Anda di halaman 1dari 71

SILABUS MATA PELAJARAN

SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH


(SD/MI)

MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
(IPA)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


JAKARTA, 2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di 3
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di 4
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan 5
Alam Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
E. Pembelajaran dan Penilaian 9
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi 11
Lingkungan dan Peserta Didik
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN 13
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kelas IV 13
B. Kelas V 16
C. Kelas VI 21

~i~
I. PENDAHULUAN

A. Rasional
Saat ini kita berada pada abad 21 yang ditandai dengan perkembangan
teknologi yang pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu
landasan penting dalam pembangunan bangsa. Pembelajaran IPA
diharapkan dapat menghantarkan peserta didik memenuhi kemampuan
abad 21. Berikut kemampuan yang diperlukan pada abad 21, yaitu: 1)
keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan
mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi; 2) terampil untuk menggunakan
media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); 3) kemampuan untuk
menjalani kehidupan dan karir, meliputi kemampuan beradaptasi,
luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan
sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa
kepemimpinan, dan tanggungjawab.

Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan yang


menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
umumnya yakni tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan
sains khususnya, yaitu untuk meningkatkan pengertian terhadap dunia
alamiah. Untuk itu, literasi sains menjadi penting untuk dikuasai oleh
peserta didik dalam kaitannya dengan bagaimana peserta didik dapat
memahami dan membuat keputusan berkenaan dengan lingkungan
hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi
oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan
kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Literasi sains menurut National Science Education Standards (1995)


adalah suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan
proses sains yang akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu
keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut terlibat
dalam hal kenegaraan, budaya, dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di
dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya. Literasi sains dapat
diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi
kebutuhan masyarakat.

Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia,


misi dan orientasi kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik
pendidikan dengan tujuan khusus agar peserta didik memiliki
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini
dan di masa mendatang, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.
Kompetensi yang dimaksud meliputi, yaitu: (1) menumbuhkan sikap
religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki
keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka
melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan
karya kreatif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

~1~
Gambar 1. Dimensi Kompetensi

IPA atau sains adalah upaya sistematis untuk menciptakan,


membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam.
Upaya ini berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa
ingin tahu. Rasa ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti dengan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling sederhana
namun akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi
gejala-gejala alam. Penyelidikan ini dilakukan dengan mengintegrasikan
kerja ilmiah dan keselamatan kerja yang meliputi kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang percobaan,
mengumpulkan data, menganalisis, akhirnya menyimpulkan dan
memberikan rekomendasi, serta melaporkan hasil percobaan secara lisan
maupun tulisan.

Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan


yang lebih rinci, lebih rumit, dan memerlukan upaya yang lebih keras
untuk menyelidikinya. Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi
yang sesuai, yang umumnya berupa teknologi terkini yang ada. Di lain
pihak, dari kegiatan penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi
yang lebih baru. Dengan demikian, IPA sangat layak sebagai wahana
untuk penumbuhan dan penguatan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terus-menerus pada diri peserta didik pada berbagai
jenjang pendidikan. Melalui pembelajaran IPA yang meliputi kerja ilmiah,
makhluk hidup dan proses kehidupan, zat dan sifatnya, energi dan
perubahannya, bumi dan antariksa, serta keterkaitan antara sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, peserta didik dapat
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang


sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,
tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi
dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip
keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable); terukur pencapaiannya (measurable); bermakna
(meaningfull); dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to learn) sebagai
bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan


kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran,
serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip
tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi

~2~
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang
terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang
berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan
inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI


dilaksanakan sebagai pembelajaran tematik terpadu. Silabus Tematik
Terpadu SD/MI telah disusun terpisah dengan dokumen ini sebagai
acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan di
sekolah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri
pembelajaran tematik terpadu, dapat menggunakan dokumen Silabus
Mata Pelajaran IPA SD ini dan silabus mata pelajaran lainnya di SD
sebagai acuan.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan


Dasar dan Pendidikan Menengah

Mata pelajaran IPA dibelajarkan sejak SD/MI hingga SMA/MA. Pada


jenjang SD/MI Kelas I, II, dan III (kelas rendah) muatan sains
diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan di
Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) IPA menjadi mata pelajaran yang berdiri
sendiri tetapi pembelajarannya menerapkan pembelajaran tematik
terpadu. Mata pelajaran IPA di SMP/MTs menerapkan pembelajaran
sains terpadu. Di tingkat SMA/MA IPA disajikan sebagai mata pelajaran
yang spesifik yang terbagi dalam mata pelajaran Fisika, Kimia, dan
Biologi.

Setelah mengikuti pembelajaran IPA sejak Sekolah Dasar, lulusan


pendidikan dasar dan menengah akan memperoleh kecakapan untuk:
 menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis,
kreatif, inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan,
berdasarkan potensi proses dan produk sains;
 memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil
pembelajaran sains melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika,
Kimia dan Biologi;
 membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau
cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
 mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh
hal-hal yang bersifat ilmiah;
 menyelesaikan masalah yang dihadapi lulusan dalam kehidupannya,
terutama memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia
berdasarkan pertimbangan ilmiah;
 mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan
permasalahan umat manusia, seperti permasalahan ketersediaan
pangan, kesehatan, pemberantasan penyakit, dan lingkungan hidup.
 memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkem-
bangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun
potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan
lingkungannya.

~3~
Kompetensi kerja ilmiah (penyelidikan) untuk setiap jenjang ditunjukkan
dalam Gambar 2.

SMA/MA
Merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji
SMP/MTs hipotesis, menentukan variabel,
merancang dan melakukan
Mengajukan permasalahan
percobaan, mengumpulkan dan
ilmiah, memprediksi,
melakukan percobaan, mengolah data secara sistematis
mengumpulkan data secara , menarik kesimpulan, serta
akurat, mengolah data secara mengomunikasikan secara lisan
SD/MI sistematis, menarik dan tertulis.
Mengajukan pertanyaan, kesimpulan,
memprediksi , melakukan mengomunikasikan hasil
percobaan, mengumpulkan percobaan secara lisan
dan mengolah data, kesimpulan, maupun tertulis.
mengomunikasikan hasil
percobaan.

Gambar 2. Penjejangan Kerja Ilmiah pada Satuan Pendidikan

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah mengikuti


pembelajaran IPA di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, untuk kelas
rendah dan kelas tinggi, terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kompetensi IPA Kelas Rendah dan Kelas Tinggi di SD/MI

SD Kelas I-III (Kelas Rendah) SD Kelas IV-VI (Kelas Tinggi)


1. Menjalani kehidupan dengan sikap 1. Menjalani kehidupan dengan sikap
positif dengan daya pikir kritis, positif dengan daya pikir kritis,
kreatif, inovatif, dan kolaboratif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif,
disertai kejujuran dan keterbukaan disertai kejujuran dan keterbukaan,
berdasarkan potensi proses dan
produk sains
2. Memahami fenomena alam di 2. Memahami fenomena alam di
sekitarnya, berdasarkan hasil sekitarnya, berdasarkan hasil
pembelajaran sains melalui bidang pembelajaran sains melalui bidang
IPA di lingkungan sekitarnya IPA dan lingkungan sekitarnya
3. Mengenal produk atau cara yang 3. Mengenal produk atau cara yang
masuk akal dengan prinsip-prinsip masuk akal dengan prinsip-prinsip
sains sains
4. Mengambil keputusan di antara 4. Mengambil keputusan di antara
berbagai pilihan berdasarkan berbagai pilihan berdasarkan
pengamatan pengamatan dan pertimbangan ilmiah
5. Menyelesaikan masalah yang 5. Menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya dihadapi dalam kehidupannya
dengan memilih di antara cara-cara dengan memilih di antara cara-cara
yang telah dikenal manusia yang telah dikenal manusia
berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilikinya

~4~
SD Kelas I-III (Kelas Rendah) SD Kelas IV-VI (Kelas Tinggi)
6. Mengenal peran sains dalam 6. Mengenal peran sains dalam
memecahkan permasalahan dirinya memecahkan permasalahan sehari-
hari di lingkungan sekitarnya
7. Mengenal perkembangan teknologi 7. Mengenal perkembangan teknologi
dan perubahan lingkungan dan perubahan lingkungan sebagai
dampak perkembangan sains

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Pengembangan kurikulum IPA SD/MI dilakukan dalam rangka mencapai


dimensi kompetensi pengetahuan, kerja ilmiah, serta sikap ilmiah sebagai
perilaku sehari-hari dalam berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan
dan pemanfaatan teknologi, seperti yang tergambar pada Gambar 3.
berikut.

Gambar 3. Kerangka Pengembangan IPA

Gambar 3. menunjukkan bahwa peserta didik mampu menerapkan


kompetensi IPA yang dipelajari di sekolah menjadi perilaku dalam
kehidupan masyarakat dan memanfaatkan masyarakat dan lingkungan
sebagai sumber belajar.

Kerangka pengembangan Kompetensi Dasar (KD) IPA mengacu pada


Kompetensi Inti (KI) sebagai unsur pengorganisasi KD secara vertikal dan
horizontal. Organisasi vertikal KD berupa keterkaitan KD antar kelas
harus memenuhi prinsip belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang ber-
kesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal berupa keterkaitan antara KD suatu mata pelajaran
dengan KD mata pelajaran lain dalam satu kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat. Pengembangan kompetensi dasar
berdasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal). Semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai KI.

Kompetensi Inti terdiri atas 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1 (sikap spiritual),
KI-2 (sikap sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4 (keterampilan). KD Sikap
Spiritual dan KD Sikap Sosial pada Mata Pelajaran IPA tidak dirumuskan,

~5~
tetapi hasil pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) dari
pengetahuan dan keterampilan, sehingga perlu direncanakan
pengembangannya. KI-3 pengetahuan dan KI-4 keterampilan dirinci lebih
lanjut dalam KD mata pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh
rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi, psikopedagogi. Namun
demikian, perumusan KD harus mengacu ke Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti SD/MI kelas IV, V, dan VI disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Peta Kompetensi Inti SD/MI

Kelas IV Kelas V Kelas VI


KI-1: Menerima, KI-1: Menerima, KI-1: Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya dianutnya dianutnya
KI-2: Menunjukkan KI-2: Menunjukkan KI-2: Menunjukkan
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, tanggung disiplin, tanggung disiplin, tanggung
jawab, santun, jawab, santun, jawab, santun, peduli,
peduli, dan percaya peduli, dan percaya dan percaya diri
diri dalam diri dalam dalam berinteraksi
berinteraksi dengan berinteraksi dengan dengan keluarga,
keluarga, teman, keluarga, teman, teman, guru, dan
guru, dan guru, dan tetangganya serta
tetangganya tetangganya serta cinta tanah air
cinta tanah air

KI-3: Memahami KI-3: Memahami KI-3: Memahami


pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dengan cara dan konseptual dan konseptual
mengamati dan dengan cara dengan cara
menanya mengamati, mengamati,
berdasarkan rasa menanya dan menanya dan
ingin tahu tentang mencoba mencoba
dirinya, makhluk berdasarkan rasa berdasarkan rasa
ciptaan Tuhan dan ingin tentang ingin tahu tentang
kegiatannya, dan dirinya, makhluk dirinya, makhluk
benda-benda yang ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
dijumpainya di kegiatannya, dan kegiatannya, dan
rumah, di sekolah benda-benda yang benda-benda yang
dan tempat bermain dijumpainya di dijumpainya di
rumah, di sekolah rumah, di sekolah
dan tempat bermain dan tempat bermain
KI 4: Menyajikan KI 4: Menyajikan KI 4 Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dalam bahasa yang dan konseptual
jelas, sistematis dan jelas, sistematis dan dalam bahasa yang
logis, dalam karya logis, dalam karya jelas, sistematis, logis
yang estetis, dalam yang estetis, dalam dan kritis, dalam
gerakan yang gerakan yang karya yang estetis,
mencerminkan anak mencerminkan anak dalam gerakan yang
sehat, dan dalam sehat, dan dalam mencerminkan anak
tindakan yang tindakan yang sehat, dan dalam
mencerminkan mencerminkan tindakan yang
perilaku anak perilaku anak mencerminkan
beriman dan beriman dan perilaku anak
berakhlak mulia berakhlak mulia beriman dan
berakhlak mulia

~6~
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Ruang lingkup materi IPA untuk setiap jenjang pendidikan ditunjukkan


pada Tabel 3.

Tabel 3. Ruang Lingkup Materi IPA

Ruang Ruang lingkup materi IPA pada Jenjang


Lingkup
SD/MI I-III SD/MI IV-VI SMP/MTs SMA/MA
Kerja Mengajukan Mengajukan Merumuskan Merumuskan
Ilmiah dan pertanyaan, pertanyaan, masalah, masalah,
Keselamat- memprediksi , memprediksi , memprediksi, mengajukan
an Kerja melakukan melakukan melakukan hipotesis,
pengamatan, percobaan, percobaan, menentukan
mengumpulkan mengumpulkan dan mengumpulkan data variabel,
data, menarik mengolah data, secara akurat, merancang dan
kesimpulan, dan menarik kesimpulan, mengolah data secara melakukan
mengomunikasi- dan sistematis, menarik percobaan,
kan hasil mengomunikasikan kesimpulan, mengumpulkan
percobaan. hasil percobaan. mengomunikasikan dan mengolah data
hasil percobaan secara sistematis,
secara lisan maupun menarik
tertulis. kesimpulan, serta
mengomunikasikan
hasil percobaan
secara lisan dan
tertulis.
Makhluk Bagian tubuh Gejala alam, Gejala alam, Obyek biologi
dan Sistem manusia dan lingkungan, lingkungan dan Meliputi 5 Kingdom
Kehidupan perawatannya tumbuhan, hewan, perubahannya, Tingkat Organisasi
Makhluk hidup di dan manusia secara tumbuhan, hewan, Kehidupan
sekitarnya (ciri, makro dan manusia secara (molekul, sel,
bagian, cara mikro jaringan, organ,
pemeliharaan) sistem organ,
individu, populasi,
komunitas,
ekosistem, dan
biosfer)
Ragam persoalan
biologi
(keanekaragaman
makhluk hdup,
makhluk hidup dan
lingkungan,
struktur dadn
fungsi, regulasi,
genetika, evolusi,
dan bioteknologi)

~7~
Ruang Ruang lingkup materi IPA pada Jenjang
Lingkup
SD/MI I-III SD/MI IV-VI SMP/MTs SMA/MA
Energi dan Sumber dan Gaya dan Gerak Gerak dan Gaya Mekanika
Perubahan Bentuk Energi Sumber Energi Usaha (kerja) dan Termodiamika
nya Bunyi Pesawat Sederhana Gelombang dan
Cahaya Tekanan Optik
Sumber Daya Alam Gelombang dan Optik Listrik Statis dan
Suhu, Kalor, dan Kelistrikan dan Dinamik
Perpindahan Kalor Kemagnetan Arus Bolak-balik
Rangkaian Listrik Teknologi ramah Fisika Modern
Sederhana dan Sifat lingkungan Teknologi Digital
Magnet
Materi dan Ciri benda Perubahan Wujud Penggolongan dan Komposisi,
Perubahan Wujud benda Penggolongan Materi Perubahan materi Struktur, dan Sifat
nya Zat Aditif dan Adiktif (Rumus Kimia,
Partikel Materi Struktur Atom,
Ikatan Kimia, dan
Tabel Periodik
Unsur)
Transformasi
(Rekasi Kimia,
Persamaan Kimia,
Hukum-hukum
Dasar Kimia,
Stoikiometri, Asam,
Basa, dan Larutan)
Dinamika (Laju
Reaksi,
Kesetimbangan
Kimia, Sifat
Koligatif)
Energitika
(Termokimia,
Elektrokimia)
Terapan Kimia/Isu
Kimia (Senyawa
Karbon, Senyawa
Anorganik)
Bumi dan Siang dan Malam Tata Surya Lapisan Bumi Gerak Planet dalam
Alam Perubahan Cuaca Bumi, Bulan, dan Tata Surya Tata Surya
Semesta dan Musim Matahari

Sains, Dampak Lingkungan dan Pemanasan Global Pemanasan Global


Lingkung- Perubahan Musim Kesehatan Teknologi Ramah dan Dampaknya
an, terhadap Kegiatan Perawatan Lingkungan bagi Kehidupan
Teknologi, Sehari-hari Tumbuhan Tanah dan Lingkungan
dan Sumber Daya Alam Energi Alternatif
Masyarakat

Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA pada SD/MI dijabarkan dalam
peta materi pembelajaran IPA setiap kelas sebagaimana ditampilkan pada
Gambar 4.

~8~
Gambar 4. Peta Materi IPA SD/MI

E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran

Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu


proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak
langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran
yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikirdan
keterampilan psikomotorik peserta didik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas. Karakteristik
pembelajaran berbasis aktivitas meliputi: interaktif dan inspiratif;
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik;
dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan


kegiatan belajar melalui pendekatan ilmiah yang meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
serta mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect.

