Anda di halaman 1dari 6

Nama : Retno Ayu Diah Kumalasari

NIM :1800005263
Kelas :4 E
Prodi :PGSD

SOAL UAS MANAJEMEN PENDIDIKAN


1. Inventarisasi masalah-masalah apa saja yang muncul dalam penerapan manajemen
perubahan terkait dengan MBS? Uraikan jawaban Anda dengan menggunakan
klasifikasi fungsi-fungsi organisasi (Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan
Pengawasan) Jelaskan strategi yang dilakukan sekolah untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut (Skor: 50)
Jawaban :
 Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana
mencapainya, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapainya, berapa banyak
biaya yang dibutuhkan serta berapa personil yang diperlukan. Dalam kaitannya dengan
perencanaan, sekolah harus membuat rancana pengembangan sekolah yang diterjemahkan
menjadi program tahunan dan program semester, dimana didalamnya terdapat kegiatan-
kegiatan yang sifatnya dinamis dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Dalam penerapan manajemen perubahan terkait dengan MBS(Manajemen
Berbasis Sekolah ) terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu
- Tidak berminat untuk terlibat: Sebagian orang tidak menginginkan kerja
tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak
berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya
menambah beban. Anggota dewan sekolah harus lebih banyak menggunakan
waktunya dalam hal-hal yang menyangkut perencanaan dan anggaran .
Akibatnya kepala sekolah dan guru tidak memiliki banyak waktu lagi yang
tersisa untuk memikirkan aspek-aspek lain dari pekerjaan mereka. Tidak semua
guru akan berminat dalam proses penyusunan anggaran atau tidak ingin
menyediakan waktunya untuk urusan itu.
Strategi atau solusi : Guru dan staf seluruh anggota sekolah harus diberikan
sosialisasi akan pentingnya manajemen berbasis sekolah . Sehingga dapat
meningkatkan kesadaran minat untuk terlibat dalam perencanaan dalam
manajemen berbasis sekolah untuk kemajuan mutu pendidikan disekolah
tersebut.
- Tidak Efisien . Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif
adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan
dengan cara-cara yang otokratis. Para anggota dewan sekolah harus dapat
bekerja sama dan memusatkan perhatian pada tugas, bukan pada hal-hal lain di
luar itu.
Strategi atau solusi: Agar lebih efisien lagi dalam pengambilan keputusan
yang dilakukan adalah para anggota dewan harus saling bekerja sama dan
musyawarah untuk mengambil keputusan secara bersama-sama agar waktu
yang diperlukan lebih efisien tidak bertele-tele.
 Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala sekolah bersama guru,
tenaga kependidikan, dan personal lainnya di sekolah melakukan semua kegiatan
manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengen menetukan sasaran,
menetukan struktur tugas, wewenang dan tanggungjawab, dan menentukan fungsi-
fungsi setiap personil secara proporsional sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsure organisasi.
Pengorganisasian juga menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian
waktu, dana, dan sumber daya sekolah yang lebih proporsional.
Dalam penerapan manajemen perubahan terkait dengan MBS(Manajemen
Berbasis Sekolah ) terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu
- Ketidakjelasan wewenang dan tugas pada struktur organisasi sekolah .
Strategi atau solusinya :Wewenang dan tugas pada struktur organisasi sekolah
harus lebih jelas lagi dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu antar pihak
pengurus.
- Intervensi atau menggunakan wewenang yang bukan haknya , tanpa melalui
wakil yang bersangkutan.
Starategi atau solusinya : Jika suatu wewenang yang diberikan kepada
seseorang, orang tersebut harus menjalankan wewenang tersebut sesuai dengan
wewenang yang telah diamanhi.
- Pikiran Kelompok
Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan
besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena
mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu
menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak
berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah
mulai terjangkit “pikiran kelompok.” Ini berbahaya karena keputusan yang
diambil kemungkinan besar tidak lagi realistis.
Strategi atau solusinya: Pikiran antar kelompok harus sejalan satu sama lain
tidak boleh egois atau mementingkan dirinya sendiri sehingga menimbulkan
tujuan mutu pendidikan yang diinginkan .

