juga telah menyediakan perpustakaan
sains tersebut, serta pengaruhnya terhadap online sehingga memungkinkan bagi
masyarakat, budaya, dan teknologi sains. mahasiswa untuk mengakses informasi dan
referensi yang tersedia di perpustakaan
kampus.
Potensi Penerapan Pembelajaran Mobile di
Kelemahan yang ditemukan dalam
IKIP Mataram
Kekuatan yang dimiliki dalam rangka rangka penerapan pembelajaran mobile adalah
menyukseskan pengembangan strategi belum tersedianya ruang kelas online untuk
pembelajaran mobile di program studi model pembelajaran tersebut. Maka dari itu
pendidikan kimia IKIP Mataram antara lain 90 masih perlu dikembangkan semacam model
% students using mobile technology on android pembelajaran mobile yang dilengkapi dengan
smartphone. Berdasarkan observasi yang website pembelajaran, ruang diksusi online,
dilakukan pada bulan April 2017, 95 orang dari bahan ajar online, aplikasi laboratorium virtual,
107 orang mahsiswa program studi pendidikan bahan ajar interaktif berbasis android, ruang
kimia IKIP Mataram menggunakan smartphone evaluasi online, yang semuanya bisa diakses
berplatform android. secara mobile dimanapun dan kapanpun. Maka
Menurut data yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi tersebut haruslah
puskom IKIP Mataram, akses internet di dikembangkan menggunakan aplikasi-aplikasi
fakultas pendidikan mipa IKIP Mataram yang responsive untuk aplikasi mobile phone.
mencapai rata-rata 80 % dari seluruh jumlah Selain itu, jaringan internet yang
pengguna wifi. Persentasi penggunaan wifi di disediakan dikampus masih lemah, akses
fakultas pendidikan MIPA IKIP Mataram pada menjadi sangat lamban bagi pengguna saat
semester pertama tahun 2017 disajikan pada banyak pengguna yang mengakses jaringan
Gambar 1. internet. Maka untuk menyukseskan penerapan
pembelajaran mobile, kapasistas layanan
jaringan wifi harus ditingkatkan.
Peluang yang membuat model
pembelajaran mobile menjadi potensial untuk

47
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
dikembangkan adalah kenyataan bahwa (PISA, 2015). Tingkat literasi sains individu
pembelajaran berbasis internasional adalah berdampak signifikan pada perkembangan
salah satu arah pengembnagan kurikulum masyarakat,pertumbuhan ekonomi dan
nasional. Maka dari itu, sangat memungkinkan stabilitas sosial politik (Laughksch, 2000).
untuk memperoleh dukungan pemerintah pusat Tantangan utama literasi sains pada
untuk realisasi pengembangan model tingkat nasional dan internasional yang
pembelajaran tersebut. Produk pengembangan dihadapi manusia adalah menyediakan cukup
pembelajaran mobile memungkinkan untuk air dan makanan, mengontrol penyakit,
digunakan dan diakses oleh mahasiswa dan pembangkit energi yang cukup dan adaptasi
dosen IKIP Mataram. Dengan begitu bisa perubahan iklim (UNEP, 2012). Banyak isu-isu
diperoleh saran-saran sangat membantu muncul pada tingkat lokal. Pada isu-isu
penyempurnaan produk sehingga sesuai dengan tersebut, tiap individu mungkin menghadapinya
kebutuhan pembelajaran. Hasil wawancara dengan keputusan praktis. Misalnya, mengenai
peneliti menunjukkan bahwa kolega dosen dan ketersediaan makanan, kesehatan, penggunaan
seluruh mahasiswa responden menunjukkan material dan teknologi baru, dan efisiensi
ketertarikan pada hadirnya kelas pembelajaran energi. Tantangan ini membutuhkan solusi
mobile yang nyaman dan fleksibel untuk inovatif dalam berpikir ilmiah dan discovery
digunakan dalam mendukung proses ilmiah. Masyarakat membutuhkan kader
pembelajaran yang inovatif di program studi pendidik sains serta penelitian dan inovasi
pendidikan kimia IKIP Mataram. sains dan teknologi. Hal tersebut penting dalam
Namun hal yang bisa menjadi menjawab tantangan ekonomi, sosial dan
ancaman kesuksesan penerapan pembelajaran lingkungan yang dihadapi dunia. Untuk
mobile berbasis inkuri di program studi menggali pengetahuan awal masyarakat,
pendidikan kimia IKIP Mataram adalah, masing-masing peneliti membutuhkan banyak
mahasiswa dan dosen belum terbiasa dalam pengetahuan sains dan literasi sains dengan
menjalani penerapan model pembelajaran pemahaman mendalam tentang hakekat sains,
mobile. Sehingga dibutuhkan waktu untuk bisa batasan dan konsekuensi dari aplikasi sains.
melihat seberapa sukses model ini bisa Literasi sains semakin diperlukan
diterapkan, seberapa maksimal proses dewasa ini agar kita dapat hidup di tengah-
pemblajaran yang bisa dijalani oleh mahasiswa tengah masyarakat modern (New Zealand
dan dosen. Belum ada formulasi menganai Curriculum, 2013).Untuk semua alasan-alasan
langkah-langkah pemblajaran pengaturan kelas ini, literasi sains dianggap sebagai kunci
online-offline untuk penerapan pembalajaran kompetensi (Rychen & Salganik, 2003).
mobile yang efektif dan efisien. Namun Kerangka kerja penilaian literasi sains
bagaimanapun ini harus diawali dalam rangka mencakup aspek konteks, kompetensi,
menuju tujuan memberi pengalaman belajar pengetahuan, dan sikap(Wiliam, 2010). Literasi
yang inovatif bagi mahasiswa yang sains mencakup tiga kompetensi yakni
memanfaatkan tik dan membangu mereka menjelaskan fenomena sains, evaluasi dan
memperoleh pemahaman konsep dan literasi merancang inkuiri ilmiah, interpretasi data dan
sains. Dengan begitu mahasiswa calon guru ini bukti-bukti sains (PISA, 2015, Shwartz, et al.,
akan siap dan mampu beradaptasi untuk 2006b, Tsaparlis, 2000).
menghadapi perkembangan kurikulum sains di Hasil penilaian PISA (2013), literasi
masa mendatang. Formulasi penerapan sains siswa Indonesia menempati peringkat 64
pembelajaran mobile berbasis inkuri yang dari 65 negara peserta. Untuk mencapai tujuan
efektif dan efisien membantu siswa meraih dari literasi pendidikan kimia seseorang,
pemahaman konsep dan literasi sains harus kurikulum kimia baru-baru ini mengalami
dilakukan melalui suatu rangkain penelitian. perubahan yang meningkatdi banyak Negara,
dalam menjaga dan memperbaiki subjek
Pembelajaran Nature of Science (NOS) kurikulum sains (Celik, 2014).Pemerintah
untuk Meningkatkan Literasi Sains Indonesia menganggap perlu memberlakukan
Perkembangan produk sains dan kurikulum 2013 untuk mewujudkan
teknologi muncul terus menerus pada masyarakat berliterasi sains. Namun untuk
masyarakat modern. Maka dari itu, pemahaman sementara waktu kurikulum 2013
fakta sains dan hubungan antara sains, diberhentikan dibanyak sekolah karena banyak
teknologi, dan masyarakat sangat bermanfaat. pengajar maupun siswa belum siap dengan
Kemampuan menggali pengetahuan awal implementasi kurikulum ini. Berbagai
dengan menghubungkan isu-isu sains dan ide- terobosan dilakukan oleh pemerintah untuk
ide sains sebagai refleksi disebut Literasi Sains mencapai harapan pelaksanaan kurikulum 2013

48
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
merata di seluruh sekolah pada tahun 2019. memfokuskan pertanyaan, prosedur
Mahasiswa calon guru sains juga perlu pembelajaran yang akan dilakukan, menyajikan
dipersiapkan semanjak duduk di perguruan pijakan, pemodelan, dan penjelasan seperlunya
tinggi. Diharapkan dengan dilakukannya tentang penelitian ilmiah, menjelaskan cara
penelitian ini dapat mempersiapkan SDM yang mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan
mampu berliterasi sains dan mampu yang akan ditemukan dalam proses
mentransfer kemampuan tersebut melalui pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang
pembelajaran sains sehingga mempercepat diakses adalah kesesuaian pertanyaan
target pemerintah. Salah satu model yang dapat pembelajaran yang diajukan, ketepatan
diterapkan untuk meningkatkan literasi sains prosedur pembelajaran yang akan dilakukan,
calon guru yakni Pembelajaran Mobile- NOS. kecermatan memprediksi masalah, hambatan
Menurut Wenning (2006), pembelajaran dan upaya pemecahan yang diajukan (Santyasa,
berorientasi NOS (Nature of Science) memiliki 2006).
enam langkah utama, yaitu: (1) background Pada saat guru memimpin inquiry
readings, (2) case study discussions, (3) lessons, mereka dapat menggunakan pemikiran
inquiry lessons, (4) inquiry labs, (5) historical protocol untuk menyediakan wawasan
studies, (6) multiple assesments. (insights) tentang pekerjaan-pekerjaan Sains.
Pada langkah pertama yaknibackground Guru dapat memandu siswa berpikir melalui
readings, siswa diajak membaca buku dan/atau pertanyaan-pertanyaan penuntun, mereka
artikel kimia dan membuat laporan mengenai memberikan pedoman dengan tegas tentang
suatu bab ataupun materi tertentu, sehingga prosedur yang dapat dikerjakan, dan
mereka dapat menyusun latar belakang memberikan pengajaran yang jelas pada saat
pembelajaran yang akan dilakukan. Buku percontohan praktek inquiri ilmiah (Wenning,
dan/atau artikel yang di baca oleh siswa 2006a).
diupayakan agar sesuai dengan jenis Pada langkah selanjutnya Inquiry labs,
pengetahuan yang dipelajari. Aktivitas siswa bertentangan dengan buku resep (cookbook)
yang perlu diperhatikan adalah ketepatan buku laboratorium tradisional, langkah ini dapat
dan/atau artikel yang dijadikan sumber belajar, membantu siswa belajar dan mengerti
sistematika latar belakang pembelajaran, keterampilan proses intelektual seorang
ketepatan rumusan masalah pembelajaran, ilmuwan dan hakikat inquiri ilmiah. Inquiry
tujuan pembelajaran (Santyasa, 2006). labs dikemudikan oleh pertanyaan penuntun
Kegiatan background readings dari buku atau yang berkelanjutan pada perjanjian intelektual,
artikel kimia yang berkaitan dengan NOS memerlukan keterampilan berpikir tingkat
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tinggi (high order thinking), fokus perhatian
pemahaman siswa mengenai NOS. Kegiatan siswa pada pengumpulan dan interpretasi data,
membaca juga dapat meningkatkan dan menolong siswa menemukan konsep baru,
penghargaan terhadap Sains dengan sendirinya. prinsip, atau hukum-hukum melalui kreasi dan
Membaca buku, dan membuat laporan tertulis kontrol eksperimen mereka sendiri. Inquiry
atau tinjauan buku, mampu menyediakan latar labs membantu siswa menggunakan prosedur
belakang pengetahuan yang kokoh untuk yang lebih konsisten dengan hakikat praktek
mempersiapkan dan menunjang siswa menuju ilmiah yang sesungguhnya (Wenning, 2006).
diskusi kelas (Wenning, 2006). Pada tahap historical studies siswa
Berdasarkan latar belakang masalah didorong untuk menyajikan deskripsi tentang
yang telah dirumuskan, guru membuka ruang manfaat pembelajaran yang dilakukan, tidak
diskusi untuk melayani pertanyaan-pertanyaan hanya mengenai pemahamannya terhadap NOS
yang mungkin diajukan oleh siswa. Langkah dan kemampuan mengungkap dan menerapkan
ini disebut dengan case study discussions pemahaman terhadap realitas alam, tetapi juga
Herreid (dalam Wenning, 2006a). Case study perkembangan sikap dan persepsi siswa
discussions adalah forum yang baik sekali terhadap materi yang menjadi obyek Inquiy
untuk membantu siswa mengembangkan labs. Pengalaman belajar siswa yang diakses
pemahaman tentang NOS, secara khas pada tahapan ini, adalah kemampuan
menghadirkan sebuah persoalan, kemudian mengelaborasi berbagai aspek penelitian
siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah ilmiah, kemampuan mengungkap, memahami,
tersebut. Aktivitas siswa yang perlu dan menerapkan hakekat pengetahuan yang
diperhatikan adalah kualitas dan kuantitas menjadi obyek Inquiry labs, kemampuan
pertanyaan dan penjelasan yang diberikan. mendeskripsikan pengetahuan dalam perspektif
Pada langkah inquiry lessons, guru historis dan budaya yang berbeda (Santyasa,
membimbing siswa dalam berpikir dan 2006).

49
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
Historical studies, dapat digunakan pengalaman belajar konstruktivistik kepada
sebagai alat bukti yang kuat untuk tidak hanya peserta didik bahkan membantu pengembangan
mengajar tentang NOS, tetapi juga meletakkan literasi sains siswa (Gormally, el al., 2009;
perhatian siswa pada kimia dan meningkatkan Lederman, Lederman, & Antink, 2013). Akan
perhatian siswa pada pokok pelajaran. Terdapat tetapi dalam pengalaman pembelajaran telah
dua alasan prinsip untuk memasukkan beberapa banyak memberikan kita informasi bahwa
pengetahuan tentang sejarah dapat pembelajaran inkuri menghendaki waktu
direkomendasi. Pertama, penyamarataan pembelajaran yang cukup panjang, yang mana
tentang bagaimana usaha ilmiah beroperasi itu sulit untuk disesuaikan dengan waktu
akan menjadi kosong tanpa contoh-contoh belajar dalam kurikulum kimia di Indonesia
nyata. Kedua, beberapa peristiwa dalam sejarah yang hanya 200 – 300 menit perminggu. Maka
kegiatan ilmiah adalah jauh melebihi dari itu kolaborasi pembelajaran mobile dalam
kebudayaan yang kita warisi (Wenning, 2006). pembelajaran berasaskan inkuri seperti
Langkah yang terakhir yakni multiple pendekatan Nature of Science (NOS) perlu
assessments hendaknya berorientasi pada dirancang sehingga tercipta model
pemahaman siswa terhadap NOS (Nature of pembelajaran mobile-NOS yang dapat
Science). Teknik-teknik asesmen yang dapat diterapkan secara efektif dan efisien dalam
dilakukan adalah asesmen kinerja, portofolio, suatu proses pembelajaran kimia di sekolah.
dan tes (tes pilihan ganda diperluas dan tes Model pembelajaran Wenning memang
uraian). Aktivitas siswa yang diakses adalah memberikan pengalaman belajar inkuiri yang
kemampuan merencanakan, kemampuan secara inplisit menyampaikan hakikat sains
melaksanakan, kemampuan presentasi, (Nature of Science). Namu pada kenyataannya
kemampuan melaporkan secara tertulis, pengalaman belajar inkuri tidak serta merta
kemampuan melaporkan secara lisan, disertai dengan pemerolehan pemahaman yang
pembuatan jurnal berkala, fokus pemahaman baik pada seluruh aspek NOS oleh mahasiswa
terhadap NOS, sikap dan persepsi siswa di perguruan tinggi (Ratnawati, 2013). Terlebih
terhadap pelajaran dan model pembelajaran lagi pada siswa di sekolah menengah atas
yang diterapkan. Untuk meminimisasi (SMA) yang mana buku-buku ajar kimia SMA
subyektivitas penilaian, assesmen hendaknya yang beredar hanya memuat tidak sampai 30 %
dilengkapi dengan rubrik, sehingga mampu aspek NOS secara eksplisit (Handoko, 2012).
menilai siswa secara lebih akurat (Santyasa, Berdasarkan studi pustaka penulis,
2006). penerapan pembelajaran mobile tidak menuntut
sebuah sintak tertentu. Pembelajaran mobile
Langkah-langkah Pembelajaran Mobile - diartikan sebagai pembelajaran yang
NOS memanfaatkan teknologi mobile dalam
Pembelajaran mobile memang mampu pembelajaran. Oleh karena itu, dalam rangka
mengatasi masalah waktu dan jarak pencapaian tujuan untuk meningkatkan literasi
pembelajaran. Akan tetapi, pembelajaran sains siswa, pembelajaran mobile harus
mobile harus dilaksanakan dengan mengacu diterapkan dengan berlandaskan pada strategi
pada pendekatan pembelajaran pembelajaran yang mampu memberikan
konstruktivisme. Dengan begitu, pembelajaran pengalaman belajar yang relevan. Maka dari itu
mobile akan dapat memberikan pengalaman pembelajaran mobile sebaiknya diterapkan
belajar kognitif, psikomotor, dan sikap sosial dengan berorientasi pada strategi pembelajaran
kepada peserta didik. Pada capaian yang lebih Nature of Science (NOS).
tinggi, melalui penerapan suatu pendekatan Pembelajaran Mobile - NOS yakni
pembelajaran konstruktivis yang tepat, pembelajaran yang menerapkan langkah-
pembelajaran mobile dapat membantu langkah pembelajaran NOS dengan dukungan
perkembangan literasi sains siswa. Maka media pembelajaran berupa aplikasi-aplikasi
disarankan melalui atikel ini agar pembelajaran mobile yang dapat diterapkan di telepon
Mobile diterapkan dengan berorientasi pada gengam pintar/smart mobilephone. Aplikasi-
Nature of Science (NOS). aplikasi mobile tersebut yang dapat berupa
Kita bisa saja melaksanakan aplikasi modul interaktif, bahan ajar, media
pembelajaran NOS dengan mengacu pada sosial, dan website pembelajaran yang bisa
model pembelajaran NOS yang berasakan digunakan oleh guru dan siswa baik di dalam
pendekatan inkuiri yang disarankan oleh maupun di luar kelas. Model pembelajaran
Wenning (2006). Pembelajaran yang mobile- NOS ini juga harus dapat
berasaskan pada pendekatan inkuri memang menampilkan karakteristik dari hakikat sains
telah terbukti efektif dalam memberikan secara eksplisit melalui proses pembelajaran

50
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
yang berlangsung. Karakteristik hakikat sains Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tersebut yakni Pengetahuan ilmiah bersifat mendalam terkait artikel yang telah dibaca
tentatif ; Pengetahuan ilmuah berasal dari data siswa. Guru melakukan tanya jawab dengan
empiris; Pengetahuan ilmiah merupakan siswa sehingga siswa mengetahui latar
produk inferensi manusia; Kreativitas manusia belakang pengetahuan yang diperlukannya.
diperlukan untuk mengembangkan Kegiatan dilakukan di luar kelas melalui group
pengetahuan; Metode ilmiah; pengetahuan yang telah dibuat guru pada media sosial atau
tidak lepas dari teori/pemahaman ilmuwan website pembelajaran. Pada tahapan ini guru
(Theory driven); Hukum Ilmiah; Teori ilmiah; dapat menyampaikan secara eksplisist
Dimensi sosial sains; Penanaman sains dalam karakteristik NOS yakni pengetahuan sains
bidang sosial dan budaya. dapat berasal dari hasil inferensi para ilmuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat Inferensi berupa penjelasan yang masuk akal
disarankan langkah-langkah pembelajaran perihal fenomena-fenomena sains atau fakta-
Mobile - NOS yang dapat diterapkan oleh guru, fakta yang dapat dilihat dalam kehidupan
dosen,atau instruktur pembelajaran sebagai sehari-hari atau melalui percobaan.
berikut. Observasi kasus dan Inverensi
Guru mengajukan kasus kontekstual yang harus
Bagian Awal dipecahkan oleh siswa melalui proses
Pada bagian awal, setelah membuka investigasi. Kegiatan ini dilakukan di kelas.
kegiatan pembelajaran, guru dapat Guru menuntun siswa untuk mengajukan
menyampaikan tujuan pembelajaran, rumusan masalah dan merumuskan hipotesis.
melakukan tindakan apersepsi yang bersifat Kegiatan ini dilakukan melalui group yang
kontekstual sebagai pengantar menuju materi telah dibuat guru pada media sosial atau
pembelajaran, membentuk kelompok diskusi website pembelajaran. Pada tahapan ini guru
melalui aplikasi media sosial dengan terlebih dapat menyampaikan secara eksplisist
dahulu mendaftar alamat koresponden siswa karakteristik NOS yakni pengetahuan sains
(No. HP atau email). dapat berasal dari hasil inferensi para ilmuan.
Guru dapat membagikan aplikasi Demonstrasi Prosedur
pendukung pembelajaran mobile yang Guru menyajikan demonstrasi langsung tentang
diperlukan oleh siswa atau meminta siswa metode investigasi yang terkait dengan kasus
mendaftar dalam website pembelajaran (jika yang akan dipecahkan melalui video/gambar
ada). Aplikasi mobile dan website dapat berasal yang telah tersedia melalui fasilitas belajar
dari hasil pengembangan guru atau produk mobile. Untuk keperluan ini, guru dapat
pihak lain yang direkomendasikan oleh guru. menyediakan video/gambar tersebut melalui
website pembelajaran, membagi file atau link
Bagian Inti melalui group media sosial, atau meminta
Pengetahuan ilmiah bersifat tentatif ; siswa sendiri yang mencari video atau gambar
Pengetahuan ilmuah berasal dari data empiris; terkait melalui internet. Pada tahap ini guru
Pengetahuan ilmiah merupakan produk dapat menyampaikan secara eksplisit
inferensi manusia; Kreativitas manusia karakteristik NOS misalnya karaktersitik NOS
diperlukan untuk mengembangkan berdasarkan data empiris dan metode ilmiah.
pengetahuan; Metode ilmiah; pengetahuan Penelusuran Pustaka
tidak lepas dari teori/pemahaman ilmuwan Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk
(Theory driven); Hukum Ilmiah; Teori ilmiah; melakukan studi pustaka terkait topik
Dimensi sosial sains; Penanaman sains dalam pembelajaran. Pada tahapan ini guru dapat
bidang sosial dan budaya menyampaikan secara eksplisist karakteristik
Membaca kontekspada artikel elektronik NOS yakni pengetahuan tidak lepas dari Teori
Guru meminta siswa ssiwa membaca artikel di Driven pemahaman ilmuan terdahulu tentang
dalam aplikasi mobile atau website yang telah suatu fenomena atau pengetahuan sains. Teori
disediakan atau yang direkomendasikan guru Driven bisa menjadi acuan siswa dalam
dalam pembelajaran di luar kelas atau di dalam menjelaskan fenomena yang akan mereka
kelas. Pada tahapan ini guru dapat amati dalam kegiatan percobaan. Pada
menyampaikan secara eksplisist karakteristik kesempatan ini juga guru menjelaskan tetnang
NOS yakni perkembangan pengetahuan sains teori dan hukum ilmiah, menjelaskan
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi aspek karakteristik teori dan hukum ilmiah serta
sosial, budaya, atau tata nilai masyarakat. kedudukan keduanya dalam sains. Guru juga
Tanya jawab mendalam dapat menjelaskan bahwa pengetahuan sains
bersifat tentatif (sementara) yang ditujukkan

51
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
oleh adanya berbagai teori atau penjelasan budaya, dimana sains berkembang untuk
terhadap suatu fenomena sains tertentu. Guru menyelesaikan permasalahan manusia dan
juga dapat memberikan pemahaman bahwa lingkungan, meningkatkan kualitas hidup, atau
bisa jadi hasil percobaan yang akan mereka mengimbangi gaya hidup. Penerapan produk
peroleh berbeda. Dengan memahami bahwa sains harus mempertimbangkan aspek sosial
pengetahuansains bersifat tentatif maka siswa budaya masyarakat.
akan lebih percaya diri untuk menjelaskan hasil Penilaian Autentik
pengamatannya apa adanya. Pada tahapan ini guru dapat menerapkan
Melaksanakan Prosedur teknik-teknik penilaian seperti asesmen kinerja,
Melalui guru meminta siswa menyiapkan portofolio, dan tes (tes pilihan ganda diperluas
prosedur investigasi.Pada tahapan ini guru dan tes uraian). Aktivitas siswa yang diakses
dapat menyampaikan secara eksplisist adalah kemampuan merencanakan,
karakteristik NOS yakni pengetahuan sains kemampuan melaksanakan, kemampuan
dapat berkembang berkat adanya kreativitas presentasi, kemampuan melaporkan secara
manusia/ilmuwan, kreativitas ilmuan tertulis, kemampuan melaporkan secara
diperlukan untuk mengembangkan lisan,dan pembuatan jurnal berkala. Tes tulis
pengetahuan. Metode yang disusun oleh baik berupa pilihan ganda maupun uraian
ilmuwan merupakan salah satu pengetahuan dalam batas waktu tertentu dapat dilakukan
sains. guru di luar kelas melalui aplikasi
Guru kemudian meminta siswa melaksanakan pembelajaran mobile.
prosedur investigasi yang telah mereka susun. Bagian Penutup
Siswa juga diperkenankan untuk melakukan Guru dapat menyampaikan kesimpulan dari
modifikasi prosedur selama proses praktikum kegiatan yang telah dilaksanakan oleh siswa
jika prosedur yang telah mereka susun sebelum menutup kegiatan pembelajaran.
sebelumnya memiliki kelamahan atau
hambatnan dalam pelaksanaan. Pada saat ini Respon Mahassiwa terhadap Gagasan
guru dapat menjelaskan secara eksplisit Pengembangan ModelPembelajaran Mobile
karakteristik NOS yakni melaksanakan – NOS
prosedur percobaan dilakukan agar Tanggapan responden tentang pentingnya
memperoleh data empiris, karena pengetahuan pengembangan pembelajaran mobile
sains dibangun berdasarkan data empiris. berorientasi NOS tersaji dalam tabel 2. Hasil
Mengkomunikasikan Pengetahuan Sains penelitian menunjukkan rata-rata respon
Pada tahap ini guru dapat meminta siswa sebesar 85.23 % dengan kategori sangat baik.
menyiapkan laporan hasil kegiatannya Tabel 2. Respon terhadap Pengembangan
berdasarkan format yang telah disetujui, atau Pembelajaran Mobile Berorientasi NOS
meminta siswa mengisi format laporan yang Item Persentase Kategori
Menyediakan media komunikasi individual antara
telah disusun guru dalam bentuk Lembar Kerja dosen dan mahasiswa
88,87 Sangat Baik
Siswa. Setelah menyusunan laporan atau Menerima peringatan dan pengingat tentang waktu
92,96 Sangat Baik
pengumpulan tugas
lembar kerja, guru dapat meminta siswa Tersedia Web untuk akses kelas dan pencarian
86,90 Sangat Baik
menyajikan hasil percobaannya dalam diskusi informasi berbasis web
Memperoleh informasi administratif tentang kelas
kelompok. yang diprogramkan
87,90 Sangat Baik
Pada tahapan ini guru dapat menjelaskan Adanya pengaturan tentang jadwal interaksi selama
karakteristik NOS yakni dimensi sosial sains sesi perkuliahan tak langsung dan tatap muka 86,92 Sangat Baik
secara langsung
yang menghendaki adanya bentuk penghargaan Mengirim dan menjawab item-item pertanyaan dan
85,86 Sangat Baik
terhadap hasil kerja, percobaan, atau ide kritis diskusi melalui media mobile
Mencari dan melihat materi pelajaran dari
pada ilmuwan. Bentuk penghargaan tersebut perpustakaan kampus
88,97 Sangat Baik
dapat berupa memberikan kesempatan kepada bisa mengunduh dan melihat materi pelajaran dari
86,90 Sangat Baik
kelas yang diprogram
para ilmuwan untuk menyejikan temuannya.
Registrasi atau pengunduran diri dari kelas 90,93 Sangat Baik
Kemudian lebih dari itu, pengetahuan sains Mengunggah dokumen yang telah dikumpulkan
yang aktual dapat tersebarkan melalui cara ini. dan di rekam menggunakan fasilitas mobile
92,89 Sangat Baik
Pengetahuan sains tersebut dapat menjadi Pengalaman melaksanakan metode ilmiah 83,82 Sangat Baik
Materi bermuatan karakteristik Hakikat Sains
referensi atau pijakan pengembangan (NOS) secara eksplisit
79,82 Baik
pengetahuan sains berikutnya. Memberi pengalaman identifikasi masalah
92,91 Sangat Baik
Pada tahap ini siswa juga dipersilahkan untuk kontekstual
Memberi pengalaman merencanakan percobaan 70,18 Baik
menyetakan solusi yang dianggap tepat Memberi pengalaman analisis data dan
terhadap permasalahan. Pada tahap ini guru penyimpulan
79,27 Baik
dapat menjelaskan secara eksplisit tentang Menyediakan evaluasi yang beragam dan autentik 68,55 Baik
penanaman sains dalam bidang sosial dan Total Rata-rata 85,23 Sangat

52
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
akanBaik
dapat mengunggah dokumen-dokumen
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan protofolio yang telah mereka buat atau
dosen merespon positif pengembangan kumpulkan selama menempuh perkuliahan.
pembelajaran mobile yang berorientasi NOS. Mereka juga berharap bisa memperoleh
Item-item pernyataan angket menjadi alasan- pengalaman dan mengetahui cara
alasan penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan metode ilmiah dan
pengembangan model pembelajaran ini. menyelesaikan permasalahan kontekstual tanpa
Sebagian besar responden menganggap sangat harus hadir di kelas.
penting untuk mengembangkan pembelajaran Pada beberapa item pernyataan, responden
mobile berorientasi NOS. Mereka beranggapan memberi ketegori baik. Item tersebut yakni
bahwa melalui model pembelajaran tersebut materi bermuatan karakteristik NOS secara
komunikasi individual antara dosen dan eksplisit, memberi pengalaman merencanakan
mahassiwa dapat dilakukan lebih fleksibel dan percobaan, analaisi data dan penyimpulan, dan
nyaman melalui media komunikasi mobile. menyediakan evaluasi beragam dan autentik.
Mereka berharap adanya peringatan dan Hal ini disebabkan oleh sebagian mahasiswa
pengingat tentntang kapan batas waktu tugas- ragu-ragu apakan pembelajaran dengan
tugas dikumpulkan. Responden menghendaki karakteristik hakikat sains (NOS) yang
adanya web pembelajaran khusus yang bisa dinyatakan secara eksplisit baik bagi mereka
diakses oleh peserta kelas. Responden juga atu tidak. Mereka mengaku tidak begitu paham
berharap bisa memperoleh inoformasi dengan karakteristik NOS yang dimaksud.
administratif tentang kelas yang diprogramkan Sebagian kecil dosen beranggapan itu tidak
seperti info jadwal ujian persyaratan- perlu karena beranggapan bahwa pada
persyaratan administrasi mengikuti kuliah, dll. hakikatnya NOS sudah ada dalam
Jadwal interaksi dosen dan mahasiswa di pembelajaran kimia. Sebagian besar dosen
dalam kelas nyata dan kelas maya harus diatur beranggapan bahwa pengalaman merencanakan
dengan baik. Mereka berharap bisa menjawab percobaan, analissi data dan membuat
pertanyaan-pertanyaan atau terlibat diskusi kesimpulan sebaiknya dilaksanakan pada
melalui media mobile. Melalui media tersebut situasi nyata karena keterampilan dalam kimia
mereka juga ingin bisa mengakses materi dari harus diperoleh melalui aktivitas nyata di
perpustakaan kampus dan mnegunduk atau laboratorium. Untuk aspek menyediakan
melihat materi pelajaran untuk kelas yang evaluasi yang beragam dan autentik cukup
mereka programkan. Mereka ingin bisa banyak mendapatkan respon ragu-ragu dan
mengjaukan registrasi atau pengunduran diri sebagian kecil tidak setuju dari responden
dari kelas sewaktu-waktu melalui media mobile mahasiswa. Mereka mengaku bahwa evaluasi
sehingga tidak harus bersegera datang ke tipe ini akan membuat proses perkuliahan akan
kampus untuk maksud tersebut. Mereka menjadi lebih berat bagi mereka.
berharap melalui media pemeblajaran mobile
SIMPULAN NOS. Hasil studi ini menunjukkan rata-rata
Pembelajaran Mobile-NOS yakni respon terhadap gagasan pengembangan
pembelajaran yang menerapkan langkah- pembelajaran mobile berorientasi NOS sebesar
langkah pembelajaran NOS dengan dukungan 85.23 % dengan kategori sangat baik.
media pembelajaran berupa aplikasi-aplikasi
mobile yang dapat diterapkan di telepon DAFTAR RUJUKAN
gengam pintar/smart mobilephone. Aplikasi- Abd-ElKhalick, F., &Lederman, N.G. (2001).
aplikasi mobile tersebut yang dapat berupa Improving science teachers‟
aplikasi modul interaktif, bahan ajar, media conceptions of nature of science: A
sosial, dan website pembelajaran yang bisa critical review of the literature.
digunakan oleh guru dan siswa baik di dalam International Journal of Science
maupun di luar kelas. Tahapan kegiatan Education, 22(7), 665-701.
pembelajaran pada bagian inti kegiatan yakni Alden, J. Accommodating Mobile Learning In
membaca konteks pada artikel elektronik, tanya College Programs. Journal of
jawab mendalam, observasi kasus dan Asynchronous Learning Networks,
inverensi, demonstrasi prosedur, penelusuran Volume 17: Issue 1 pp. 109-122
pustaka, melaksanakan prosedur, Buckner, E., & Kim, P. (2013). Integrating
mengkomunikasikan pengetahuan sains, dan technology and pedagogy for inquiry-
penilaian autentik. Pelaksanaan tahapan- based learning: The Stanford Mobile
tahapan kegiatan pembelajaran harus disertai Inquiry-based Learning Environment
dengan deskripsi eksplisit tentang karakteristik (SMILE). Prospects Quarterly Review

53
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
of Comparative Education ISSN Elektrolit dan Non Elektrolit di SMA
0033-1538.Prospects DOI Negeri 1 Pontianak. Jurnal
10.1007/s11125-013-9269-7. Pendidikan dan Pembelajaran, 2(12).
Cabanban, C. L.G. 2013.Development of Hofstein, A., Eilks, I., & Bybee, R. (2011).