~9~
Pada proses pembelajaran dapat menggunakan berbagai macam model
pembelajaran. Beberapa contoh diantaranya adalah Discovery Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Penemuan), Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah/PBL), dan Project Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Projek/PjBL).

Discovery dilakukan melalui pengamatan, klasifikasi, pengukuran,


prediksi, penentuan dan merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil
pengamatan. Inquiry Based learning mengubah kondisi belajar yang
pasif menjadi aktif dan kreatif, dari teacher centered ke student
centered. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
menggunakan peristiwa atau permasalahan nyata dalam konteks
peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan esensial dari
Kompetensi Dasar. Dengan PBL, peserta didik mengembangkan
keterampilan belajar sepanjang hayat termasuk kemampuan
mendapatkan dan menggunakan sumber belajar.

Sedangkan Project Based Learning atau PjBL memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk menghasilkan karya tertentu dalam
rangka menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA melalui kerja ilmiah dimaksudkan untuk
membangun pengetahuan baru secara tidak langsung yang akan
membentuk keseimbangan antara kecakapan dan sikap ilmiah.
Kompetensi IPA SD dicapai melalui pembelajaran tematik terpadu.

Selain menggunakan model-model pembelajaran tersebut,


pembelajaran IPA dapat menggunakan metode pembelajaran sebagai
berikut:
 pengamatan langsung
 eksperimen/percobaan
 resitasi
 diskusi
 demonstrasi
 penugasan
 tanya jawab, dan lain-lain.

Pembelajaran IPA dapat dibantu dengan menggunakan media antara


lain:
a. media visual: grafik, diagram, carta, poster, bagan, gambar/foto,
kartun/komik.
b. media audio: tape recorder;
c. projected still media: LCD projector;
d. projected motion media: film, televisi, video, komputer (Teknologi
Informasi dan Komunikasi).

Media pembelajaran berupa alat peraga dapat berupa benda alami,


benda buatan dan model. Contoh media benda alami antara lain:
preparat awetan, hewan, dan tumbuhan segar. Contoh media buatan
antara lain: torso, dan model simulasi. Contoh media model adalah
terarium sebagai model ekosistem.

Dalam proses pembelajarannya, IPA tidak hanya mempelajari konsep-


konsep tetapi juga diperkenalkan aspek dan peran teknologi di
masyarakat serta pengaruhnya pada lingkungan. Pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah

~ 10 ~
pembelajaran yang berasaskan konsep pembelajaran komputer dan
multimedia yang berkembang pesan di masyarakat. Kebutuhan
teknologi informasi (TI) mengharuskan guru untuk mampu
mengimbangi perubahan yang terjadi. Guru dituntut menjadi kreatif
dalam mengembangkan model pembelajaran maupun media yang
digunakan.

Selain sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar peserta


didik, pembelajaran berbasis TIK juga dapat mempermudah guru
dalam mempersiapkan materi/bahan ajar. Beberapa manfaat bahan
ajar berbasis TIK antara lain: guru dan peserta didik dapat
berkomunikasi dengan relatif lebih mudah, memanfaatkan pertukaran
data, memanfaatkan teknologi multimedia sehingga suasana
pembelajaran menjadi lebih menarik.

2. Penilaian

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan


informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar.

Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik


dan nonautentik dalam menilai hasil belajar. Penilaian autentik lebih
mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara
holistik dan valid. Bentuk penilaian autentik mencakup penilaian
berdasarkan pengamatan fenomena alam, tugas ke lapangan,
portofolio, projek, produk, jurnal, kerja laboratorium kimia, dan unjuk
kerja, serta penilaian diri. Sedangkan bentuk penilaian non-autentik
mencakup tes, ulangan, dan ujian.

Penilaian hasil belajar IPA oleh pendidik mencakup kompetensi sikap,


kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan dengan
berbagai teknik dan instrumen penilaian. Penilaian kompetensi sikap
dilakukan melalui pengamatan sebagai sumber informasi utama,
sedangkan penilaian melalui penilaian diri dan penilaian antarteman
digunakan sebagai informasi pendukung. Hasil penilaian sikap oleh
pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi. Hasil
penilaian sikap digunakan sebagai pertimbangan pengembangan
karakter peserta didik lebih lanjut. Penilaian pengetahuan dilakukan
melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai. Penilaian keterampilan dalam mata pelajaran
IPA dilakukan melalui unjuk kinerja/praktik, produk, proyek,
portofolio dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Penilaian keterampilan melalui praktik dilakukan dengan mengamati
kegiatan siswa saat melakukan praktikum/percobaan dan pemaparan
hasil percobaan.

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan


Peserta Didik

Kegiatan Pembelajaran pada silabus ini hanya merupakan model yang


memberikan inspirasi kepada guru untuk berkreasi sesuai dengan
kondisi lingkungan seitar. Guru dapat memperkaya dan menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan dan peserta didik. Guru diharapkan dapat

~ 11 ~
mengaitkan dengan lingkungan, sumber daya alam, dan energi di
sekitarnya dan konteks global.

Dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan teknologi informasi


untuk mengakses berbagai sumber belajar dalam berbagai bentuk
informasi untuk memperkaya pembelajaran siswa dalam memperkuat
penguasaan kompetensi. Selain memperkuat pemahaman konsep-konsep
IPA, siswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan literasi
media sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya.

Buku merupakan bahan ajar dan sumber informasi. Namun demikian


buku bukan satu-satunya sumber belajar yang dapat digunakan di kelas.
Guru dapat menyesuaikan isi buku dengan kondisi sekitar dan model
pembelajaran yang digunakan dan diperkaya dengan sumber belajar yang
ada di lingkungan sekitar. Lembar Kerja Siswa (LKS) juga dapat
digunakan untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi. Namun
LKS bukan merupakan kumpulan soal, tetapi berupa perintah kegiatan
yang berisi prosedur yang harus dilakukan oleh peserta didik. Hasil
kegiatan dari waktu ke waktu misalnya berupa catatan hasil pengamatan,
pelaporan, dll dituliskan dan dikumpulkan dalam buku catatan siswa
yang disebut dengan logbook/buku kerja siswa.

~ 12 ~
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Kelas IV
Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Menganalisis Hubungan antara  Mengamati dan
hubungan antara bentuk dan fungsi mengidentifikasi bagian
bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan hewan dan tumbuhan di
bagian tubuh pada dan tumbuhan sekitar.
hewan dan
 Menghubungkan hasil
tumbuhan  Bagian tubuh
pengamatan dan identifikasi
hewan dan
dengan fungsi bagian-bagian
4.1Menyajikan tumbuhan serta
laporan hasil hewan dan tumbuhan.
fungsinya
pengamatan  Menyajikan laporan hasil
tentang bentuk dan  Hubungan antara pengamatan tentang bentuk
fungsi bagian bentuk bagian dan fungsi bagian tubuh
tubuh hewan dan tubuh hewan dan hewan dan tumbuhan.
tumbuhan tumbuhan serta
fungsinya

3.2 Memahami siklus Siklus hidup  Mengamati dan


hidup beberapa makhluk hidup dan mengidentifikasi proses
jenis makhluk upaya siklus hidup pada beberapa
hidup yang ada di pelestariannya. hewan yang mengalami
lingkungan sekitar metamorfosis di sekitar.
dan upaya  Pengertian siklus
pelestariannya  Mendiskusikan hubungan
hidup
proses metamorfosis hewan
 Metamorfosis
dengan fungsinya di alam
4.2 Membuat skema sempurna
siklus hidup serta upaya pelestariannya.
 Metamorfosis
beberapa jenis tidak sempurna  Menampilkan hasil karya
mahluk hidup yang  Upaya pelestarian skema siklus hidup beberapa
ada di lingkungan beberapa hewan yang ada di
sekitarnya, dan makhluk hidup di lingkungan sekitar serta
slogan upaya lingkungan slogan pelestarian hewan dan
pelestariannya sekitar. tumbuhan di dinding kelas
atau sekolah.
3.3 Memahami Gaya dan  Mengamati gambar/ video/
macam-macam manfaatnya kejadian nyata yang ada di
gaya, antara lain sekitarnya atau melakukan
gaya otot, gaya  Pengertian gaya demonstrasi tentang

~ 13 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
listrik, gaya  Macam-macam fenomena gaya. Contoh:
magnet, gaya gaya mendorong kursi, mengerek
gravitasi, dan gaya  Manfaat gaya bendera, mainan magnet,
gesekan menjatuhkan bola, mainan
mobil bergerak di atas
4.3 Mendemonstra- permukaan kasar dan licin,
sikan manfaat dan lain-lain.
gaya dalam
 Melakukan percobaan dan
kehidupan sehari-
melaporkannya tentang
hari, misalnya
fenomena gaya otot, gaya
gaya otot, gaya
pegas, gaya listrik, gaya
listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi dan
magnet, gaya
gaya gesekan.
gravitasi, dan gaya
gesekan  Menyimpulkan bahwa gaya
terjadi antara dua benda.
 Menggolongkan macam-
macam gaya ke dalam gaya
sentuh dan gaya tak sentuh.
 Mendemonstrasikan manfaat
gaya otot, gaya pegas, gaya
listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi, dan gaya gesekan
dalam kehidupan sehari-
hari.

3. 4 Memahami Gaya dan Gerak  Mengamati gerak benda


hubungan antara akibat dorongan/tarikan,
gaya dan gerak  Pengertian gerak dilempar, pengaruh magnet,
 Pengaruh gaya dan lainnya, seperti yang
4.4Menyajikan hasil terhadap gerak sudah dilakukan pada materi
percobaan tentang benda. sebelumnya.
hubungan antara
 Melakukan percobaan dan
gaya dan gerak
melaporkannya untuk
menunjukkan perubahan
gerak akibat gaya.

3.5 Memahami Sumber Energi dan  Mengamati dan membedakan


berbagai sumber Perubahan Bentuk berbagai sumber energi yang
energi, perubahan Energi berasal dari minyak bumi
bentuk energi, dan dan bukan minyak bumi
sumber energi  Macam-macam (sumber energi alternatif).
alternatif (angin, sumber energi.
air, matahari,  Melakukan percobaan
 Berbagai
panas bumi, tentang berbagai perubahan
perubahan
bahan bakar bentuk energi.
bentuk energi.
organik, dan  Macam-macam  Mendiskusikan pentingnya
nuklir) dalam sumber energi energi dan sumber energi
kehidupan sehari- alternatif. dalam kehidupan manusia
hari  Pemanfaatan serta berbagai sumber energi
sumber energi alternatif yang ada dan
4.5 Menyajikan dalam kehidupan banyak digunakan di
laporan hasil sehari-hari. lingkungan setempat.
pengamatan dan
penelusuran  Melaporkan hasil
informasi tentang pengamatan dan
penelusuran informasi

~ 14 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
berbagai tentang perubahan bentuk
perubahan bentuk energi.
energi
3.6 Menerapkan sifat- Bunyi dan  Melakukan percobaan untuk
sifat bunyi dan Pendengaran menghasilkan bunyi yang
keterkaitannya berasal dari sumber yang
dengan indera  Syarat terjadinya berbeda (benda/alat musik)
pendengaran bunyi. yang tersedia di lingkungan
 Sifat-sifat bunyi. sekitar.
4.6 Menyajikan  Telinga sebagai  Mengamati gambar bagian-
laporan hasil indera pendengar
pengamatan bagian telinga yang berperan
dan cara dalam mendengar.
dan/atau merawatnya.
percobaan tentang  Menyimpulkan syarat-syarat
sifat-sifat bunyi. terjadinya bunyi.
 Melakukan percobaan
perambatan bunyi dalam
medium berbeda (benda
padat, cair, dan gas),
pemantulan dan penyerapan
bunyi, tinggi-rendah bunyi,
dan keras-lemah bunyi.
 Menyimpulkan sifat-sifat
bunyi.
 Mendiskusikan bagaimana
menjaga kesehatan indera
pendengaran manusia.
 Melaporkan secara lisan dan
tulisan hasil pengamatan
dan/ atau percobaan tentang
sifat-sifat bunyi.
3.7 Menerapkan sifat- Cahaya dan  Mengamati fenomena alam
sifat cahaya dan Penglihatan yang ada di sekitar, misalnya:
keterkaitannya pelangi, benda di dalam air
dengan indera  Sifat-sifat cahaya. terlihat lebih dangkal dari
penglihatan  Mata sebagai posisinya, gambar dengan
indera menggunakan suryakanta
4.7 Menyajikan penglihatan serta atau lainnya.
laporan hasil cara merawatnya.
 Melakukan percobaan cahaya
pengamatan  Pemanfaatan
dan/atau merambat lurus, pemantulan
sifat-sifat cahaya. cahaya, pembiasan cahaya,
percobaan yang
memanfaatkan penguraian cahaya.
sifat-sifat cahaya  Menyimpulkan sifat-sifat
cahaya.
 Mengamati bagian-bagian
mata dan hubungannya
dengan penglihatan.
 Mendiskusikan bagaimana
menjaga kesehatan indera
penglihatan manusia.
 Melakukan percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat
cahaya, misalnya: membuat
kamera lubang jarum,
periskop, cakram warna, dan

~ 15 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
sebagainya.
 Melaporkan secara lisan dan
tulisan hasil pengamatan
dan/atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat
cahaya.
3.8 Memahami Keseimbangan dan  Mengamati sumber daya alam
pentingnya upaya Pelestarian Sumber dan pemanfaatannya di
keseimbangan dan Daya Alam lingkungan sekitar.
pelestarian
sumber daya alam  Menyimpulkan pentingnya
 Pengertian
menjaga keseimbangan dan
di lingkungannya sumber daya
pelestarian sumber daya alam
4.8 Melakukan alam.
kegiatan upaya di lingkungannya.
 Macam-macam
pelestarian sumber daya  Melaporkan/memaparkan
sumber daya alam alam. secara lisan dan tulisan
bersama orang-  Upaya kegiatan upaya pelestarian
orang di keseimbangan SDA yang sudah dilakukan
lingkungannya dan pelestarian bersama orang-orang di
sumber daya lingkungan sekitarnya.
alam di
lingkungannya.

B. Kelas V
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Memahami Alat Gerak Manusia  Mengamati rangka pada tubuh
alat gerak dan dan Hewan diri sendiri dan gambar/model/
fungsinya rangka asli beberapa jenis
pada hewan  Rangka manusia. hewan.
dan manusia  Rangka hewan.
serta cara  Mendiskusikan fungsi rangka
 Fungsi rangka. pada manusia dan hewan.
memelihara  Cara merawat
kesehatan rangka.  Mencari informasi dari berbagai
alat gerak sumber tentang jenis penyakit
manusia yang berhubungan dengan
gangguan pada rangka.
4.1 Membuat
model  Mendiskusikan pentingnya
sederhana menjaga kesehatan rangka.
alat gerak  Menampilkan hasil proyek

~ 16 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
manusia atau model sederhana alat gerak
hewan manusia atau hewan di kelas.

3.2 Memahami Organ Pernapasan


 Mengamati gambar/poster/
organ dan fungsinya
video tentang fenomena yang
pernapasan
berhubungan dengan organ
dan fungsinya  Organ pernapasan
pernapasan pada manusia.
pada hewan pada manusia
Misalnya: gambar paru-paru
dan manusia,  Organ pernapasan yang rusak akibat merokok.
serta cara pada hewan
memelihara  Cara memelihara  Mencari informasi organ
kesehatan Organ pernapasan pernapasan manusia dan
organ pada manusia fungsinya dari berbagai sumber.
pernapasan  Melakukan percobaan tentang
manusia pernapasan di depan
4.2 Membuat kaca/cermin bahwa pernapasan
model menghasilkan uap air,
sederhana memegang perut pada bagian
organ tulang rusuk dan
pernapasan memperagakan bernapas sambil
manusia merasakan adanya tarikan dari
tulang rusuk.
 Mendiskusikan organ
pernapasan manusia dan
fungsinya serta beberapa
kelompok hewan yang memiliki
organ pernapasan yang unik
atau berbeda dengan manusia.
 Mendiskusikan penyebab
gangguan kesehatan pada alat
pernapasan.
 Mendemonstrasikan model
sederhana organ pernapasan
manusia dan fungsinya.
3.3 Memahami Organ Pencernaan  Mengamati langsung/gambar/
organ Pada manusia dan menonton video bagaimana
pencernaan hewan hewan makan dengan cara unik,
dan fungsinya contoh: sapi memamah biak.
pada hewan  Organ pencernaan
 Mendiskusikan organ
dan manusia pada manusia
pencernaan pada manusia dan
serta cara  Organ pencernaan
hewan dan fungsinya.
memelihara pada hewan
kesehatan  Melakukan percobaan yang
 Cara menjaga
organ berkaitan dengan organ
kesehatan organ
pencernaan pencernaan manusia dan
pencernaan
manusia fungsinya.
4.3 Menyajikan  Mencari informasi tentang jenis
karya penyakit yang berhubungan
(misalnya pada organ pencernaan dan
poster, model, cara menjaga kesehatannya.
atau bermain
peran) tentang  Mendiskusikan keunikan organ
konsep organ pencernaan pada beberapa
dan fungsi hewan dan fungsinya.
pencernaan  Menampilkan karya tentang
pada hewan konsep organ dan fungsi
atau manusia pencernaan, misalnya dalam

~ 17 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
bentuk poster, model, atau
bermain peran.

3.4 Memahami Organ Peredaran  Mengamati atau mendiskusikan


organ Darah pada Manusia fenomena/ istilah di sekitar
peredaran dan Hewan yang berhubungan dengan
darah dan  Organ peredaran
organ peredaran darah. Contoh:
fungsinya darah pada
pada hewan manusia istilah berdarah biru yang
dan manusia  Organ peredaran biasanya menjadi sebutan para
serta cara darah pada hewan bangsawan.
memelihara  Cara menjaga  Mencari informasi tentang
kesehatan kesehatan organ organ peredaran darah pada
organ peredaran darah manusia dan fungsinya dari
peredaran berbagai sumber.
darah
manusia  Menyimpulkan bahwa organ
peredaran darah dan
4.4 Menyajikan fungsinya pada manusia dan
karya tentang hewan.
organ  Mendiskusikan tentang jenis
peredaran penyakit pada organ peredaran
darah pada darah dan cara menjaga
manusia kesehatannya.
 Menampilkan karya dalam
bentuk produk/ poster/
gambar/ bermain peran
tentang peredaran darah
manusia.
3.5 Menganalisis Ekosistem dan  Mengamati secara langsung/
hubungan Jaring-jaring gambar hewan dan tumbuhan
antar Makanan yang ada dalam suatu ekosistem,
komponen contoh: kebun, rawa, sungai,
ekosistem dan  Tingkat organisasi atau hutan.
jaring-jaring kehidupan
makanan di  Mencari informasi tentang
 Pengelompokan
lingkungan tingkat organisasi kehidupan
hewan
sekitar mulai dari individu sampai
berdasarkan jenis
4.5 Membuat biosfer.
makanannya.
karya tentang  Rantai makanan  Mengelompokkan jenis hewan
konsep jaring-  Jaring makanan berdasarkan jenis makanannya
jaring dan mendeskripsikan rantai
makanan makanan pada ekosistem di
dalam suatu lingkungan sekitar.
ekosistem
 Membuat skema jaring makanan
dari sejumlah rantai makanan
hasil pengamatan di lingkungan
sekitar.

~ 18 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
 Mendiskusikan dampak yang
akan terjadi apabila jaring
makanan terganggu atau tidak
seimbang.
 Menampilkan karya dalam
bentuk bermain peran/ poster/
lagu tentang konsep jaring
makanan dalam suatu
ekosistem.

3.6 Menerapkan Kalor dan  Mendemonstrasikan kegiatan


konsep Perpindahannya untuk membedakan suhu dan
perpindahan kalor.
kalor dalam  Suhu dan kalor
 Mendiskusikan perubahan suhu
kehidupan  Perpindahan kalor
sehari-hari benda dengan konsep kalor
dilepaskan dan kalor diterima
4.6 Melaporkan
hasil oleh benda.
pengamatan  Melakukan percobaan
tentang perpindahan kalor secara
perpindahan konduksi, konveksi, dan radiasi.
kalor
 Mendiskusikan hasil percobaan
perpindahan kalor.
 Melakukan percobaan untuk
membandingkan daya
hantaran kalor dari beberapa
benda (seperti yang terbuat
dari plastik, kayu, besi, dan
aluminium) dan
menyimpulkan bahwa struktur
benda mempengaruhi sifat
hantaran kalor.
 Mendiskusikan pentingnya
perpindahan kalor dan
kaitannya dengan keamanan
dan keselamatan kerja dalam
kehidupan sehari-hari.
 Melaporkan secara lisan dan
tulisan hasil pengamatan
tentang perpindahan kalor.
3.7 Memahami Pengaruh kalor  Mengamati fenomena atau
pengaruh terhadap suhu dan melakukan demonstrasi yang

~ 19 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kalor terhadap wujud benda menunjukkan pengaruh kalor
perubahan terhadap perubahan suhu dan
suhu dan  Pengaruh kalor wujud benda.
wujud benda terhadap suhu
 Melakukan percobaan untuk
dalam  Pengaruh kalor mengidentifikasi faktor-faktor
kehidupan terhadap wujud yang memengaruhi perubahan
sehari-hari benda suhu dan wujud benda akibat
4.7 Melaporkan
kalor.
hasil
percobaan  Mendiskusikan penyelesaian
pengaruh masalah sehari-hari dengan
kalor pada menggunakan kalor, contoh
benda (tetap) mendinginkan air panas
dengan memberikan air dingin
atau es.
 Melaporkan hasil percobaan
pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan wujud
benda.

3.8 Memahami Siklus air dan  Mengamati siklus air melalui


siklus air dampaknya gambar atau video.
dan
 Melakukan percobaan
dampaknya  Siklus air
tahap-tahap dalam siklus
pada  Dampak siklus air
air seperti evaporasi,
peristiwa di pada peristiwa di
bumi serta kondensasi, dan presipitasi.
bumi serta
kelangsunga kelangsungan  Mendiskusikan siklus air
n makhluk makhluk hidup dan dampaknya bagi
hidup peristiwa di bumi serta
kelangsungan makhluk
4.8 Membuat hidup.
karya
tentang  Mempresentasikan karya
skema siklus tentang skema siklus air di
air hadapan kelas.
berdasarkan
informasi
dari berbagai
sumber
3.9 Memahami Penggolongan Materi  Mengamati benda/gambar/
penggolongan video berupa zat tunggal dan
materi dalam  Sifat-sifat zat campuran.
kehidupan tunggal
 Melakukan percobaan serta
sehari-hari  Sifat-sifat
berdasarkan membandingkan zat tunggal
campuran
dan campuran yang
komponen  Penggolongan tercampur sempurna atau
penyusunnya materi berdasarkan
(zat tunggal tidak tercampur sempurna,
komponen misalnya membuat minuman
dan penyusunnya.
campuran) teh dan jamu kunyit asam.
4.9 Melakukan  Mendiskusikan perbedaan
pengamatan campuran dan zat tunggal
sifat-sifat berdasarkan hasil
campuran pengamatan.
dan
komponen  Melakukan pengamatan dan
penyusunnya mengelompokkan materi ke

~ 20 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dalam dalam campuran atau zat
kehidupan tunggal di lingkungan
sehari-hari sekitar.

C. Kelas VI
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

Pembelajaran untuk Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi


Keterampilan sebagai berikut ini.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran


3.1 Memahami cara Perkembangbiakan  Mengamati perkembangan dan
perkembang- Hewan dan pertumbuhan hewan secara
biakan Tumbuhan langsung/ gambar/ video serta
tumbuhan dan beberapa jenis buah lokal yang
hewan  Perkembangbiakan ada disekitarnya.
4.1 Menyajikan hewan  Mencari informasi tentang
karya  Perkembangbiakan tentang cara
perkembangbiak tumbuhan perkembangbiakan hewan
an tumbuhan (ovIPAr, vivIPAr, ovovivIPAr)
dan tumbuhan (seksual dan
aseksual) lalu
mengelompokkan hewan dan
tumbuhan berdasarkan cara
perkembangbiakannya yang
ada di sekitar sekolah/rumah.
 Melakukan percobaan
menanam biji kacang hijau/
kacang tanah/padi/jagung
dan mengamati pola
pertumbuhannya atau
pembiakkan tanaman
menggunakan cara aseksual
(stek, cangkok, dan
sebagainya).
 Menampilkan laporan hasil
penanaman biji kacang hijau/
kacang tanah/padi/jagung
atau pembiakan tanaman
menggunakan cara selain biji.

3. 2 Memahami ciri Ciri-ciri pubertas  Mengamati perubahan yang


pubertas pada serta kesehatan dialami diri sendiri atau
laki-laki dan reproduksi

~ 21 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
perempuan teman lainnya, misalnya
dan  Pengertian suara berubah pada laki-laki,
hubungannya pubertas ada yang sudah mulai
dengan  Ciri pubertas pada menstruasi pada perempuan
kesehatan perempuan serta perbedaan antara tubuh
reproduksi  Ciri pubertas pada orang dewasa (Bapak/Ibu)
laki-laki dengan tubuh anak.
4.2 Menyajikan  Hubungan  Mengidentifikasi perbedaan
karya tentang pubertas dengan antara orang dewasa dan anak
ciri-ciri kesehatan dari gambar yang tersedia baik
pubertas dan reproduksi dari tubuh laki-laki dan
cara perempuan.
menyikapinya  Menghubungkan antara ciri-
ciri pubertas yang ada dengan
cara menjaga kesehatan
reproduksi.
 Mendiskusikan perilaku yang
harus dijaga untuk masa
depan yang baik
hubungannya dengan sikap
dan tindakan yang boleh dan
tidak boleh dengan berbagai
resikonya
 Membuat perencanaan dan
komitmen untuk menjaga
sikap yang positif serta
menulis cerita tentang ciri-ciri
pubertas yang dialaminya.

3.3 Memahami cara Penyesuaian Diri  Mengamati berbagai bentuk


makhluk hidup Makhluk Hidup atau ciri-ciri khusus makhluk
menyesuaikan dengan hidup, Carilah hewan khas
diri dengan lingkungannya yang ada di lingkungan/daerah
lingkungan setempat.
4.3 Menyajikan  Penyesuaian diri  Menghubungkan ciri khas yang
karya tentang pada makhluk ada pada makhluk hidup
cara makhluk hidup dengan kemampuannya untuk
hidup  Adaptasi beradaptasi dengan keadaan
menyesuaikan morfologi lingkungannya.
diri dengan  Adaptasi fisiologi  Mendiskusikan penerapan
lingkungannya,  Adaptasi tingkah teknologi yang memanfaatkan
sebagai hasil laku contoh adaptasi pada hewan
penelusuran atau tumbuhan
berbagai  Menyajikan hasil karya
sumber berbagai cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui
penelusuran berbagai seumber.
Hasil karya dapat berupa
poster atau bermain peran.
3.4 Menganalisis Rangkaian Listrik  Mengamati benda sederhana
komponen- di sekitar yang menggunakan
komponen  Komponen listrik dan tanpa batterai atau yang
listrik dan dan fungsinya menggunakan listrik, contoh:
fungsinya  Rangkaian listrik senter/ kalkulator/ mobil
dalam sederhana mainan.
rangkaian  Rangkaian listrik  Mengamati komponen-
listrik seri dan paralel
sederhana komponen listrik yang ada

~ 22 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.4 Membuat dalam rangkaian listrik.
rangkaian
 Menggambar, memberi nama,
listrik
dan menyebutkan fungsi
sederhana
masing-masing komponen
secara seri dan
pada rangkaian listrik.
paralel
 Membuat rangkaian listrik
yang disusun secara paralel
dan seri.
 Menyimpulkan ciri-ciri atau
sifat rangkaian parallel dan
seri.
 Mendemonstrasikan cara kerja
rangkaian listrik seri dan
parallel yang telah dibuat.
3.5 Menerapkan Magnet  Mengamati berbagai macam
sifat-sifat  Sifat magnet peralatan yang menggunakan
magnet dalam  Penerapan sifat- magnet dalam komponen
kehidupan sifat magnet penyusunnya,
sehari-hari dalam kehidupan
 Melakukan
4.5 Membuat sehari-hari
pengamatan/percobaan untuk
laporan hasil
membuktikan bahwa magnet
percobaan
dapat menarik benda-benda
tentang sifat-
tertentu.
sifat magnet
dan  Melakukan percobaan untuk
penerapannya membuktikan kuat medan
dalam magnet.
kehidupan
sehari-hari  Melakukan percobaan memuat
magnet secara sederhana.
 Mendiskusikan sifat-sifat
magnet yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan
atau percobaan.
 Mendiskusikan pemanfaatan
magnet dalam kehidupan
sehari-hari.
 Menyajikan hasil
pengamatan/percobaan
tentang sifat-sifat magnet dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam
bentuk laporan tertulis,
poster, lagu, atau puisi.

3.6 Memahami cara Produksi,  Mengamati secara langsung


menghasilkan, Penyaluran, dan atau melalui video/ gambar/
menyalurkan, Penghematan Energi miniatur tentang distribusi/
dan menghemat Listrik penyaluran listrik mulai dari
energi listrik pembangkit listrik sampai ke
4.6 Menyajikan  Produksi energi pengguna.
karya tentang listrik
 Mendiskusikan cara
berbagai cara  Penyaluran energi
melakukan menghasilkan dan
listrik
menyalurkan listrik melalui
penghematan  Penghematan

~ 23 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
energi dan energi listrik gambar atau video.
usulan sumber
 Menyimpulkan bagaimana
alternatif energi
cara menghasilkan,
listrik
menyalurkan, dan
menghemat listrik.
 Memecahkan masalah energi
listrik dengan mengusulkan
alternatif sumber energi
listrik yang bisa dilakukan di
daerah setempat.
 Membuat diagram
penyaluran listrik mulai dari
pembangkit sampai ke
pengguna dengan komponen-
komponennya
 Mempresentasikan cara-cara
menghemat energi listrik dan
usulan energi alternatif
untuk memecahkan masalah
energi listrik.
3.7 Memahami Tata Surya  Mengamati benda-benda langit
sistem tata secara langsung menggunakan
surya dan  Sistem tata surya. alat-alat yang sesuai atau
karakteristik  Anggota tata melalui video tentang tata
anggota tata surya dan surya.
surya karakteristiknya  Mengidentifikasi anggota Tata
4.7 Membuat model Surya dan karakteristiknya.
sistem tata  Membuat dan menyajikan
surya model tata surya berdasarkan
informasi dari berbagai
sumber.
3.8 Memahami Gerak Rotasi dan  Mengamati gambar /
peristiwa rotasi Revolusi Bumi video/teks bacaan tentang
dan revolusi siang malam dan beragam
bumi serta  Rotasi Bumi musim di dunia, gerhana
terjadinya  Revolusi Bumi matahari dan gerhana bulan
gerhana bulan  Gerhana Bulan serta garis bujur, garis lintang,
dan gerhana  Gerhana Matahari dan kemiringan pada bola
matahari dunia.
4.8 Membuat model
 Melakukan simulasi rotasi dan
gerhana bulan
revolusi bumi dengan cara
dan gerhana
bermain peran atau
matahari
menggunakan alat peraga.
 Mendiskusikan dampak dari
rotasi revolusi bumi dan
kemiringan bumi terhadap
garis edar terhadap perubahan
yang terjadi di bumi.
 Menyimpulkan apa yang
terjadi pada saat gerhana
bulan dan gerhana matahari.
 Menampilkan model gerhana
bulan dan gerhana matahari
di hadapan guru dan peserta
didik lainnya.

~ 24 ~
~ 25 ~
Kurikulum yang digunakan dalam Kelas 4,5,6 pembelajaran IPA ialah Menggunakan Kurikulum 2013
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Analisis Ragam Kesulitan Belajar IPA Kelas V SD Negeri Jombor

Siwi Purwanti
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ahmad Dahlan
Email: siwi.purwanti@pgsd.uad.ac.id

Abstrak

Keywords: Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ragam kesulitan belajar


pembelajaran IPA siswa. Pada tahun ini peneliti ingin menggali data lebih banyak
SD; tentang faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami
kesulitan belajar pembelajaran IPA khususnya pada tema Cahaya, sehingga nantinya
IPA akan diperoleh solusi yang tepat untuk mengatasi siswa dalam
kesulitan belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)
Ragam dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar IPA (2) Urutan
tingkat kesulitan pada pembelajaran IPA pada tema cahaya di SD
Negeri Jombor pada kelas V semester genap. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SD negeri Jombor pada semester genap
tahun ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan untuk mengumpul-
kan data ragam kesulitan belajar ipa yaitu observasi pembelajaran ipa
di kelas, soal tes, dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi pembelajaran, soal tes, dan
pedoman wawancara. Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu dari
dalam diri siswa yaitu faktor intelegensi, dan faktor dari luar yaitu
dari guru tentang metode pembelajaran. Hasil penelitian ini urutan
Kompetensi Dasar yang paling sulit yaitu KD 6.2 yaitu membuat suatu
karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana
dengan menerapkan sifat-sifat cahaya pada indikator ke 2 yaitu
melakukan percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan
cermin lengkung (cembung atau cekung). Dimana hanya ada 13 siswa
yang menjawab benar di dua soal KD tersebut. Kemudian urutan
selanjutnya yaitu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerap-
kan sifat-sifat cahaya pada indikator ke 4 yaitu menyebutkan fungsi-
fungsi alat optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong). Kemu-
dian pada indikator yang lain sudah baik, artinya sudah tidak ada
kesulitan pada indikator dan kompetensi dasar.

1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.Melalui pendidikan
seseorang dapat mempelajari suatu hal, hingga akhirnya dapat menciptakan sesuatu.
Pemerintah mengatur sistem pendidikan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 BAB 1 Pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaannya,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlaku-
kan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dapat direalisasikan melalui proses
pembelajaran dikelas. Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran, selain sebagai
fasilitator, guru juga berperan sebagai motivator. Peran guru yang sangat penting ini, seolah
mengharuskan guru untuk dapat menguasai metode atau berbagai keterampilan mengajar
untuk dapat di aplikasikan dengan baik di kelas.kenyataan dilapangan masih ada beberapa

58
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

guru yang belum dapat menguasai metode pembelajaran dengan baik, sehingga hasil
pembelajaran belum maksimal atau belum mencapai tujuan. Penguasaan metode yang baik
belum cukup oleh guru, masih ada banyak hal yang mempengaruhi proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam antara lain minat terhadap
pembelajaran, motivasi, maupun kecerdasan yang telah dimiliki siswa. Sedangkan faktor dari
luar yaitu kemampuan guru dalam mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan sekitar.
Sains atau IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia dan
sekelilingnya. Sains menjelaskan seluruh fenomena dan atau seluruh benda-benda yang
berhubungan dengan hewan dan tumbuhan, bumi dan antariksa, angin dan musim, gerakan
dari benda dan mengapa sesuatu bekerja. Sains sangat penting bagi kita semua. Dengan
perantaraan sains , kita akan menjadi tahuu dan mengerti tentang diri kita dan lingkungan
(Supriyadi, 2008: 2). Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sains diharapkan dapat dikemas
dalam pembelajaran Salingtemas (Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat) secara terpadu.
Sains atau IPA juga bukan semata-mata hanya hafalan konsep, namun harus dipelajari sesuai
dengan keterampilan proses sains. Pada proses pembelajaran IPA guru sering menemukan
kendala.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Jombor tentang materi
pembelajaran yang susah dipahami oleh siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah siswa
masih merasa susah memahami materi tentang cahaya sehingga siswa mengalami kesulitan
dalam belajar IPA yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah. Hasil belajar yang
diperoleh belum maksimal. Ada 13 dari 27 anak yang nilainya belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Hal itu mengindikasikan bahwa ada suatu permasalahan yang
terjadi. Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi diperlukan proses yang tidak mudah.
Siswa harus rajin belajar. Namun, seringkali siswa menemui kesulitan dalam belajar. Irham
(2014) menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang
menyebabkan seseorang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti
siswa lain pada umumnya, yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu sehingga siswa
terhambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuannya. Lebih lanjut Mulyono (2012: 8)
menyatakan kesulitan belajar dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal, oleh karena
itu kegiatan belajar tidak selalu berjalan lancar.
Permasalahan yang menjadikan kendala perlu ditelusuri dan di analisis agar dapat
dipecahkan dan pembelajaran dapat diperbaiki. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun ini
dilakukan penelitian untuk memperolah data lebih banyak tentang faktor yang menyebabkan
siswa kesulitan dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada tema Cahaya, sehingga
nantinya akan diperoleh solusi yang tepat untuk mengatasi ragam kesulitan belajar IPA. Agar
penelitian tidak meluas dan bisa fokus, maka fokus penelitian ini adalah analisis ragam
kesulitan belajar siswa dari aspek materi saja, yaitu materi pada tema cahaya. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui ragam kesulitan belajar IPA kelas V semester 2 ditinjau
dari aspek materi dalam mempelajari tema cahaya secara keseluruhan dan mengetahui urutan
tingkat kesulitan dalam mempelajari materi tema cahaya secara keseluruhan.
Pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antara guru
dan siswa, maupun dosen dengan mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan. Sugihartono
(2007: 74-80) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan
sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Subali, dkk (2009:1) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
berkaitan dengan upaya memahami berbagai fenomena alam secara sistematis. Pada
hakikatnya, pembelajaran IPA di SD atau pembelajaran sains memiliki empat dimensi yaitu
sikap, proses, produk, dan aplikasi.Sikap berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda,

59
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended. Proses
berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang
meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan
dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Produk IPA meliputi konsep, prinsip,
hukum, dan teori.Aplikasi berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk sains
dalam kehidupan sehari-hari. Keempat dimensi di atas merupakan ciri sains yang utuh yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, seharusnya pembelajaran sains
mencakup empat aspek di atas.
Selain meliputi empat proses di atas, pembelajaran IPA SD harus mengedepankan
keterampilan proses. Gagne (dalam Oemar Hamalik: 2005) pengertian keterampilan proses
dalam bidang ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dapat diperoleh siswa bila dia memiliki kemampuan-kemampuan dasar
tertentu yaitu ketrampilan proses sains yang dibutuhkan untuk menggunakan sains.
Pengertian tentang ketrampilan proses seperti yang diungkapkan oleh Mei (2007: 3) dalam
jurnal yaitu “science process skills”is commonly used to describe a set of broadly
transferable abilities that are reflectiveof what scientists do. These skills are grouped into
two types-basic and integarted. Basic process skills provide a foundation for learning the
integrated skills, which are more complex skills for solving problems or doing science
experiments atau dapat diartikan bahwa keterampilan proses sains biasanya digunakan untuk
menguraikan kemampuan-kemampuan yang dilakukan oleh para ilmuan. Keterampilan-
keterampilan ini dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu keterampilan dasar dan keteram-
pilan terintegrasi. Keterampilan proses sebagai dasar untuk belajar.
Siswa seringkali merasa kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran siswa. Awang
(2015) mengungkapkan bahwa ada 2 penyebab kesulitan belajar IPA di sekolah dasar yaitu:
(1) kesiapan belajar siswa dalam belajar IPA yang termasuk dalam faktor internal penyebab
siswa sulit belajar IPA adalah aspek minat, motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan
cita-cita. (2) Lingkungan belajar yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang termasuk
kedalam faktor external penyebab siswa sulit belajar IPA adalah muatan materi dalam
kurikulum IPA.
Aktivitas belajar pada setiap individu itu berbeda-beda.Ada yang dengan sangat cepat
dapat menangkap pelajaran, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Setiap individu memang
tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pula yang menyebabkan perbedaan tingkah
laku belajar di kalangan siswa.Keadaan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya
itulah yang disebut kesulitan belajar (Dalyono, 2005: 229). Lebih lanjut Subini (2011: 13)
mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan baik berbentuk sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan, dan proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk menanggapi hasil belajar.
Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris di alami semua siswa. Menurut
Wijayanti (2007: 1) kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu
proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil
belajar. Menurut Borton (Syamsudin, 2004: 307) seorang siswa diduga mengalami kesulitan
belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu (failure) tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar merupakan suatu hambatan yang ditemui siswa, dengan ditandai
dengan adanya kesulitan dalam proses belajar sehingga terjadi kegagalan dalam hasil belajar.
Adapun kegagalan yang didefinisikan oleh Burton (Syamsudin, 2004: 308) adalah
apabila seorang siswa:
a. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keber-
hasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal pada pelajaran tertentu, seperti
yang telah ditetapkan pada guru. Kasus semacam ini bisa digolongkan ke dalam lower
grup.

60
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

b. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran
tingkat kemampuan: bakat, kecerdasan). Siswa ini digolongkan ke dalam under
archievers.
c. Tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai
pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu. Kasus ini dikategorikan ke dalam
slow leaners.
d. Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai
prasyarat (prerequisit) bagi kelanjutan tingkat berikutnya. Siswa ini dapat di golongkan
ke dalam slow learners atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi
pengulang (repeater) pelajaran.
Dalyono (2005: 230) mengungkapkan ada beberapa macam kesulitan belajar yaitu:
a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar, ada yang berat dan ada yang sedang
b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, ada yang sebagian bidang studi,ada yang
kesleuruhan
c. Dilihat dari sifatnya, ada yang sifatnya permanen, ada yang sifatnya sementara
d. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, ada yang karena faktor intelegensi, dan bukan
faktor non-intelegensi.
Peran guru sangat penting pada proses pembelajaran. Guru juga harus memahami
apakah tujuan pembelajarn telah tercapai. Apabila belum tercapai guru harus meng-
identifikasi kendala-kendala yangada, salah satunya yaitu tentang kesulitan belajar siswa.
Bahri (2008: 247) mengungkapkan ada gejala atau indikator kesulitan belajar siswa antara
lain:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah
b. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
c. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajar
d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, mudah
tersinggung, dan sebagainya.
Menurut Slameto (2010: 54) faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.
1). Faktor internal antara lain:
a. Faktor jasmaniah, antara lain: faktor kesehatan, dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis, antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan.
c. Faktor kelelahan
2). Faktor eksternal
a. Faktor keluarga
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor keluarga adalah: cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang keluarga.
b. Faktor sekolah
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor sekolah adalah: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Bogdan & Biklen S (1992: 21)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang di
amati. Pada penelitian ini hanya dilakukan observasi, wawancara dan angket, tanpa

61
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

perlakuan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Denzim dan Lincoln (1994: 2) penelitian
kualitatif berada pada setting alami, tanpa perlakuan, yang berupaya untuk memahami,
memberi tafsir pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jombor. Waktu penelitian ini berlangsung selama
empat bulan. Pelaksanaan penelitian terbagi dalam 7 tahapan, yaitu perencanaan,
penyusunan instrument, pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan dan penarikan
kesimpulan, pembuatan laporan dan terakhir publikasi.
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, maupun lembaga
(organisasi). Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik populasi. Yang
termasuk subjek dalam penelitian yaitu seluruh siswa SD Negeri Jombor kelas V dan guru
kelas V. Siswa untuk mengetahui bagian materi mana yang susah pada materi Cahaya. Guru
kelas untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran pada materi cahaya dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dalam Penelitian ini yaitu dengan:
1. Observasi pembelajaran di kelas
Observasi pembelajaran di kelas dilakukan untuk mengamati proses mengajar guru, yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Marshall dalam Sugiyono (2016:
310) menyatakan bahwa “throught observation, the researcher learn about behaviour
and the meaning attached to those behaviour. Melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
2. Soal Tes
Soal tes diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerjakan soal.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2016: 194).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam belajar IPA. Wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk mengetahui
hambatan dalam menyampaikan materi IPA.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis
(Sugiyono, 2016: 335). Analisis data pada penelitian ini mengacu pada Milles and
Hubberman (Sugiyono, 2016: 337-338) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data dapat yaitu:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang
tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi.
b. Penyajian Data ( Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.

c. Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Komponen dalam analisis data dapat dilihat pada Gambar 1

62
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Data
Collection Data Display

Data Conclusion
Reduction

Gambar 1. Komponen dalam analisis data

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Ragam kesulitan belajar IPA kelas V semester 2 ditinjau dari aspek materi dalam
mempelajari tema cahaya secara keseluruhan
Kesulitan belajar merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dipecahkan
dalam proses pembelajaran. Apabila tidak dapat dicari solusinya, akan menjadi masalah
yang berakibat fatal, salah satunya berkaitan dengan prestasi siswa. Ada berbagai
macam gejala yang dapat diidentifikasi apabila siswa mengalami kesulitan belajar,
Djamarah (2002) mengemukakan bahwa adanya kesulitan belajar siswa dapat dilihat
dari gejala-gejala sebagai berikut: (a) menunjukkan prestasi belajar yang rendah (di
bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di kelas); (b) hasil belajar yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (c) lambat dalam mengerjakan
tugas-tugas belajar; (d) sikap yang menunjukkan kurang wajar.
Guru hendaknya selalu dapat mengidentifikasi gejala yang terjadi pada siswanya.
Penyebab kesulitan belajar bermacam-macam ada yang bersumber dari guru,
lingkungan, siswa, atau materi itu sendiri. Pada penelitian ini akan dibahas tentang hasil
identifikasi analisis kesulitan belajar IPA di SD Jombor yang berkaitan dengan aspek
materi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Jombor pada mata
pelajaran IPA dengan materi energi dan perubahnnya dengan tema cahaya. Berdasarkan
hasil wawancara awal terhadap guru diperoleh informasi bahwa pada tahun lalu banyak
siswa yang belum begitu memahami materi ini, terlihat dari hasil belajarnya. Materi ini
disampaiakan guru pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
Standar kompetensi (SK) yang disampaikan guru yaitu SK 6 menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi dasar (KD) materi ini
ada dua yaitu 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan 6.2 membuat suatu
karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya. Pembelajaran ini terbagi ke dalam empat kali tatap muka masing-
masing tatap muka berlangsung selama 2 x 35 menit.
Pertemuan pertama yaitu SK menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model, dengan KD mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Guru
menjabarkan ke dalam indikator pembelajaran yaitu menjelaskan arti cahaya,
menjelaskan arti sumber cahaya, menjelaskan benda gelap, menyebutkan sifat-sifat
cahaya. Pada pembelajaran ini guru menjelakan lebih ke materi pokok yang harus
dikuasai siswa tentang cahaya. Guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi. Ada beberapa siswa yang belum paham, hal itu terlihat saat siswa diberi
pertanyaan oleh guru, dia tidak dapat menjawab. Kemudian guru bertanya kembali
apakah siswa belum paham tentang materi, dan siswa menjawab ternyata belum paham.
Lalu guru menjelaskan kembali bagian materi yang dirasa masih kurang oleh siswa.
Pertemuan kedua yaitu SK menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model, dengan KD mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan

63
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

membuat suatu karya/model. Guru menjabarkan ke dalam tiga indikator pembelajaran


yaitu
1. Melakukan percobaan untuk membuktikan cahaya dapat merambat lurus
2. Melakukan percobaan cahaya dapat menembus benda bening
3. Melakukan percobaan cahaya dapat dibiaskan
Pada pertemuan kedua ini lebih ke percobaan, guru melihat bagaimana siswa dapat
menguasai percobaan berdasarkan materi yang telah mereka peroleh. Setelah
menjelaskan langkah kerja yang akan dilakukan, guru membagi alat dan bahan yang
akan digunakan. Guru membagi siswa ke dalam kelompok. Siswa kemudian melakukan
percobaan sesuai yang mereka peroleh. Lalu setiap kelompok rolling untuk melakukan
percobaan yang lainnya. Apabila siswa kesulitan dalam melakukan percobaan, guru
mendekati dan membimbing.
Pertemuan ketiga (SK) yang disampaikan guru yaitu menerapkan sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi dasar (KD) materi ini yaitu
membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya. Indikator pertemuan ketiga yaitu melakukan percobaan
membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang
mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Siswa melakukan
pengamatan spektrum cahaya dengan alat dan bahan air sabun dan kawat. Siswa terlihat
sangat senang karena selain belajar mereka juga dapat bermain. Setelah siswa
melakukan percobaaan mereka kembali ke kelas dan guru menjelaskan konsep tersebut.
Materi selanjutnya mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan
cermin lengkung. Guru menjelaskan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Pertemuan ke empat atau terakhir yaitu KD 6.2 membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya. Indikator pertemuan keempat yaitu menyebutkan macam-macam alat optik,
menyebutkan fungsi-fungsi alat optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong),
membuat karya/ model yaitu lup, dan menguji cara kerja yang dibuat. Setelah materi
tersampaikan semua maka guru melakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan berupa
tes tertulis. Setelah siswa melakukan tes kemudian hasilnya di analisis. Hasil analisis
terhadap jawaban siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Kesulitan Belajar Siswa


Jumlah siswa yang
KD dan Indikator No soal Jenis soal
menjawab benar
6.11 1 Pilihan ganda 25
6.17 2 Pilihan ganda 24
6.14 3 Pilihan ganda 22
6.15 4 Pilihan ganda 23
6.24 5 Pilihan ganda 17
6.22 1 Isian 13
6.13 2 Isian 21
6.22 3 Isian 19
6.24 4 Isian 14
6.22 5 Isian 13
6.24 6 Isian 20
6.12 7 Isian 25
6.14 8 Isian 21
6.22 9 Isian 21
6.14 10 Isian 15
6.14 1 Uraian Skor total 71
6.22 2 Uraian Skor total 29

64
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa siswa yang menjawab benar soal isian nomor 1
ada 13 siswa. Itu berarti masih banyak siswa yang salah. Soal itu merupakan KD dari
6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke 2 yaitu melakukan
percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Melihat dari
fakta hasil analisis maka siswa mengalami kesulitan belajar pada KD 6.2 dan indikator
ke 2. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, diperoleh kesimpulan bahwa
ternyata mereka belum paham tentang sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar
dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Pada saat observasi pembelajaran terlihat
guru sudah melakukan praktik langsung membuat pelangi. Sebelum melakukan praktik
guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan yaitu baskom, cermin, dan air. Setelah
menjelaskan alat dan bahan, guru juga menjelaskan tentang langkah kerja yang harus
dilakukan siswa. Pertama kali praktik siswa kurang tertarik, namun setelah melihat
hasil praktik yang dilakukan guru siswa menjadi antusias. Ada yang telah berhasil
membuat pelangi, ada juga yang belum. Bagi siswa yang belum berhasil, guru menda-
tangi siswa tersebut dan melakukan pembimbingan. Salah satu fungsi pembimbingan
adalah untuk mengarahkan siswa apabila masih kurang tepat dalam melakukan
praktikum.
Indikator selanjutnya yaitu tentang mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang
mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Pada waktu guru
melakukan pembelajaran, terlihat guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa
praktek. Sebagian siswa mendengarkan penjelasan dari guru tapi banyak siswa yang
masih ramai sendiri. Waktu guru melakukan tes hasil belajar terlihat yang menjawab
benar pada indikator ini hanya 13 siswa. Terbukti dari hasil tes siswa masih mengalami
kesulitan belajar. Guru dapat melakukan variasi pendekatan pembelajaran. Salah
satunya dengan pendekatan keterampilan proses. Menurut Sugiharta (2016) pendekatan
keterampilan proses merupakan pendekatan yang mampu melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran IPA. Selain mengaktifkan siswa, pendekatan ini juga mampu
memberikan pengalaman yang lebih sehingga, siswa lebih mudah dalam memahami
konsep IPA.
Hasil analisis selanjutnya yaitu pada soal isian nomor 4. Dari data terlihat hanya
ada 14 siswa yang menjawab benar. Soal itu mengacu pada KD 6.2 yaitu membuat
suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke 4 yaitu menyebutkan fungsi-fungsi alat
optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong). Siswa mengalami kesulitan belajar
pada point ini. Setelah dilakukan kroscek pada waktu pembelajaran, ternyata ada
beberapa siswa yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Itu yang menjadi
penyebab siswa tidak dapat menjawab dengan baik, dan terjadi kesulitan belajar.
Analisis selanjutnya pada soal isian nomor 5. Ada 13 siswa yang menjawab benar.
Berarti masih ada 12 anak yang salah dalam menjawab. Setengah dari kelas mengalami
kesulitan belajar. Soal nomor 5 ini mengacu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu
karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya dan indikator ke 2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/
spectrum cahaya dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar
dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Setelah melakukan wawancara dengan
beberapa siswa memang materi untuk indikator ini agak susah, jadi mereka kurang
dapat memahami materi.
Setelah melihat hasil skor siswa yang rendah dan melalui hasil wawancara, dapat
disimpulkan bahwa mereka mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut seperti yang
dikemukakan Bahri (2008: 247) bahwa gejala atau indikator kesulitan belajar siswa
antara lain menunjukkan hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa, kesulitan berasal dari diri sendiri, kemampuan mengingat materi yang

65
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

rendah sehingga hasil tesnya rendah. Mereka masih kesulitan dalam mengerjakan soal
tes dari guru. Cara yang tepat untuk memberikan perbaikan yaitu dengan remidi soal tes
atau dengan pengulangan materi.
Selain kesulitan yang berasal dari diri siswa, kesulitan belajar juga berasal dari
guru. Materi yang dapat diberikan dengan praktikum yaitu bisa dengan pendekatan
keterampilan proses, hanya guru berikan dengan ceramah. Akibatnya materi yang
terserap siswa kurang maksimal. Materi yang terserap kurang maksimal itu
menyebabkan hasil tes siswa rendah. Solusi terhadap kesulitan belajar ini antara lain
guru dapat mengganti metode pembelajaran dengan metode atau pendekatan yang lebih
tepat.
3.2. Urutan tingkat kesulitan dalam mempelajari materi tema cahaya secara
keseluruhan
Urutan tingkat kesulitan dalam mempelajari materi pada cahaya dapat dilihat dari
hasil analisis siswa dalam menjawab soal. Siswa yang sedikit menjawab benar berarti
soal itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Soal yang sulit menunjukkan bahwa
indikator dan kompetensi dasar belum dapat dikuasai dengan maksimal. Urutan KD
yang paling sulit yaitu KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop
atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke
2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau
cekung). Dimana hanya ada 13 siswa yang menjawab benar di dua soal KD tersebut.
Kemudian urutan selanjutnya yaitu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya dan indikator ke 4 yaitu menyebutkan fungsi-fungsi alat optik (Lup, OHP,
periskop, mikroskop, teropong). Kemudian pada indikator yang lain sudah baik, artinya
sudah tidak ada kesulitan pada indikator dan kompetensi dasar.

4. KESIMPULAN
Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu
karena intelegensi siswa yang kurang salam menangkap pembelajaran, sehingga hasil tes
kurang. Kemuadian faktor ekstern berkaitan dengan metode maupun pendekatan mengajar
guru. Awalnya hanya ceramah, namun untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya bisa
menggunakan pendekatan yang tepat, misalnya pendekatan keterampilan proses. Karena
dengan pendekatan keterampilan proses dapat menuntun siswa lebih berpikir kritis dalam
menemukan konsep-konsep IPA, dalam hal ini berkaitan dengan tema cahaya.
Urutan KD yang paling sulit yaitu KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dari indikator
ke-2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).
Dimana hanya ada 13 siswa yang menjawab benar di dua soal KD tersebut. Kemudian urutan
selanjutnya yaitu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dari indikator ke-4 yaitu
menyebutkan fungsi-fungsi alat optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong).
Kemudian pada indikator yang lain sudah baik, artinya sudah tidak ada kesulitan pada
indikator dan kompetensi dasar.

REFERENSI

Awang. (2015). Kesulitan Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal VOX EDUKASI,
Volume 6 nomor 2 tahun 2015.

Bogdan, R., & Biglen, S. (1992). Qualitative Research for Education. Boston, MA: Allyn and
Bacon.

66
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfhabeta.

Denzim, N. & Lincoln, Y. (1994). Entering the Field of QualitativeResearch. CA: Sage
Publication.

Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dhian Anggraini. (2016). Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V SD Sosrowijayan


Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ke 5 tahun 2016.

Hamalik, Oemar. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Makmun, Syamsudin. (2004). Psikologi Pendidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manalu, Remaita, dkk. (2015). Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar IPA Siswa Kelas IV Dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Di Sd PilotingSe Kabupaten Gianyar. E-Journal PGSD
UPI Nomor 3 Volume 1 tahun 2015.

Mei, Y.T. (2007). Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme. Jurnal diambil tanggal 5 Maret 2011 dari
http://www.google.com/search?hl=en&q=journal+science+process+skill&start=20&sa=
N.

Mulyono. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta:
Rineka Cipta

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta: Sekretariat


Negara.

Subali, Bambang, dkk. (2009). Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPA


Terpadu.Departemen pendidikan nasionalDirektorat jendral pendidikan dasar dan
menengahDirektorat pembinaan sekolah menengah pertama.

Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Supriyadi. (2008). Sains Dasar: Membedah Sains dalam Proses Sains. Yogyakarta: JURDIK
IPA FMIPA UNY.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wijayanti, Maghfira. (2007). Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar.Di akses pada tanggal 1
Maret 2017 dari gemari.or.id/detail.php?id2494

67
Nama : Noviani Fitri Andari
NIM :1800005248
KELAS : 4E
PRODI : PGSD
MATA KULIAH : Pembelajaran IPA SD
DOSEN PENGAMPU : Panji Hidayat , M.Pd.

1. Jelaskan komparasi kurikulum IPA di Indonesia dengan 4 negara yang anda pelajari!

A. Sistem Pendidikan Sains di Indonesia


1. Kurikulum
Science Content Covered by the End of Grade 4
a) Ilmu Kehidupan
• Memahami struktur dan fungsi tubuh manusia dan cara menjaga kesehatan
• Memahami struktur dan fungsi tanaman
• Mengklasifikasikan hewan berdasarkan diet mereka
• Memahami siklus hidup sederhana, ekosistem, rantai makanan, dan saling
ketergantungan organisme hidup
b) Ilmu fisika
• Mengidentifikasi sifat-sifat materi dan perubahan kondisi materi
• Memahami bentuk-bentuk transfer energi dan energi
• Mengidentifikasi berbagai jenis energi dan penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari
c) ilmu bumi
• Menjelaskan struktur dan karakteristik fisik Bumi
• Menjelaskan perubahan dalam lingkungan fisik
• Mengakui sumber daya Bumi dan penggunaannya serta cara melestarikannya
Pada 2013, Indonesia mengembangkan kurikulum nasional baru, K13. Mulai Juli 2013, 6
persen sekolah menerapkan kurikulum baru di Kelas 1, 4, 7, dan 10. Ketika TIMSS 2015 dikelola,
tidak ada sekolah sampel yang menerapkan kurikulum K13 di kelas empat.
Kurikulum K13 mencakup perubahan berikut untuk pengajaran matematika dan sains.
Selain memperoleh pengetahuan sains, K13 menekankan mendorong siswa untuk bekerja secara
ilmiah dan mengembangkan sikap ilmiah. Tujuan pengajaran sains tidak hanya untuk membangun
pengetahuan siswa tetapi juga untuk mendorong perilaku ilmiah. Kurikulum baru mencakup tujuan
keterampilan berikut: mengamati, bertanya, mengeksplorasi, bergaul, dan berkomunikasi.
Keterampilan ini sangat penting untuk menguasai keterampilan abad ke-21. Instruksi matematika
dan sains keduanya disampaikan dalam konteks lokal dan global. Contoh konteks lokal adalah
mitigasi bencana, memperkirakan jarak antar pulau, dan bepergian dengan perahu atau kayak.
Kurikulum K13 juga mengintegrasikan mata pelajaran ke dalam pengajaran bertema di Kelas 1
hingga 3.
2. Bahan, Peralatan, dan Laboratorium
Buku teks harus disetujui oleh spesialis subjek di bawah peraturan pemerintah.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Departemen Pendidikan 2005, buku teks matematika
dan sains harus disetujui oleh Dewan Standar Nasional untuk Pendidikan. Selain buku teks
yang disetujui, bahan pengajaran lainnya digunakan untuk mendukung materi
pembelajaran dan kurikulum. Dalam hal infrastruktur sekolah, beberapa sekolah memiliki
sumber daya yang baik dengan peralatan dan laboratorium pembelajaran yang penting.
3. Memantau Kemajuan Siswa dalam Matematika dan Sains
Guru dan sekolah memantau kemajuan siswa secara individual menggunakan nilai
dan rapor. Di Kelas 1 hingga 6, tidak ada ujian untuk menentukan promosi siswa ke kelas
berikutnya. Pada akhir setiap tahun ajaran, kelayakan siswa untuk promosi dinilai
berdasarkan nilai dan evaluasi guru mereka dalam bentuk kartu laporan. Secara berkala,
orang tua menerima laporan sekolah tentang perkembangan anak mereka yang harus
ditandatangani dan dikembalikan ke sekolah. Ini memungkinkan orang tua untuk melacak
kemajuan belajar anak mereka dan mencari dukungan tambahan jika laporan menunjukkan
prestasi yang rendah.

B. Sistem Pendidikan Sains di Finlandia


Pendidikan di Finlandia dikemas dengan begitu menyenangkan bukan paksaan.
Kebahagiaan siswa dalam belajar menjadi fokus utama kurikulum. Orang tua tidak
diperkenankan memaksa anak untuk terus belajar tanpa henti.
"Pendidikan seperti sains dan teknologi dikemas menjadi sesuatu yang menyenangkan
bukan menakutkan. Keduanya diperkenalkan kepada siswa sejak kecil," ujar Kadarsah
Suryadi.
Kelas sains di Finlandia diisi maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat praktik dan
melakukan penelitian. Di Indonesia, hanya sekolah tertentu yang punya laboratorium yang
memenuhi standar. Itu pun digunakan banyak siswa.
1. Kurikulum
Di kelas pertama hingga kelas empat, Studi Lingkungan dan Alam diajarkan
sebagai mata pelajaran terintegrasi yang mencakup bidang biologi, geografi, fisika, kimia,
dan pendidikan kesehatan. Instruksi dalam kelompok subjek mencakup fokus pada
pembangunan berkelanjutan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa mengetahui dan
memahami alam dan lingkungan buatan manusia, diri mereka sendiri dan orang lain,
keanekaragaman manusia, serta kesehatan dan penyakit.
Instruksi dalam studi lingkungan dan alam bergantung pada investigasi, pendekatan
yang berpusat pada masalah di mana titik awal mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman siswa yang ada, dan hal-hal, fenomena, dan peristiwa yang terhubung dengan
lingkungan mereka dan siswa. Dengan bantuan instruksi pengalaman, para siswa
mengembangkan hubungan positif dengan alam dan lingkungan. Dari kelas lima hingga
sembilan, sains diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah, termasuk biologi, geografi,
fisika, kimia, dan kesehatan.
Selama empat tahun pertama, isi inti studi dalam studi lingkungan dan alam meliputi:
a) Organisme dan Lingkungan Hidup
Fitur dasar benda-benda hidup dan tak hidup; berbagai lingkungan hidup dan adaptasi
organisme terhadapnya; spesies umum tanaman, jamur, dan hewan di lingkungan
terdekat siswa; alam melalui musim; tahap kehidupan flora dan fauna; dan sumber
dan produksi makanan
b) Lingkungan Langsung, Wilayah Rumah, dan Dunia sebagai Lingkungan Hidup
Manusia
Lingkungan terdekat; waktu dalam sehari dan musim; peta dan fitur utama medan;
wilayah dan provinsi asal: kondisi alam, lanskap, lingkungan buatan manusia, dan
aktivitas manusia; dan Finlandia, negara-negara Nordik, daerah terdekat lainnya, dan
dunia sebagai tempat tinggal orang
c) Fenomena Alam
Fenomena yang terkait dengan suara dan cahaya; perlindungan pendengaran dan
penglihatan; fenomena yang terkait dengan panas; sumber panas; prinsip fungsi
perangkat sederhana; kekuatan berbagai struktur; dan fenomena magnetik dan listrik
d) Substansi Sekitar Kita
Substansi dan bahan yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari; daur ulang
dan konservasi; sifat-sifat udara; pembakaran dan keamanan api; sifat dan perubahan
keadaan air; pemanfaatan air; dan siklus air

e) Individu dan Kesehatan


Tubuh manusia dan tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia secara umum;
kebiasaan kesehatan sehari-hari dan merawat kesehatan seseorang; menjadi sakit dan
penyakit anak-anak biasa; kesiapsiagaan darurat dan tindakan pertolongan pertama
yang sederhana; dan pentingnya keluarga, persahabatan, interaksi, dan pengakuan
perasaan sendiri terhadap kesejahteraan dan kesehatan mental seseorang
f) Keselamatan
Mencegah intimidasi dan kekerasan, menghargai kekerasan fisik, keselamatan di
sekolah, perilaku dalam lalu lintas, dan menghindari situasi berbahaya dan kecelakaan
di rumah dan di waktu senggang; dan perjanjian dan aturan, tata krama yang baik dan
mempertimbangkan orang lain, menggunakan uang, dan menghargai milik orang lain
2. Bahan, Peralatan, dan Laboratorium
Di Finlandia, bahan utama untuk mengajar matematika dan sains adalah buku
pelajaran yang diterbitkan oleh penerbit komersial. Buku pelajaran ini tidak tunduk pada
persetujuan resmi, tetapi mereka harus mematuhi pedoman kurikulum nasional. Ada dua
hingga tiga seri buku teks yang banyak digunakan baik untuk tingkat primer (Kelas 4) dan
untuk tingkat menengah bawah (Kelas 8). Selain buku teks siswa, seri matematika biasanya
mencakup panduan guru, bahan tambahan, bahan penilaian, dan beberapa manipulatif
untuk tingkat dasar. Penerbit juga dapat menawarkan materi pengajaran di situs web
mereka. Sekolah dan guru bebas memilih seri buku teks apa pun yang menurut mereka
cocok. Untuk alasan praktis, guru di sekolah yang sama biasanya menggunakan buku teks
yang sama.
Ketika mempelajari sains, sangat penting bagi siswa untuk memiliki kesempatan untuk
mengamati dan menganalisis; oleh karena itu, dapat bekerja dan bergerak dengan aman
sangat penting. Jumlah fasilitas pengajaran yang dilengkapi khusus untuk pengajaran sains
didasarkan pada jumlah jam pelajaran sains per minggu: satu kamar diperlukan hingga 27
jam pelajaran. Selain itu, peralatan laboratorium yang sesuai harus tersedia untuk guru dan
siswa (mis., Lemari pemanas, wastafel, keran, dan hot plate)

3. Memantau Kemajuan Siswa dalam Matematika dan Sains


Dewan Pendidikan Nasional Finlandia bertanggung jawab untuk mengembangkan
pendidikan, dan dengan demikian melakukan penilaian hasil belajar secara nasional.
Penilaian nasional berbasis sampel dan fokus pada konten utama dari kurikulum nasional,
terutama di akhir pendidikan dasar. Sejak tahun 1998, Dewan Pendidikan Nasional
Finlandia telah menerapkan penilaian matematika nasional lima kali untuk Kelas 9 (pada
1998, 2002, 2004, 2011, dan 2012) dan dua kali untuk Kelas 6 (pada 2000 dan 2007).
Selama periode yang sama ini, dua penilaian nasional ilmu pengetahuan alam telah
dilaksanakan untuk Kelas 9 (pada tahun 1998 dan 2011). Penilaian nasional ini memberi
sekolah dan guru pembaruan terkini tentang pengetahuan dan keterampilan siswa mereka
sehubungan dengan sekolah lain dan tujuan pengajaran nasional.

Guru bertanggung jawab untuk penilaian siswa di kelas, dan dapat memutuskan metode
penilaian, yang biasanya mencakup ujian buatan guru, ujian berdasarkan buku teks, dan
pengamatan berkelanjutan terhadap kemajuan siswa.

C. Sistem Pendidikan Sains di Singapore


1. Kurikulum
Kerangka Kerja Kurikulum Sains Singapura disusun berdasarkan semangat dan praktik
penyelidikan ilmiah21 dan mendefinisikan tiga domain integral yang esensial untuk praktik
ilmu pengetahuan: pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi; keterampilan dan proses; dan
etika dan sikap. Kurikulum memungkinkan siswa untuk menghargai pengejaran sains
sebagai bermakna dan bermanfaat, karena didasarkan pada pengetahuan, masalah, dan
pertanyaan yang berhubungan dengan peran sains dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat, dan lingkungan.
Silabus sains primer dan sekunder dirancang di sekitar tema yang dapat dihubungkan siswa
dalam pengalaman sehari-hari dan pada fenomena yang diamati secara umum di alam.
Lima tema di tingkat primer adalah keanekaragaman, siklus, energi, interaksi, dan sistem.
Kurikulum sains menengah ke bawah dibangun berdasarkan tema-tema di tingkat primer,
dengan tema tambahan tentang model, dan melanjutkan cara sains diajarkan di tingkat
primer sebagai cara mengeksplorasi dan memahami dunia fisik dan alam. Siswa sekolah
menengah ke bawah diperkenalkan pada upaya ilmiah untuk mengembangkan pemahaman
mereka tentang bagaimana sains dipraktikkan dan diterapkan, dan diberi kesempatan
belajar langsung lebih lanjut yang terletak dalam konteks sehari-hari. Ini memungkinkan
siswa untuk membuat koneksi dalam sains dengan kehidupan dan lingkungan mereka
sendiri
Tema dan topik sains kelas 3-6
a) Keragaman makhluk hidup dan benda mati (karakteristik umum dan klasifikasi)
b) Keragaman bahan
c) Siklus pada tumbuhan dan hewan (siklus hidup dan reproduksi)
d) Siklus dalam materi dan air
e) Bentuk dan penggunaan energi (cahaya, panas, dan fotosintesis)
f) Konversi energi
g) Interaksi gaya (magnet, gaya gesek, gaya gravitasi, dan gaya dalam pegas)
h) Interaksi dalam lingkungan
i) Sistem tanaman (bagian dan fungsi tanaman, sistem pernapasan, dan sirkulasi)
j) Sistem manusia (sistem pencernaan, pernapasan, dan sistem peredaran darah)
k) Sistem sel
l) Sistem listrik

2. Bahan, Peralatan, dan Laboratorium


Mengikuti persetujuan silabus baru atau revisi dalam matematika dan sains,
penerbit komersial diundang untuk mengembangkan dan menerbitkan buku teks dan bahan
terkait, seperti buku kegiatan atau buku kerja untuk digunakan di sekolah dasar dan
menengah. Bahan-bahan ini menjalani tinjauan ketat dan proses otorisasi oleh MOE, dan
harus memenuhi standar dan persyaratan dari silabus yang relevan sebelum dapat disetujui
dan ditempatkan pada daftar buku teks yang disetujui. Sekolah memilih buku teks dari
daftar ini yang paling sesuai dengan kebutuhan murid-murid mereka.
Sekolah dialokasikan dana untuk membeli alat bantu pengajaran, manipulatif, dan
peralatan yang sesuai untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran matematika dan
sains. Sumber daya ini dapat disimpan di ruang sumber daya yang ditunjuk, yang juga
dapat berfungsi sebagai titik fokus untuk kegiatan matematika dan sains di sekolah, atau
dapat disimpan dan disediakan di setiap ruang kelas..
3. Memantau Kemajuan Siswa dalam Matematika dan Sains
Sekolah menilai siswa baik secara formal maupun informal. Dari Kelas 3 (Sekolah
Dasar 3), sekolah biasanya melakukan setidaknya dua penilaian sumatif per tahun satu pada
akhir setiap semester. Untuk penilaian formatif, guru mengadopsi berbagai metode
penilaian mata pelajaran yang sesuai, seperti presentasi lisan, tes tertulis, dan portofolio.
Penilaian formatif memungkinkan guru untuk memantau kemajuan siswa,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan memberikan umpan balik yang bermakna
dan langsung. Mereka juga memungkinkan guru untuk mengadaptasi metode dan bahan
pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
Sekolah memonitor perkembangan siswa dan bekerja sama dengan orang tua untuk
mendukung pembelajaran siswa. Orang tua diperbarui secara teratur melalui laporan
perkembangan, panggilan telepon pribadi, dan pertemuan orang tua-guru yang diorganisir
sekolah.
Ujian nasional yang selaras dengan kurikulum nasional diselenggarakan pada
tahun-tahun terakhir pendidikan dasar, menengah, dan pra-keanekaragaman. Singapore
Examinations and Assessment Board, bekerja sama dengan MOE, melakukan ujian
nasional berikut: PSLE, GCE N-Level, GCE O-Level, dan GCE A-Level

D. Sistem Pendidikan Sains di Malaysia


1. Kurikulum
Kurikulum Terpadu untuk Sekolah Dasar berlaku untuk siswa yang dinilai dalam sains di
TIMSS 2015. Komponen sains dari kurikulum terpadu dirancang untuk memberikan siswa
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan ilmiah, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Ini juga dirancang untuk menanamkan sikap ilmiah dan nilai-nilai luhur
melalui kegiatan belajar.
Kurikulum menetapkan bahwa kegiatan pembelajaran harus melayani tujuan merangsang
keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dan tidak boleh membatasi siswa pada praktik
pembelajaran rutin atau hafalan. Pada tingkat ini, kurikulum disusun di sekitar tiga domain:
Pengetahuan Ilmiah, Keterampilan, dan Sikap dan Nilai Ilmiah.
a) Pengetahuan Ilmiah
Domain ini mencakup konsep, fakta, aturan, dan prinsip yang saling terkait yang terkait
dengan proses biologis, kimia, dan fisik, serta astronomi dan teknologi.
b) Keterampilan
Keterampilan berpikir ilmiah dan kritis diperlukan untuk penyelidikan dan pemecahan
masalah dalam sains. Keterampilan ilmiah penting dalam penyelidikan ilmiah, seperti
melakukan percobaan dan melaksanakan proyek. Meningkatkan potensi berpikir kritis
siswa adalah salah satu tujuan dari kebijakan pendidikan nasional, dan kurikulum
menekankan keterampilan berpikir kritis sebagai dasar untuk pembelajaran yang bijaksana.
c) Sikap dan Nilai Ilmiah
Sikap ilmiah dan nilai-nilai luhur ditanamkan melalui pembelajaran pengalaman baik
secara spontan atau melalui kegiatan yang direncanakan.
Pada tingkat dasar pertama (hingga Kelas 4), kurikulum sains mencakup makhluk hidup
dan benda mati. Siswa belajar tentang diri mereka sendiri, hewan dan tumbuhan, proses
kehidupan manusia dan hewan, dan bagaimana makhluk hidup bertahan hidup. Mereka juga
belajar tentang besaran fisik dan pengukuran cahaya, panas, suara, energi, magnet, dan listrik.
Siswa belajar tentang bahan-bahan buatan manusia dan alami serta propertinya, tata surya,
dan pengembangan teknologi di bidang pertanian, komunikasi, transportasi, dan konstruksi.
2. Durasi waktu
Siswa di Kelas 1 sampai 3 belajar sains selama 90 menit per minggu, sedangkan siswa di
Kelas 4 hingga 6 belajar sains selama 150 menit per minggu. Siswa di tingkat yang lebih
rendah belajar sains selama 200 menit per minggu.
3. Kelas di mana Guru Spesialis untuk Matematika dan Sains diperkenalkan
Matematika dan sains diajarkan oleh guru spesialis di tingkat sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Secara umum, guru di tingkat sekolah dasar
pertama (Kelas 1 hingga 3) mengajar beberapa mata pelajaran, dan guru di tingkat sekolah
dasar kedua (Kelas 4 hingga 6) lebih terspesialisasi. Di tingkat menengah, sains dan
matematika diajarkan oleh guru spesialis secara eksklusif.
4. Bahan Ajar, Peralatan, dan Laboratorium
Kementerian Pendidikan memberikan buku teks melalui skema pinjaman untuk semua
siswa di sekolah nasional, di mana siswa menerima buku teks untuk setiap mata pelajaran
di awal tahun dan mengembalikan buku teks pada akhir tahun. Skema pinjaman ini dimulai
pada tahun 1975 untuk membantu siswa yang memenuhi syarat dari rumah tangga
berpenghasilan rendah dan diperpanjang pada tahun 2008 untuk memasukkan semua siswa
di sekolah-sekolah nasional. Buku teks matematika dan sains dilengkapi dengan CD-ROM
interaktif untuk memfasilitasi pemahaman mata pelajaran. Selain buku pelajaran,
Kementerian secara teratur menyediakan sumber daya umum yang diperlukan, dan
memberikan hibah tahunan ke sekolah (berdasarkan pendaftaran) untuk pembelian
peralatan, bahan kimia, alat bantu pengajaran, dan bahan bacaan untuk matematika dan
pengajaran sains.
Semua sekolah menengah memiliki laboratorium sains dan beberapa memiliki ruang
matematika khusus. Pelajaran sains biasanya diajarkan di laboratorium. Sekolah dasar tidak
dilengkapi dengan laboratorium, tetapi sebagian besar memiliki ruang sains.
Sementara sekolah diberikan otonomi untuk menentukan pendekatan dan strategi
pengajaran, spesifikasi kurikulum untuk sains dan matematika memberikan kegiatan
pengajaran dan pembelajaran yang disarankan untuk membantu guru merencanakan dan
menerapkan pelajaran yang lebih efektif.
5. Penggunaan Teknologi
Kementerian Pendidikan menetapkan target untuk mencapai rasio minimum satu
komputer untuk setiap 10 siswa pada tahun 2015, untuk mendukung pembelajaran siswa.
Selain itu, KLH melengkapi 10.000 sekolah dengan akses Internet 4G dan platform
pembelajaran virtual yang dapat digunakan oleh guru, siswa, dan orang tua melalui program
1BestariNet.9
Virtual Learning Environment (VLE) adalah sistem manajemen pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa untuk
pembelajaran individual. Guru dapat membuat situs pembelajaran pada platform
pembelajaran dalam VLE, yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja. VLE juga dapat
digunakan untuk mengirimkan materi pembelajaran e-learning Sharable Content Object
Reference (SCORM), yang merupakan multimedia interaktif berbasis web yang
dikembangkan oleh Departemen Pendidikan mulai tahun 2002, bermerek e-Bahan.
Platform kolaboratif online memungkinkan berbagi informasi serta kolaborasi pada
proyek-proyek kelompok di antara siswa dari sekolah yang berbeda, baik di dalam maupun
di luar Malaysia. Sebagai contoh, ThinkQuest Oracle adalah platform kolaboratif di mana
siswa dapat bekerja pada proyek kelompok dalam sains dan matematika, dan berbagi proyek
yang diselesaikan secara online. Siswa menggunakan platform sosial seperti Yahoo Groups
dan Google untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam topik sains dan matematika.
Selain itu, bahan pengajaran yang dikembangkan oleh guru dan dibagikan di YouTube,
SlideShare, dan platform lainnya digunakan di banyak ruang kelas. EduwebTV, sebuah
platform yang dikelola oleh Departemen Pendidikan, tersedia bagi para guru untuk
mengunduh video terkait dengan kurikulum, berita, dan materi pengajaran, dan
menyediakan platform bagi para guru untuk mengunggah materi mereka sendiri untuk
dibagikan.
6. Memantau Kemajuan Siswa Sains
Tujuan utama ujian di Malaysia adalah untuk menilai prestasi siswa, yang
mencerminkan efektivitas program pendidikan dan metode pengajaran. Tes dan ujian
dilakukan di tingkat sekolah dan nasional. Di tingkat sekolah, guru menggunakan berbagai
metode untuk menilai prestasi siswa dan aspek perkembangan siswa lainnya.
Pada tahun 2011, Sistem Penilaian Pendidikan Nasional (NEAS) diperkenalkan sebagai
hasil dari upaya untuk mengkonseptualisasikan kembali penilaian pendidikan. NEAS terdiri
dari Ujian Pusat dan Penilaian Berbasis Sekolah (SBA). School Based Assessment
dirancang untuk mengukur hasil siswa secara holistik, mengumpulkan informasi tentang
keterlibatan, pengembangan, dan prestasi siswa melalui empat jenis penilaian:

a) Penilaian Sekolah
Mengacu pada segala bentuk penilaian yang direncanakan, dikembangkan,
dilakukan, diperiksa, dan dilaporkan oleh guru di sekolah dan yang melibatkan siswa,
orang tua, dan individu lain. Fokus utama penilaian sekolah adalah untuk memastikan
pembelajaran siswa bermakna.
b) Penilaian Pusat
Mengacu pada beberapa bentuk penilaian yang standar, instrumen, rubrik penilaian,
dan pedomannya disediakan oleh Sindikat Pemeriksaan (ES) tetapi administrasi,
penandaan, dan pelaporannya dilakukan oleh sekolah.
c) Penilaian Psikometrik
Mengacu pada profil siswa dalam hal ciri-ciri psikologis dan kemampuan bawaan atau
yang diperoleh yang terkait dengan pembelajaran (yaitu, kemampuan umum, bakat,
kepribadian, kekuatan, kelemahan, bakat, minat, preferensi, sikap, dan
kecenderungan). Informasi dari penilaian psikometrik membantu guru untuk
memahami siswa mereka, orang tua untuk memahami anak-anak mereka, dan siswa
untuk memahami diri mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pembelajaran.
d) Penilaian Aktivitas Fisik, Olahraga, dan Kurikulum Bersama
Mengacu pada penilaian keterlibatan, partisipasi, dan kinerja siswa dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler di semua tingkatan. Kegiatan
ekstrakurikuler merujuk pada segala jenis kegiatan di luar ruang kelas (mis.,
Pendidikan jasmani, olahraga, atletik, perkemahan, dan permainan). Kegiatan ko-
kurikuler merujuk pada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, klub, atau kelompok
seragam, seperti Pramuka atau Pemandu Wanita

E. Sistem Pendidikan Sains Australia


1. Kurikulum
Dalam Kurikulum Australia, sains diorganisasikan sekitar tiga untaian yang saling
terkait: Pemahaman Sains, Sains sebagai Upaya Manusia, dan Keterampilan Penyelidikan
Sains. Bersama-sama, tiga untaian kurikulum sains memberi siswa pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan yang melaluinya mereka dapat mengembangkan
pandangan ilmiah tentang dunia. Siswa ditantang untuk mengeksplorasi konsep, sifat, dan
aplikasi sains melalui proses penyelidikan yang jelas.
Pemahaman sains terbukti ketika seseorang memilih dan mengintegrasikan
pengetahuan sains yang tepat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena, dan
menerapkan pengetahuan itu ke situasi baru. Pengetahuan sains mengacu pada fakta,
konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan dari
waktu ke waktu. Untaian Pengertian Sains terdiri dari empat sub-untaian: Ilmu Biologi,
Ilmu Kimia, Ilmu Bumi dan Luar Angkasa, dan Ilmu Fisika.
Ilmu sebagai untai Usaha Manusia menyoroti pengembangan ilmu sebagai cara
unik untuk mengetahui dan melakukan, dan peran ilmu dalam pengambilan keputusan
kontemporer dan pemecahan masalah. Ada dua sub-helai Ilmu sebagai Upaya Manusia:
a) Sifat dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Membantu siswa mengembangkan apresiasi terhadap sifat unik ilmu pengetahuan dan
pengetahuan ilmiah, termasuk bagaimana pengetahuan saat ini telah berkembang dari
waktu ke waktu melalui tindakan banyak orang
b) Penggunaan dan Pengaruh Ilmu Pengetahuan
Menjelajahi bagaimana ilmu pengetahuan dan aplikasi mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan orang, dan bagaimana ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh masyarakat dan
dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan dan tindakan
Penyelidikan sains melibatkan pengidentifikasian dan mengajukan pertanyaan;
perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi atas investigasi; memproses, menganalisis, dan
menafsirkan bukti; dan mengkomunikasikan temuan. Untaian Keterampilan Penyelidikan
Sains berkaitan dengan mengevaluasi klaim, menyelidiki ide-ide, menyelesaikan masalah,
menarik kesimpulan yang valid, dan mengembangkan argumen berbasis bukti. Ada lima
sub-helai Keterampilan Inquiry Sains:
a) Mempertanyakan dan Memprediksi
Mengidentifikasi dan menyusun pertanyaan, mengajukan hipotesis, dan menyarankan
kemungkinan hasil
b) Merencanakan dan Melakukan
Membuat keputusan tentang bagaimana menginvestigasi atau memecahkan masalah
dan melakukan investigasi, termasuk pengumpulan data
c) Memproses dan Menganalisis Data dan Informasi
Mewakili data dengan cara yang bermakna dan berguna, mengidentifikasi tren, pola,
dan hubungan dalam data, dan menggunakan bukti ini untuk membenarkan kesimpulan
d) Mengevaluasi
Mempertimbangkan kualitas bukti yang tersedia dan kelebihan atau signifikansi klaim,
proposisi, atau kesimpulan dengan mengacu pada bukti itu
e) Berkomunikasi
Menyampaikan informasi atau ide kepada orang lain melalui representasi, tipe teks,
dan mode yang sesuai

Pada Tahun 3 sampai 6, siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang berbagai


sistem alami yang beroperasi pada waktu yang berbeda dan pada skala geografis yang
berbeda. Pada Tahun 4, siswa memperluas pemahaman mereka tentang klasifikasi, bentuk,
dan fungsi melalui eksplorasi sifat-sifat bahan alami dan olahan. Mereka belajar bahwa
kekuatan mencakup kekuatan non-kontak dan mulai menghargai bahwa interaksi tertentu
dihasilkan dari fenomena yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mereka mulai
menghargai bahwa sistem saat ini, seperti permukaan Bumi, memiliki karakteristik yang
dihasilkan dari perubahan masa lalu dan bahwa makhluk hidup membentuk bagian dari
sistem. Mereka memahami bahwa beberapa sistem berubah dengan cara yang dapat
diprediksi, seperti melalui siklus. Mereka menerapkan pengetahuan mereka untuk
membuat prediksi berdasarkan interaksi dalam sistem, termasuk yang melibatkan tindakan
manusia.
Standar pencapaian untuk sains di Tahun 4 meliputi keterampilan berikut:
a) menjelaskan bagaimana benda dan bahan dapat digunakan dalam hal sifat-sifat yang
dapat diamati
b) menggambarkan interaksi antara objek dalam hal kontak dan kekuatan nonkontak
c) membahas bagaimana proses alami dan manusia menyebabkan perubahan pada
permukaan Bumi
d) menggambarkan hubungan yang membantu kelangsungan hidup makhluk hidup;
urutan tahapan kunci dalam siklus hidup tanaman dan hewan
e) mengidentifikasi kapan sains digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan membuat
prediksi
f) menggambarkan situasi di mana pemahaman ilmiah dapat memengaruhi perilaku
manusia
g) mengikuti instruksi untuk mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki tentang
konteks yang sudah dikenal dan memperkirakan kemungkinan hasil dari investigasi
h) mendiskusikan cara untuk melakukan investigasi dan menggunakan peralatan secara
aman untuk membuat dan mencatat pengamatan; menggunakan tabel dan grafik kolom
sederhana (disediakan) untuk mengatur dan mengidentifikasi pola dalam data
i) menjelaskan pengamatan dan membandingkan temuan dengan prediksi
j) menentukan apakah metode adil dan memberi alasan untuk mendukung kesimpulan
k) dan menulis laporan sederhana untuk mempresentasikan metode dan temuan mereka.
2. Bahan Ajar, Peralatan, dan Laboratorium
Di Australia, masing-masing sekolah bertanggung jawab untuk memilih buku teks
matematika dan sains. Sekolah harus memastikan bahwa buku pelajaran mencakup konten
dan standar pencapaian yang diuraikan dalam kurikulum.
Menurut laporan Teaching Science in Australia: Hasil dari Studi Video TIMSS 1999,
guru dan siswa sekolah menengah Australia relatif dilengkapi dengan laboratorium sains,
mikroskop, dan bahan referensi.19 Semua sekolah yang berpartisipasi dalam TIMSS 2011
pada Tahun 8 melaporkan memiliki ilmu pengetahuan laboratorium, dengan dua pertiga
memiliki bantuan tersedia saat melakukan eksperimen. Karena sifat umum pendidikan
dasar di Australia, sebagian besar sekolah dasar tidak memiliki laboratorium.
3. Sistem Penilaian
Penilaian berbasis sekolah adalah mode penilaian yang paling umum di tingkat sekolah
dasar dan menengah. Di tingkat primer, penilaian sebagian besar bersifat informal, dan
para guru menggunakan daftar periksa, pengamatan, proyek, dan portofolio
F. Sistem Pendidikan Sains di Inggris
Sistem sekolah di Inggris diarahkan secara terpusat oleh Departemen Pendidikan, yang
menetapkan standar dan peraturan pendidikan. Pada 2015, ada 8,4 juta siswa di 24.000 sekolah
dan 350 perguruan tinggi pendidikan lebih lanjut.Pendidikan penuh waktu diwajibkan sampai
usia 16 tahun, setelah itu orang dewasa muda diwajibkan untuk melanjutkan pendidikan penuh
waktu, magang atau magang, atau pendidikan paruh waktu atau pelatihan bersama pekerjaan
yang dibayar atau sukarela sampai usia 18. Undang-Undang Reformasi Pendidikan (1988)
memperkenalkan kurikulum nasional, yang mengamanatkan bahwa sekolah mengajarkan mata
pelajaran tertentu dan melaksanakan penilaian tertentu. akhir dari masing-masing empat tahap
utama. Tabel kinerja yang melaporkan hasil tes dan ujian siswa untuk setiap sekolah telah
disusun dan diterbitkan setiap tahun sejak 1997.
Pendidikan wajib dimulai pada usia 5, meskipun pendaftaran dalam program persiapan
hampir universal sejak usia 3. Pada tahun akademik terbaru (2014-2015), 8,4 juta siswa usia 2
hingga 19 terdaftar di 24.317 sekolah (termasuk pembibitan). Sebagian besar siswa pindah dari
sekolah dasar ke sekolah menengah pada usia 11
Sistem sekolah di Inggris diarahkan secara terpusat oleh Departemen Pendidikan, yang
menetapkan standar dan peraturan pendidikan. Pada 2015, ada 8,4 juta siswa di 24.000 sekolah
dan 350 perguruan tinggi pendidikan lebih lanjut. Pendidikan penuh waktu diwajibkan sampai
usia 16 tahun, setelah itu orang dewasa muda diwajibkan untuk melanjutkan pendidikan penuh
waktu, magang atau magang, atau pendidikan paruh waktu atau pelatihan bersama pekerjaan
yang dibayar atau sukarela sampai usia 18. Undang-Undang Reformasi Pendidikan (1988)
memperkenalkan kurikulum nasional, yang mengamanatkan bahwa sekolah mengajarkan mata
pelajaran tertentu dan melaksanakan penilaian tertentu. akhir dari masing-masing empat tahap
utama. Tabel kinerja yang melaporkan hasil tes dan ujian siswa untuk setiap sekolah telah
disusun dan diterbitkan setiap tahun sejak 1997.
Pendidikan wajib dimulai pada usia 5, meskipun pendaftaran dalam program persiapan
hampir universal sejak usia 3. Pada tahun akademik terbaru (2014-2015), 8,4 juta siswa usia 2
hingga 19 terdaftar di 24.317 sekolah (termasuk pembibitan). Sebagian besar siswa pindah dari
sekolah dasar ke sekolah menengah pada usia 11. Banyak sekolah menengah menawarkan
pendidikan bagi siswa hingga usia 18 tahun; Namun, siswa dapat memilih untuk memasuki
Formulir Keenam atau Pendidikan Lanjutan (FE) perguruan tinggi, magang, atau magang pada
usia 16. Partisipasi dalam salah satu rute ini wajib untuk usia 18.
Sekolah didanai negara atau swasta (independen). Sekolah-sekolah yang didanai negara
termasuk sekolah-sekolah yang dikelola Otoritas Lokal, sekolah-sekolah berbantuan sukarela
(yang sebagian besar bersifat agama), akademi, dan sekolah gratis. Jumlah siswa di Inggris
yang menghadiri sekolah pembayaran swasta adalah 580.000, atau 7 persen.
Akademi Act6 memungkinkan semua sekolah yang didanai publik di Inggris menjadi
akademi atau sekolah gratis: ini masih didanai pemerintah tetapi dengan tingkat otonomi yang
meningkat dalam masalah-masalah seperti menetapkan upah guru dan menyimpang dari
Kurikulum Nasional. Sekitar 2.100 sekolah menengah yang didanai negara (61,4 persen)
sekarang adalah akademi atau sekolah gratis, seperti 1 dari 7 sekolah dasar. Semua sekolah
diwajibkan untuk menyediakan kurikulum yang luas dan seimbang, dan ada persyaratan
hukum untuk mata pelajaran tertentu.
1. Kurikulum
Kurikulum nasional untuk sains bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa:
a) Kembangkan pengetahuan ilmiah dan pemahaman konseptual melalui disiplin
ilmu khusus biologi, kimia, dan fisika
b) Mengembangkan pemahaman tentang sifat, proses, dan metode sains melalui
berbagai jenis penyelidikan sains yang membantu mereka untuk menjawab
pertanyaan ilmiah tentang dunia di sekitar mereka
c) Dilengkapi dengan pengetahuan ilmiah yang diperlukan untuk memahami
kegunaan dan implikasi ilmu pengetahuan, hari ini dan untuk masa depan
Selama Tahun 5, siswa diajarkan untuk menggunakan metode ilmiah praktis, proses,
dan keterampilan termasuk merencanakan pertanyaan ilmiah, melakukan pengukuran
menggunakan berbagai peralatan, merekam data dan hasil, menggunakan hasil untuk
membuat prediksi, melaporkan dan menyajikan temuan mereka, dan mengidentifikasi
ilmiah bukti yang telah digunakan untuk mendukung atau membantah ide atau
argumen.
Area konten dan elemen kurikulum utama meliputi:
a) Makhluk Hidup dan Habitatnya
b) Hewan, Termasuk Manusia
c) Properti dan Perubahan Bahan
d) Bumi dan Luar Angkasa
e) Forces
2. Bahan Ajar, Peralatan, dan Laboratorium
Tidak ada buku yang diterbitkan secara terpusat atau diamanatkan untuk mengajar
matematika atau sains di sekolah-sekolah bahasa Inggris. Tidak lazim bagi sekolah
dasar untuk memiliki laboratorium sains, tetapi hampir semua sekolah menengah
memiliki laboratorium.
Kurikulum nasional mencakup pedoman untuk pengajaran dalam matematika dan
sains, yang menekankan hal-hal berikut:
a) Memperoleh keterampilan dan pemahaman untuk mengeksplorasi konsep dan
teori matematika dan ilmiah
b) Mengembangkan kosa kata yang tepat untuk matematika dan sains
c) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pertanyaan yang kuat
3. Memantau Kemajuan Siswa dalam Matematika dan Sains
Mata pelajaran kurikulum nasional dinilai setiap tahun oleh para guru yang
membuat ringkasan penilaian. Selain itu, di bawah pengawasan Departemen
Pendidikan (DfE), Badan Standar dan Pengujian (STA) mengembangkan tes untuk
Tahapan Kunci 1 dan 2, dan pemeriksaan penyaringan fonik untuk anak-anak berusia
6 tahun.

2. Bagaimana managemen laboratorium IPA yang standar?


Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah Dasar
Menurut Rumilah (2006: 84), pengelolaan Laboratorium IPA dinilai efektif apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Adanya perencanaan program kerja laboratorium IPA
- Adanya rencana program kerja yang terencana dengan baik.
- Adanya bahan masukan dari hasil kegiatan laboratorium untuk menyusun
program kerja tahun berikutnya.
- Adanya perencanaan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan kondisi
sekolah.
- Adanya penyusunan jadwal penggunaan laboratorium.
- Adanya program perencanaan perbaikan/peningkatan sarana prasarana
laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya perencanaan penggunaan dana untuk program kerja laboratorium yang
sesuai dengan kondisi sekolah.
- Adanya keikutsertaan pengelolaa laboratorium dalam penyusunan program kerja
laboratorium.
a. Adanya perencanaan kegiatan praktikum.
- Adanya jadwal penggunaan laboratorium dan sesuai dengan jadwal pembelajaran
harian IPA.
- Adanya semua guru IPA menggunakan media laboratorium untuk kegiatan
praktik dalam pembelajaran.

1. Desain Laboratorium IPA di Sekolah Dasar


Laboratorium sebagai wahana pendidikan harus memiliki kelengkapan, baik
dalam hal tata bangunan, fasilitas, perlengkapan, bahan, personil, dan sistem tata
kelola yang memadai. Pada dasarnya hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan pembangunan laboratorium IPA, diantaranya : (1) arsitektur bangunan,
(2) persyaratan ruang, (3) pengaturan spasial peralatan dan bangku, (4) jalan keluar
darurat, (5) persyaratan penyimpanan, (6) instalasi pengelolaan limbah, (7) kontrol
akses, (8) fitur pengamanan, dan (9) pencahayaan serta ventilasi. Laboratorium
sekolah yang baik harus mampu menampung siswa sesuai dengan
kelayakannya. Idealnya, setiap siswa di laboratorium memiliki ruang gerak seluas ±
2,5 m2 (termasuk area meja dan kursi) dengan tinggi langit-langit minimal 4 m. Hal ini
dimaksudkan agar siswa mudah bergerak dan mempermudah proses penyelamatan diri
apabila terjadi kecelakaan. Selain itu ventilasi laboratorium harus cukup sehingga
udara di laboratorium senantiasa mengalir agar udara segar selalu mengalir
menggantikan udara laboratorium. Untuk mempermudah proses evakuasi pada saat
terjadi kecelakaan, laboratorium IPA setidaknya memiliki dua pintu, yakni pintu
masuk dan keluar.
Bangunan laboratorium IPA sekolah hendaknya dibangun di tempat yang agak
jauh dari ruang kelas agar tidak mengkontaminasi lingkungan.Peralatan dan bahan di
laboratorium IPA harus memenuhi standar minimal sarana laboratorium IPA. Selain
peralatan dan bahan yang karakteristik untuk setiap laboratorium IPA, sarana
kelengkapan umum yang harus tersedia di laboratorium adalah meja dan kursi siswa,
meja dan kursi guru, meja demonstrasi, wastafel, lemari alat dan bahan, papan tulis,
serta peralatan penunjang pembelajaran lainnya.
Standar laboratorium IPA sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No.24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana di SD/MI yaitu:
a) Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.
b) Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat
bantu mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.
c) Setiap SD/MI dilengkapi sarana laboratorium IPA
seperti tercantum pada Tabel berikut:

No Jenis Rasio Deskripsi


1 Perabot
1.1 Lemari 1 buah/ Kuat, stabil, dan aman.
sekolah Ukuran memadai untuk
menyimpan alat peraga.
Tertutup dan dapat dikunci.
Dapat memanfaatkan
lemari yang
terdapat di ruang kelas.
2 Peralatan
Pendidikan
2.1 Model 1 buah/ Tinggi minimum 125cm.
kerangka manusia
sekolah Mudah dibawa.
2.2 Model tubuh 1 buah/ Tinggi minimum 125 cm.
manusia sekolah Dapat diamati dengan mudah
oleh seluruh peserta didik.
Dapat dibongkarpasang.
Mudah dibawa.
2.3 Globe 1 buah/ Diameter minimum 40 cm.
sekolah Memiliki penyangga dan
Dapat diputar.
Dapat memanfaatkan globe
yang terdapat di ruang
perpustakaan.
2.4 Model tata 1 buah/ Dapat mendemonstrasikan
surya sekolah terjadinya fenomena gerhana.
2.5 Kaca 6 buah/
pembesar sekolah
2.6 Cermin 6 buah/
datar sekolah
2.7 Cermin 6 buah/
cekung sekolah
2.8 Cermin 6 buah/
cembung sekolah
2.9 Lensa datar 6 buah/
sekolah
2.10 Lensa 6 buah/
cekung sekolah
2.11 Lensa 6 buah/
cembung sekolah
2.12 Magnet 6 buah/ Dapat mendemonstrasikan
batang sekolah gaya magnet.
2.13 Poster IPA, 1 set/sekolah Jelas terbaca dan berwarna,
terdiri dari: ukuran minimum A1.
a) metamorfo
-sis
b) hewan
langka,
c) hewan
dilindungi
d) tanaman
khas
Indonesia
e) contoh
ekosistem
f) sistem
pernapasan
hewan

Contoh Desain laboratorium IPA di Sekolah Dasar:

Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium IPA,
adalah:

1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin

Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau arah
kemana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium.
Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan laboratorium,
atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-zat yang beracun.
2. Jarak terhadap sumber air

Keberadaan sumber air akan sangat membant kelancaran kegiatan di


laboratorium. Dengan demikian, para pengguna laboratorium tidak akan merasa
kesulitan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air atau ingin melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan air.

3. Saluran pembuangan

Maksudnya adalah penataan laboratorium harus memperhatikan apakah saluran


pembuangan, baik yang berasal dari ruang/gedung laboratorium maupun dari
luar. Saluran pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa-sisa dari bahan-
bahan yang sudah diolah dan diproses, seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran
mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya.

4. Jarak dengan gedung lain

Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari gedung lain
karena dapat mengganggu aktivitas disana.

5. Mudah dikontrol

Ruang laboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik
oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol,
ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan ruang manajer.

6. Luas ruangan per personel

Ruang laboratorium perlu didesign sesuai dengan daya tampungnya yang


diinginkan.Karena setiap individu yang melakukan kegiatan dilaboratorium
harus merasa leluasa dan bisa bebas bergerak.
7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar

Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat bagi para


pengguna laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya dan sebagai
penetralisir suara di dalam ruangan.

8. Lantai rata dan tidak licin

Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu
aktivitas di dalam laboratorium.

3. Jelaskan perubahan wujud benda dalam kehidupan beserta masing-masing 5 contohnya!


a. Membeku
Membeku adalah proses perubahan wujud benda dari zat cair menjadi zat padat. Contoh
peristiwanya adalah pembuatan es batu.
b. Mencair
Mencair adalah proses perubahan wujud benda dari zat padat menjadi zat cair. Contoh
peristiwanya adalah lilin yang meleleh dan es batu yang mencair.
c. Mengembun
Mengembun adalah proses perubahan wujud benda dari zat gas menjadi zat cair. Contoh
peristiwanya adalah uap air di udara yang mengembun di dinding gelas yang berisi es batu.
d. Menguap
e. Menguap adalah proses perubahan wujud benda dari zat cair menjadi zat gas. Contoh
peristiwanya adalah mendidihnya air yang menjadi uap air ketika dimasak.
f. Menyublim
Menyublim adalah proses perubahan wujud benda dari zat padat menjadi zat gas. Contoh
peristiwanya adalah kapur barus yang lama kelamaan habis.
g. Mengkristal
Mengkristal adalah proses perubahan wujud benda dari zat gas menjadi zat padat. Contoh
peristiwanya adalah proses terjadinya salju.
4. Jelaskan sumber energi matahari jam 10 sangat baik bagi kesehatan dan saat pandemi
covid 19 kenapa banyak orang berjemur?Hubungkan dengan sifat cahaya!
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Pharmacology &
Pharmacotherapeutics pada 2012, setengah populasi manusia di dunia masih kekurangan
vitamin D. Tengah hari, mulai dari jam 10.00 hingga jam 11.00 siang dikatakan merupakan
waktu terbaik untuk berjemur. Jika kamu rutin berjemur di waktu yang tepat ini, tubuh akan
mendapatkan asupan vitamin D dalam jumlah yang cukup. Rentang waktunya pun hanya
antara 10 sampai 15 menit saja untuk mencegah kerusakan atau kulit terbakar akibat paparan
sinar matahari berlebih. Ketika terserap oleh kulit, sinar ultraviolet pada cahaya matahari akan
merangsang tubuh untuk menghasilkan vitamin D.Vitamin D yang diproduksi oleh tubuh dari
proses berjemur di bawah sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Vitamin D
dapat meningkatkan kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh, menjaga fungsi otot dan saraf,
serta meningkatkan daya tahan atau sistem imun tubuh dalam melawan infeksi. Untuk itu
banyak orang berjemur saat pandemic covid 19 agar mereka dapat mendapatkan vitamin D
untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terjangkit virus.
Dokter Tan menjelaskan bahwa menjemur badan di bawah sinar matahari justru untuk
mendapatkan vitamin D3. Vitamin D tersebut bisa didapat tanpa overdosis hanya dari cahaya
matahari pagi.
Lebih lanjut, Dokter Tan memaparkan bahwa ada tiga jenis ultraviolet dari paparan sinar
matahari, yakni ultraviolet a, ultraviolet b dan ultraviolet c. Sementara yang dibutuhkan tubuh
manusia hanya ultraviolet b, Sedangkan ultraviolet b, pada negara tropis seperti Indonesia,
bisa dirasakan pada sekitar pukul 10 pagi..
Sifat matahari sendiri jika terkena matahari ia kan memantul
1. Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari
Prancis. Artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-
satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan
dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.

Jika dijelaskan, kalimat "cogito ergo sum" berarti sebagai berikut. Descartes ingin mencari
kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda
di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri.

Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinya sendiri tersebut,
dia telah membersihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin menuntunnya ke jalan yang
salah. Ia takut bahwa mungkin saja berpikir sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran.
Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia kepada
kebenaran, tetapi sebaliknya membawanya kepada kesalahan. Artinya, ada semacam kekuatan
tertentu yang lebih besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan
pikirannya ke jalan yang salah.

Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya
kepada kesalahan, tetapi ia tetaplah berpikir. Inilah satu-satunya yang jelas. Inilah satu-satunya
yang tidak mungkin salah. Maksudnya, tak mungkin kekuatan tadi membuat kalimat "ketika
berpikir, sayalah yang berpikir" salah. Dengan demikian, Descartes sampai pada kesimpulan
bahwa ketika ia berpikir, maka ia ada. Atau dalam bahasa Latin: COGITO ERGO SUM, aku
berpikir maka aku ada.

2. Air disebut pelarut universal

karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada pelarut lainnya, tetapi tidak benar-benar
universal.

Air sendiri merupakan molekul, non-ionik polar dan akan melarutkan apa yang paling yang non-
ionik dan kutub, seperti itu sendiri, dan kebanyakan senyawa ion dapat dilarutkan juga. Biarkan
aku istirahat yang kami bawah untuk non-apotek. berarti Non-ion tidak memiliki biaya dan berarti
kutub bahwa ada perbedaan biaya dalam molekul. Oksigen dalam H2O adalah bermuatan negatif
dan dua atom hidrogen bermuatan positif. Kedua biaya sangat lemah, dan ini memberikan muatan
molekul netral secara keseluruhan. Biasanya larutan asam atau basa dapat melarutkan solusi lain
atau senyawa dari pH seperti, tapi air, yang netral, yang tertarik, dan karena itu solusi atau senyawa
larut pH apapun.

Dengan demikian, air dapat melarutkan zat lebih dari cairan lain.

Air disebut pelarut universal karena lebih banyak zat larut dalam air daripada bahan kimia lainnya.
Ini ada hubungannya dengan polaritas masing-masing molekul air. Sisi hidrogen dari setiap
molekul air (H2O) membawa muatan listrik sedikit positif, sedangkan sisi oksigen membawa
muatan listrik sedikit negatif. Ini membantu air memisahkan senyawa ionik menjadi ion positif
dan negatifnya. Bagian positif dari senyawa ionik tertarik ke sisi oksigen air sedangkan bagian
negatif dari senyawa tertarik ke sisi hidrogen air.

Titik tripel disebut demikian, karena pada suhu (dan tekanan) tertentu tersebutlah suatu zat, dalam
hal ini air, bisa berubah dari wujud mana saja ke wujud ke mana saja: cair, gas, atau padat (atau
mencair, menguap, mengembun, membeku, menyublim), tergantung perubahan kondisi yang
terjadi.

3. Perbedaan Sifat Fisika dan Kimia

Sifat materi digolongkan menjadi sifat instrinsik dan ekstrinsik.

Sifat intrinsik. Sifat intrinsik adalah sifat yang menunjukkan kualitas yang bersifat khas dari
setiap materi, tidak tergantung pada bentuk dan ukuran materi tersebut. Contoh dari sifat intrinsik
adalah rasa, kereaktifan materi terhadap zat lain. Rasa dari gula satu sendok dengan gula satu
karung adalah sama, sama sama manis. Besi reaktIf terhadap udara dan uap air, maka paku besi
yang berkuran kecil maupun besi balok juga akan sama - sama mudah berkarat. Sifat seperti inilah
yang disebut dengan intrinsik.

Sifat ekstrinsik. Difat ekstrinsik adalah sifat yang tidak khas dari materi, yaitu tergantung
jumlahnya, bentuknya dan juga letaknya. Yang termasuk contoh sifat ekstrinsik adalah ukuran,
bentuk, panjang, massa, titik didih, temperatur.

Selain dari sifat intrinsik dan ekstrinsik, suatu materi juga memiliki sifat fisika dan sifat kimia
materi.
Sifat fisika. Sifat fisika adalah sifat atau karakteristik suatu materi yang dapat membedakan dari
materi lain dan tidak melibatkan perubahan apapun ke materi yang lain. Contohnya, titik didih,
titik leleh, rapatan, viskositas, kalor jenis, kekerasan. Kualitas dalam kelompok ini dapat diukur
dengan mudah dan dapat dinyatakan dengan bilangan. Materi yang disebut dengan air memiliki
sifat fisika yang berbeda dibandingkan dengan alkohol. Apabila diukur sifat fisikanya, kedua zat
ini akan memberikan hasil pengukuran yang berbeda.

Sifat kimia. Sifat kimia adalah sifat yang menunjukkan kualitas yang khas dari suatu materi
yang menyebabkan materi tersebut dapat berubah, baik sendirian maupun dengan berinteraksi
dengan materi yang lain, dan dengan berubah itu membentuk bahan-bahan berlainan. Sifat kimia
termasuk ke dalam sifat instrinsik. Contoh kereaktifan zat, proses perkaratan.

Analisis Kimia Kualitatif

Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan(bisa juga
identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik itu organik maupun anorganik pada
sampel yang kita analisa. Analisa kualitatif itu bertujuan untuk dapat mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik itu organik maupun inorganik, contoh : misalnya kita mempunyai
sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka oleh
karena untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa dengan secara kualitatif.

Analisis Kimia Kuantitatif

merupakan suatu rangkaian aktivitas / pekerjaan analisis yang bertujuan untuk dapat mengetahui
jumlah pada suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. pada analisa
kuantitatif itu tujuan untuk dapat mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
sample. contoh : misal kita memperoleh tempe kemudian diminta menentukan kadar protein pada
tempe tersebut. maka untuk dapat mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.

Perbedaan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif

Jika kita perhatikan perbedaan pada analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang paling umum
ialah pada tujuan dan hasil analisa. jika pada kualitatif diminta untuk dapat menentukan
keberadaan pada suatu zat, pada kuantitatif diminta untuk dapat menentukan jumlah pada suatu
zat. dan dari hasil analisa,umumnya analisa kualitatif itu memberikan hasil berupa data dengan
secara objektif ,sedangkan pada kuantitatif umumnya memberikan hasil berupa data secara
matematis (numerik).

Contoh perubahan fisika

Es batu yang mencair menjadi air

Kayu diolah menjadi bangku dan kursi

Lilin yang meleleh ketika dibakar

Gula dilarutkan menjadi air gula

Benang yang dirajut menjadi bentuk kain

Kain kemudian dijahit menjadi sebuah baju

Tanah liat dibentuk menjadi genteng atau batu bata

Air yang menguap karena dipanaskan menjadi uap air

Besi dan logam yang dipanaskan

Plastisin yang diolah menjadi mainan anak-anak

Kertas didaur ulang menjadi mainan anak-anak

Es krim beku yang mencair menjadi cairan

Plastik bekas diolah menjadi hiasan dinding

Contoh Perubahan Kimia

1. Fermentasi singkong menjadi tape

2. Pembuatan tempe dari bahan kedelai

3. Kertas yang dibakar (proses pembakaran)

4. Petasan yang meledak karena dibakar

5. Makanan yang menjadi basi


6. Terbentuknya karat pada besi

7. Sampah organik yang berubah menjadi kompos

8. Pembusukan pada buah-buahan

9. Susu yang berubah jadi masam dan berbau tidak sedap jika dibiarkan di udara terbuka

10. Fermentasi susu menjadi yogurt.


Macam-Macam Energi Alternatif

1. Energi Biomassa
Macam-macam energi alternatif yang pertama adalah biomassa. Energi dihasilkan
dari bahan yang berasal dari semua makhluk hidup, mulai dari tumbuhan, kotoran hewan
juga kotoran manusia.
Bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan nantinya akan dilakukan proses
pembakaran sehingga dapat menghasilkan bahan bakar nabati atau disebut juga dengan
BBN. Sedangkan bahan bakar yang dihasilkan dari gas kotoran hewan dan manusia disebut
dengan energi biogas.
Kedua energi biomassa ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga sebagai bahan bakar pengganti energi fosil. Penggunaan energi ini pun dapat
dilakukan secara berkesinambungan karena dapat terus diperbarui. Namun kelemahannya,
pada bahan bakar nabati belum bis digunakan sebagai bahan bakar kendaraan yang
membutuhkan daya dan kecepatan yang tinggi.
2. Energi Matahari
Energi matahari juga termasuk dalam daftar macam-macam energi alternatif yang
bisa digunakan sebagai pengganti energi fosil. Sinar dan panas yang dipancarkan oleh
matahari bisa dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik.
Untuk menghasilkan energi ini, dibutuhkan panel unsur semikonduktor yang dapat
menyimpan panas atau sering disebut dengan panel surya.
Alat atau reaktor yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik dari matahari
memang terbilang mahal. Sehingga energi ini masih belum banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Walaupun energi matahari akan terus ada dan terbarukan, tetapi
faktor cuaca dapat menghambat proses produksi energi alternatif jenis ini.
3. Energi Angin
Macam-macam energi alternatif selanjutnya juga bisa didapat dari kekuatan angin.
Sumber energi ini tidak lain dihasilkan dari hembusan angin yang diolah dan dikumpulkan
menjadi suatu energi yang besar.
Biasanya energi ini dihasilkan dengan menggunakan kincir angin. Cara kerja kincir
angin ini memang sering kali terlihat gerakan lambat. Meskipun begitu kincir angin ini
mampu menghasilkan energi yang sangat besar.
Energi angin tersebut bisa digunakan sebagai energi listrik setelah disambungkan
dengan generator. Energi listrik ini bisa digunakan dalam aktivitas sehari-hari manusia.
Bahkan energi dengan kekuatan angin ini lebih ramah lingkungan dibandingkan energi
alternatif lain, karena sama sekali tidak menimbulkan limbah.
4. Energi Air
Tidak jauh berbeda dengan energi angin, air juga termasuk salah satu dari macam-
macam energi alternatif. Energi air atau juga disebut dengan hydropower, merupakan
sumber energi yang dihasilkan dari kekuatan air. Untuk menghasilkan energi ini biasanya
dilakukan dengan membuat bendungan sungai.
Air dalam bendungan sungai nantinya akan digabungkan dengan pipa air yang
diarahkan menuju turbin. Semakin banyak air yang mengalir pada turbin, maka energi yang
dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu, energi ini memang sangat bergantung pada
pasokan air. Sehingga akan lebih maksimal dibangun di sekitar waduk atau danau dengan
debit air yang besar.
5. Energi Panas Bumi
Macam-macam energi alternatif berikutnya juga bisa dihasilkan dari panas bumi.
Sama halnya dengan energi matahari, jenis energi alternatif yang satu ini juga
memanfaatkan daya panas, tetapi panas dari dalam bumi.
Kondisi Indonesia yang mempunyai banyak pegunungan menjadi keuntungan
tersendiri. Sebab aktivitas vulkanik yang terjadi pada gunung di Indonesia sangat
bermanfaat dalam pengolahan energi panas bumi.
Bahkan sempat dikatakan bahwa Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur menjadi
wilayah yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai pusat sumber daya energi
panas bumi. Pasalnya, Flores memiliki 16 titik panas bumi yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi sumber energi listrik maupun non-listrik. Tidak heran jika
beberapa waktu lalu Menteri ESDM menetapkan Flores sebagai Pulau Panas Bumi.
6. Energi Ethanol
Macam-macam energi alternatif lainnya adalah energi ethanol. Jenis energi ini
dihasilkan dari proses fermentasi tanaman seperti jagung dan gandum. Energi yang
dihasilkan dapat berupa bahan bakar yang mengandung alkohol. Kadar oktan dan kualitas
emisi bahan bakar ini bisa semakin meningkat dengan campuran bahan bakar bensin.
Produksi energi ethanol dalam jumlah banyak dapat ditemukan di negara Brazil.
Bahkan dikatakan bahwa Brazil sebagai negara nomor 1 yang berhasil menggunakan
ethanol sebagai bahan bakar kendaraan. Di Indonesia sendiri sudah terdapat produsen yang
memproduksi energi ethanol. Tetapi perusahaan ini lebih mengolah ethanol menjadi energi
tenaga listrik.
7. Energi Gelombang
Energi gelombang juga dapat dikatakan sebagai salah satu dari macam-macam
energi alternatif atau terbarukan. Energi ini dihasilkan dari pemanfaatan gelombang laut
yang sedang pasang.
Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan laut yang mengelilinginya,
menjadi potensi sempurna untuk mengembangkan energi gelombang ini. Bahkan pada
tahun 2014, pemerintah sudah menaruh perhatian pada pemanfaatan laut sebagai sumber
energi terbarukan.
Walaupun mempunyai potensi yang tinggi, energi jenis ini mempunyai kendala
tersendiri, yaitu kecepatan ombak yang tidak stabil akan mempengaruhi proses produksi
energi yang dilakukan. Bukan hanya itu, untuk menghasilkan energi yang satu ini juga
dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk membangun reaktornya.

Anda mungkin juga menyukai