 Pelaksanaan dalam organisasi sekolah erat kaitannya dengan peran dan fungsi
kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan seluruh komponen
sekolah dalam melaksanakan tugas dengan penuh antusias dan dedikasi yang baik
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip utama dalam penggerakan ini
adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan system imbalan
yang positif yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melaksanakan fungsi
penggerakan, kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru,
tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari
seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan
mutu sekolah.
Dalam penerapan manajemen perubahan terkait dengan MBS (Manajemen
Berbasis Sekolah ) terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu

- Memerlukan Pelatihan . Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar


sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit
dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan besar tidak memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang hakikat MBS sebenarnya dan bagaimana cara
kerjanya, pengambilan keputusan, komunikasi, dan sebagainya.
Strategi atau solusinya : Diberikan sosialisasi dan pelatihan lebih lanjut
tentang MBS(Manajemen Berbasis Sekolah ) agar anggota dewan sekolah bisa
memahami dan mengerti tentang MBS
- Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru
Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat terkondisi dengan
iklim kerja yang selama ini mereka geluti. Penerapan MBS mengubah peran
dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. Perubahan yang
mendadak kemungkinan besar akan menimbulkan kejutan dan kebingungan
sehingga mereka ragu untuk memikul tanggung jawab pengambilan keputusan.
Strategi atau solusinya : Anggota dewan sekolah harus diarahkan kembali
oleh Kepala Sekolah terkait tugas dan tanggung jawab mereka dalam
mengemban MBS sehingga tidak ada kebingungan lagi.

 Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi perilaku


personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki, kemudian hasil pengawasan dipergunakan untuk
perbaikan kinerja sekolah
- Kesulitan Koordinasi . Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup
kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan
efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam akan berjalan sendiri ke tujuannya
masing-masing yang kemungkinan besar sama sekali menjauh dari tujuan
sekolah.
Strategi dan Solusinya: Sesama anggota dewan sekolah harus memeiliki
sebuah forum untuk berkoorninasi misalnya dengan forum grub whatsaap atau
yang lainnya sehingga sesama anggota bisa berkoordinasi dengan mudah dan
tidak terhambat.

2. Bagaimana manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan mutu sekolah


Uraikan jawaban Anda dengan menggunakan klasifikasi fungsi-fungsi organisasi
(Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengawasan). (Skor: 50)
Jawaban:

 Fungsi perencanaan (planning) seorang kepala sekolah harus menguasai teori


perencanaan dan seluruh kebijakan pendidikan nasional sebagai landasan dalam
perencanan sekolah, baik perencanaan yang strategis, perencanaan yang operasional,
perencanaan tahunan , perencanaan kebutuhan dan anggaran sekolah. Penyusunan
perencanaan ini juga meliputi perencanaan operasional,perencanaan strategis dengan
memegang teguh prinsip perencanaan yang baik. Sedikitnya memiliki dua fungsi,
yaitu: perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan
rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau disediakan;
dan perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-
sumber yang terbatas secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Manajemen Kepala sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan
menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar,
dan proses pembelajaran.
Program Kepala Sekolah yang terakhir perlengkapan, meliputi: perbaikan atau
rehabilitas gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan atau pembuatan pagar
pekarangan sekolah, perbaikan atau pembuatan lapangan olahraga, perbaikan atau
pengadaan bangku murid. Dalam pelaksanaan program manajemen sekolah, strategi
yang diterapkan untuk tercapainya peningkatan mutu pendidikan, meliputi: sosialisasi
program, analisis SWOT, pemecahan masalah, peningkatan mutu, dan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan program sekolah.
 Pengorganisasian (organizing) dalam hal pengembangan organisasi juga dikatakan
bahwa Kepala Sekolah harus menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan
nasional dalam mengembangkan organisasi sekolah, prinsip efisiensi dan
efektifitas pengembangan harus diutamakan . Dengan kemampuan profesional
Kepala sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif ,
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel
sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. Di
sekolah , Kepala Sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru
bawahannya,memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya
kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya
akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
 Pelaksanaan peranan Kepala Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan sangat penting karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya mutu
pendidikan itu sendiri. Kepala Sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan
dituntut untuk bertindak sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan
memantapkan serta sekaligus sebagai administrator. Dengan perkataan lain bahwa
Kepala Sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen pendidikan
yang berkualitas. Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja Guru diantaranya
adalah motivasi kerja guru . Motivasi kerja guru merupakan sesuatu ha yang sangat
penting , karena dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas sebagai pendidik
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja guru itu sendiri. Oleh sebab itu
pimpinan harus senantiasa berupaya meningkatkan motivasi kerja guru serta harus
memiliki kemampuan didalam memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan
motivasi, terutama memahami kebutuhan yang dimanifestasikan melalui perilaku
guru dalam melaksanaakan tugas. Perilaku guru muncul karena adanya interaksi
secara vertikal dan horizontaal antara pimpinan dengan bawahan dan antara
bawahan dengan bawahan.
 Pengawasan (Controlling) Kepala sekolah harus senantiasa memantau atau
melakukan pengawasan terhadap kinerja anggota sekolah baik staf guru maupun
karyawan Karena hal tersebut dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
sebagai kinerja anggota sekolah sehingga mutu pendidikan sekolah dapat tercapai
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai