MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
(IPA)
DAFTAR ISI i
I. PENDAHULUAN 1
A. Rasional 1
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di 3
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di 4
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Ilmu Pengetahuan 5
Alam Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
E. Pembelajaran dan Penilaian 9
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi 11
Lingkungan dan Peserta Didik
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN 13
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kelas IV 13
B. Kelas V 16
C. Kelas VI 21
~i~
I. PENDAHULUAN
A. Rasional
Saat ini kita berada pada abad 21 yang ditandai dengan perkembangan
teknologi yang pesat, sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu
landasan penting dalam pembangunan bangsa. Pembelajaran IPA
diharapkan dapat menghantarkan peserta didik memenuhi kemampuan
abad 21. Berikut kemampuan yang diperlukan pada abad 21, yaitu: 1)
keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan
mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi; 2) terampil untuk menggunakan
media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); 3) kemampuan untuk
menjalani kehidupan dan karir, meliputi kemampuan beradaptasi,
luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan
sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa
kepemimpinan, dan tanggungjawab.
~1~
Gambar 1. Dimensi Kompetensi
~2~
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang
terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang
berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan
inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
~3~
Kompetensi kerja ilmiah (penyelidikan) untuk setiap jenjang ditunjukkan
dalam Gambar 2.
SMA/MA
Merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji
SMP/MTs hipotesis, menentukan variabel,
merancang dan melakukan
Mengajukan permasalahan
percobaan, mengumpulkan dan
ilmiah, memprediksi,
melakukan percobaan, mengolah data secara sistematis
mengumpulkan data secara , menarik kesimpulan, serta
akurat, mengolah data secara mengomunikasikan secara lisan
SD/MI sistematis, menarik dan tertulis.
Mengajukan pertanyaan, kesimpulan,
memprediksi , melakukan mengomunikasikan hasil
percobaan, mengumpulkan percobaan secara lisan
dan mengolah data, kesimpulan, maupun tertulis.
mengomunikasikan hasil
percobaan.
~4~
SD Kelas I-III (Kelas Rendah) SD Kelas IV-VI (Kelas Tinggi)
6. Mengenal peran sains dalam 6. Mengenal peran sains dalam
memecahkan permasalahan dirinya memecahkan permasalahan sehari-
hari di lingkungan sekitarnya
7. Mengenal perkembangan teknologi 7. Mengenal perkembangan teknologi
dan perubahan lingkungan dan perubahan lingkungan sebagai
dampak perkembangan sains
Kompetensi Inti terdiri atas 4 (empat) aspek, yaitu: KI-1 (sikap spiritual),
KI-2 (sikap sosial), KI-3 pengetahuan, dan KI-4 (keterampilan). KD Sikap
Spiritual dan KD Sikap Sosial pada Mata Pelajaran IPA tidak dirumuskan,
~5~
tetapi hasil pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) dari
pengetahuan dan keterampilan, sehingga perlu direncanakan
pengembangannya. KI-3 pengetahuan dan KI-4 keterampilan dirinci lebih
lanjut dalam KD mata pelajaran. Pengembangan KD tidak dibatasi oleh
rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi, psikopedagogi. Namun
demikian, perumusan KD harus mengacu ke Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti SD/MI kelas IV, V, dan VI disajikan pada Tabel 2 berikut.
~6~
Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
~7~
Ruang Ruang lingkup materi IPA pada Jenjang
Lingkup
SD/MI I-III SD/MI IV-VI SMP/MTs SMA/MA
Energi dan Sumber dan Gaya dan Gerak Gerak dan Gaya Mekanika
Perubahan Bentuk Energi Sumber Energi Usaha (kerja) dan Termodiamika
nya Bunyi Pesawat Sederhana Gelombang dan
Cahaya Tekanan Optik
Sumber Daya Alam Gelombang dan Optik Listrik Statis dan
Suhu, Kalor, dan Kelistrikan dan Dinamik
Perpindahan Kalor Kemagnetan Arus Bolak-balik
Rangkaian Listrik Teknologi ramah Fisika Modern
Sederhana dan Sifat lingkungan Teknologi Digital
Magnet
Materi dan Ciri benda Perubahan Wujud Penggolongan dan Komposisi,
Perubahan Wujud benda Penggolongan Materi Perubahan materi Struktur, dan Sifat
nya Zat Aditif dan Adiktif (Rumus Kimia,
Partikel Materi Struktur Atom,
Ikatan Kimia, dan
Tabel Periodik
Unsur)
Transformasi
(Rekasi Kimia,
Persamaan Kimia,
Hukum-hukum
Dasar Kimia,
Stoikiometri, Asam,
Basa, dan Larutan)
Dinamika (Laju
Reaksi,
Kesetimbangan
Kimia, Sifat
Koligatif)
Energitika
(Termokimia,
Elektrokimia)
Terapan Kimia/Isu
Kimia (Senyawa
Karbon, Senyawa
Anorganik)
Bumi dan Siang dan Malam Tata Surya Lapisan Bumi Gerak Planet dalam
Alam Perubahan Cuaca Bumi, Bulan, dan Tata Surya Tata Surya
Semesta dan Musim Matahari
Ruang lingkup materi mata pelajaran IPA pada SD/MI dijabarkan dalam
peta materi pembelajaran IPA setiap kelas sebagaimana ditampilkan pada
Gambar 4.
~8~
Gambar 4. Peta Materi IPA SD/MI
1. Pembelajaran
~9~
Pada proses pembelajaran dapat menggunakan berbagai macam model
pembelajaran. Beberapa contoh diantaranya adalah Discovery Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Penemuan), Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah/PBL), dan Project Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Projek/PjBL).
~ 10 ~
pembelajaran yang berasaskan konsep pembelajaran komputer dan
multimedia yang berkembang pesan di masyarakat. Kebutuhan
teknologi informasi (TI) mengharuskan guru untuk mampu
mengimbangi perubahan yang terjadi. Guru dituntut menjadi kreatif
dalam mengembangkan model pembelajaran maupun media yang
digunakan.
2. Penilaian
~ 11 ~
mengaitkan dengan lingkungan, sumber daya alam, dan energi di
sekitarnya dan konteks global.
~ 12 ~
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,
DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kelas IV
Alokasi waktu: 3 jam pelajaran/minggu
~ 13 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
listrik, gaya Macam-macam fenomena gaya. Contoh:
magnet, gaya gaya mendorong kursi, mengerek
gravitasi, dan gaya Manfaat gaya bendera, mainan magnet,
gesekan menjatuhkan bola, mainan
mobil bergerak di atas
4.3 Mendemonstra- permukaan kasar dan licin,
sikan manfaat dan lain-lain.
gaya dalam
Melakukan percobaan dan
kehidupan sehari-
melaporkannya tentang
hari, misalnya
fenomena gaya otot, gaya
gaya otot, gaya
pegas, gaya listrik, gaya
listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi dan
magnet, gaya
gaya gesekan.
gravitasi, dan gaya
gesekan Menyimpulkan bahwa gaya
terjadi antara dua benda.
Menggolongkan macam-
macam gaya ke dalam gaya
sentuh dan gaya tak sentuh.
Mendemonstrasikan manfaat
gaya otot, gaya pegas, gaya
listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi, dan gaya gesekan
dalam kehidupan sehari-
hari.
~ 14 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
berbagai tentang perubahan bentuk
perubahan bentuk energi.
energi
3.6 Menerapkan sifat- Bunyi dan Melakukan percobaan untuk
sifat bunyi dan Pendengaran menghasilkan bunyi yang
keterkaitannya berasal dari sumber yang
dengan indera Syarat terjadinya berbeda (benda/alat musik)
pendengaran bunyi. yang tersedia di lingkungan
Sifat-sifat bunyi. sekitar.
4.6 Menyajikan Telinga sebagai Mengamati gambar bagian-
laporan hasil indera pendengar
pengamatan bagian telinga yang berperan
dan cara dalam mendengar.
dan/atau merawatnya.
percobaan tentang Menyimpulkan syarat-syarat
sifat-sifat bunyi. terjadinya bunyi.
Melakukan percobaan
perambatan bunyi dalam
medium berbeda (benda
padat, cair, dan gas),
pemantulan dan penyerapan
bunyi, tinggi-rendah bunyi,
dan keras-lemah bunyi.
Menyimpulkan sifat-sifat
bunyi.
Mendiskusikan bagaimana
menjaga kesehatan indera
pendengaran manusia.
Melaporkan secara lisan dan
tulisan hasil pengamatan
dan/ atau percobaan tentang
sifat-sifat bunyi.
3.7 Menerapkan sifat- Cahaya dan Mengamati fenomena alam
sifat cahaya dan Penglihatan yang ada di sekitar, misalnya:
keterkaitannya pelangi, benda di dalam air
dengan indera Sifat-sifat cahaya. terlihat lebih dangkal dari
penglihatan Mata sebagai posisinya, gambar dengan
indera menggunakan suryakanta
4.7 Menyajikan penglihatan serta atau lainnya.
laporan hasil cara merawatnya.
Melakukan percobaan cahaya
pengamatan Pemanfaatan
dan/atau merambat lurus, pemantulan
sifat-sifat cahaya. cahaya, pembiasan cahaya,
percobaan yang
memanfaatkan penguraian cahaya.
sifat-sifat cahaya Menyimpulkan sifat-sifat
cahaya.
Mengamati bagian-bagian
mata dan hubungannya
dengan penglihatan.
Mendiskusikan bagaimana
menjaga kesehatan indera
penglihatan manusia.
Melakukan percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat
cahaya, misalnya: membuat
kamera lubang jarum,
periskop, cakram warna, dan
~ 15 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
sebagainya.
Melaporkan secara lisan dan
tulisan hasil pengamatan
dan/atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat
cahaya.
3.8 Memahami Keseimbangan dan Mengamati sumber daya alam
pentingnya upaya Pelestarian Sumber dan pemanfaatannya di
keseimbangan dan Daya Alam lingkungan sekitar.
pelestarian
sumber daya alam Menyimpulkan pentingnya
Pengertian
menjaga keseimbangan dan
di lingkungannya sumber daya
pelestarian sumber daya alam
4.8 Melakukan alam.
kegiatan upaya di lingkungannya.
Macam-macam
pelestarian sumber daya Melaporkan/memaparkan
sumber daya alam alam. secara lisan dan tulisan
bersama orang- Upaya kegiatan upaya pelestarian
orang di keseimbangan SDA yang sudah dilakukan
lingkungannya dan pelestarian bersama orang-orang di
sumber daya lingkungan sekitarnya.
alam di
lingkungannya.
B. Kelas V
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu
~ 16 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
manusia atau model sederhana alat gerak
hewan manusia atau hewan di kelas.
~ 17 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
bentuk poster, model, atau
bermain peran.
~ 18 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Mendiskusikan dampak yang
akan terjadi apabila jaring
makanan terganggu atau tidak
seimbang.
Menampilkan karya dalam
bentuk bermain peran/ poster/
lagu tentang konsep jaring
makanan dalam suatu
ekosistem.
~ 19 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
kalor terhadap wujud benda menunjukkan pengaruh kalor
perubahan terhadap perubahan suhu dan
suhu dan Pengaruh kalor wujud benda.
wujud benda terhadap suhu
Melakukan percobaan untuk
dalam Pengaruh kalor mengidentifikasi faktor-faktor
kehidupan terhadap wujud yang memengaruhi perubahan
sehari-hari benda suhu dan wujud benda akibat
4.7 Melaporkan
kalor.
hasil
percobaan Mendiskusikan penyelesaian
pengaruh masalah sehari-hari dengan
kalor pada menggunakan kalor, contoh
benda (tetap) mendinginkan air panas
dengan memberikan air dingin
atau es.
Melaporkan hasil percobaan
pengaruh kalor terhadap
perubahan suhu dan wujud
benda.
~ 20 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
dalam dalam campuran atau zat
kehidupan tunggal di lingkungan
sehari-hari sekitar.
C. Kelas VI
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu
~ 21 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
perempuan teman lainnya, misalnya
dan Pengertian suara berubah pada laki-laki,
hubungannya pubertas ada yang sudah mulai
dengan Ciri pubertas pada menstruasi pada perempuan
kesehatan perempuan serta perbedaan antara tubuh
reproduksi Ciri pubertas pada orang dewasa (Bapak/Ibu)
laki-laki dengan tubuh anak.
4.2 Menyajikan Hubungan Mengidentifikasi perbedaan
karya tentang pubertas dengan antara orang dewasa dan anak
ciri-ciri kesehatan dari gambar yang tersedia baik
pubertas dan reproduksi dari tubuh laki-laki dan
cara perempuan.
menyikapinya Menghubungkan antara ciri-
ciri pubertas yang ada dengan
cara menjaga kesehatan
reproduksi.
Mendiskusikan perilaku yang
harus dijaga untuk masa
depan yang baik
hubungannya dengan sikap
dan tindakan yang boleh dan
tidak boleh dengan berbagai
resikonya
Membuat perencanaan dan
komitmen untuk menjaga
sikap yang positif serta
menulis cerita tentang ciri-ciri
pubertas yang dialaminya.
~ 22 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
4.4 Membuat dalam rangkaian listrik.
rangkaian
Menggambar, memberi nama,
listrik
dan menyebutkan fungsi
sederhana
masing-masing komponen
secara seri dan
pada rangkaian listrik.
paralel
Membuat rangkaian listrik
yang disusun secara paralel
dan seri.
Menyimpulkan ciri-ciri atau
sifat rangkaian parallel dan
seri.
Mendemonstrasikan cara kerja
rangkaian listrik seri dan
parallel yang telah dibuat.
3.5 Menerapkan Magnet Mengamati berbagai macam
sifat-sifat Sifat magnet peralatan yang menggunakan
magnet dalam Penerapan sifat- magnet dalam komponen
kehidupan sifat magnet penyusunnya,
sehari-hari dalam kehidupan
Melakukan
4.5 Membuat sehari-hari
pengamatan/percobaan untuk
laporan hasil
membuktikan bahwa magnet
percobaan
dapat menarik benda-benda
tentang sifat-
tertentu.
sifat magnet
dan Melakukan percobaan untuk
penerapannya membuktikan kuat medan
dalam magnet.
kehidupan
sehari-hari Melakukan percobaan memuat
magnet secara sederhana.
Mendiskusikan sifat-sifat
magnet yang diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan
atau percobaan.
Mendiskusikan pemanfaatan
magnet dalam kehidupan
sehari-hari.
Menyajikan hasil
pengamatan/percobaan
tentang sifat-sifat magnet dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam
bentuk laporan tertulis,
poster, lagu, atau puisi.
~ 23 ~
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
energi dan energi listrik gambar atau video.
usulan sumber
Menyimpulkan bagaimana
alternatif energi
cara menghasilkan,
listrik
menyalurkan, dan
menghemat listrik.
Memecahkan masalah energi
listrik dengan mengusulkan
alternatif sumber energi
listrik yang bisa dilakukan di
daerah setempat.
Membuat diagram
penyaluran listrik mulai dari
pembangkit sampai ke
pengguna dengan komponen-
komponennya
Mempresentasikan cara-cara
menghemat energi listrik dan
usulan energi alternatif
untuk memecahkan masalah
energi listrik.
3.7 Memahami Tata Surya Mengamati benda-benda langit
sistem tata secara langsung menggunakan
surya dan Sistem tata surya. alat-alat yang sesuai atau
karakteristik Anggota tata melalui video tentang tata
anggota tata surya dan surya.
surya karakteristiknya Mengidentifikasi anggota Tata
4.7 Membuat model Surya dan karakteristiknya.
sistem tata Membuat dan menyajikan
surya model tata surya berdasarkan
informasi dari berbagai
sumber.
3.8 Memahami Gerak Rotasi dan Mengamati gambar /
peristiwa rotasi Revolusi Bumi video/teks bacaan tentang
dan revolusi siang malam dan beragam
bumi serta Rotasi Bumi musim di dunia, gerhana
terjadinya Revolusi Bumi matahari dan gerhana bulan
gerhana bulan Gerhana Bulan serta garis bujur, garis lintang,
dan gerhana Gerhana Matahari dan kemiringan pada bola
matahari dunia.
4.8 Membuat model
Melakukan simulasi rotasi dan
gerhana bulan
revolusi bumi dengan cara
dan gerhana
bermain peran atau
matahari
menggunakan alat peraga.
Mendiskusikan dampak dari
rotasi revolusi bumi dan
kemiringan bumi terhadap
garis edar terhadap perubahan
yang terjadi di bumi.
Menyimpulkan apa yang
terjadi pada saat gerhana
bulan dan gerhana matahari.
Menampilkan model gerhana
bulan dan gerhana matahari
di hadapan guru dan peserta
didik lainnya.
~ 24 ~
~ 25 ~
Kurikulum yang digunakan dalam Kelas 4,5,6 pembelajaran IPA ialah Menggunakan Kurikulum 2013
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Siwi Purwanti
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Ahmad Dahlan
Email: siwi.purwanti@pgsd.uad.ac.id
Abstrak
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia.Melalui pendidikan
seseorang dapat mempelajari suatu hal, hingga akhirnya dapat menciptakan sesuatu.
Pemerintah mengatur sistem pendidikan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 BAB 1 Pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaannya,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlaku-
kan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dapat direalisasikan melalui proses
pembelajaran dikelas. Guru sangat berperan dalam proses pembelajaran, selain sebagai
fasilitator, guru juga berperan sebagai motivator. Peran guru yang sangat penting ini, seolah
mengharuskan guru untuk dapat menguasai metode atau berbagai keterampilan mengajar
untuk dapat di aplikasikan dengan baik di kelas.kenyataan dilapangan masih ada beberapa
58
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
guru yang belum dapat menguasai metode pembelajaran dengan baik, sehingga hasil
pembelajaran belum maksimal atau belum mencapai tujuan. Penguasaan metode yang baik
belum cukup oleh guru, masih ada banyak hal yang mempengaruhi proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari dalam antara lain minat terhadap
pembelajaran, motivasi, maupun kecerdasan yang telah dimiliki siswa. Sedangkan faktor dari
luar yaitu kemampuan guru dalam mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan sekitar.
Sains atau IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia dan
sekelilingnya. Sains menjelaskan seluruh fenomena dan atau seluruh benda-benda yang
berhubungan dengan hewan dan tumbuhan, bumi dan antariksa, angin dan musim, gerakan
dari benda dan mengapa sesuatu bekerja. Sains sangat penting bagi kita semua. Dengan
perantaraan sains , kita akan menjadi tahuu dan mengerti tentang diri kita dan lingkungan
(Supriyadi, 2008: 2). Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sains diharapkan dapat dikemas
dalam pembelajaran Salingtemas (Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat) secara terpadu.
Sains atau IPA juga bukan semata-mata hanya hafalan konsep, namun harus dipelajari sesuai
dengan keterampilan proses sains. Pada proses pembelajaran IPA guru sering menemukan
kendala.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Jombor tentang materi
pembelajaran yang susah dipahami oleh siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah siswa
masih merasa susah memahami materi tentang cahaya sehingga siswa mengalami kesulitan
dalam belajar IPA yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah. Hasil belajar yang
diperoleh belum maksimal. Ada 13 dari 27 anak yang nilainya belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Hal itu mengindikasikan bahwa ada suatu permasalahan yang
terjadi. Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi diperlukan proses yang tidak mudah.
Siswa harus rajin belajar. Namun, seringkali siswa menemui kesulitan dalam belajar. Irham
(2014) menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan sebuah permasalahan yang
menyebabkan seseorang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti
siswa lain pada umumnya, yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu sehingga siswa
terhambat atau bahkan tidak dapat mencapai tujuannya. Lebih lanjut Mulyono (2012: 8)
menyatakan kesulitan belajar dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal, oleh karena
itu kegiatan belajar tidak selalu berjalan lancar.
Permasalahan yang menjadikan kendala perlu ditelusuri dan di analisis agar dapat
dipecahkan dan pembelajaran dapat diperbaiki. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun ini
dilakukan penelitian untuk memperolah data lebih banyak tentang faktor yang menyebabkan
siswa kesulitan dalam memahami pembelajaran IPA khususnya pada tema Cahaya, sehingga
nantinya akan diperoleh solusi yang tepat untuk mengatasi ragam kesulitan belajar IPA. Agar
penelitian tidak meluas dan bisa fokus, maka fokus penelitian ini adalah analisis ragam
kesulitan belajar siswa dari aspek materi saja, yaitu materi pada tema cahaya. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui ragam kesulitan belajar IPA kelas V semester 2 ditinjau
dari aspek materi dalam mempelajari tema cahaya secara keseluruhan dan mengetahui urutan
tingkat kesulitan dalam mempelajari materi tema cahaya secara keseluruhan.
Pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antara guru
dan siswa, maupun dosen dengan mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan. Sugihartono
(2007: 74-80) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi. Sedangkan pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan
sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.
Subali, dkk (2009:1) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
berkaitan dengan upaya memahami berbagai fenomena alam secara sistematis. Pada
hakikatnya, pembelajaran IPA di SD atau pembelajaran sains memiliki empat dimensi yaitu
sikap, proses, produk, dan aplikasi.Sikap berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda,
59
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended. Proses
berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang
meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan
dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Produk IPA meliputi konsep, prinsip,
hukum, dan teori.Aplikasi berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk sains
dalam kehidupan sehari-hari. Keempat dimensi di atas merupakan ciri sains yang utuh yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, seharusnya pembelajaran sains
mencakup empat aspek di atas.
Selain meliputi empat proses di atas, pembelajaran IPA SD harus mengedepankan
keterampilan proses. Gagne (dalam Oemar Hamalik: 2005) pengertian keterampilan proses
dalam bidang ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dapat diperoleh siswa bila dia memiliki kemampuan-kemampuan dasar
tertentu yaitu ketrampilan proses sains yang dibutuhkan untuk menggunakan sains.
Pengertian tentang ketrampilan proses seperti yang diungkapkan oleh Mei (2007: 3) dalam
jurnal yaitu “science process skills”is commonly used to describe a set of broadly
transferable abilities that are reflectiveof what scientists do. These skills are grouped into
two types-basic and integarted. Basic process skills provide a foundation for learning the
integrated skills, which are more complex skills for solving problems or doing science
experiments atau dapat diartikan bahwa keterampilan proses sains biasanya digunakan untuk
menguraikan kemampuan-kemampuan yang dilakukan oleh para ilmuan. Keterampilan-
keterampilan ini dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu keterampilan dasar dan keteram-
pilan terintegrasi. Keterampilan proses sebagai dasar untuk belajar.
Siswa seringkali merasa kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran siswa. Awang
(2015) mengungkapkan bahwa ada 2 penyebab kesulitan belajar IPA di sekolah dasar yaitu:
(1) kesiapan belajar siswa dalam belajar IPA yang termasuk dalam faktor internal penyebab
siswa sulit belajar IPA adalah aspek minat, motivasi, rasa percaya diri, kebiasaan belajar, dan
cita-cita. (2) Lingkungan belajar yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang termasuk
kedalam faktor external penyebab siswa sulit belajar IPA adalah muatan materi dalam
kurikulum IPA.
Aktivitas belajar pada setiap individu itu berbeda-beda.Ada yang dengan sangat cepat
dapat menangkap pelajaran, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Setiap individu memang
tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pula yang menyebabkan perbedaan tingkah
laku belajar di kalangan siswa.Keadaan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya
itulah yang disebut kesulitan belajar (Dalyono, 2005: 229). Lebih lanjut Subini (2011: 13)
mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi
yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan baik berbentuk sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan, dan proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk menanggapi hasil belajar.
Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris di alami semua siswa. Menurut
Wijayanti (2007: 1) kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu
proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil
belajar. Menurut Borton (Syamsudin, 2004: 307) seorang siswa diduga mengalami kesulitan
belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu (failure) tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar merupakan suatu hambatan yang ditemui siswa, dengan ditandai
dengan adanya kesulitan dalam proses belajar sehingga terjadi kegagalan dalam hasil belajar.
Adapun kegagalan yang didefinisikan oleh Burton (Syamsudin, 2004: 308) adalah
apabila seorang siswa:
a. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keber-
hasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal pada pelajaran tertentu, seperti
yang telah ditetapkan pada guru. Kasus semacam ini bisa digolongkan ke dalam lower
grup.
60
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
b. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran
tingkat kemampuan: bakat, kecerdasan). Siswa ini digolongkan ke dalam under
archievers.
c. Tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai
pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu. Kasus ini dikategorikan ke dalam
slow leaners.
d. Tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai
prasyarat (prerequisit) bagi kelanjutan tingkat berikutnya. Siswa ini dapat di golongkan
ke dalam slow learners atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi
pengulang (repeater) pelajaran.
Dalyono (2005: 230) mengungkapkan ada beberapa macam kesulitan belajar yaitu:
a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar, ada yang berat dan ada yang sedang
b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, ada yang sebagian bidang studi,ada yang
kesleuruhan
c. Dilihat dari sifatnya, ada yang sifatnya permanen, ada yang sifatnya sementara
d. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, ada yang karena faktor intelegensi, dan bukan
faktor non-intelegensi.
Peran guru sangat penting pada proses pembelajaran. Guru juga harus memahami
apakah tujuan pembelajarn telah tercapai. Apabila belum tercapai guru harus meng-
identifikasi kendala-kendala yangada, salah satunya yaitu tentang kesulitan belajar siswa.
Bahri (2008: 247) mengungkapkan ada gejala atau indikator kesulitan belajar siswa antara
lain:
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah
b. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
c. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajar
d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, dusta, mudah
tersinggung, dan sebagainya.
Menurut Slameto (2010: 54) faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu faktor internal, dan faktor eksternal.
1). Faktor internal antara lain:
a. Faktor jasmaniah, antara lain: faktor kesehatan, dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis, antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan.
c. Faktor kelelahan
2). Faktor eksternal
a. Faktor keluarga
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor keluarga adalah: cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang keluarga.
b. Faktor sekolah
Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor sekolah adalah: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Bogdan & Biklen S (1992: 21)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang di
amati. Pada penelitian ini hanya dilakukan observasi, wawancara dan angket, tanpa
61
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
perlakuan. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Denzim dan Lincoln (1994: 2) penelitian
kualitatif berada pada setting alami, tanpa perlakuan, yang berupaya untuk memahami,
memberi tafsir pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jombor. Waktu penelitian ini berlangsung selama
empat bulan. Pelaksanaan penelitian terbagi dalam 7 tahapan, yaitu perencanaan,
penyusunan instrument, pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan dan penarikan
kesimpulan, pembuatan laporan dan terakhir publikasi.
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, maupun lembaga
(organisasi). Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik populasi. Yang
termasuk subjek dalam penelitian yaitu seluruh siswa SD Negeri Jombor kelas V dan guru
kelas V. Siswa untuk mengetahui bagian materi mana yang susah pada materi Cahaya. Guru
kelas untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran pada materi cahaya dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dalam Penelitian ini yaitu dengan:
1. Observasi pembelajaran di kelas
Observasi pembelajaran di kelas dilakukan untuk mengamati proses mengajar guru, yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Marshall dalam Sugiyono (2016:
310) menyatakan bahwa “throught observation, the researcher learn about behaviour
and the meaning attached to those behaviour. Melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
2. Soal Tes
Soal tes diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerjakan soal.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2016: 194).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam belajar IPA. Wawancara juga dilakukan terhadap guru untuk mengetahui
hambatan dalam menyampaikan materi IPA.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis
(Sugiyono, 2016: 335). Analisis data pada penelitian ini mengacu pada Milles and
Hubberman (Sugiyono, 2016: 337-338) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data dapat yaitu:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang
tidak perlu. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang tinggi.
b. Penyajian Data ( Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
c. Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Komponen dalam analisis data dapat dilihat pada Gambar 1
62
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Data
Collection Data Display
Data Conclusion
Reduction
63
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
64
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa siswa yang menjawab benar soal isian nomor 1
ada 13 siswa. Itu berarti masih banyak siswa yang salah. Soal itu merupakan KD dari
6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke 2 yaitu melakukan
percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Melihat dari
fakta hasil analisis maka siswa mengalami kesulitan belajar pada KD 6.2 dan indikator
ke 2. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, diperoleh kesimpulan bahwa
ternyata mereka belum paham tentang sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar
dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Pada saat observasi pembelajaran terlihat
guru sudah melakukan praktik langsung membuat pelangi. Sebelum melakukan praktik
guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan yaitu baskom, cermin, dan air. Setelah
menjelaskan alat dan bahan, guru juga menjelaskan tentang langkah kerja yang harus
dilakukan siswa. Pertama kali praktik siswa kurang tertarik, namun setelah melihat
hasil praktik yang dilakukan guru siswa menjadi antusias. Ada yang telah berhasil
membuat pelangi, ada juga yang belum. Bagi siswa yang belum berhasil, guru menda-
tangi siswa tersebut dan melakukan pembimbingan. Salah satu fungsi pembimbingan
adalah untuk mengarahkan siswa apabila masih kurang tepat dalam melakukan
praktikum.
Indikator selanjutnya yaitu tentang mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang
mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Pada waktu guru
melakukan pembelajaran, terlihat guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa
praktek. Sebagian siswa mendengarkan penjelasan dari guru tapi banyak siswa yang
masih ramai sendiri. Waktu guru melakukan tes hasil belajar terlihat yang menjawab
benar pada indikator ini hanya 13 siswa. Terbukti dari hasil tes siswa masih mengalami
kesulitan belajar. Guru dapat melakukan variasi pendekatan pembelajaran. Salah
satunya dengan pendekatan keterampilan proses. Menurut Sugiharta (2016) pendekatan
keterampilan proses merupakan pendekatan yang mampu melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran IPA. Selain mengaktifkan siswa, pendekatan ini juga mampu
memberikan pengalaman yang lebih sehingga, siswa lebih mudah dalam memahami
konsep IPA.
Hasil analisis selanjutnya yaitu pada soal isian nomor 4. Dari data terlihat hanya
ada 14 siswa yang menjawab benar. Soal itu mengacu pada KD 6.2 yaitu membuat
suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke 4 yaitu menyebutkan fungsi-fungsi alat
optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong). Siswa mengalami kesulitan belajar
pada point ini. Setelah dilakukan kroscek pada waktu pembelajaran, ternyata ada
beberapa siswa yang ramai dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Itu yang menjadi
penyebab siswa tidak dapat menjawab dengan baik, dan terjadi kesulitan belajar.
Analisis selanjutnya pada soal isian nomor 5. Ada 13 siswa yang menjawab benar.
Berarti masih ada 12 anak yang salah dalam menjawab. Setengah dari kelas mengalami
kesulitan belajar. Soal nomor 5 ini mengacu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu
karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya dan indikator ke 2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/
spectrum cahaya dan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar
dan cermin lengkung (cembung atau cekung). Setelah melakukan wawancara dengan
beberapa siswa memang materi untuk indikator ini agak susah, jadi mereka kurang
dapat memahami materi.
Setelah melihat hasil skor siswa yang rendah dan melalui hasil wawancara, dapat
disimpulkan bahwa mereka mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut seperti yang
dikemukakan Bahri (2008: 247) bahwa gejala atau indikator kesulitan belajar siswa
antara lain menunjukkan hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa, kesulitan berasal dari diri sendiri, kemampuan mengingat materi yang
65
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
rendah sehingga hasil tesnya rendah. Mereka masih kesulitan dalam mengerjakan soal
tes dari guru. Cara yang tepat untuk memberikan perbaikan yaitu dengan remidi soal tes
atau dengan pengulangan materi.
Selain kesulitan yang berasal dari diri siswa, kesulitan belajar juga berasal dari
guru. Materi yang dapat diberikan dengan praktikum yaitu bisa dengan pendekatan
keterampilan proses, hanya guru berikan dengan ceramah. Akibatnya materi yang
terserap siswa kurang maksimal. Materi yang terserap kurang maksimal itu
menyebabkan hasil tes siswa rendah. Solusi terhadap kesulitan belajar ini antara lain
guru dapat mengganti metode pembelajaran dengan metode atau pendekatan yang lebih
tepat.
3.2. Urutan tingkat kesulitan dalam mempelajari materi tema cahaya secara
keseluruhan
Urutan tingkat kesulitan dalam mempelajari materi pada cahaya dapat dilihat dari
hasil analisis siswa dalam menjawab soal. Siswa yang sedikit menjawab benar berarti
soal itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Soal yang sulit menunjukkan bahwa
indikator dan kompetensi dasar belum dapat dikuasai dengan maksimal. Urutan KD
yang paling sulit yaitu KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop
atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dan indikator ke
2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau
cekung). Dimana hanya ada 13 siswa yang menjawab benar di dua soal KD tersebut.
Kemudian urutan selanjutnya yaitu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya dan indikator ke 4 yaitu menyebutkan fungsi-fungsi alat optik (Lup, OHP,
periskop, mikroskop, teropong). Kemudian pada indikator yang lain sudah baik, artinya
sudah tidak ada kesulitan pada indikator dan kompetensi dasar.
4. KESIMPULAN
Penyebab kesulitan belajar berasal dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu
karena intelegensi siswa yang kurang salam menangkap pembelajaran, sehingga hasil tes
kurang. Kemuadian faktor ekstern berkaitan dengan metode maupun pendekatan mengajar
guru. Awalnya hanya ceramah, namun untuk perbaikan pada pembelajaran selanjutnya bisa
menggunakan pendekatan yang tepat, misalnya pendekatan keterampilan proses. Karena
dengan pendekatan keterampilan proses dapat menuntun siswa lebih berpikir kritis dalam
menemukan konsep-konsep IPA, dalam hal ini berkaitan dengan tema cahaya.
Urutan KD yang paling sulit yaitu KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dari indikator
ke-2 yaitu melakukan percobaan membuat pelangi/ spectrum cahaya dan mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).
Dimana hanya ada 13 siswa yang menjawab benar di dua soal KD tersebut. Kemudian urutan
selanjutnya yaitu pada KD 6.2 yaitu membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya dari indikator ke-4 yaitu
menyebutkan fungsi-fungsi alat optik (Lup, OHP, periskop, mikroskop, teropong).
Kemudian pada indikator yang lain sudah baik, artinya sudah tidak ada kesulitan pada
indikator dan kompetensi dasar.
REFERENSI
Awang. (2015). Kesulitan Belajar IPA Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal VOX EDUKASI,
Volume 6 nomor 2 tahun 2015.
Bogdan, R., & Biglen, S. (1992). Qualitative Research for Education. Boston, MA: Allyn and
Bacon.
66
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Denzim, N. & Lincoln, Y. (1994). Entering the Field of QualitativeResearch. CA: Sage
Publication.
Manalu, Remaita, dkk. (2015). Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar IPA Siswa Kelas IV Dalam
Implementasi Kurikulum 2013 Di Sd PilotingSe Kabupaten Gianyar. E-Journal PGSD
UPI Nomor 3 Volume 1 tahun 2015.
Mei, Y.T. (2007). Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Through Science Alive Programme. Jurnal diambil tanggal 5 Maret 2011 dari
http://www.google.com/search?hl=en&q=journal+science+process+skill&start=20&sa=
N.
Mulyono. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Supriyadi. (2008). Sains Dasar: Membedah Sains dalam Proses Sains. Yogyakarta: JURDIK
IPA FMIPA UNY.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Wijayanti, Maghfira. (2007). Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar.Di akses pada tanggal 1
Maret 2017 dari gemari.or.id/detail.php?id2494
67
Nama : Noviani Fitri Andari
NIM :1800005248
KELAS : 4E
PRODI : PGSD
MATA KULIAH : Pembelajaran IPA SD
DOSEN PENGAMPU : Panji Hidayat , M.Pd.
1. Jelaskan komparasi kurikulum IPA di Indonesia dengan 4 negara yang anda pelajari!
Guru bertanggung jawab untuk penilaian siswa di kelas, dan dapat memutuskan metode
penilaian, yang biasanya mencakup ujian buatan guru, ujian berdasarkan buku teks, dan
pengamatan berkelanjutan terhadap kemajuan siswa.
a) Penilaian Sekolah
Mengacu pada segala bentuk penilaian yang direncanakan, dikembangkan,
dilakukan, diperiksa, dan dilaporkan oleh guru di sekolah dan yang melibatkan siswa,
orang tua, dan individu lain. Fokus utama penilaian sekolah adalah untuk memastikan
pembelajaran siswa bermakna.
b) Penilaian Pusat
Mengacu pada beberapa bentuk penilaian yang standar, instrumen, rubrik penilaian,
dan pedomannya disediakan oleh Sindikat Pemeriksaan (ES) tetapi administrasi,
penandaan, dan pelaporannya dilakukan oleh sekolah.
c) Penilaian Psikometrik
Mengacu pada profil siswa dalam hal ciri-ciri psikologis dan kemampuan bawaan atau
yang diperoleh yang terkait dengan pembelajaran (yaitu, kemampuan umum, bakat,
kepribadian, kekuatan, kelemahan, bakat, minat, preferensi, sikap, dan
kecenderungan). Informasi dari penilaian psikometrik membantu guru untuk
memahami siswa mereka, orang tua untuk memahami anak-anak mereka, dan siswa
untuk memahami diri mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pembelajaran.
d) Penilaian Aktivitas Fisik, Olahraga, dan Kurikulum Bersama
Mengacu pada penilaian keterlibatan, partisipasi, dan kinerja siswa dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler dan ekstrakurikuler di semua tingkatan. Kegiatan
ekstrakurikuler merujuk pada segala jenis kegiatan di luar ruang kelas (mis.,
Pendidikan jasmani, olahraga, atletik, perkemahan, dan permainan). Kegiatan ko-
kurikuler merujuk pada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, klub, atau kelompok
seragam, seperti Pramuka atau Pemandu Wanita
Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium IPA,
adalah:
Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau arah
kemana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium.
Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan laboratorium,
atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-zat yang beracun.
2. Jarak terhadap sumber air
3. Saluran pembuangan
Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari gedung lain
karena dapat mengganggu aktivitas disana.
5. Mudah dikontrol
Ruang laboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik
oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol,
ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan ruang manajer.
Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu
aktivitas di dalam laboratorium.
Jika dijelaskan, kalimat "cogito ergo sum" berarti sebagai berikut. Descartes ingin mencari
kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda
di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri.
Descartes berpikir bahwa dengan cara meragukan semua hal termasuk dirinya sendiri tersebut,
dia telah membersihkan dirinya dari segala prasangka yang mungkin menuntunnya ke jalan yang
salah. Ia takut bahwa mungkin saja berpikir sebenarnya tidak membawanya menuju kebenaran.
Mungkin saja bahwa pikiran manusia pada hakikatnya tidak membawa manusia kepada
kebenaran, tetapi sebaliknya membawanya kepada kesalahan. Artinya, ada semacam kekuatan
tertentu yang lebih besar dari dirinya yang mengontrol pikirannya dan selalu mengarahkan
pikirannya ke jalan yang salah.
Sampai di sini, Descartes tiba-tiba sadar bahwa bagaimanapun pikiran mengarahkan dirinya
kepada kesalahan, tetapi ia tetaplah berpikir. Inilah satu-satunya yang jelas. Inilah satu-satunya
yang tidak mungkin salah. Maksudnya, tak mungkin kekuatan tadi membuat kalimat "ketika
berpikir, sayalah yang berpikir" salah. Dengan demikian, Descartes sampai pada kesimpulan
bahwa ketika ia berpikir, maka ia ada. Atau dalam bahasa Latin: COGITO ERGO SUM, aku
berpikir maka aku ada.
karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada pelarut lainnya, tetapi tidak benar-benar
universal.
Air sendiri merupakan molekul, non-ionik polar dan akan melarutkan apa yang paling yang non-
ionik dan kutub, seperti itu sendiri, dan kebanyakan senyawa ion dapat dilarutkan juga. Biarkan
aku istirahat yang kami bawah untuk non-apotek. berarti Non-ion tidak memiliki biaya dan berarti
kutub bahwa ada perbedaan biaya dalam molekul. Oksigen dalam H2O adalah bermuatan negatif
dan dua atom hidrogen bermuatan positif. Kedua biaya sangat lemah, dan ini memberikan muatan
molekul netral secara keseluruhan. Biasanya larutan asam atau basa dapat melarutkan solusi lain
atau senyawa dari pH seperti, tapi air, yang netral, yang tertarik, dan karena itu solusi atau senyawa
larut pH apapun.
Dengan demikian, air dapat melarutkan zat lebih dari cairan lain.
Air disebut pelarut universal karena lebih banyak zat larut dalam air daripada bahan kimia lainnya.
Ini ada hubungannya dengan polaritas masing-masing molekul air. Sisi hidrogen dari setiap
molekul air (H2O) membawa muatan listrik sedikit positif, sedangkan sisi oksigen membawa
muatan listrik sedikit negatif. Ini membantu air memisahkan senyawa ionik menjadi ion positif
dan negatifnya. Bagian positif dari senyawa ionik tertarik ke sisi oksigen air sedangkan bagian
negatif dari senyawa tertarik ke sisi hidrogen air.
Titik tripel disebut demikian, karena pada suhu (dan tekanan) tertentu tersebutlah suatu zat, dalam
hal ini air, bisa berubah dari wujud mana saja ke wujud ke mana saja: cair, gas, atau padat (atau
mencair, menguap, mengembun, membeku, menyublim), tergantung perubahan kondisi yang
terjadi.
Sifat intrinsik. Sifat intrinsik adalah sifat yang menunjukkan kualitas yang bersifat khas dari
setiap materi, tidak tergantung pada bentuk dan ukuran materi tersebut. Contoh dari sifat intrinsik
adalah rasa, kereaktifan materi terhadap zat lain. Rasa dari gula satu sendok dengan gula satu
karung adalah sama, sama sama manis. Besi reaktIf terhadap udara dan uap air, maka paku besi
yang berkuran kecil maupun besi balok juga akan sama - sama mudah berkarat. Sifat seperti inilah
yang disebut dengan intrinsik.
Sifat ekstrinsik. Difat ekstrinsik adalah sifat yang tidak khas dari materi, yaitu tergantung
jumlahnya, bentuknya dan juga letaknya. Yang termasuk contoh sifat ekstrinsik adalah ukuran,
bentuk, panjang, massa, titik didih, temperatur.
Selain dari sifat intrinsik dan ekstrinsik, suatu materi juga memiliki sifat fisika dan sifat kimia
materi.
Sifat fisika. Sifat fisika adalah sifat atau karakteristik suatu materi yang dapat membedakan dari
materi lain dan tidak melibatkan perubahan apapun ke materi yang lain. Contohnya, titik didih,
titik leleh, rapatan, viskositas, kalor jenis, kekerasan. Kualitas dalam kelompok ini dapat diukur
dengan mudah dan dapat dinyatakan dengan bilangan. Materi yang disebut dengan air memiliki
sifat fisika yang berbeda dibandingkan dengan alkohol. Apabila diukur sifat fisikanya, kedua zat
ini akan memberikan hasil pengukuran yang berbeda.
Sifat kimia. Sifat kimia adalah sifat yang menunjukkan kualitas yang khas dari suatu materi
yang menyebabkan materi tersebut dapat berubah, baik sendirian maupun dengan berinteraksi
dengan materi yang lain, dan dengan berubah itu membentuk bahan-bahan berlainan. Sifat kimia
termasuk ke dalam sifat instrinsik. Contoh kereaktifan zat, proses perkaratan.
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan(bisa juga
identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik itu organik maupun anorganik pada
sampel yang kita analisa. Analisa kualitatif itu bertujuan untuk dapat mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik itu organik maupun inorganik, contoh : misalnya kita mempunyai
sampel air minum, dan diminta dicek apakah mengandung logam berat atau tidak. maka oleh
karena untuk mengetahuinya kita melakukan teknik analisa dengan secara kualitatif.
merupakan suatu rangkaian aktivitas / pekerjaan analisis yang bertujuan untuk dapat mengetahui
jumlah pada suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang kita analisa. pada analisa
kuantitatif itu tujuan untuk dapat mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
sample. contoh : misal kita memperoleh tempe kemudian diminta menentukan kadar protein pada
tempe tersebut. maka untuk dapat mengetahuinya kita lakukan analisa kuantitatif.
Jika kita perhatikan perbedaan pada analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang paling umum
ialah pada tujuan dan hasil analisa. jika pada kualitatif diminta untuk dapat menentukan
keberadaan pada suatu zat, pada kuantitatif diminta untuk dapat menentukan jumlah pada suatu
zat. dan dari hasil analisa,umumnya analisa kualitatif itu memberikan hasil berupa data dengan
secara objektif ,sedangkan pada kuantitatif umumnya memberikan hasil berupa data secara
matematis (numerik).
9. Susu yang berubah jadi masam dan berbau tidak sedap jika dibiarkan di udara terbuka
1. Energi Biomassa
Macam-macam energi alternatif yang pertama adalah biomassa. Energi dihasilkan
dari bahan yang berasal dari semua makhluk hidup, mulai dari tumbuhan, kotoran hewan
juga kotoran manusia.
Bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan nantinya akan dilakukan proses
pembakaran sehingga dapat menghasilkan bahan bakar nabati atau disebut juga dengan
BBN. Sedangkan bahan bakar yang dihasilkan dari gas kotoran hewan dan manusia disebut
dengan energi biogas.
Kedua energi biomassa ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga sebagai bahan bakar pengganti energi fosil. Penggunaan energi ini pun dapat
dilakukan secara berkesinambungan karena dapat terus diperbarui. Namun kelemahannya,
pada bahan bakar nabati belum bis digunakan sebagai bahan bakar kendaraan yang
membutuhkan daya dan kecepatan yang tinggi.
2. Energi Matahari
Energi matahari juga termasuk dalam daftar macam-macam energi alternatif yang
bisa digunakan sebagai pengganti energi fosil. Sinar dan panas yang dipancarkan oleh
matahari bisa dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik.
Untuk menghasilkan energi ini, dibutuhkan panel unsur semikonduktor yang dapat
menyimpan panas atau sering disebut dengan panel surya.
Alat atau reaktor yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik dari matahari
memang terbilang mahal. Sehingga energi ini masih belum banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Walaupun energi matahari akan terus ada dan terbarukan, tetapi
faktor cuaca dapat menghambat proses produksi energi alternatif jenis ini.
3. Energi Angin
Macam-macam energi alternatif selanjutnya juga bisa didapat dari kekuatan angin.
Sumber energi ini tidak lain dihasilkan dari hembusan angin yang diolah dan dikumpulkan
menjadi suatu energi yang besar.
Biasanya energi ini dihasilkan dengan menggunakan kincir angin. Cara kerja kincir
angin ini memang sering kali terlihat gerakan lambat. Meskipun begitu kincir angin ini
mampu menghasilkan energi yang sangat besar.
Energi angin tersebut bisa digunakan sebagai energi listrik setelah disambungkan
dengan generator. Energi listrik ini bisa digunakan dalam aktivitas sehari-hari manusia.
Bahkan energi dengan kekuatan angin ini lebih ramah lingkungan dibandingkan energi
alternatif lain, karena sama sekali tidak menimbulkan limbah.
4. Energi Air
Tidak jauh berbeda dengan energi angin, air juga termasuk salah satu dari macam-
macam energi alternatif. Energi air atau juga disebut dengan hydropower, merupakan
sumber energi yang dihasilkan dari kekuatan air. Untuk menghasilkan energi ini biasanya
dilakukan dengan membuat bendungan sungai.
Air dalam bendungan sungai nantinya akan digabungkan dengan pipa air yang
diarahkan menuju turbin. Semakin banyak air yang mengalir pada turbin, maka energi yang
dihasilkan akan semakin besar. Dengan begitu, energi ini memang sangat bergantung pada
pasokan air. Sehingga akan lebih maksimal dibangun di sekitar waduk atau danau dengan
debit air yang besar.
5. Energi Panas Bumi
Macam-macam energi alternatif berikutnya juga bisa dihasilkan dari panas bumi.
Sama halnya dengan energi matahari, jenis energi alternatif yang satu ini juga
memanfaatkan daya panas, tetapi panas dari dalam bumi.
Kondisi Indonesia yang mempunyai banyak pegunungan menjadi keuntungan
tersendiri. Sebab aktivitas vulkanik yang terjadi pada gunung di Indonesia sangat
bermanfaat dalam pengolahan energi panas bumi.
Bahkan sempat dikatakan bahwa Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur menjadi
wilayah yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai pusat sumber daya energi
panas bumi. Pasalnya, Flores memiliki 16 titik panas bumi yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan menjadi sumber energi listrik maupun non-listrik. Tidak heran jika
beberapa waktu lalu Menteri ESDM menetapkan Flores sebagai Pulau Panas Bumi.
6. Energi Ethanol
Macam-macam energi alternatif lainnya adalah energi ethanol. Jenis energi ini
dihasilkan dari proses fermentasi tanaman seperti jagung dan gandum. Energi yang
dihasilkan dapat berupa bahan bakar yang mengandung alkohol. Kadar oktan dan kualitas
emisi bahan bakar ini bisa semakin meningkat dengan campuran bahan bakar bensin.
Produksi energi ethanol dalam jumlah banyak dapat ditemukan di negara Brazil.
Bahkan dikatakan bahwa Brazil sebagai negara nomor 1 yang berhasil menggunakan
ethanol sebagai bahan bakar kendaraan. Di Indonesia sendiri sudah terdapat produsen yang
memproduksi energi ethanol. Tetapi perusahaan ini lebih mengolah ethanol menjadi energi
tenaga listrik.
7. Energi Gelombang
Energi gelombang juga dapat dikatakan sebagai salah satu dari macam-macam
energi alternatif atau terbarukan. Energi ini dihasilkan dari pemanfaatan gelombang laut
yang sedang pasang.
Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan laut yang mengelilinginya,
menjadi potensi sempurna untuk mengembangkan energi gelombang ini. Bahkan pada
tahun 2014, pemerintah sudah menaruh perhatian pada pemanfaatan laut sebagai sumber
energi terbarukan.
Walaupun mempunyai potensi yang tinggi, energi jenis ini mempunyai kendala
tersendiri, yaitu kecepatan ombak yang tidak stabil akan mempengaruhi proses produksi
energi yang dilakukan. Bukan hanya itu, untuk menghasilkan energi yang satu ini juga
dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk membangun reaktornya.