Mobile Learning Using Android Societal issues and their importance
Platform.International Journal of for contemporary science education: a
Information Technology & Computer pedagogical justification and the state
Science, Vol. 9 No. 1, pp. June, 2013. of the art in Israel, Germany and the
Artikel telah disajikan dalam : 3rd USA. International Journal of Science
International Conference on E- and Mathematics Education, 9 (6),
Learning and Knowledge 1459-1438
Management Technology (ICEKMT Lederman, N.G., And-El-Khalick, F., Bell,
2013 ) , Bangkok, Thailand on April 6 R.L., Schwartz, R.S. (2002). Views of
- 7, 2013 pp. 98 – 106 nature of science questionnaire:
Calimag, J. N., Mugel, P. A., Conde, R. S., & toward valid and meaningful
Aquino, L. B. (2014). Ubquitous assessment of learners‟ conceptions of
learning environment using android nature of science. Journal of Research
mobile application. International in Science Teaching, 39(6):497-521
Journal of Research inEngineering & Lederman, N. G., Lederman, J. S., & Antink,
Technology, 2(2), 119-128. A. (2013). Nature of science and
Celik, S. 2014. Chemical Literacy Levels of scientific inquiry as contexts for the
Science and Mathematics Teacher learning of science and achievement
Candidates. Australian Journal of of scientific literacy. International
Teacher Education. 39(1). Journal of Education in Mathematics,
Fives, H., Huebner, W., Birnbaum, A.S., Science and Technology, 1(3).
Nicoloch, M. (2014). Developing a Laugksch, R. C. 2000. Scientific literacy: A
measure of scientific literacy for conceptual overview. Science
middle school students. Science Education, 84(1),71-94.
Education. 98: 549-580 http://dx.doi.org/10.1002/(SICI)10982
Gormally, C., Brickman, P., Hallar, B., & 37X(200001)84:1<71::AIDSCE6>3.0.
Armstrong, N. (2009). Effects of CO;2-C
inquiry-based learning on students‟ New Zealand Curriculum Guides. (2013).
science literacy skills and Senior Secondary Science.
confidence. International journal for Wellington: Ministry of Education
the scholarship of teaching and Osborne, J., Collins, S., Ratcliffe, M., Millar,
learning, 3(2), 16. R., & Duschl, R. (2003). What „ideas-
Hudson, D. (2014). Nature of science in the aboutscience‟ should be taught in
sience curriculum: origin, school science? A Delphi study of
development, implications and expert community. Journal of
shifting emphasis. In Mattews, M.R Research in Science Teaching,
(Eds), International Handbook of 40(7):692-720
Research in History, Phylosophy and PISA 2015.2013. Draft Science Framework,
Science Teaching (pp. 911-970). New 1–54.
York: Springer Rahayu, S. (2016). Mengembangkan Literasi
Hanafi, H. F., & Samsudin, K. (2012). Mobile Sains Anak Indonesia melalui
learning environment system (MLES): Pembelajaran Berorientasi
the case of Android-based learning NatureofScience. Makalah
application on undergraduates' disampaikan pada Sidang Terbuka
learning. arXiv preprint Senat universitas Negeri Malang, 17
arXiv:1204.1839. Maret 2016.
HANDOKO, E. A. (2012). Analisis hakikat Ratnawati, E. (2013). Pemahaman Hakikat
sains (the nature of science) dalam Sains (NOS) Mahasiswa Tahun Ketiga
buku teks pelajaran kimia SMA kelas Program Studi Pendidikan Kimia
XI. SKRIPSI Jurusan Kimia-Fakultas Universitas Negeri Malang. SKRIPSI
MIPA UM. Jurusan Kimia-Fakultas MIPA UM.
Haristy, D. R., Enawaty, E., & Lestari, I. Rychen, D. S.,& Salganik, L. H. (Eds.). (2003).
(2013). Pembelajaran Berbasis Definition and Selection of Key
Literasi Sains pada Materi Larutan

54
“Hydrogen” Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 6 No. 1, ISSN 2338-6487
competencies: Executive Summary. Research and Practice, 1(1), 161-168.
Göttingen, Germany: Hogrefe http://dx.doi.org/10.1039/a9rp90017a
Santyasa, I. W. (2006). Pembelajaran inovatif: UNEP. 2012. 21 Issues for the 21st Century:
Model kolaboratif, basis proyek, dan Result of the UNEP Foresight Process
orientasi NOS. Semarapura: Makalah. on Emerging Environmental Issues.
Shwartz, Y., Ben-zvi, R., & Hofstein, A. United Nations Environment
(2006). The use of scientific literacy Programme(UNEP). Nairobi, Kenya.
taxonomy for assessing the Wenning, C. J. 2006. “A Framework for
development of chemical literacy Teaching the Nature Of Science”.
among high-school students, Journal Journal of Physics Teacher Education
of Chemistry Education Research and (Online, http://www.phy.ilstu.
Practice: 7(4), 203–225 edu/jpteo. Diunduh tanggal 12
Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. Oktober 2017).
(2011). Membangun literasi sains Wiliam, D. 2010. What Counts as Evidence of
peserta didik. Bandung: Humaniora. Educational Achievement? The Role
Tsaparlis, G. 2000. The states-of-matter of Constructs in the Pursuit of Equity
approach (SOMA) to introductory in Assessment. Review of Research in
chemistry. Chemistry Education Education, 34, 254-284.

55

Anda mungkin juga menyukai